• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan pelajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah metode bermain peran atau roll playing, karena guru yang kreatif akan selalu mencari metode pembelajaran yang baru dalam proses penyelesaian masalah pembelajaran.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa adalah rendahnya kemampuan berbicara Bahasa Indonesia dengan baik dan benar oleh siswa dalam belajar. Kemampuan berbicara adalah salah satu indikator dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. Berbicara Bahasa Indonesia dengan baik dan benar akan dapat menciptakan situasi yang aktif dan mendorong siswa lain untuk berkemauan dalam belajar Bahasa Indonesia secara teratur, dan akan membuat siswa mempunyai kecakapan mengenai cara berbicara yang baik dan sopan.

baik dan benar merupakan komponen dalam penilaian Bahasa Indonesia. Sering kegagalan pembinaan dan pengembangan kemampuan dalam berbicara adalah, penetapan setrategi dan metode pembalajaran yang digunakan guru untuk menumbuhkembangkan kemampuan para siswanya dalam berbicara secara optimal oleh berbagai kendala.

Salah satu kendala yang paling dominan dalam melakukan pengembangan berbicara adalah model atau metode pembelajaran tidak menarik bagi siswa, membosankan, hanya ceramah saja, dan monoton. Dampak yang muncul dari model pembelajaran demikian adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran.

Metode bermain peran merupakan alternatif dalam menyelesaikan masalah peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan metode pembelajaran ini, para siswa diajak untuk memerankan figur atau tokoh yang dipilih oleh guru. Metode pembelajaran ini memberikan rangsangan sikap, emosi, dan merespon orang lain. Melalui metode pembelajaran ini, diharapkan nilai-nilai kedisiplinan akan tertanam dalam diri siswa dan mampu menerapkannya dalam belajar di sekolah dan kehidupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia mata pelajaran yang sulit dipahami siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran diharapkan siswa mudah memahami. Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran sangat cocok untuk siswa memahami materi yang diberikan. Jumlah siswa yang terdiri dari kemampuan yang heterogen, siswa secara berpasangan mempraktikan

Pembelajaran menggunakan metode bermain peran diharapkan dapat memberikan pemahaman yang menarik bagi siswa. Siswa tidak sulit memahami pembelajaran yang diberikan karena harga diri lebih tinggi, penerimaan terhadap individu lebih besar, konflik antarpribadi berkurang, pemahaman lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan, toleransi dan hasil belajar lebih tinggi.

Skema Kerangka Pikir

KONDISI AWAL TINDAKA N Guru/Peneliti: Belum memanfaakan pembelajaran menggunakan metode bermain peran/ roll-playing

Dalam kegiatan pembelajaran guru memanfaatkan metode pembelajaran bermain peran/ roll-playing

Siswa /yang diteliti: Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi

Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran/roll-playing dan dibantu kolaborator, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Memanfaatkan pembelajaran menggunakan metode bermain peran / roll-playingdan dibantu kolaborator, aktivitas dan hasil belajar sudah ada peningkatan tapi belum memuaskan KONDISI AKHIR Siklus II Memanfaatkan pembelajaran menggunakan metode bermain peran/roll-laying dan dibantu kolaboratorr dengan bimbingan yang lebih serius, aktivitas dan hasil belajar meningkat lebih tinggi

Jika proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode bermain peran dengan baik dan tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas, siswa kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar , dan keterampilan siswa untuk menyampaikan pesan melalui telepon. Proses pembelajaran menyampaikan pesan melalui telepon pada setiap siklus menerapkan metode penelitian bermain peran dan dibimbing oleh peneliti dan kolaborator. Metode bermain peran dapat memotivasi siswa lebih terampil, kreatif, aktif, dan berani dalam mengungkapkan pikiran dan pendapatnya. b) Hasil penelitan pada siklus I, aktivitas belajar siswa hanya mencapai 40%,

dan nilai hasil belajar siswa rata-rata 57,50 dan siswa yang mencapai KKM 6 siswa (30%). Pada siklus II aktivitas balajar siswa mencapai 75% atau meningkat 35%, nilai rata-rata hasil belajar siswa 74,25 atau menngkat 16,75, dan siswa yang mencapai KKM 16 siswa (80%) atau bertambah 10 siswa. c) Jika nilai rata-rata hasil belajar siswa 57,50 dan jumlah siswa yang mencapai

KKM 6 siswa pada siklus I, dibandingkan dengan siklus II pada penelitian tindakan kelas ini, tampak sekali bahwa terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, peneliti menyarankan sebagai berikut.

a. Untuk Guru

1) Metode bermain peran dapat dijadikan alternatif oleh guru untuk memotivasi siswa berlatih dan belajar untuk terampil menyampaikan pesan melalui telepon.

2) Guru harus lebih cepat tanggap terhadap kesulitan-kesulitan belajar siswa yang dihadapi dalam menerima materi pembelajaran yang menyebabkan aktivitas , hasil belajar, dan kemampuan belajar siswa menurun. Untuk mengatasi hal tersebut guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, dianjurkan menggunakan metode-metode atau teknik-teknik pembelajaran yang bervariasi. Guru juga sanggup dan bersedia memberikan motivasi, nasihat, dan bimbingan kepada siswa.

3) Pelaksanaan siklus ke siklus sebaiknya jangan terlalu lama, karena dapat mengakibatkan siswa lupa, jenuh atau bosan terhadap metode bermain peran yang digunakan.

b. Untuk Sekolah

1) Sekolah sebaiknya memperbanyak workshop atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk menunjang proses pembelajaran umumnya, dan khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.

tertentu.

3) Membantu guru dalam pengadaan media pembelajaran, khususnya media pembelajaran Bahasa Indonesia.

4) Sekolah mempermudah dan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi siswa dalam mengembangkan bakat dan kreativitasnya.

5) Sekolah melengkapi sarana belajar yang lain, seperti telavisi, internet, OHP, telepon, surat kabar, majalah dan lain-lain.

c. Untuk Siswa

1) Siswa harus instropeksi diri dan harus lebih banyak melakukan pelatihan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dimiliki.

2) Siswa harus lebih banyak berlatih berbicara dalam suasana-suasana yang formal atau resmi.

3) Siswa harus terlatih untuk terampil menyampaikan gagasan atau pesan melalui telepon.

4) Siswa harus banyak berlatih untuk mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimiliki.

PERAN KELAS IV SDN 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

TP. 2011/2012

Nama Mahasiswa :Muntofingah

NPM : 1013119150

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI :

Ketua Jurusan, Pembimbing ,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Riswandi, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19760808 200912 1 001

Ketua :Dr. Riswandi, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Hj. Cut Rohani Bitai, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan PTK ini tepat pada waktunya. Laporan ini hasil penelitian mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Hj. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Dr. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Dr. Riswandi, M.Pd., selaku dosen Pembimbing. 5. Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd., selaku dosen Pembahas.

6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

7. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu dan Staf yang telah memberi kesempatan belajar bagi penulis di FKIP Unila.

9. Seluruh dewan guru, karyawan, beserta staf tata usaha SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo.

10. Rekan-rekan mahasiswa S-1 dalam Jabatan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

11. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo.

12. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT. memberikan berkah, rahmat, dan hidayah serta kemuliaan-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan laporan PTK ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Amin. Bandarlampung, Juli 2012 Penulis, Muntofingah NPM 1013119150 Materei 6000

Dokumen terkait