• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Kerangka Pikir

Setelah melihat konsep permasalahan dan tinjauan di lapangan maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Perlindungan Teknis : 1. APD

2. SOP 3. Pelatihan Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja PT.

Perkebunan Nusantara IV Unit Tobasari

Perlindungan Tenaga Kerja

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap informan agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tobasari Kabupaten Simalungun.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tobasari Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan karena belum pernah dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tobasari Kabupaten Simalungun.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Januari 2017 s/d Februari 2017.

3.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini diambil secara purposive (bertujuan), yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mampu memberi informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara Unit Usaha Tobasari Kabupaten

Kepala Tata Usaha PTPN IV Unit Tobasari, satu informan sekretaris P2K3, satu informan mandor stasiun sortasi, satu informan mandor besar pengolahan (ketua serikat buruh), satu informan mandor kepala pengolahan, satu informan karyawan stasiun penggulungan, satu informan karyawan stasiun sortasi.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian langsung ke objek penelitian yang masih harus diolah oleh peneliti, berupa hasil wawancara mendalam dan observasi dengan pekerja bagian produksi, pihak P2K3, dan pihak manajemen PTPN V unit Tobasari.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber penelitian sebelumnya, yaitu catatan, karya tulis ilmiah, buku, dan refrensi yang di peroleh dari perpustakaan, dan pihak PTPN IV unit Tobasari.

3.5 Instrumen Pengambilan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis dan alat perekam suara (voice recorder).

3.6 Triangulasi

Triangulasi yaitu merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan pengecekan atau perbandingan terhadap data yang diperoleh dengan sumber atau criteria lain untuk meningkatkan keabsahan data. Untuk menjaga validitas data maka dilakukan dengan triangulasi sumber yang berarti mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama, yakni

dengan memilih informan yang dianggap dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

3.7 Cara Pengumpulan Data 1. Wawancara (interview)

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang diteliti. Wawancara dilakukan kepada pekerja dan pihak manajemen terkait dari PTPN IV unit Tobasari untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja, dan jenis keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan pada pekerja

2. Observasi (Pengamatan Langsung)

Pada tahap observasi peneliti melihat, mengamati, dan menganalisis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja bagian produksi, terhadap wawancara yang dilakukan. Teknik observasi yang dilakukan adalah structured of controlled observation, karena peneliti menggunakan daftar isian yang tersusun, dan didalamnya tercantum aspek-aspek pelaksanaan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja di PTPN IV unit Tobasari. Dalam pengamatan ini peneliti sebagai pemeran serta yang artinya status peneliti sebagai pengamat diketahui oleh partisipan. Pada tahap ini yang menjadi fokus penelitian adalah pelaksanaan perlindungan teknis yaitu penggunaan APD, SOP dan pelatihan.

3.8 Definisi Istilah

1. Perlindungan tenaga kerja adalah upaya melindungi setiap tenaga kerja dari resiko bahaya di lingkungan kerja, agar pekerja dapat terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan bekerja produktif.

2. Perlindungan teknis adalah perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja yang dilakukan agar tenaga kerja tahu bagaimana prosedur kerja yang baik, terlindungi dari bahaya kerja dilingkungan kerja.

3. Standard Operational Procedure (SOP) adalah sebuah panduan tetap yang harus diikuti semua karyawan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai tanggung jawab dan kewenangannya.

4. Pelatihan keselamatan kerja adalah keseluruhan kegiatan yang disusun untuk memberi bekal kepada personil yang ditunjuk perusahaan untuk dapat menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.

5. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk meminimalkan risiko bahaya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan meningkatkan keamanan dari pengguna alat.

