• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Transparansi Informasi Pelayanan Surat Izin Usaha Pada Dinas

4. Kerangka regulasi yang menjamin transparansi

3. Konsep Transparansi Informasi

Transparansi Informasi bukan hanya kebutuhan masyarakat, tetapi juga kebutuhan pemerintah, karena diketahui bahwa transparansi merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang baik (Good Governance). Transparansi merupakan salah satu dari karakteristikGood Governance atau kepemerintahan yang baik. Transparansi secara harfiah adalah jelas, dapat dilihat secara menyeluruh dalam arti kata keterbukaan. Menurut Kumorotomo, Wahyudi dkk. (2004 : 11), informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada orang yang akan menggunakannya sebagai pembuat keputusan.

Transparansi informasi merupakan membuka akses informasi kepada masyarakat yang bersangkutan. Mendel (Aldi:2017) bahwasannya membuka akses informasi merupakan kewajiban bagi pemerintah dan badan publik. Karena pada dasarnya informasi merupakan milik publik bukan hanya pemerintah atau

badan publik, maka dari itu seharusnya masyarakat dapat mengakses informasi publik.

Keterbukaan akses informasi merupakan kepentingan dalam pemerintah yang berpihak pada kepentingan rakyat. Sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang didalamnya mengatur mengenai hak masyarakat untuk mengetahui dan mengawasai penyelenggaraan negara yang transparan, efektif dan efesien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

4. Konsep Pelayanan Izin Usaha

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia akan selalu berintraksi dan melakukan aktivitas-aktivitas dengan orang lain. Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan (Fauzi, 2015 ).

Gronroos dalam Raminto dan Winarsih mengatakan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya intraksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.

Prins (1976) mengatakan Izin adalah keputusan administrasi negara berupa peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan tapi masih juga

memperkenankan asal diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal yang konkrit.

Pelayanan merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan orang lain. Izin adalah persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-Undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan peraturan perundang-undangan. Izin atau perizinan memiliki arti pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha atau kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Izin meruapakan salah satu instrument yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Terdapat pengertian izin dalam arti sempit maupun luas :

1) Izin dalam arti luas yaitu semua yang menimbulkan akibat kurang lebih sama, yakni bahwa dalam bentuk tertentu diberi perkenaan untuk melakukan sesuatu yang mesti dilarang.

2) Izin dalam arti sempit yaitu suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar ketentuan ketentuan yang disangkutkan dengan perkenaan dapat diteliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap khusus.

Usaha memiliki arti yaitu setiap tindakan, perbuatan dan kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Oleh karena itu pelayanan izin usaha dapat diartikan sebagai kegiatan pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha atau kegiatan tertentu dibidang perekonomian.Maka dari itu posisi penting

transparansi dalam pelayanan izin usaha menjadi salah satu koridor pemerintah untuk mewujudkan akuntabilitasnya kepada masyarakat.

Pengaturan penyederhanaan penyelenggaraan di dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 2 Permendagri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman PPTSP yang mencakup :

1) Pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh PPTSP.

2) Percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yang tetlah ditetapkan dalam peraturan daerah (Perda).

3) Kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perda

4) Kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan sesuai dengan arutan prosedurnya.

5) Mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau lebih permohonan perizinan.

6) Pembebasan biaya perizinan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku.

7) Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaran pelayanan.

