• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

B. Kerangka Teori

Perlindungan Hak Tersangka/ Terdakw a

Kit ab Undang-undang Hukum

Acara Pidana

Int ernal Securit y Act (ISA) M alaysia

Persamaan dan Perbedaan Tersangka/ Terdakw a

xliii Ket eranagan

Banyak sekali pelanggaran-pelangaran hak asasi manusia t erhadap t ersangka/ t erdakw a yang t erjadi di negara Indonesia it u dikarenakan kurang t ransparansi di lembaga-lembaga peradilan. dalam prakt eknya seringkali aparat penegak hukum mengabaikan hak-hak t ersangka/ t erdakw a. Walaupun seorang manusia melakukan kejahat an-kejahat an at au suat u t indak pidana, nam un manusia berhak mendapat kan hak-haknya sebagai m anusia. Dalam penelit ian ini penulis mencoba mengkaji bagaimana perlindungan hak-hak t ersangka/ t erdakw a di Negara Indonesia menurut KUHAP dan membandingkan perlindungan hak-hak t ersangka t erdakw a di Negara M alaysia menurutInt ernal scurt y act.

xliv BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN

Persamaan dan perbedaan dalam perlindungan hak-hak tersangka terdakw a menurut Kitab undang-undang Hukum Acara Pidana danInternal Scurty Art M alaysia

A. Hasil penelitian

1. Perlindungan hak hak tersangka terdakw a di negara Indonesia menurut KUHAP Jaminan dan perlindunangan t erhadap HAM dalam perat uran hukum acara pidana mempunyai art i yang sangat pent ing sekali, karena sebagian besar dalam rangka proses dari hukum acara pidana ini menjurus kepada pembat asan-pembat asan HAM sepert i penagkapan, penahanan, penyit aan, penggeledahan dan penghukuman, yang pada hakikat nya adalah pem bat asan-pembat asan HAM (Erny Widhayant i, 1998 : 34)

Dalam buku Soehart o yang mengut ip dari buku M ardjono Reksodiput ro, Penegakan 10 asas dalam but ir 3 penjelasan Umum KUHAP mengat ur perlindungan t erhadap keluhuran harkat dan mart abat manusia M ardjono Reksodiput ro membedakan kesepuluh asas ini menjadi t ujuh asas umum dan asas khusus yait u :

Asas-asas umum :

a) Perlakuan yang sama di muka hukum tanpa diskriminasi apapun; b) Praduga tidak bersalah;

c) Hak untuk memperoleh kompensasi (ganti rugi) dan rehabilitasi; d) Hak untuk mendapatkan bantuan hukum;

e) Hak pengadilan terdakwa di muka pengadilan;

f) Peradilan yang bebas dan dilakukan dengan cepat dan sederhana; g) peradilan yang terbuka untuk umum.

Asas-asas khusus :

a) Pelanggaran atas hak-hak individu (penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan) harus didasarkan pada undang-undang dan dilakukan dengan surat perintah (tertulis);

xlv

b) hak seorang tersangka untuk diberitahukan tentang persangkaan dan pendakwaan terhadapnya;

c) Kewajiban pengadilan untuk mengendalikan pelaksanaan putusan-putusannya.

Adapun pasal-pasal dalam kitab undang-undang Hukum Acara Pidana yang mengatur tentang perlindungan Hak-hak tersangka terdakwa yaitu adalah :

NO PASAL BUNYI PASAL

a) b) c) d) e) f) g) h) i) Pasal 50 ayat 1 Pasal 50 ayat 2 Pasal 50 ayat 3 Pasal 51 but ir a dan b Pasal 52 Pasal 53 ayat 1 Pasal 54 Pasal 56 Pasal 57 ayat 1 Pasal 58

Hak unt uk segera diperiksa, diajukan ke pengadilan, dan diadili

Tersangka berhak perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh penunt ut umum

Hak t erdakw a segera diadili oleh pengadilan

Hak unt uk menget ahui dengan jelas dan bahasa yang dimengert i olehnya t ent ang apa yang disangkakan dan apa yang didakw akan

