• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada penelitian ini terdapat beberapa teori yang digunakan oleh peneliti, sebagai berikut:

1. Menonton

Menonton termasuk dalam sikap manusia untuk melihat, mengamati, serta memperhatikan objek menggunakan indra manusia. Objek yang dimaksud dalam hal ini yaitu televisi. Manusia ketika menonton televisi

4Febrina Eka Setyawati, Pengaruh menonton tayangan acara Hafiz Indonesia di RCTI

terhadap minat menghafal Al-Quran siswa-siswi sekolah dasar islam Kota Blitar, (Yogyakarta:

tidak hanya menggunakan salah satu alat indra saja seperti indra penglihatan, melainkan bisa jadi menggunakan alat indra yang lain seperti indra pendengaran. Ada beberapa aspek yang menyebabkan manusia melakukan sikap yaitu menonton televisi, sebagai berikut:5

a. Perhatian

Perhatian merupakan ketertarikan terhadap objek tertentu yang menjadi target. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita (indra penglihatan) untuk melihat, dan mengenyampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain.6 Perhatian yang dimaksud disini adalah perhatian saat menonton program acara di televisi yang bisa saja mengesampingkan kegiatan lain.

b. Penghayatan

Yang dimaksud adalah pemahaman sikap saat menonton tayangan program acara televisi. Pemahaman yang mendalam saat menonton televisi kemudian dijadikan pemahaman tersebut menjadi informasi yang baru diterima sebagai pengetahuan baru.

c. Durasi

Rentang waktu atau lamanya sesuatu hal atau sebuah peristiwa berlangsung, dimana hal ini biasanya dikaitkan dengan gelaran sebuah acara. Dalam hal ini kaitannya yaitu lamanya sikap menonton televisi

5Febrina Eka Setyawati,Pengaruh Menonton Tayangan Acara Hafiz Indonesia di RCTI

terhadap Minat Menghafal Al-Quran siswa-siswi Sekolah Dasar Islam Kota Blitar, (Yogyakarta:

Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2016), hlm. 20.

terhadap tayangan sebuah program acara televisi. Durasi ketika menonton televisi membutuhkan waktu diartikan lamanya selang waktu menonton televisi.

d. Frekuensi

Frekuensi merupakan pemakaian objek atau banyaknya pengulangan perilaku menonton televisi yang menjadi target. Menonton tayangan televisi berlangsung secara periodik berhari-hari, berminggu-minggu, tergantung pada individu masing-masing.

2. Keberagamaan

Agama bagi manusia menjadi pegangan yang diperlukan untuk mengarungi setiap kehidupan dari segi ruhaniah atau batiniyah manusia dalam mewujudkan keberagamaan. Keberagamaan akan diwujudkan di kehidupan sehari-hari oleh manusia sebagai bentuk ketetapan kepercayaan manusia terhadap Tuhan. Dalam prosesnya, keberagamaan akan selalu berkembang sesuai dengan bertambahnya tingkat kepercayaan atau keyakinan terhadap agamanya. Keberagamaan menjadi salah satu kenyataan perjalanan manusia yang tidak hanya untuk melakukan ibadah saja, melainkan juga terdapat pada hati seseorang yang tidak tampak untuk dilihat oleh mata seseorang. Oleh karena itu banyak terdapat fenomena

keberagamaan yang terjadi, yang menurut Glock & Stark ada lima dimensi tingkat keberagamaan, yaitu:7

a. Dimensi Keyakinan

Berbagai pengharapan dimana seseorang yang beragama berpegang teguh terhadap keyakinannya mengakui kebenaran ajaran dalam agamanya. Dimensi keyakinan dalam agama dapat diartikan sebagai dasar seseorang ketika melakukan keberagamaan.

b. Dimensi Praktik Agama

Perilaku pemujaan atau hal-hal yang ditunjukkan untuk berkomitmen terhadap agama yang dianutnya. Dimensi praktik agama dalam sebuah agama dapat disejajarkan sebagai ibadah yang dilakukan umat.

1) Ritual

Tradisi keagamaan yang dilakukan secara terus menerus oleh manusia. Dalam sebuah agama dimensi ini diwujudkan saat seseorang bertemu di tempat ibadah secara rutin, secara tertib dan sebagainya. 2) Ketaatan

Ketaatan dapat diartikan sebagai kepatuhan dalam melakukan ibadah. Dalam sebuah agama dapat dilihat dengan aktifitas seseorang melakukan keberagamaan secara tepat waktu, merayakan hari raya sebuah agama dan sebagainya.

7Djamaludin Ancok dan Fuad nashori S, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 77.

c. Dimensi Pengalaman

Perasaan, persepsi serta sensasi yang timbul sebelum atau sesudah dialami sesorang ketika melakukan keberagamaan. Dalam sebuah agama dapat dilihat dengan seberapa jauh tingkat merasakan mengalami pengalaman religius seperti perasaan doa sering terkabul, bahagia, tenteram, tenang dalam melaksanakan ibadah dan sebagainya.

d. Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi ini menjelaskan bahwa orang-orang yang beragama setidaknya memiliki pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, kitab suci, tradisi dan sebagainya. Dimensi ini berkaitan dengan sebuah agama yang pada pengetahuan seseorang memeluk agama dapat dilihat dengan sejauh mana mempelajari Kitab agamaNya.

e. Dimensi Pengamalan

Dimensi ini dapat diartikan sebagai konsekuensi dalam berkomitmen beragama. Pada sebuah agama dimensi ini disebut juga dengan tingkah laku. Dimensi ini berkaitan dengan keberagamaan yang dilakukan seseorang ketika berhubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama manusia dan lain sebagainya.