B. Kerangka Pikir

Untuk mengetahui tranparansi informasi pelayanan surat izin usaha yang diterapkan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Bantaeng dapat dilakukan dengan cara melihat rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti dan dikaitkan dengan kerangka pikir yang akan menjawab rumusan masalah tersebut, berdasarkan judul penelitian dan teori yang telah dibuat maka peneliti memberikan gambaran kerangka pikir yang sesuai dengan judul dan teori tersebut. Untuk mengetahui bentuk transparansi informasi pelayanan Surat Izin Usaha Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Bantaeng, digunakan empat indikator untuk menilai hal tersebut yaitu : (1) Ketersediaan dan aksesibilitas dokumen, akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu, (2)Kejelasan dan kelengkapan informasi, penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur dan biaya, (3) Keterbukaan proses, kemudahan akses informasi, (4) Kerangka regulasiyang menjamin transparansi, menyusun suatu mekanisme pengaduan jika terjadi pelanggaran. Transparansi merujuk pada ketersediaan informasi pada masyarakat umum dan kejelasan tentang peraturan perundang-undangan dan keputusan pemerintah.Keempat indikator tersebut merupakan teori dari Kristianten (2006:73), beliau mengatakan bahwa transparansi dapat diukur melalui keempat indikator tersebut, maka dari itu peneliti mengambil teori tersebut untuk mengetahui apakah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Bantaeng menerapkan indikator tranparansi tersebut dengan tujuan

untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah yang telah peneliti rumuskan untuk dilakukan penelitian di Kabupaten Bantaeng, adapun gambaran bagan kerangka pikir dapat dilihat pada gambar dibawah ini, yakni :

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pikir TRANSPARANSI INFORMASI PELAYANAN

SURAT IZIN USAHA

PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

TRANSPARANSI

1. Ketersediaan dan aksesibilitas dokumen 2. Kejelasan dan kelengkapan informasi 3. Keterbukaan proses

4. Kerangka regulasi yang menjamin transparansi

Penerapan

Transparansi Informasi Pelayanan Surat Izin Usaha

C. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini yaitu Transparansi informasi pelayanan pada Dinas Peneneman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Bantaeng yang dimana keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi pelayanan.

D.Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Ketersediaan dan aksesibilitas dokumen yaitu pegawai Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu harus menyediakan semua informasi yang berkaitan dengan surat izin usaha yang akan diajukan oleh masyarakat yang ada di Kabupaten Bantaeng. Adapun syarat pengajuan surat izin usaha baruberupa :1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), 2) Fotokopi NPWP, surat keterangan domisili (SITU), 3)Neraca perusahaan, 4) Materai senilai Rp 6.000, 5) Foto penanggungjawab dengan ukuran 4 x 6 cm (2 lembar), dan untuk pengajuan surat izin usaha perpanjangan berupa : 1) Surat permohonan, 2) Surat keterangan Lurah bagi usaha yang mengalami perubahan nama, alamat, jenis usaha, dan merek usaha, 3) Surat izin usaha lama yang asli dilampirkan.

Ketersediaan dan aksesibilitas dokumen harus bersifat mudah diakses oleh masyarakat baik itu secara langsung maupun tidak langsung agar tidak

menyulitkan masyarakat untuk mengetahui dokumen apa saja yang akan dibutuhkan pada saat pengurusan surat izin usaha.

b. Kejelasan dan kelengkapan informasi yaitu Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu harus memberikan kejelasan dan kelengkapan informasi kepada masyarakat yang akan mengajukan surat izin usaha, informasi tersebut berupa : 1) Mengambil dan mengisi Formulir permohonan Izin pada Loket Informasi di Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantaeng, 2) Bila semua persyaratan sudah lengkap dipenuhi, maka berkas permohonan diserahkan di Loket Pendaftaran dan petugas di Loket Pendaftaran melakukan pemeriksaan jika dinyatakan lengkap maka petugas loket membuat bukti penerimaan berkas pendaftaran, 3) Petugas pendaftaran menyerahkan berkas ke Loket Pemrosesan, petugas pemrosesan akan mempelajari berkas permohonan tersebut kalau memerlukan pertimbangan teknis maka berkas tersebut diserahkan kepada tim teknis pertimbangan perizinan untuk dilakukan kajian dan tinjauan lapangan dan hasil tim tersebut disimpulkan melalui rekomendasi dan outputnya adalah permohonan izin layak/tidak layak/ atau berkas tidak lengkap, sehingga ditolak dikembalikan ke pemohon, 4) Bila hasil kajian teknis dan tinjauan lapangan merekomendasikan layak, maka izin akan segera diterbitkan dengan terlebih dahulu melakukan pembayaran retribusi pada loket Kasda atau Bank dengan mengambil perhitungan jumlah retribusi pada loket SKRD, 5) Bukti pembayaran retribusi dari loket Kasda atau Bank selanjutnya digunakan untuk mengambil izin pada loket pembayaran izin. Hal tersebut bisa