Hak unt uk memberikan ket erangan secara bebas kepada penyidik dan hakim

Hak unt uk mendapat juru bahasa

Hak unt uk dapat mendapat bant uan hukum pada set iap t ingkat pemeriksaan

Hak unt uk mendapat nasehat hukum dari penasehat hukum yang dit unjuk oleh pejabat yang bersangkut an pada semua t ingkat pemeriksaan bagi t ersangka at au t erdakw a yang diancam pidana mat i dengan biaya cuma-Cuma

Hak t ersangka at au t erdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi penasihat hukumnya

Hak t ersangka at au t erdakw a yang dikenakan penahanan berhak menghubungi dan menerima kunjungan dokt er pribadinya unt uk kepent ingan kesehat an baik yang ada hubungannya dengan proses perkara maupun t idak.

Hak unt uk diberit ahu kepada keluarganya at au orang lain yang serumah dengan t ersangka at au t erdakw a yang dit ahan unt uk mendapat bant uan hukum at au jaminan bagi penangguhannya dan hak unt uk berhubungan dengan keluarga dengan maksud yang sama di at as

xlvi j) k) l) m) n) o) p) q) r) Pasal 59 dan 60 Pasal 61 Pasal 62 Pasal 63 Pasal 64 Pasal 65 Pasal 66 Pasal 67

hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan sanak keluarganya dalam hal yang t idak ada hubungannya dengan perkara t ersangka at au t erdakw a unt uk kepent ingan pekerjaan at au unt uk kepent ingan kekeluarga.

Hak t ersangka at au t erdakw a berhubungan surat -menyurat dengan penasehat hukumnya.(Pasal 62)

Hak t ersangka at au t erdakw a unt uk menghubungi dan menerima kunjungan dari rohaniw an

Hak t erdakw a unt uk diadili di sidang pengadilan yang t erbuka unt uk umum.

Hak t ersangka at au t erdakw a mengajukan saksi at au ahli yang memiliki keahlian khusus guna memberikan ket erangan yang mengunt ungkan bagi dirinya.

Tersangka at au t erdakw a t idak dibebani kew ajiban pembukt ian

Hak t erdakw a at au penunt ut umum unt uk mint a banding t erhadap put usan pengadilan t ingkat pert ama kecuali t erhadap put usan bebas, lepas dari segala t unt ut an hukum yang menyangkut masalah kurang t epat nya penerapan hukum dan put usan pengadilan dalam acara cepat

Hak t ersangka at au t erdakw a menunt ut gant i kerugian.

At as permint aan t ersangka at au penasihat hukumnya penjabat yang bersangkut an memberikan t urunan berit a acara pemeriksaan unt uk kepent ingan pembelaannya Jika seorang t ersangka at au saksi yang dipanggil m emberi alasan yang pat ut dan w ajar bahw a ia t idak dapat dat ang kepada penyidik yang melakukan pemeriksaan, penyidik it u dat ang ke t empat kediamannya

Dalam hal seorang disangka melakukan suat u t indak pidana sebelum dimulainya pem eriksaan oleh penyidik, penyidik w ajib memberit ahukan kepadanya t ent ang haknya unt uk mendapat kan bant uan hukum at au ia dalam perkaranya it u w ajib didampingi oleh penasihat hukumnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 56.

1) Dalam hal Penyidik sedang melakukan pemeriksaan terhadap Tersangka, Penasehat Hukum dapat mengikuti jalannya pemeriksaan dengan cara

xlvii s) t ) u) v) w ) x) Pasal 68 pasal 72 pasal 113 pasal 114 pasal 115 pasal 117

melihat serta mendengar pemeriksaan.

2) Dalam hal kejahatan terhadap keamanan negara Penasehat Hukum dapat hadir dengan cara melihat tetapi tidak dapat mendengar pemeriksaan terhadap Tersangka

1) Keterangan Tersangka dan atau Saksi kepada Penyidik diberikan tanpa tekanan dari siapapun dan atau dalam bentuk apapun.