3.9 Analisa Data

Menurut Bogdan dan Bilken sebagaiaman dikutip Moleong (2013), mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang dipelajari, memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Tahapan dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Analisis data kualitatif dapat dilakukan secara stimulant dengan proses pengumpulan data, interpretasi data, dan penulisannya naratif

2. Pastikan bahwa analisis data kualitatif yang telah dilakukan berdasarkan pada proses reduksi data dan interpretasi

3. Ubah data hasil reduksi dalam bentuk matrik

4. Identifikasi prosedur pengkodean digunakan dalam reduksi informasi dalam tema-tema atau kategori-kategori yang ada

5. Hasil analisis data yang telah melewati prosedur reduksi yang telah diubah menjadi bentuk matriks yang telah diberi kode, selanjutnya disesuaikan dengan model kualitatif yang dipilih (Herdiansyah, 2012).

Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan:

1. Pengumpulan data

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan diakhir penelitian. Idealnya, proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draft.

Pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses

2. Reduksi data

Proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis.

3. Display data

Mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut kedalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut subtema yang diakhiri dengan pemberian kode dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan.

4. Kesimpulan/ Verifikasi

Merupakan tahap terakhir dalam rangkaian analisis data kualitatif. Berisi uraian dari seluruh subkategori tema yang tercantum pada table kategorisasi dang pengkodean yang sudah terselesaikan disertai dengan kutipan verbatim wawancara.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografis

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tobasari, Desa Sarimattin Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian antara 950-1100 meter diatas permukaan laut. Jarak dari kota Medan 185 km dan dari kota Pematang siantar 30 km. Topografi bergelombang sampai berbukit, dan jenis tanah Podsolik Coklat Kuning (Lempung liat berpasir).

4.1.2 Sejarah Singkat PTPN IV Tobasari

Pada awalnya Kebun Tobasari merupakan bagian dari Kebun Sidamanik yang didirikan oleh HVA (Handels Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda.

Pada tahun 1957 diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan disebut PPN Sumut III tahun 1961, PPN baru dan pusat Perkebunan Negata dilebur menjadu Badan Pimpinan Umum PPN Daerah Sumatera Utara I-IX melalui UU Nomor 141 Tahun 1961 Sumut III dan Jo PP Nomor 141 Tahun 1961. Tahun 1963 Perkebunan Teh Sumatera Utara dialihkan menjadi Perusahaan Aneka Tanaman IV (ANTAN-IV) melalaui PP Nomor. 27 Tahun 1963.Tahun 1968 terjadi perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VIII (PNP VIII) melalui PP Nomor 141 Tahun 1968 Tanggal 13 April 1968.

Pada tanggal 11 Maret 1996 bergabung dengan PT. Perkebunan VI dan

perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VI, VII, VIII, menjadi perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IV. Pabrik teh Tobasari didirikan pada tanggal 27 Mei 1978 dan selesai akhir tahun 1978, beroperasi bulan Januari 1979 dan diresmikan tanggal 15 Mei 1979. Areal tanaman berasal dari ex Kebun Sidamanik ditambah tanaman baru sejak tahun 1978 seluas 182 Ha.

Untuk Unit Usaha Sidamanik, Bah Butong dan Toba Sari manajemen PTPN IV mempertahankan komoditas tehmtetap diusahakan dan mulai januari 2012 produksi dari Unit Tobasari dan Sidamanik diolah di pabrik unit usaha Bah Butong Kec. Sidamanik Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara.Unit usaha Sidamanik, Bah Butong dan Tobasari merupakan 3 (tiga) unit usaha Teh di bawah BUMN PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).

4.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.2.1 Visi

Menjadi perusahaan yang unggul dalam usaha agroindustri yang terintegrasi.

4.2.2 Misi

a. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif dan berdaya.

b. Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit, teh dan karet.

c. Mengintegrasi usaha agroindustri hulu, hilir dan produk baru, pendukung agroindustri dan pendayagunaan aset dengan prefensi pada teknologi terkini yang teruji (proven) dan berwawasan lingkungan.

4.3 Struktur Organisasi

Pabrik kebun Tobasari menggunakan struktur organisasi garis dan staf dimana garis komando atau perintah mulai dari atasan kepada bawahan atau staf dan kepada staf kepada bawahannya lagi. Penyusunan struktur organisasi pabrik kebun Tobasari ini disesuaikan menurut kepentingan dan kebutuhan untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Untuk mengoptimalkan kerja para keryawannya maka kebun Tobasari juga melengkapi fasilitas pabrik dengan adanya mushalla dan perumahan di sekitar pabrik agar memudahkan akses masuk dan keluar karyawan menuju pabrik.