3. Teori Efek Media Massa Televisi

Pada penelitian ini peneliti memilih salah satu teori efek media massa televisi yaitu teori Kultivasi Media. Teori Kultivasi media dipilih dikarenakan teori tersebut sesuai dengan permasalahan yang dikaji pada

penelitian ini yaitu televisi merupakan media yang berbeda dengan media massa lainnya, kemudian televisi dapat membentuk cara berpikir ataupun cara berperilaku masyarakat. Teori kultivasi merupakan salah satu teori komunikasi massa yang berkaitan dengan efek media massa. Teori ini meneliti mengenai efek atau pengaruh televisi yang menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Teori ini dikembangkan oleh George Gerbner dan Larry Gross. George Gerbner dan Larry Gross mengansumsikan kultivasi (cultivation) menjadi tiga asumsi, sebagai berikut:8

a. Televisi adalah Media Massa yang Berbeda.

Asumsi ini menjelaskan bahwa televisi memilki keunikan. Televisi tidak membutuhkan kemampuan membaca, sebagaimana dengan media cetak. Tidak seperti radio yang menghasilkan informasi dengan suara saja akan tetapi televisi mengkombinasikan gambar dan suara. Televisi merupakan satu-satunya medium yang pernah diciptakan yang tidak memilki batas usia.

b. Televisi Membentuk Cara Berpikir dan Berinteraksi Masyarakat.

Asumsi ini berkaitan mengenai dampak atau efek televisi. Televisi tidak lebih berusaha untuk mempengaruhi pemirsa, melainkan menggambarkan gambar yang kurang meyakinkan mengenai seperti apa dunia sebenarnya ataupun realitas sebenarnya. Analisis kultivasi tidak

8Morrison, M.A dkk, Teori Komunikasi Massa, (Bandung:Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 107-108.

menyatakan mengenai apa yang akan kita lakukan berdasarkan menonton televisi yang penuh dengan kekerasan, melainkan teori ini mengansumsikan bahwa menonton televisi yang penuh dengan kekerasan akan membuat kita merasa takut karena televisi menanamkan dalam diri kita gambaran dunia yang kejam dan berbahaya.

c. Pengaruh dari televisi terbatas.

Pada asumsi ini analisis kultivasi menyatakan bahwa dampak dari televisi terbatas. Yang dimaksud dengan dampak yang terbatas yaitu dampak dari televisi terhadap budaya yang dapat diukur, diamati, dan independen pada suatu titik waktu tertentu mungkin terlihat kecil, dampak ini tetap saja ada dan signifikan.

4. Hubungan Menonton Program Acara Religi TV dengan Keberagamaan Masyarakat yang sering menonton televisi tentu akan banyak menerima informasi dari televisi. Apapun yang ditayangkan di televisi bisa saja mempengaruhi perilaku ataupun kebiasaan yang dialami oleh masyarakat. Jadi terdapat hubungan yang terjadi ketika masyarakat menonton sebuah program acara di televisi. Begitu juga dengan masyarakat yang selalu menonton program acara yang berkaitan dengan perilaku sehari-hari, maka bisa saja masyarakat akan sepenuhnya menerima apa-apa yang baik ditayangkan di televisi tersebut. Perilaku masyarakat bisa menjadi baik apabila masyarakat selalu menonton program acara televisi yang berisi dengan contoh perilaku yang baik. Oleh karena itu terdapat dampak yang

terjadi dari sebuah program acara televisi. Berikut ini ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu:9

a. Pemahaman

Yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan informasi baru bagi pemirsa. Pemahaman khalayak yang sering menonton televisi akan berbeda dengan khalayak yang jarang menonton, hal tersebut dikarenakan pemahaman khalayak dipengaruhi oleh informasi yang didapat setelah menonton acara televisi.

b. Peniruan

Yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi, sehingga bisa jadi pemirsa mengikuti apa yang dipakai serta dikonsumsi di layar televisi. Kemungkinan mengenai peniruan atau gaya yang dilakukan oleh pengisi acara atau narasumber di acara televisi, bisa jadi diikuti oleh khalayak yang sering menonton acara televisi. Acara televisi yang memberikan informasi trendi atau gaya yang ditampilkan pada acara televisi dapat diterima baik oleh khalayak yang sering menonton acara televisi.

c. Perilaku

Yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa

9Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka cipta, 1996), hlm. 100.

Keberagamaan (Y)

 Dimensi Keyakinan

 Dimensi Praktik Agama

 Dimensi Pengalaman

 Dimensi Pengetahuan Agama

 Dimensi Pengamalan Menonton (X)  Perhatian  Pengahayatan  Durasi  frekuensi

sehari-hari. Secara aksi dan reaksi, verbal maupun nonverbal. Informasi yang telah diterima oleh khalayak setelah menonton acara televisi juga berpengaruh terhadap budaya yang akan dibangun dalam kehidupan sehari-hari oleh pemirsa.

Dokumen terkait