2) Dalam hal Tersangka memberi keterangan tentang apa yang sebenarnya ia telah lakukan sehubungan dengan tindak pidana yang dipersangkakan kepadanya, Penyidik mencatat dalam berita acara seteliti-telitinya sesuai dengan kata yang dipergunakan oleh Tersangka sendiri

Dalam hal Terdakw a at au Penasehat Hukum m engajukan keberat an bahw a Pengadilan t idak berw enang mengadili perkaranya at au dakw aan t idak dapat dit erima at au surat dakw aan harus dibat alkan, maka set elah diberi kesempat an kepada Penunt ut Umum untuk menyat akan pendapat nya, Hakim mempert imbangkan keberat an t ersebut unt uk selanjut nya mengambil keput usan.

xlviii

y)

pasal 156

2. Perlindungan hak hak tersangka terdakw a menurutInternal Scurity Act

Sement ara it u di M alaysia, kebijakan pemerint ah M alaysia dalam usaha melaw an kejahat an Negara diw ujudkan dengan menerbit kan Akt a Keamanan Dalam Negeri t ahun 1960 at au yang dikenal dengan Int ernal Securit y Act (ISA) M alaysia t ahun 1960. Int ernal Securit y Act M alaysia merupakan produk hukum peninggalan kolonial Inggris yang aw alnya dibent uk unt uk menangkis ancaman kom unisme.

Int ernal Securit y Act M alaysia juga merupakan produk polit ik hukum yang dit ujukan unt uk menegaskan w ew enang negara berhadapan dengan kebebasan sipil dalam sit uasi khusus dan memaksa unt uk menjamin keamanan nasional (ht t p:/ / w w w .propat ria.or.id/ / ). Ket ent uan yang t erdapat dalam Int ernal Securit y Act M alaysia mengalami perubahan/ amandemen pada t ahun 1988. Amandemen t ersebut menunjukkan karakt er ot orit er ISA dan menut up ruang bagi peninjauan kembali at as put usan yang t elah dibuat oleh M ent eri Dalam Negeri at au Yang Dipert uan Agung dengan hak diskresi menurut ISA.

M alaysia adalah salah sat u dari sedikit negara di dunia yang memungkinkan

prevent ive det ent ion dalam Konst it usinya selama masa damai t anpa pengamanan yang dipahami sebagai persyarat an dasar unt uk melindungi hak asasi manusia. Pada int inya, hal it u memungkinkan unt uk menangkap set iap orang t anpa perlu unt uk diadili dalam keadaan didefinisikan t ert ent u (ht t p:/ / en.w ikipedia.org/ w iki/ Int ernal_Securit y_Act _(M alaysia). ISA M alaysia sebagaimana t ercant um dalam Pasal 73 ayat (1) adalah perat uran yang memungkinkan polisi (t anpa bukt i at au surat perint ah) menangkap individu yang diyakini t elah at au akan at au kemungkinan akan bert indak yang mengancam

xlix

keamanan, hal-hal yang menguasai hajat hidup orang banyak at au kehidupan ekonomi M alaysia.

Int ernal Securit y Act M alaysia sebagai produk polit ik hukum dit ujukan unt uk menegaskan w ew enang negara berhadapan dengan kebebasan sipil dalam sit uasi khusus dan memaksa unt uk menjamin keamanan nasional. Unt uk it u perlu ada 5 (lima) aspek yang perlu dilihat dari ISA M alaysia. Kelima aspek dalam ISA M alaysia ini juga menunjukkan kelem ahan dari ISA M alaysia yang t idak menjunjung t inggi penghormat an at as hak asasi manusia. Kepent ingan keamanan negara lebih diut amakan dari pada kepent ingan hak asasi manusia umumnya dan w arga negara M alaysia khususnya. Kelima aspek t ersebut menurut Edi Praset yono sebagai berikut :

a) Situasi Darurat Penahanan

Tindakan penahanan bisa saja dijust ifikasi selama masa darurat yait u dalam masa keamanan nasionl dit et apkan lebih pent ing dan mendesak sehingga ada beberapa hak individual yang harus dikorbankan. Akan t et api perlu adanya alasan kuat unt uk menerapkan keadaan darurat yang memberi dasar pemberlakuan ISA. Selain it u, dihapuskannya beberapa hak individu dalam keadaan darurat harus diakui oleh Declarat ion Universal of Human Right s. Declarat ion Universal of Human Right s memang mengakui beberapa hak dasar individu, namun juga mengakui bahw a ada beberapa hak dasar yang dapat dihapuskan dalam keadaan t ert ent u.