Adapun tanggung jawab masing-masing fungsi yang terdapat di PT.

Perkebunan Nusantara IV Unit Tobasari adalah sebagai berikut:

1. Manager Unit

Manager unit memiliki wewenang, yaitu :

a. Merumuskan serta menjelaskan sasaran Unit Kebun kepada semua bagian untuk membuat program kerja melalui rapat kerja dengan mempedomani ketentuan-ketentuan yang berlaku.

b. Bersama dengan kepala-kepala dinas menyusun RKAP dan RKO kebun.

c. Melaksanakan instruksi direksi dengan membuat petunjuk pelaksanaan demi kepastian terlaksananya instruksi.

d. Mengendalikan pemakaian biaya dengan jalan membandingkan dengan biaya yang telah ditentukan di RKAP dan RKO.

e. Melaksanakan pengawasan melekat dengan menilai hasil kerja setiap bagian secara terus menerus dengan membandingkan hasil nyata terhadap norma kerja serta melakukan tindakan pemulihan untuk menghindari deviasi yang melebihi batas toleransi.

f. Menciptakan iklim kerja yang serasi dengan memperhatikan hubungan kedalam dan keluar, kehidupan sosial bawahan dan masyarakat sekitarnya agar kegairahan kerja tetap terpelihara.

g. Mengawasi pelaksanaan setiap kebijakan manajemen baik dari kantor pusat maupun dari unit.

2. Kepala Dinas Tanaman

Kepala Dinas Tanaman memiliki wewenang, yaitu :

a. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan tanaman supaya efektif dan efisien sesuai dengan standar yang telah ditentukan agar mendapat hasil yang optimal dan terus menerus

b. Mengawasi pelaksanaan panen sesuai kriteria dan pusingan petik yang benar.

c. Mengendalikan biaya operasional secara cermat dan terus-menerus supaya realisasi tidak melebihi RKAP dan RKO.

d. Membina keterampilan para asisten Afdeling melalui rapat dan diskusi seta bimbingan langsung di lapangan agar kemampuan mereka meningkat.

e. Membina kesadaran lingkungan pada masyarakat afdeling .

f. Membina dengan baik pengertian dari masyarakat sekitar kebun melalui hubungan informal agar pandangan masyarakat sesuai dengan tujuan perusahaan.

3. Kepala Dinas Teknik

Kepala dinas teknik memiliki wewenang, yaitu :

a. Mengawasi dan memastikan pengoperasian semua mesin dan peraltan sesuai petunjuk pengoperasian yang benar.

b. Membuat dan mengajukan program kerja, RKAP dan RKO.

c. Menyiapkan rencana kegiatan rutin di bidang perawatan dan pemeliharaan prasarana jalan dan bangunan.

d. Memantau pengaturan penggunaan kendaraan untuk kelancaran operasional perusahaan

e. Menyiapkan rencana kegiatan rutin di bidang perawatan dan pemeliharaan peralatan pabrik.

f. Melaksanakan fungsi bengkel untuk perawatan dan pengadaan suku cadang mesin dan peralatan pabrik.

g. Meminimalkan breakdown mesin dan peralatan pabrik.

h. Mengawasi pembuatan laporan harian pemeliharaan mesin-mesin.

4. Kepala Dinas Pengolahan

Kepala dinas pengolahan memiliki wewenang, yaitu :

a. Mengkoordinir asisten pengolahan dalam pelaksanaan pengolahan berpedoman pada taksasi penerimaan DTB setiap hari.

b. Mengawasi dan mengontrol penyimpanan proses pengolahan (mutu dan kehilangan) berpedoman pada standar yang telah ditetapkan.

c. Mengevaluasi hasil kerja pengolahan setiap hari dan segera menginstruksikan tindakan koreksi kepada asisten pengolahan bila terjadi penyimpangan proses pengolahan.

d. Memberi bimbingan dan petunjuk tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

e. Bersama-sama dengan asisten pengolahan membuat RKAP dan RKO dan melakukan pengawasan efektifitas dan efisiensi biaya.

