• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kerangka Pikir

Untuk mempermudah suatu penelitian maka perlu dibuat kerangka pikir atau konsep dengan tujuan membuat arah penelitian lebih jelas. Pemmali merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan larangan kepada seseorang yang berbuat dan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Makna pemmali yaitu sebagai bentuk kehatia-hatian masyarakat dengan belajar dari masal lalu agar tidak terulang ke masa yang akan datang. Fungsi pemmali yakni sebagai pengendalian diri dalam bertindak. Selain itu juga bertujuan dalam mendidik perilaku sosial dan membentuk karakter anak sebagai media

penanaman moralitas dan nilai-nilai yang diajarkan kepada anak sehingga dapat mempengaruhi karakter dan kepribadiannya, sehingga dapat diketahui eksistensi pemmali dalam mendidii anak pada keluarga Bugis.

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Pemmali dalam mendidik anak pada keluarga Bugis di Desa Polewali Kecamatan Sibulue

Kabupaten Bone

Eksistensi pemmali dalam mendidik anak

1. Pendidikan disiplin dan manajemen waktu bagi anak

2. Adat kesopanan (mappakkeade) 3. Penghargaan (sipakalebbi sipakatau) 4. Membangun kreatifitas anak

5. Kehati-hatian dalam segala tindakan

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang sosial, seperti sosiologi, antropologi dan sejumlah penelitian perilaku lainnya, termasuk ilmu pendidikan.

Penelitian kualitatif menurut (Sugiarto 2015:8) adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperbolehkan melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya dan bertujuan mengungkapkan gejala holistic-konseptual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini yang akan dilaksanakan di Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Penentuan lokasi sangat penting karena berhubungan dengan data-data yang harus dicari sesuai dengan fokus yang ditentukan.

Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sekitar dua bulan.

C. Data dan Sumber Data 1. Sumber Data Primer

Data primer Menurut Sugiyono (2016: 308) adalah data yang diperoleh secara langsung kepada subyek penelitian. Cara mengumpulkan data primer yaitu dengan memperoleh data atau informasi langsung dengan instrumen-instrumen penelitian yang telah ditetapkan yaitu melalui observasi, dokumentasi dan hasil wawancara dengan tokoh adat, kepala desa dan beberapa orangtua yang berada di Desa Polewali yang sesuai dengan kebutuhan dan kelengkapan data.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi teoritis Pustaka (library research) yakni pencarian data atau informasi dari buku-buku dan literatur atau bahan

bacaan lainnya yang sangat erat dengan objek pembahasan dalam penelitian ini.

D. Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2016) informan/narasumber penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi mengenai objek penelitian tersebut yang di anggap paham terkait dengan masalah, di mana informan yang perlukan dalam penelitian ini ialah:

1) Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diperlukan peneliti. Dalam hal ini pihak-pihak yang dijadikan informan yaitu 1 orang Tokoh Masyarakat.

2) Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial dan mengetahui secara teknis dan detail tentang masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini 5 orang tua yang dijadikan informan utama.

3) Informan pendukung adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam hal ini 1 orang Kepala Desa yang dijadikan informan pendukung.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2014: Hal. 92) menyatakan bahwa “instrument penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dengan demikian, penggunaan instrument penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial.

Instrumen penelitian adalah alat digunakan untuk memperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam proses penelitian untuk membantu penulis menganalisis hasil penelitian yang dilakukan pada langkah penelitian selanjutnya adapun instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Obseravsi

Menurut Sugiyono (2016: 145) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Lembar Observasi merupakan pedoman yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian yang terperinci dan bersistematis.

2. Pedoman Wawancara/ daftar Pertanyaan

Pedoman wawancara adalah panduan yang digunakan ketika ingin melakukan percakapan langsung (wawancara) kepada informan penelitian, guna adanya pedoman wawancara agar peneliti dapat melakukan tanya jawab dengan terperinci dan tersistematika.

3. Alat/Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2015: 329) Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Secara singkat, teknik atau metode pengumpulan data merupakan salah satu metode penelitian untuk mengumpulkan berbagai data atau informasi yang terdapat di lapangan. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan secara langsung kebeberapa masyarakat setempat mengenai eksistensi pemmali dalam mendidik anak pada keluarga Bugis.

2. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan Teknik atau cara mengumpulkan data untuk tujuan penelitian dalam hal ini antara penulis dengan subjek peneliti yang telah ditentukan. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk menggali data dan informasi dari masyarakat setempat tentang apakah pemmali masih eksis digunakan dalam mendidik perilaku sosial dan membentuk karakter anak pada keluarga Bugis di Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang telah tersedia berupa bahan-bahan atau keterangan yang mendukung penelitian. Pengumpulan data dengan dokumentasi akan dilakukan peneliti sejak peneliti berada dilapangan. Teknik ini digunakan untuk memperkuat hasil observasi dan wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan penelitian berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Data yang berhasil dihimpun dalam penelitian ini kemudian diolah dan disusun, serta dianalisis secara kualitatif deskriptif secara sistematik. Dengan demikian analisis data dapat dilakukan sepanjang proses penelitian dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polannya (Sugiyono:

2015). Kemudian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan akan mencarinya bila suatu saat diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan penyajian sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang bertujuan mempertajam pemahaman peneliti terhadap informasi yang diperoleh sehingga memberikan kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian adalah dengan melihat hasil reduksi data dan tetap mengacu pada perumusan masalah serta tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah tersusun tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu dengan lainnya, sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari setiap permasalahan yang ada.

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sebelum peneliti memaparkan hasil penelitian di lapangan, maka peneliti terlebih dahulu memberikan informasi mengenai beberapa hal terkait dengan gambaran umum lokasi penelitian di Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone. Pada bagian ini peneliti terlebih dahulu memaparkan gambaran umum Kabupaten Bone, profil Desa Polewali Kecamatan Sibulue agar lokasi penelitian dapat dikenali oleh berbagai pihak.

1. Gambaran Umum Kabupaten Bone

Kabupaten Bone adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki berbagai potensi sumber daya yang dapat menyumbangkan pendapatan daerah. Daerah Kabupaten Bone secara geografis letaknya sangat strategis karena berada di pintu gerbang pantai timur Sulawesi Selatan yaitu Teluk Bone yang memiliki garis pantai yang cukup panjang membujur dari utara ke selatan tepatnya 174 km2 .

Kabupaten Bone terletak Pesisir Timur Provinsi Sulawesi Selatan berjarak kurang lebih 174 km dari kota Makassar. Mempunyai garis pantai sepanjang 135 km dari arah Selatan ke arah utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 04⁰13-05⁰06 Lintang Selatan dan antara 119⁰42’-120⁰40’ Bujur Timur. Yang berada di pantai Timur Provinsi Sulawsei Selatan dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabuptaen Maros, Pangkep dan Barru.

Bone merupakan kabupaten terluas ketiga yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah kecamatan sebanyak 27 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Bone adalah 4.559 km2 dengan luas wilayah terluas berada di Kecamatan Bontocani dan luas wilayah terkecil berada di Kecamatan Tanete Riattang.

Gambar 1.1

Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Bone

Sumber: Kabupaten Bone dalam angka 2020

Penduduk kabupaten Bone berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 sebanyak 801.775 jiwa yang terdiri atas 391.682 jiwa penduduk laki-laki dan 410.093 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2010, penduduk Bone mengalami pertumbuhan sebesar 1,08%.

Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2020 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 95,5.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Bone tahun 2020 mencapai 176 jiwa/km2 Kepadatan penduduk di 27 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Tanete Riattang dengan kepadatan penduduk sebesar 2.200 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Bontocani sebesar 38 jiwa/km2.

Gambar 3.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Bone Berdasarkan jumlah Kecamatan

Sumber: Kabupaten Bone Dalam Angka 2020

Pendidikan menurut data Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bone, pada tahun 2020 terdapat 647 Sekolah Dasar, 123 Sekolah Menengah Pertama, 36 Sekolah Menegah Atas, dan 22 Sekolah Menengah Kejuruan. Kesehatan pada tahun 2020

terdapat 4 rumah sakit di Kabupaten Bone yang terletak di Kecamatan Tanete Riattang Barat dan Tanete Riattang. Kemudian juga terdapat 38 Puskesmas, 787 Posyandu, dan beberapa fasilitas kesehatan lain yang tersebar diseluruh Kabupaten Bone. Kemiskinan dari hasil survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2020, garis kemiskinsn Kabupaten Bone berada pada angka Rp345.009 dengan jumlah Penduduk Miskin sebanyak 31.330 jiwa.

