• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teori

1. Advertising (Periklanan)

Menurut Philip Kotler (2009: 202) advertising (periklanan) adalah suatu

bentuk terbayar atas presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh

sponsor yang jelas. Selain itu, Fandy Tjiptono (2001: 226) menyatakan bahwa

iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi

tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa

sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran

seseorang untuk melakukan pembelian.

Bentuk presentasi bukan personal dan promosi atas gagasan, barang, atau

jasa oleh seseorang atau sponsor yang teridentifikasi dalam media, seperti majalah,

koran, poster, pengiriman surat secara langsung, radio, televisi, katalog, dan

sirkuler.

Ada beberapa cara untuk meninjau kegiatan periklanan dalam suatu

masyarakat. Salah satu tinjauan adalah bahwa periklanan merupakan suatu cara

yang relatif mahal untuk menyampaikan informasi. Jadi, periklanan dapat

menambah kegunaan informasi pada suatu penawaran produk. Tinjauan yang lain

adalah bahwa periklanan merupakan suatu cara alat persuasi. Jadi, seseorang atau

lembaga dapat mengadakan periklanan untuk membujuk masyarakat agar mau

26

Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan

penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan

terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru

terjadi pada waktu mendatang. Selain itu juga ada beberapa tujuan lain dari

periklanan :

a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.

b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga

penjualan/salesman dalam jangka waktu tertentu.

c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur.

d. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.

e. Memperkenalkan produk baru.

f. Menambah penjualan industri baru.

g. Mencegah timbulnya barang-barang tiruan.

2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

Menurut Tjiptono (2000: 229), sales promotion (promosi penjualan) adalah

bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatu

untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah

barang yang dibeli pelanggan. alat-alat sales promotion menurut Kotler (2005:

301) yaitu sampel, kupon, tawaran pengambilan uang, paket harga (transaksi

potongan harga/diskon), premium (hadiah pemberian), program frekuensi,

kontes/undian/permainan, imbalan berlangganan, pengujian gratis, garansi produk,

promosi bersama, promosi silan (menggunakan suatu merek untuk mengiklankan

27

3. Personal Selling (Penjualan Pribadi)

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009: 174) personal selling

adalah interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan

melakukan prsesentasi, menjawab pertanyaan dan pengadaan pesanan. Sedangkan

menurut Irawan (2000: 164), personal selling adalah penyajian secara lisan oleh

perusahaan kepada atau beberapa calon pembeli dengan tujuan agar barang atau

jasa yang ditawarkan dapat terjual. Personal selling merupakan sarana yang paling

efektif dalam proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi, ketulusan,

dan tindakan konsumen.

Disamping menjelaskan atau memberitahukan produk dan harus bisa

membujuk calon pembeli, personal selling juga menampung keluhan dan saran dari

para pembeli sebagai umpan balik bagi perusahaan. Personal selling lebih

menekankan aspek penjualan melalui proses komunikasi person to person

(Chandra, 2002: 208). Peranan personal selling cenderung bervariasi antar

perusahaan, tergantung pada beberapa faktor antara lain karakteristik produk atau

jasa yang dipasarkan, ukuran perusahaan, dan tipe industri.

4. Direct Marketing (Penjualan Langsung)

Direct marketing (pemasaran langsung) menurut Kotler dan Amstrong

(2008: 117) adalah hubungan langsung dengan konsumen individual yang

ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun

hubungan pelanggan yang langgeng, penggunaan surat langsung, telepon, televisi

respon langsung, email, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara

langsung dengan konsumen tertentu. Sedangkan menurut Payne (2000: 203), direct

28

dalam direct marketing, yaitu direct mail, mail order, direct respon, direct selling,

telemarketing, dan pemasaran digital.

Aktivitas pemasaran langsung biasanya memberikan manfaat kepada

pelanggan untuk menikmati hubungan yang saling menguntungkan. Namun

pemasar harus berhati-hati agar dapat menghindarkan kesan yang mengganggu

pelanggan, yang dirasa tidak adil, yang curang dan mengganggu privasi pelanggan.

5. Corporate Image (Citra Perusahaan)

Kotler dan Keller (2012: 274) menyatakan bahwa citra adalah seperangkat

keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Selain

itu, menurut Gregory (2011: 63) dalam bukunya Marketing Corporate Image

menyatakan bahwa citra perusahaan adalah kombinasi dampak terhadap observer

dari semua komponen-komponen verbal maupun visual perusahaan baik yang

direncanakan ataupun tidak.

Menurut Keller yang dikutip oleh Arslan (2010: 7) menjelaskan bahwa

terdapat tiga aspek penting dari citra yaitu keberuntungan, kekuatan dan keunikan

asosiasi merek. Citra akan efektif apabila melakukan tiga hal berikut ini:

a. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.

b. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak

dikacaukan oleh karakter pesaing.

c. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.

Citra perusahaan bersumber dari pengalaman atau upaya komunikasi

sehingga penilaian maupun pengembangannya terjadi pada salah satu atau kedua

29

gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan.

Keterlibatan tersebut belum terjadi dalam perusahaan yang bersumber dari upaya

komunikasi. Proses terbentuknya citra perusahaan menurut Hawkins diperlihatkan

pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1

Proses Terbentuknya Citra Perusahaan

Sumber: Hawkins (2007) Consumer Behavior: Building Market Strategy

Berdasarkan gambar proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung pada

beberapa tahapan berikut ini:

a. Exposure, yaitu obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang dilakukan

perusahaan dalam membentuk citra perusahaan.

b. Attention, yaitu memperhatikan upaya perusahaan tersebut.

c. Comprehensive, yaitu setelah adanya perhatian obyek mencoba memahami semua

yang ada pada upaya perusahaan.

d. Image, yaitu terbentuknya citra perusahaan pada obyek.

e. Behavior, yaitu citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku obyek

sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan.

6. Keputusan Pembelian Produk/Jasa

Kotler dan Keller (2009: 184) mengatakan bahwa keputusan pembelian

adalah proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami Eksposur

e

30

cara konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian. Selain itu, Nugroho

(2003: 38) keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Menurut Kotler (1995: 229) proses keputusan pembelian barang atau jasa

meliputi 5 (lima) tahapan seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.2

Tahapan Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler (1995: 229)

Dokumen terkait