dilakukan salah satunya dengan menyediakan papan informasi yang jelas dan mudah dijangkau oleh masyarakat yang akan membuat surat izin usaha.

c. Keterbukaan proses yaitu Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu pada saat proses pembuatan surat izin usaha harus ada keterbukaan proses yang dilakukan agar masyarakat tidak merasa dirugikan pada saat proses pembuatan izin usaha dilakukan.

d. Kerangka regulasi yang menjamin trasnparansi yaitu Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu harus memiliki aturan yang mengatur mengenai transparansi proses pembuatan izin usaha, mengenai apa saja informasi yang sifatnya umum atau dapat disampaikan kepada masyarakat dan apa saja yang menjadi ketentuan dinas penanaman modal yang berhak untuk disampaikan secara transparansi kepada masyarakat.

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 2 (dua) bulan setelah ujian proposal. Penelitian ini dilakukan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng. Alasan pemilihan lokasi didasarkan karena instansi tersebut yang menangani pengajuan surat izin usaha khususnya di Kabupaten Bantaeng. Adapun pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian didasarkan karna untuk mengetahui penyebab terjadinya masalah dan memberikn solusi yang tepat agar kedepannya pelayanan yang diberikan diharapkan dilaksanakan dengan mudah, cepat, transparan, efisien, akuntabel, dan anti pungutan liar sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat khususnya yang ada di Kabupaten Bantaeng. B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian untuk memberikan gambaran secara jelas dan obyektif pada transparansi informasi pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Bantaeng mengenai pengajuan surat izin usaha yang diajukan oleh masyarakat yang akan membuka usaha berdasarkan observasi dan wawancara secara mendalam.

39

Penelitian ini bertipe fenomenologi yaitu suatu penelitian yang didasarkan pada pemaparan dan pengalaman yang dialami oleh informan terkait dengan transparansi informasi pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengenai pengajuan surat izin usaha untuk mengungkapkejadian atau fakta,fenomenadankeadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung.

C.Sumber Data

Sumber data terbagimenjadiduayaitu data primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang diperolehpenelitisecaralangsung (daritanganpertama), sementara data sekunderadalah data yang diperolehpenelitidarisumber yang sudahada.Berdasarkan uraian tersebut maka sumber data dibedakan menjadi duayaitu :

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dai para informan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu baik melalui pengamatan (observasi)dan wawancara (interview)seperti mengamatilangsung proses pelayanan surat izin usaha dan mengamati bagaimana transparansi informasi pelayanan yang diberikan oleh pegawai Dinas Penanaman Modal dalam memberikan pelayanan pengajuan surat izin usaha kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Bantaeng. 2. Data Sekunder

Data yang diperoleh penulis melalui berbagai dokumen dan laporan tertulis mengenai transparansi informasi pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Bantaeng seperti peraturan tertulis ,

40

keadaan personalisasi, fungsi dan tugas, keadaan fisik kantor, sarana dan prasarana kerja dan data lain yang dapat dijadikan sebagai pegangan untuk menguatkan hasil penelitian.

D. Informan Penelitian

Peneliti menggunakan teknik insidental sampling sebuah teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel berdasarkan kebetulan dalam menentukan informan pada pihak masyarakat pengguna layanan ditentukan secara Insidental, yaitu dipilih secara kebetulan pada saat mereka mengurus izin usaha dan ketika peneliti berada dilokasi penelitian. Sesuai dengan kebutuhan peneliti terkait dengan transparansi informasi pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terhadap pelayanan surat izin usaha, maka Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

No Informan Jabatan Jumlah

Informan 1 Muhammad Tafsir P.