Daerah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang bervariasi mulai dari 0meter tepi pantai hingga lebih dari 1.000meter dari permukaan laut. ketinggian daerah digolongkan sebagai berikut:

a. Ketinggian 0-25meter seluas 81.925,2 Ha (17,97%) b. Ketinggian 25-100meter seluas 101.620 Ha (22,29%) c. Ketinggian 100-250meter seluas 202.237,2 Ha (44,36%) d. Ketinggian 250-750meter seluas 62.640,6 Ha (13,74 %) e. Ketinggian 750meter keatas seluas 40.080 Ha (13,76 %)

Kondisi permukaan wilayah kabupaten Bone bermacam-macam atau bervariasi mulai dari landau, bergelombang sampai curam. Daerah landau dijumpai sepanjang pantai dan bagian utara, sementara bagian barat dan selatan itu bergelombang dan curam dengan rincian antara lain:

a. Kemiringan lereng 0-15 % (landai dan sedikit bergelombang): 91,519 Ha b. Kemiringan lereng 0-2% (datar): 164.602 Ha

c. Kemirngan lereng 15-40 % (curam)): 12,399 Ha d. Kemiringan lereng >40% (curam); 12,399 Ha

Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembapan udara berkisar antara 77% - 86% dengan temparatur berkisar 24,4⁰C pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada bulan Oktober-Maret bertiup angin Barat, saat dimana mengslsmi musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi, yaitu berkisar 0 – 638 mm.

jumlah hatri hujan selama tahun 2014 berkisar 0 -23 hari.

Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat pegunungan dan perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai. Disekitarnya terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisi sungai yang berair pada musim kemaarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulu-bulu, Salomekko, Tabunne dan sungai Lekoballo. Secara umum, di Kabupaten Bone terdapat 3 aliran sungai yang besar yakni DAS Bila, DAS Walanae, DAS Cenrana dan terdapat bendungan besar yang mampu mangaliri 1000 Ha sawah. Kabupaten Bone selain dari PDAM juga diperoleh melalui penggunaan sumber air dalam tanah (Pengeboran).

2. Profil Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone 1. Kondisi Geografis

Salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone adalah kecamatan Sibulue yang terletak pada sebelah selatan ibu kota tepatnya jalan poros Bone-Pattiro Bajo. Di Kecamatan Sibulue terdiri dari beberapa Desa, salah satu Desa

yang menjadi objek Kajian Peneliti yaitu Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone adalah salah satu desa yang berada pada dataran tinggi dibanding desa-desa yang ada di Kecamatan lain dan memiliki beberapa dusun.

Adapun kondisi geografis Desa Pole wali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone yaitu:

a. Sebelah Utara Desa Tadang Palie b. Sebelah Selatan Desa Massenrengpulu c. Sebelah Timur Desa Cinnong

d. Sebelah Barat Desa Kalibong

Desa Polewali terdiri atas 3 dusun diantaranya:

1. Dusun Kessi 2. Dusun Tempe 3. Dusun Bance

Jarak antara Ibu Kota Kabupaten dengan Kecamatan Sibulue yaitu berjarak sekitar 25 km apabila menggunakan roda dua atau roda empat. Untuk mencapai Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone ditempuh selama 17 km dari jalan poros Bone-Sinjai. Sedangkan dari kota Kabupaten dapat melalui jalanan darat dengan menempuh waktu sekitar 45 menit dengan jarak 25 km.

Luas seluruh wilayah Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone 7,08 km2. Menurut pembagian dan penggunaannya terdiri dari lahan sawah 349,85 Ha, Lahan perkebunan 63,28 Ha, lahan lainnya berjumlah 389,48 Ha, luas tanah kas Desa 2,5 Ha. Desa ini mempunyai musim yang sama dengan

desa lainnya, musim hujan dan musim kemarau. Di pengaruhi oleh angin Barat dan angin Timur dengan curah hujan yang tinggi yaitu bulan Mei dan Juni, kesuburan tananhnya baik.