b) Sebab dan Kecurigaan yang Jelas Terkait Penahanan

Penahanan dan penghapusan kebebasan sipil harus didasarkan at as alasan dan sebab yang jelas. Akan t et api ket ent uan t ersebut t idak dipenuhi oleh ISA M alaysia. Pasal 73 ISA menyat akan bahw a polisi bisa menahan karena mereka “have reason t o believe” orang t ersebut melakukan suat u t indakan yang membahayakan at au M ent eri Dalam Negeri “is sat isfied” bahw a penahanan t ersebut adalah unt uk m encegah t indakan yang berbahaya bagi keamanan M alaysia.

c) Perlindungan dan Bantuan Hukum

M ereka yang dit ahan karena ISA t idak mempunyai perlindungan hukum selama masa penahanan yang mengarah pada t erjadinya beberapa kekerasan

l

baik fisik maupun psikis. Tahanan baru mendapat bant uan hukum dari penasehat hukumnya set elah mereka dipindahkan ke t ahanan at as perint ah M ent eri Dalam Negeri dengan pembat asan-pembat asan t ert ent u.

d) Judicial Review

Amandemen t erhadap ISA pada t ahun 1988 just ru menunjukkan karakt er ot orit er ISA karena menut up ruang bagi peninjauan kembali at as put usan yang dibuat oleh M ent eri Dalam Negeri at au Yang Dipert uan Agung yang mempunyai hak diskresi menurut ISA. Ket ent uan dalam pasal 16 ISA juga memberi hak kepada pejabat unt uk menut up informasi yang selanjut nya menyulit kan upaya unt uk melakukan peninjauan.

e) Kondisi tahanan

Walaupun keadaan yang demikian itu adapun pasal-pasal dalam Internal Scurty Artyang mengarah pada upaya perlindungan terhadap hak-hak tersangka terdakwa

NO PASAL BUNYI PASAL

1) Pasal 11 Perw akilan t erhadap perint ah penahanan

(1) Sebuah salinan t ent ang set iap perint ah yang dibuat oleh M ent eri menurut pasal 8 (1) sebaiknya segera mungkin set elah pembuat annya diserahkan kepada orang yang bersangkut an, dan set iap orang t ersebut sebaiknya dimint a menunjuk perw akilan at as perint ah t ersebut kepada Badan Penasihat .

(2) Unt uk t ujuan membuat seseorang mampu menunjuk perw akilan menurut sub pasal (1) pada w akt u menjalankan perint ah t ersebut seharusnya –

(a) diberit ahu mengenai haknya unt uk menunjuk perw akilan kepada Badan Penasihat m enurut sub pasal (1); dan

(b) dibekali dengan sebuah pernyat aan t ert ulis oleh M ent eri

li 2)

3)

Pasal 12

Pasal 14

(ii) t ent ang dugaan fakt a yang menjadi dasar dari perint ah t ersebut ; dan

(iii) fakt a-fakt a lainnya, bila ada, karena menurut pendapat ment eri ia mungkin perlu menunjuk perw akilan t erhadap Badan Penasihat .

(3) Yang di Pert uan Agung dapat membuat at uran-at uran mengenai cara penunjukkan perw akilan menurut pasal ini dan unt uk mengat ur prosedur Badan Penasihat .

Laporan t ent ang Badan Penasihat

(1) Pada saat seseorang t elah menunjuk perw akilan menurut pasal 11(1) kepada Badan Penasihat , dalam w akt u t iga bulan set elah orang it u dit ahan Badan Penasihat seharusnya mempert imbangkan perw akilan t ersebut dan memberikan rekomendasi kepada Yang di-Pert uan Agung. (2) Set elah mempert imbangkan rekomendasi dari Badan Penasihat menurut pasal ini, Yang di-Pert uan Agung dapat memberi perint ah kepada M ent eri, bila ada, misalnya ia seharusnya berpikir secara t epat mengenai perint ah yang diberikan oleh M ent eri; dan set iap keput usan Yang di-Pert uan Agung sebaiknya bersifat final, menurut pasal 13, dan sebaiknya t idak dipert anyakan di pengadilan.