S.S, M.AP

Kepala Dinas 1

2 Ali Azwar Isa, S.Sos, M.Si

Sekretaris 1

3 Fatmawati Pasega ST,MM

Kepala Bidang Perisinan Penanaman Modal dan PTSP

1 4 HJ Andi Suharti MK,

S.Sos, M.M

Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal PTSP

1 5 1.Jumhariani, SE, M.M

2. Rahmatia

Staf Dinas Penanaman Modal Staf Dinas Penanaman Modal

2 6 1. H Malik

2. Muh Suyuti 3. Nurmujizat 4. H Supriadi

Masyarakat Pengguna Layanan Masyarakat Pengguna Layanan Masyarakat Pengguna Layanan Masyarakat Pengguna Layanan

4

Jumlah 10

41 E. Teknik Pengumpulan Data

Metode atau cara pengumpulandata yang penyusun gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan cara observasi,wawancara, dan dokumentasi yaitu sebagai berikut :

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki. Fungsi observasi ini untuk menyaring dan melengkapi data yang mungkin tidak diperoleh melalui interview atau wawancara. Dalam penelitian ini observasi dilakukan ketika dilakukan pengamatan langsung di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terkait dengan transparansi informasi pelayanan surat izin usaha.

2. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan menggunakan alat yang dinamaka interview guide (panduan wawancara). Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada Informan yang terkait dengan transparansi informasi pelayanan surat izin usaha, baik dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu maupun masyarakat pengguna layanan di Kabupaten Bantaeng.

3. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Jadi dokumentasi adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari dokumen yang ada pada benda-benda tertulis, buku-buku, yang berkaitan dengan objek penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas

42

dan konkret tentang transparansi informasi pelayanan surat izin usaha di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintuberupa foto.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita kearah temuan ilmiah, bila dianalisis.Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis).Dalam model initerdapat 3 komponen pokok.Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiono (2013) ketiga komponen tersebut yaitu :

1. Reduksi Data merupakan komponen pertama analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan. 2. Penyajian Data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan

kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwa yang menjadi lebih mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat di pertanggungjawabkan.

43 G. Pengabsahan Data

Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dimana pada model ini menggunakan setidaknya 3 (tiga) teknik, yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatui nformasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membanding apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Lebih lanjut dalam penelitian ini yang mengkaji tentang transparansi informasi pelayanan surat izin usaha, peneliti membandingkan hasil wawancara maupun pengamatan langsung dilapangan baik itu dari perspektif internal maupun eksternal.

2. Tringulasi Teknik

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini, lebih lanjut peneliti menggunakan teknik yang berbeda didalam memperoleh dan menggali informasi terkait transparansi informasi pelayanan surat izin usaha untuk memastikan keakuratannya.

44 3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan pengecekan berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu kewaktu sehingga untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Bantaeng

Kabupaten Bantaeng yang dikenal dengan sebutan “ Butta Toa” terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 395,83 km. Terdiri atas 8 (delapan) kecamatan, 67 Desa dan kelurahan,502 Rukun Warga (RW) dan 1.108 Rukun Tetangga (RT). Kedepalan kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bissappu, Kecamatan Bantaeng, Kecamatan Eremerasa, Kecamatan Tompobulu, Kecamatan Pajukukang, Uluere, Gantarangkeke dan Kecamatan Sinoa. Kecamatan Tompobulu merupakan kecamatan terbesar dengan luas wilayah 76,99 km atau 19,45 persen dari luas Kabupaten Bantaeng, sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu 28,85 km.