5. Kepala Dinas Tata Usaha/Asisten Tata Usaha

Kepala dinas tata usaha/asisten tata usaha memiliki wewenang, yaitu : a. Melaksanakan dan mengawasi sistem administrasi keuangan dan

akuntasi sesuai kode rekening yang berlaku serta pengarsipan surat-surat secara terpusat.

b. Menyelasaikan laporan-laporan unit kebun antara lain, Laporan Keuangan (Neraca Percobaan) dan Laporan manajemen bulanan secara tepat waktu.

c. Menyatukan (kompilasi) RKAP tahunan dan RKO dari tiap-tiap bagian berdasarkan petunjuk dan pedoman pembuatan RKAP dari kantor direksi, sehingga tergambar rencana pekerjaan dan biaya serta harga pokok secara sistematis.

d. Membantu mengawasi pengadaan dan persediaan material afdeling dan teknik.

e. Berkoordinasi dengan kepala-kepala dinas lainnya dalam pengontrolan dan pengendalian biaya.

f. Menyusun dan membahas RKAP bidang yang berkaitan dengan administrasi dan kesejahteraan karyawan seta tugas-tugas umum lainnya, meliputi :

1. Rencana tenaga kerja 2. Administrasi personalia 3. Asuransi tenaga kerja 4. Dana pensiun

g. Menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan : 1. Ketenagaan kerjaan

2. Hukum 3. Pertanahan

4. Pengurusan izin-izin lainnya

h. Membina hubungan baik dengan instansi pemerintah dan masyarakat di sekitar kebun

i. Menyusun laporan yang berkaitan dengan ketenagaan kerjaan, hukum dan masalah-masalah umum lainnya.

6. Asisten Afdeling

Asisten afdeling memiliki wewenang, yaitu :

a. Memimpin, mengendalikan secara langsung seluruh kegiatan operasional afdeling setiap hari meliputi pembibitan, tanaman ulang,

b. Membuat rencana kerja harian, rencana kerja bulanan dan mengefektifkan penggunaan tenaga kerja tersedia.

c. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh penggunaan biaya operasional.

d. Menggali segala potensi tanaman yang ada untuk mencapai produktifitas yang optimal.

7. Asisten Pengolahan

Asisten pengolahan memiliki wewenang, yaitu :

a. Menyiapkan rencana dan melaksanakan seluruh kegiatan operasional rutin di bidang pengolahan.

b. Mengontrol dan meminimalkan losses di pengolahan c. Mengawasi dan mengontrol proses pengolahan.

d. Meminimalkan jam stagnasi pabrik.

e. Melaksanakan pengendalian biaya atas penggunaan tenaga kerja 8. Mandor Besar Pengolahan

a. Mandor besar pengolahan memiliki wewenang, yaitu:

b. Mengawasi proses pengolahan sesuai SPO c. Mengawasi pekerjaan mandor pengolahan

d. Mengawasi pembersihan instalasi pabrik dan lingkungan pabrik e. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja di setiap stasiun

9. Mandor Daun Basah

Mandor daun basah memiliki wewenang, yaitu : a. Mengatur tenaga kerja di stasiun daun basah.

b. Mengawasi proses penerimaan daun basah sesuai dengan SPO dan instruksi kerja.

c. Mengisi data pekerjaan dalam formulir ISO d. Mengisi buku mandor.

10. Mandor Pelayuan

Mandor pelayuan memiliki wewenang, yaitu : a. Mengatur tenaga kerja di stasiun pelayuan.

b. Mengawasi proses pelayuan sesuai dengan SPO dan instruksi kerja.

c. Mengisi data pekerjaan dalam formulir ISO d. Mengisi buku mandor

11. Mandor Penggulungan

Mandor penggulungan memiliki wewenang, yaitu : a. Mengatur tenaga kerja di stasiun penggulungan.

b. Mengawasi proses penggulungan dan proses oksidasi enzymatis sesuai dengan SPO dan instruksi kerja.

c. Mengisi data pekerjaan dalam formulir ISO.

d. Mengisi buku mandor.