2. Kondisi Demografis a. Penduduk

Desa Polewali adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Sibulue yang memiliki sejumlah penduduk yang memiliki beragam karakteristik berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan mata pencaharian. Jumlah penduduk Desa Polewali yang di peroleh melalui data statistik Desa Polewali dari tahun 2017 sebanyak 1.295 jiwa kemudian pada tahun 2018 sebanyak 1.303 jiwa. Yang terdiri atas 636 laki-laki dan 667 perempuan dengan kepadatan penduduk 184,04 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Desa Polewali Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

Laki-laki 636

Perempuan 667

Jumlah Penduduk 1.303

Kepadatan Penduduk 184,04

Sumber: Kecamatan Sibulue dalam angka 2019. Data Statistik Desa Polewali

Dari tabel tersebut di atas dapat di lihat selisih antara laki-laki dan perempuan sebanyak 31 jiwa sementara jumlah laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah perempuan.

b. Pendidikan

Masalah pendidikan di Kabupaten Bone adalah bagian internal dari sistem pendidiikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, budi pekerti, kepribadian dan semangat kebangsaan sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Sementara distribusi penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Kelompok Umur Berdasarkan Usia Sekolah Kelompok Umur Jumlah Keterangan

4 - 6 tahun 43 TK

7 – 12 tahun 173 SD

13 -15 tahun - SMP

16 – 18 tahun - SMA

Sumber: Kecamatan Sibulue Dalam Angka 2019, Data Statistik Desa Polewali

Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan bahwa ada 43 jiwa penduduk Desa Polewali menempuh pendidikan TK. Sementara disisi lain sejumlah 173 jiwa

menempuh pendidikan di tingkat SD. Untuk SMP Dan SMA di Desa Polewali tidak ditunjukkan karena tidak adanya sekolah SMP atau SMA di Desa Polewali.

Tabel 4.3

Sarana Pendidikan Desa Polewali No Gedung Jumlah Keterangan

1 Taman kanak-kanak

1 unit TK Anugerah Polewali

2 Sekolah dasar 2 unit SD Inpres 12/79 Polewali dan SD Inpres 3/77 Polewali

3 SMP/MTs - -

4 SMA/MA - -

Sumber: Kecamatan Sibulue Dalam Angka 2019, Data Statistik Desa Polewali

Keberadaan lembaga pendidikan tersebut menjadi tempat bagi anak-anak yang ingin menempuh pendidikan. Untuk SMP dan SMA Berada di kota kecamatan yang berjarak dari Desa Polewali. Selain itu terdapat 2 tempat ibadah (masjid).

c. Kondisi Sosial Ekonomi

Selain sarana pendidikan, kondisi sosial ekonomi masyarakatr Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone dapat dilihat dari segi mata pencaharian masyarakat. Penduduk Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone pada umumnya bermata pencaharian antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.4

Mata Pencaharian Masyarakat Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 PNS 14 orang

2 TNI/Polri 5 orang

3 Swasta 5 orang

4 Wiraswasta 19 orang

5 Petani 285 orang

6 Pertukangan 3 orang

7 Lainnya 972 orang

Total 1.303

Sumber: Kantor Desa Polewali Keamatan Sibulue dalam Angka 2019

Keadaan ekonomi masyarakat di Desa Polewali dapat dilihat dari mata pencaharian masyarakat. Masyarakat Desa Polewali lebih banyak berprofesi sebagai Petani dan Wiraswasta. Dari jumlah mata pencarian masyarakat menandakan cukup memadai dari segi ekonomi.

d. Sosial Budaya

Terjadinya perubahan kultur dan sosial budaya masyarakat merupakan proses transformasi global akibat tidak homogenetisnya kultur budaya pada suatu daerah. Terjadinya dinamika perkembangan akan tidak lagi memandang kultur budaya dan adat istiadat sebagai hukum masyarakat (norma etika) yang berlaku, akan tetapi tergantikan oleh sifat individualistis dan kepentingan sisoal ekonomi yang akan menajdi dominan. Perubahan proses tersebut sulit dihindari karena

dipengaruhi oleh masuknya budaya lain dan perkembangan teknologi menjadi orientasi masyarakat untuk mengaktualisasikan diri.

