• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

8. Taksonomi Bloom

Kata "taksonomi" diambil dari bahasa Yunani "Tassein" yang berisi arti pengelompokan dan "nomos" yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan hal-hal berdasarkan hierarki tertentu (Kuswono 2011). Menurut Herman Hudojo, taksonomi taksonomi adalah bentuk klasifikasi perilaku siswa yang

mengharuskan hasil yang diinginkan dari proses pembelajaran (Hudojo 2011).

Berdasarkan makna taksonomi, diperoleh bahwa pentingnya seorang guru untuk belajar tentang taksonomi, untuk melihat sejauh mana tingkat hasil belajar setiap siswa.

Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan ada 4 poin, yaitu:

a. Prinsip-prinsip metodologis dari perbedaan besar telah mencerminkan cara guru dalam mengajar.

b. Prinsip psikologi taksonomi harus konsisten dengan fenomena psikologis yang ada.

c. Prinsip logis taksonomi harus dikembangkan secara logis dan konsisten.

d. Prinsip tujuan level tidak selaras dengan tingkat nilai.

Jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral (Arikunto 2016). Atas prinsip-prinsip tersebut, maka taksonomi disusun menjadi suatu tingkatan yang menunjukkan tingkatan kesulitan.

Menurut Benjamin S. Bloom, et al. Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor setiap domain yang disusun menjadi beberapa tingkat pengetahuan dari hal-hal sederhana hingga kompleks, mulai mudah untuk hal-hal abstrak.

Tiga ranah adalah objek untuk hasil belajar. Dari tiga bidang, ranah kognitif adalah objek dari penilaian utama oleh guru. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan difokuskan ke domain kognitif dalam menganalisis tingkat kognitif materi dan presentasinya.

Bloom membagi tingkat kemampuan atau jenis hasil pembelajaran termasuk ranah kognitif menjadi enam, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Purwanto 2006). Ranah kognitif mengandung perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir (Utari 2015). Ranah kognitif adalah subtakonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering dimulai dari tingkat pengetahuan ke tingkat evaluasi tertinggi.

Tahapan ranah ini dapat dijelaskan dalam piramida berikut.

Gambar 2.1 Aspek dalam ranah kognitif

Tiga tahapan pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thingking Skills, sedangkan tiga tahapan berikutnya Higher order Thingking Skill. Namun demikian pembuatan tahapan ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting, justru lower

order thingking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ketingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Bejamin S. Bloom aspek kognitif ini terdiri dari enam jenjang atau tingkat yang disusun seperti anak tangga. Adapun keenam jenjang tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan (Knowledge)

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan kata-kata pengetahuan dalam taksonomi mekar. Dalam istilah ini, itu termasuk pengetahuan faktual selain pengetahuan menghafal atau mengingat seperti rumus, batas, definisi, istilah-istilah ini perlu dihafal dan diingat sehingga mereka dapat dikuasai sebagai dasar untuk pengetahuan atau pemahaman konsep lain (Syamsudduha 2012). Dalam jenjang ini peserta didik diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana (Arikunto, 2016). Pengetahuan atau ingatan ini merupakan tingkat berpikir yang paling rendah.Pengertian mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali isu/pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Contoh: menyebutkan arti taksonomi.

Contoh Kata Kerja Operasional (KKO) C1:

• Mengetahui, misalnya: istilah, fakta, aturan, urutan, metoda

• Menemukenali (identifikasi)

• Memilih

• Memberi definisi

• Menyatakan

• Dan lain-lain.

b. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa untuk dapat memahami makna atau konsep, situasi, dan fakta yang mereka ketahui. Dalam hal ini siswa tidak hanya menghafal verbalistik, tetapi memahami konsep-konsep masalah atau fakta yang diminta (Mania, 2012). Dalam tingkat ini siswa diminta untuk membuktikan bahwa mereka memahami hubungan sederhana antara fakta atau konsep (Arikunto, 2016). Siswa dapat dikatakan memahami sesuatu jika mereka dapat memberikan penjelasan rinci untuk sesuatu yang menggunakan kata-kata mereka sendiri.

Hasil belajar pemahaman, secara hirarkis dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:

a. Pemahaman tingkat rendah. Pemahaman tingkat rendah adalah pemahaman tentang terjemahan, baik terjemahan dalam arti sebenarnya seperti menerjemahkan kalimat dari bahasa Arab ke Indonesia.

b. Pemahaman tingkat menengah. Pemahaman tingkat menengah adalah pemahaman tentang interpretasi, mulai dari menghubungkan bagian sebelumnya dengan yang berikutnya diketahui, menghubungkan beberapa bagian bagan dengan acara.

c. Pemahaman tingkat tinggi. Pemahaman pada tingkat ini adalah pemahaman ekstrapolasi, Yauitu kemampuan untuk melihat kembali yang tertulis, dapat membuat prediksi tentang konsekuensi dari suatu peristiwa, dan sebagainya.

Pemahaman adalah keupayaan untuk memahami isyarat dan menegaskan makna / makna pandangan Gres atau konsep yang telah diajar kedua-duanya dalam lisan, bertulis, dan grafik / diagram

Contoh: Merangkum bahan yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri.