12. Mandor Pengeringan

Mandor pengeringan memiliki wewenang, yaitu : a. Mengatur tenaga kerja di stasiun pengeringan.

b. Mengawasi proses pengeringan sesuai dengan SPO dan instruksi kerja.

d. Mengisi buku mandor.

13. Mandor Sortasi

Mandor sortasi memiliki wewenang, yaitu : a. Mengatur tenaga kerja di stasiun sortasi.

b. Mengawasi proses sortasi sesuai dengan SPO dan instruksi kerja.

c. Mengisi data pekerjaan dalam formulir ISO.

d. Mengisi buku mandor.

14. Mandor Pengepakan

Mandor pengepakan memiliki wewenang, yaitu : a. Mengatur tenaga kerja di stasiun pengepakan.

b. Mengawasi proses pengepakan sesuai dengan SPO dan instruksi kerja.

c. Mengisi data pekerjaan dalam formulir ISO.

d. Mengisi buku mandor.

15. Tester

Tester memiliki wewenang, yaitu :

a. Melakukan analisa teh kering, analisa teh jadi dan analisa hasil pengepakan sesuai SPO dan instruksi kerja.

b. Mengisi data pekerjaan dalam formulir ISO

4.4 Informan

4.4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang dengan karakteristik sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Informan No

. Informan Jenis

Kelamin Umur Pendidikan Jabatan

1 Postman Sitio Laki-laki 52 S1 Kepala Tata Usaha

2 Rahmadiono Laki-laki 50 SMA Sekretaris P2K3

3 Sunarji Laki-laki 52 SMA Mandor stasiun

Sortasi

4 Arif Pudin Laki-laki 48 SMA Mandor stasiun

penggulungan

5 Suyatno Laki-laki 51 SMA Mandor besar

Pengolahan 6 Parlindungan

Purba Laki-laki 50 SMA Pekerja stasiun

sortasi 7 Marnalom

Sumbayak Laki-laki 52 SMP Pekerja stasiun

penggulungan

4.5 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 4.5.1 Standard Operational Procedure (SOP)

4.5.1.1 Pengertian Standard Operational Procedure (SOP).

Tabel 4.2 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengertian Standard Operational Procedure (SOP) dalam Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.

Informan Pernyataan

1 Jadi SOP itukan peraturan dalam bekerja biar proses kerjanya jelas. SOP itu yang buat kantor pusat yang di Medan. Hanya pemberitahuan langsung ke pekerja kayak dikumpulkan secara khusus itu tidak ada, yang ada pemberitahuan ke pekerja itu yang berbentuk plat gitu, bisa adek liat di sudut-sudut atau papan-papan kantor. Di

banyak itu di bagian proses. Kenapa di buat plat-plat gitu karna nggak mungkin di ganggu waktu kerja karyawan Cuma untuk ngasitau SOP kayak gitu.

2 Oh.. Standard Procedure Operasional, itu peraturan tertulis dek, yang dibuat perusahaan untuk ngatur pekerja, biar tau lah orang itu tugasnya apa, tapi udah hapalnya orang itu cara pake mesinnya jadi untuk apa di kasi tau lagi, rata-rata 20 tahun udah kerja disini dek jadi udah lebih tau karyawan itu daripada aku. Ya nggak mungkin lah ku paksa paksa orang itu dengarkan aku bilang-bilang SOP, jadi radio rusak malahan saya nanti.

3 SOP itu peraturan penggunaan mesin dek, kan pakai mesin itu ada cara-caranya. Kayak di tempatku di bagian sortasi itu kan banyak pakai mesin, kayak nissen atau cutter gitu, itu kan kalau misalnya mau makenya harus dikuasai dulu caranya biar nggak rusak mesinnya. Selalu itu pekerja kami kasih tau cara makenya. Tiap sekali seminggu nanti ada kami kumpulkan semua pekerja untuk ngasi tau cara penggunaannya.