1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Bantaeng secara geografis terletak ± 120 km arah selatan Bantaeng, Ibukabupaten Propinsi Sulawesi Selatan dengan posisi 5°21’13’’-5°35’26’’ Lintang Selatan dan 119°51’42’’-120°05’27’’ Bujur Timur. Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat ke timur kabupaten yang salah satunya berpotensi untuk perikanan, dan wilayah daratannya mulai dari tepi laut Flores sampai ke pegunungan sekitar Gunung Lompobattang dengan ketinggian tempat dari

permukaan laut 0-25 m sampai dengan ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut..

Kabupaten Bantaeng terletak di bagian 41 selatan propinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Bulukumba b. Sebelah Timur : Kabupaten Bulukumba

c. Sebelah Selatan : Laut Flores

d. Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto 2. Demografi

Untuk periode tahun 2007 – 2011 jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng dalam lima tahun terakhir memperlihatkan kecenderungan peningkatan, bahkan mencapai diatas rata-rata Sulawesi Selatan. Pertumbuhan penduduk diatas rata-rata Sulawesi Selatan tersebut secara umum mengindikasi pergerakan ekonomi daerah dari aktifitas penduduk disektor rill cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Rata- rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Bantaeng mencapai diatas 2,40% jika dibandingkan rata-rata pertumbuhan penduduk Sulawesi selatan yang hanya mencapai sebesar 1,57% (BPS Sulsel, 2012).

Permasalahan penyajian data jumlah penduduk selama ini, terdapat kecenderungan perbedaan antar jumlah penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan jumlah penduduk yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng

berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk tahun 2012 berjumlah sebanyak

185,675 jiwa atau lebih tinggi dibanding data BPS yang hanya berjumlah 179.505 jiwa yang terdiri atas 86.950 jiwa penduduk lakilaki dan 92.555 jiwa penduduk perempuan dengan rata-rata kepadatan penduduk mencapai 453 jiwa / Km2 pada tahun 2012.

Tabel 4.1: Perkembangan Jumlah Penduduk Masing-Masing Kecamatan Se Kabupaten Bantaeng 2015-2019

No Kecamatan 2015 2016 2017 2018 2019 1 Bantaeng 35.913 36.191 36.718 37.081 37.301 2 Bissappu 30.254 30.487 30.931 31.241 31.422 3 Tompobulu 22.422 22.591 22.913 23.140 23.277 4 Uluere 10.576 10.657 10.814 10.923 10.986 5 Sinoa 11.568 11.658 11,827 11.945 12.014 6 Pa’Jukukang 28.379 28.599 29.017 29.305 29.478 7 Gantarangkeke 15.524 15.642 15,865 16.029 16.117 8 Eremeresa 18.213 18.351 18.614 18.809 18.910 Jumlah 172.849 174.176 176.699 178.473 179.505

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020 Sedangkan dari sisi struktur umur penduduk yang

menggambarkan secara umum tentang tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan tingkat ketergantungan penduduk. Dikemukakan bahwa Persentase jumlah penduduk umur 15-64 tahun atau disebut dengan usia produktif

sebesar 68,37 persen dan persentase jumlah penduduk yang umur 0-14 sebanyak 31,03 persen dan mereka yang berumur 65 tahun ke sebesar 5,07 persen. Mereka yang berusia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas disebut dengan usia tidak produktif, karena secara ekonomi kedua kelompok umur tersebut belum dan tidak produktif lagi. Apabila penduduk yang tergolong usia produktif dibandingkan dengan mereka yang tergolong usia tidak produktif maka diperoleh tingkat ketergantungan penduduk

(dependency ratio).

3. Tugas Pokok dan Fungsi BPTPM Kabupaten Bantaeng

Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Bantaeng yang di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantaeng (Lembaran Daerah Kabupaten Bantaeng Tahun 2013 Nomor 7) dan Peraturan Bupati

Nomor 20 tentang Tata Cara Pembentukan Izin di Kabupaten Bantaeng. Sebagai lembaga teknis daerah yang bertanggung jawab Kepala Bupati Bantaeng, maka Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Bantaeng mempunyai tugas membantu Bupati Bantaeng di dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Bidang Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:

Dokumen terkait