Contoh KKO C2:

• Terjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, misalnya: metode, prosedur

• Memahami, misalnya: konsep, aturan, prinsip, tautan antara, fakta, konten utama.

• Menafsirkan menafsirkan, misalnya: tabel, grafik, bagan

• Menjelaskan

• Menafsirkan

• Menafsirkan

• Memberi tahu

• Menampilkan

• Memberikan contoh

• Meringkas.

• Menyimpulkan

• Membandingkan

• Mengklasifikasikan

• Menunjukkan

• Melaksanakan

• Membedakan Adamma

• Meramalkan

• Estimasi

• Menjelaskan

• Mengganti

• Menarik kesimpulan

• Meringkas

• Mengembangkan

• Membuktikan

• Dan lain-lain.

c. Penerapan (Application)

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi dalam situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi dapat berupa ide, teori, atau instruksi teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru yang disebut aplikasi. Mengulangi untuk menerapkannya pada situasi lama akan berubah menjadi menghafal pengetahuan atau keterampilan. Situasi masih akan dilihat sebagai situasi baru jika masih ada proses pemecahan masalah (Syamsudduha, 2012). Untuk aplikasi atau aplikasi ini diperlukan siswa untuk memiliki kemampuan untuk memilih atau memilih abstrrasi tertentu (konsep, hocases, argumen, aturan, ide, metode) dengan tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan menerapkannya dengan benar (Arikunto, 2016). Pada tingkat ini siswa dapat berpikir tentang penerapan konsep, formula, teori dan sesuatu yang lain dalam situasi baru dan konkret.

Menerapkan adalah kemampuan untuk mengimplementasikan sesuatu dan menerapkan konsep dalam situasi tertentu. Contoh: Proses pembayaran kehormatan sesuai dengan sistem berlaku.

Contoh KKO C3:

• Menyelesaikan masalah

• Buat grafik / grafik

• Gunakan, misalnya: metode, prosedur, konsep, aturan, prinsip

• Bawa

Analisis adalah bisnis yang menyortir integritas (kesatuan) menjadi elemen atau bagian sehingga hirarkin atau pengaturan. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci materi atau keadaan sesuai dengan bagian yang lebih kecil dan dapat memahami hubungan antara bagian-bagian dengan bagian lain (Mania, 2012).

Kemampuan analitis adalah kemampuan untuk memecahkan materi menjadi beberapa bagian sehingga struktur organisasi material dapat dipahami (Hamzah, 2014). Dalam

tugas analisis peserta didik ini diminta untuk menganalisis hubungan yang kompleks atau situasi konsep dasar (Arikunto, 2016). Kemampuan peserta didik untuk merinci atau menggambarkan materi atau keadaan sesuai dengan bagian yang lebih kecil dan dapat memahami hubungan antara bagian-bagian ini.

Definisi menganalisis adalah kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Contoh: menganalisis besaran-besaran dalam fisika dengan memisahkan komponen.

Contoh KKO C4:

• Mengenali pemberian kesalahan, misalnya: fakta

• Menganalisis, misalnya: struktur, bagian, hubungan

• Perbedaan

e. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah tingkat pemikiran tertinggi dalam domain kognitif. Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan suatu situasi. Evaluasi adalah keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin terlihat dalam hal tujuan, gagasan, cara bekerja, memecahkan, metode, bahan, dan lainnya. Dalam hal evaluasi seperti itu perlu ada kriteria atau standar tertentu (Mania, 2012). Dalam hal ini evaluasi adalah kemampuan untuk membuat keputusan untuk memberikan penilaian atau pertimbangan nilai pada materi pelajaran sesuai dengan tujuannya (Hamzah, 2012). Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan situasi, nilai, atau ide. Evaluasi adalah tingkat pemikiran tertinggi dalam ranah kognitif sesuai dengan taksonomi mekar. Dari beberapa level di atas semuanya berkelanjutan.

Misalnya di level kedua juga termasuk level pertama dan sebagainya. Level ini biasanya digunakan oleh pendidik untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam aspek kognitif (pengetahuan). Selain domain kognitif, ada juga bidang sikap (afektif) adalah ranah yang terkait dengan sikap dan nilai. Alam afektif mencakup karakter perilaku sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Ranah berikutnya adalah ranah psikomotor. Di alam psikomotor melibatkan fungsi saraf dan sistem otot, fungsi psikologis mulai dari gerakan refleks sederhana hingga kompleks, dan kreativitas.

Mengevaluasi kemampuan untuk menentukan tingkat sesuatu sesuai dengan norma, kriteria atau tolok ukur tertentu. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban

Contoh KKO C5:

Tingkatan paling tinggi dalam taksonomi bloom adalah “Menciptakan”

dimana seseorang bisa menciptakan atau membangun sebuah struktur baru dari bagian-bagian tertentu. Ini menjadi kemampuan tertinggi yang bisa dimiliki oleh seseorang dalam proses pembelajaran yang dilalui. Pengertian mencipta Yaitu kemampuan untuk menggabungkan elemen menjadi sesuatu yang utuh dan gres yang

koheren atau membuat sesuatu yang asli. Contoh: Buat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber

Contoh KKO C6:

• Menghasilkan, misalnya: klasifikasi, esai, teori

• Atur, misalnya: laporan, rencana, skema, program, proposal

• Membangun

Dokumen terkait