4 Itu peraturan kalau kita mau bekerja, jadi nanti kami sosialisasikan ke pekerja. Pekerja di kumpulkan jadi nggak ada yang ketinggalan informasikan biar nggak ngulang-ngulang kita ngasi taunya. Kalau turun SOP baru kita kumpulkan lah selalu pekerja-pekerja itu dek.

5 Itukan syarat dari pemerintah ajanya dek, makanya dibuatlah sama kantor pusat, jadi itu cuma berkas dikantor ajanya itu.

6 Itu urusan orang kantor lah, kami kan cuma kerjanya, nggak ngerti aku dek. Ya kami disini cuma ngeliat mesin ininya, kalau ada bubuk yang nyangkut ya di bersihkan biar jalan mesinnya ini. Kalau ngidupkan mesin ini ya udah lamanya aku tau dari tahun 1997 aku disini manalah mungkin aku nggak tau. Ngapain pulak lah di ajari lagi, udah lebih pande aku dari pada orang itu.

7 Mana lah tau tau ku apa itu dek.

Dari pernyataan informan diketahui bahwa dua informan menyatakan bahwa SOP adalah peraturan kerja yang disampaikan melalui papan peringatan agar tidak mengganggu proses produksi, tidak disampaikan secara langsung karena pekerja sudah memahami proses kerja, satu informan menyatakan bahwa SOP merupakan peraturan mengenai cara pengoperasian mesin, disampaikan

seminggu sekali dengan cara mengumpulkan seluruh pekerja, satu informan menyatakan bahwa SOP adalah kerja, disampaikan kepada pekerja setiap kali ada pembaharuan SOP, satu informan menyatakan bahwa SOP hanya sebagai pemenuhan syarat pemerintah dan sebagai formalitas saja dan dua informan menyatakan tidak memahami apa yang di maksud dengan SOP. Dari pernyataan informan dapat diketahui bahwa pemahaman informan mengenai SOP berbeda-beda.

4.5.1.2 Fungsi Standard Operational Procedure (SOP)

Tabel 4.3 Matriks Pernyataan Informan Tentang Fungsi Standard Operational Procedure (SOP) dalam Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.

Informan Pernyataan

1 Fungsinya ya sebenarnya biar karyawan itu lancar kerjanya karna udah tau tahapan-tahapannya. Tapi ya kalo di sini semuanya sok tau-tauan jadi mana pernah diikuti orang ini SOPnya. Gimana lah dek namanya juga udah lama bekawan disini ya nggak mungkin lah di tegur bapak-bapak itukan, nanti tersinggung jadi rusak pulak kita. nggak, jadi karyawan itu ikut di libatkan sama pabrik biar nggak ada yang rugi.

5 Fungsinya ya biar kalau ada audit nggak payah, karna kan itu syarat perusahaan. coba lah kalau nanti tiba-tiba ada auditor datang trus kita nggak punya SOP ya apa yang mau di jawab sama auditor itu kan membahayakan

6 Nggak ngerti lah dek, tanya sama bapak yang di kantor aja, salah jawab aku nanti.

7 SOP itu pun aku nggak ngerti apalagi fungsi yang ko tanyakan ini.

Dari pernyataan informan diketahui bahwa dua informan menyatakan bahwa fungsi SOP adalah untuk mengatur tahapan kerja karyawan untuk memperlancar proses produksi, satu informan menyatakan bahwa pentingnya SOP pada bagian proses dalam pabrik, satu informan menyatakan bahwa SOP berfungsi sebagai standarisasi penggunaan mesin sehingga tidak terjadi kerugian

Dari pernyataan informan diketahui bahwa dua informan menyatakan bahwa fungsi SOP adalah untuk mengatur tahapan kerja karyawan untuk memperlancar proses produksi, satu informan menyatakan bahwa pentingnya SOP pada bagian proses dalam pabrik, satu informan menyatakan bahwa SOP berfungsi sebagai standarisasi penggunaan mesin sehingga tidak terjadi kerugian

Dokumen terkait