Perubahan karakter dan kultur budaya sebagi ciri khas suatu komunitas tidak perlu terjadi, jika masyarakat memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai budaya yang secara turun-temurun dianutnya. Salah satu kekuatan masyarakat di Kabupaten Bone adalah pembauran nilai religius keagamaan dalam suatu kebudayaan yang masih melekat hingga kini. Faktor lain yang mempengaruhi adalah sebagian besar masih dalam satu ikatan rumpun keluarga, sehingga konflik sosial tidak menjadi pemisah, tetapi dapat terselesaikan secara kebersamaan dan kekeluargaan.

Kultur budaya masyarakat di Kabupaten Bone masih dipengaruhi oleh etnis budaya Bugis. Keragaman kultur sosial budaya yang ada merupakan pembentukan etnis dan budaya lokal, secara umum masih tergolong dalam Suku Bugis.

Perbedaan dalam hal budaya umumnya terletak pada dialek, dan sistem upacara adat dan ritual keagamaan, dan bentuk bangunan.

B. Deskripsi Informan

Informan (subjek) dalam penelitian ini terdiri dari tujuh orang informan penelitian dimana informan penelitian tersebut merupakan pakar/orang yang dianggap paham terkait dengan masalah yang ingin diteliti. Adapun informan pada penelitian ini adalah:

1. Informan I, dengan inisial MR 47 tahun, selaku Tokoh masyarakat di desa Polewali. Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2021 pada pukul 15:10 WITA sampai dengan 15:35 WITA di kediaman narasumber.

2. Informan II, dengan inisial M 35 tahun, selaku masyarakat di desa Polewali.

Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2021 pada pukul 14:15 WITA sampai dengan 14:40 WITA di kediaman narasumber.

3. Informan III, dengan inisial MT 60 Tahun, selaku Kepala Desa Polewali.

Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2021 pada pukul 10:00 WITA sampai dengan 10:25 WITA di kantor Kepala Desa.

4. Informan IV, dengan inisial P 66 tahun, selaku masyarakat desa polewali.

Wawancara dillakukan pada tanggal 31 Agustus 2021 pada pukul 10:00 WITA sampai dengan 10:20 WITA di kediaman narasumber.

5. Informan V, dengan inisial AY 48 tahun, selaku masyarakat desa polewali.

Wawancara dilakukam pada tanggal 30 Agustus 2021 pada pukul 11:15 WITA sampai dengan 11:30 WITA di kediaman narasumber.

6. Informan VI, dengan inisial S 37 tahun, selaku masyarakat desa polewali.

Wawancara dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2021 pada pukul 15:00 WITA sampai dengan 15:25 WITA di kediaman narasumber.

7. Informan VII, dengan inisial AJ 45 tahun, selaku kepala desa polewali.

Wawancara dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2021 pada pukul 15:40 WITA sampai dengan 16:00 WITA di kediaman narasumber.

C. Hasil Penelitian

a. Karakteristrik Responden

Tabel 4.5

Berdasarkan Umur dan Jenis K elamin

No Responden Umur Jenis

Kelamin (L/P)

Keterangan

1 MR 47 tahun L Tokoh Masyarakat

2 M 35 tahun P Orang Tua

3 MT 60 tahun L Orang tua

4 AY 48 tahun L Orang tua

5 P 66 tahun L Orang tua

6 S 37 tahun P Orang tua

7 AJ 45 tahun L Kepala Desa

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui untuk proses pertama yang dilakukan dalam penelitian yaitu memulai menentukan informan. Informan merupakan hal terpenting dalam melakukan penelitian ini sehingga peneliti memutuskan memilih informan dengan beberapa kriteria. Salah satu hal yang paling penting dalam penentuan informan adalah tingkatan umur. Umur menjadi prioritas utama dalam penelitian ini karena yang menjadi objek penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan banyak tentang penggunaan pemmali dalam keluarga bugis.

Pertama, informan kunci. Informan kunci dipilih dikarenakan penulis ingin mengetahui bagaimana pendapat para tokoh masyarakat tentang masa depan atau

Pertama, informan kunci. Informan kunci dipilih dikarenakan penulis ingin mengetahui bagaimana pendapat para tokoh masyarakat tentang masa depan atau

Dokumen terkait