[Pasal 12 t elah diubah oleh Undang-undang keamanan Int ernal (Amandemen) 1988 dengan:

M enggant i kat a-kat a “ orang yang t elah dit ahan” dengan “ perw akilan dit erima olehnya, at au dalam periode w akt u yang lebih panjang sepert i yang diberikan oleh Yang di-Pert uan Agung” pada sub pasal (1)

Kekuasaan unt uk memanggil saksi

Set iap badan penasihat unt uk t ujuan undang-undang ini, t et api menurut pasal 16, seharusnya memiliki semua kekuasaan pengadilan unt uk memanggil dan memeriksa

lii 4) 5) 6) Pasal 15 Pasal 16 Pasal 79

saksi, pemberian sumpah at au perset ujuan, dan mendesak pembuat an dokumen

Anggot a Badan Penasihat yang dianggap sebagai pelayan masyarakat

Set iap anggot a Badan Penasihat seharusnya dianggap sebagai pelayan masyarakat didalam makna Kit ab Undang-Undang Hukum Pidana, dan pada kasus set iap perbuat an at au gugat an yang dilayangkan t erhadapnya at as suat u perbuat an yang dilakukan at au dihilangkan unt uk dilakukan dalam pelaksanaan kew ajibannya menurut Bab ini seharusnya memiliki perlindungan dan hak ist imew a yang serupa sepert i menurut undang-undang yang diberikan kepada seorang Hakim dalam penyelenggaraan dinasnya. Pengungkapan Informasi

Dalam bab ini at au dalam at uran-at uran yang dibuat dibaw ahnya t idak ada yang menunt ut M engeri at au salah seorang anggot a Badan Penasihat at au pelayan masyarakat unt uk mengungkapkan fakt a-fakt a at au membuat dokumen-dokumen yang ia anggap bert ent angan dengan kepent ingan nasional unt uk mengungkapkan at au membuat .

Kekuasaan hukum pengadilan

Tanpa praduga t erhadap kekuasaan hukum Pengadilan Tinggi, sebuah Pengadilan Sidang at au di Sabah dan Saraw ak, pengadilan St ipendiary M agist rat e, seharusnya memiliki kekuasaan hukum unt uk mencoba suat u pelanggaran t erhadap Undang-Undang ini, selain pelanggaran yang dapat dihukum dengan kemat ian, dan menjat uhkan hukuman yang disarankan sehingga t idak melebihi denda sebesar lima ribu dollar at au lima t ahun penjara at au kedua-duanya.

liii 7) Pasal 75

(1) Apabila seseorang digugat at as pelanggaran t erhadap Undang-Undang ini at au at as undang-undang t ert ulis unt uk w akt u yang t elah dit et apkan pada Jadw al Kedua suat u pernyat aan, baik pernyat aan yang sama dengan pengakuan at au bukan at au t ert ulis at au lisan, dibuat pada suat u w akt u, baik sebelum maupun sesudah orang it u dit unt ut dan baik dalam proses penyelidikan polisi at au bukan dan baik secara keseluruhan m aupun sebagian dalam menjaw ab pert anyaan-pert anyaan, oleh orang t ersebut kepada at au dalam pemeriksaan oleh pet ugas polisi at au diat as jabat an Inspekt ur dan baik dit afsirkan kepadanya at au t idak oleh pet ugas kepolisian yang lain at au orang lain yang t erkait at au t idak dengan penahanan t ersebut , meskipun ada sesuat u yang bert ent angan yang dimuat dalam hukum t ert ulis, sebaiknya dapat diakui barang bukt inya dalam persidangannya, jika orang it u mengajukan dirinya sebagai saksi, pernyat aan semacam it u dapat digunakan dalam pemeriksaan silang dan unt uk memint a pert anggungjaw abannya:

M enyat akan –

t idak ada pernyat aan semacam it u yang dapat dit erima at au digunakan sepert i yang disebut kan sebelumnya –

jika pembuat an pernyat aan t ersebut bagi pengadilan t empaknya disebabkan oleh bujukan, ancaman at au janji yang memiliki referensi dengan gugat an t erhadap orang t ersebut , yang berjalan dari seseorang yang berkuasa dan menurut pendapat pengadilan cukup unt uk memberi orang t ersebut dasar-dasar yang t ampak baginya masuk akal unt uk menduga bahw a dengan m embuat nya ia akan mendapat kan keunt ungan at au menghindari kejahat an dari sifat referensi sement ara t erhadap sidang t erhadapnya; at au

liv

apabila suat u pernyat aan yang dibuat oleh orang t ersebut sesudah penahanannya, kecuali pengadilan puas bahw a sebuah peringat an diberikan kepadanya dengan kat a-kat a berikut ini: “ Adalah t ugas saya unt uk memperingat kan anda bahw a anda t idak w ajib mengat akan sesuat u at au menjaw ab pert anyaan apapun, melainkan sesuat u yang anda kat akan, baik saat menjaw ab sebuah pert anyaan at au t idak, dapat diberikan dalam bukt i” , dan

sebuah pernyat aan yang dibuat oleh seseorang sebelum ada w akt u unt uk memperingat kannya sebaiknya dianggap t idak dapat dit erima dalam bukt i hanya karena alas an t idak ada peringat an yang t elah diberikan jika hal it u t elah diberikan sesegera mungkin.

(2) M eskipun ada sesuat u bert ent angan yang t ercant um dalam suat u undang-undang t ert ulis yang diduga dilanggar oleh seseorang dimana sub pasal (1) berlaku sebaiknya t idak t erbat as unt uk menjaw ab pert anyaan-pert anyaan yang t erkait dengan kasus sesudah peringat an sepert i yang t ersebut diat as diberikan kepadanya.

(3) Pasal ini seharusnya berlaku dalam kait annya dengan seseorang yang diadili sesudah mulai berlakunya Undang-Undang ini, baik sidang t erhadap orang t ersebut diadakan maupun apakah pernyat aan yang relevan dibuat sebelumnya at au t idak.

Larangan mengenai t unt ut an

Sebuah t unt ut an at as pelanggaran t erhadap Undang-undang ini yang dapat dihukum dengan hukuman penjara selama t ujuh t ahun at au lebih seharusnya t idak dilakukan kecuali at as perset ujuan Jaksa Penunt ut Umum :

M enyat akan bahw a, menurut undang-undang t ersebut unt uk w akt u yang berlaku dalam kait annya dengan prosedur

lv 8) 9) Pasal 80 Pasal 81 pidana –

seseorang yang digugat dengan pelanggaran semacam it u dapat dit ahan, at au suat u jaminan at as penahanannya dapat dikeluarkan dan dilaksanakan, dan orang t ersebut dapat dikirim kembali kedalam t ahanan at au at as jaminan, meskipun begit u perset ujuan Jaksa Penunt ut Umum t erhadap lembaga t ent ang sebuah gugat an at as pelanggaran t idak diperoleh, t et api kasus seharusnya digugat lebih jauh hingga perset ujuan diperoleh; dan ket ika seseorang dibaw a kehadapan pengadilan m enurut pasal ini sebelum Jaksa Penunt ut umum menyet ujui gugat an t ersebut , t unt ut an sebaiknya dijelaskan kepadanya t et api ia seharusnya t idak dimint a membela dan ket ent uan undang-undang t ersebut sebaiknya diubah.

Penerbit an perint ah

(1) Ket ika suat u perint ah at au perat uran dibuat at au pet unjuk at au inst ruksi diberikan menurut Undang-Undang ini, M ent ri dalam negeri dan ot orit as yang lain yang membuat perint ah at au perat uran at au memberikan pet unjuk at au inst ruksi t ersebut sebaiknya memberit ahukan pemberlakuannya unt uk diberikan sesegera mungkin sebagaimana yang dianggap perlu unt uk memberit ahu kepada semua orang yang menurut pendapat nya harus

Dokumen terkait