• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Kerangka Teori

Setiap organisasi mempunyai kekhususan sendiri-sendiri yang ditentukan oleh arah tujuan, materi kepentingan, sasaran perjuangan dan aktivitas organisasi yang berbeda-beda bentuk dan sifatnya. Dari beberapa kekhususan ini disusunlah sebuah struktur organisasi.Namun dari beberapa kekhususan tersebut, semua organisasi secara umum mempunyai kesamaan, yaitu bahwa setiap berdiri di atas basis serta bergerak menjalankan kerja organisasi yang dipimpin oleh pimpinan organisasinya.Organisasi basis (pokok atau dasar) sebagai dasar kekuatan, dan pimpinan sebagai pengendali organisasi, merupakan dua hal yang mutlak diperlukan dan tidak bisa ditinggalkan.

Struktur organisasi harus disusun dan diatur agar memenuhi syarat dan mencapai tujuan dari hakikat struktur organisasi yaitu pertama, bagaimana

hubungan pimpinan sebagai pengendali dan pengarah penggunaan kekuatan organisasi dengan organisasi basis sebagai wadah dan penghimpun langsung sebagai dasar dan sumber-sumber kekuatan organisasi bisa lebih cepat efisien dan efektif. Kedua adalah mampu memelihara dan menjaga kekuatannya agar tetap solid serta selalu siap untuk bergerak melangkah melaksanakan tugas organisasi.

1.6.1 Organisasi3

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama

James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

       3

Kelompok Kerja Untuk Demokrasi Rakyat. Tentang Organisasi Massa Demokrasi Nasional.Indonesia 2004

Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 4

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

       4

a. Organisasi Politik

Organisasi yang bertujuan mengubah sistem sosial dan politik, dan organisasi semacam ini berbentuk partai politik sebagai wujud bentuk tertingginya.Bentuk –bentuk perjuangannya lebih pada aksi-aksi politik dibanding dengan aksi ekonomi.Sebagai organisasi yang berjuang untuk mengubah satu sistem, organisasi ini bergerak pada banyak lini kehidupan. b. Organisasi Massa

Di dalam mengorganisasikan massa dalam berbagai organisasi massa, maka menjadi penting bahwa organisasi tersebut mampu merumuskan ide-ide perjuangan yang didapatkan dari massa sekaligus didukung secara luas oleh massa. Dengan demikian organisasi ini adalah milik massa dan massa akan terlibat secara aktif dalam mengembangkan organisasi serta programnya.

Organisasi massa adalah organisasi yang mengedepankan, mengakomodasikan/memeperjuangkan kepentingan massa, baik organisasi massa kelas buruh, kaum tani, perempuan serta pemuda dan mahasiswa, yaitu kepentingan dan tujuan kesejahteraan sosial atau ekonomi. Lapangan dan sasaran aktivitas dari perjuangan organisasi massa adalah satu sektor sosial atau ekonomi bagi kepentingan kesejahteraan massa atau anggotanya.Perjuangan organisasi massa tersebut akan mengarah dan meningkat pada perjuangan politik ketikan perjuangan sosial atau ekonominya sudah samapi berhadapan dengan dinding politik yang

dikuasai oleh penguasa yang mengahadang.

Karena perjuangan politik akan dimengerti, dan ditanggapi massa apabila berkaitan dengan kepentingan sosial dan ekonnominya. Apabila tidak, tentunya perjuangan-perjuangan politik akan sangat lemah ditanggapi massa dan tidak mengakar. Perjuangan politik yang diklakukan tentunya dalam kerangka membebaskan dirinya dari sistem penindasan yang dilakukan oleh imperialisme dan feodalisme. Maka arah dan perjuangan dari organisasi massa dimulai dari tahap yang bersifat kuantitatif ke kualitatif, dari reform dan demokratis ke perubahan- perubahan yang bersifat revolusioner.Hanya dengan cara ini organisasi massa akan kuat serta tumbuh dan berkembang secara luas.

c. Organisasi Sosial

Organisasi sosial adalah organisasi yang didirikan oleh segelintir orang yang memiliki hak-hak istimewa dengan anggota selanjutnya.Organisasi ditujukan untuk memberikan pelayanan sosial pada masyarkat. Bentuk dari organisasi sosial, antara lain yayasan sosial, lembaga bantuan, dan sejenisnya.Sehingga dalam penelitian ini juga menggunakan pendekatan ekonomi politik dalam model produksi dan hubungan produksi dalam masyarakat Indonesia setengah feodal5.

       5

1.6.2. Pengertian Organisasi Massa Petani

Berangkat dari pengertian ‘organisasi’ dan organisasi massa yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ‘organisasi massa petani adalah organisasi yang bertujuan untuk membela kepentingan sosial-ekonomi massa petani, dengan pola keanggotaan yang luas dan berbasis petani.

Dalam buku Seri Panduan Organisasi Tani yang diterbitkan oleh Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dinyatakan bahwa :

Organisasi massa petani harus berjenjang dari tingkat desa/lokal, tingkat wilayah , dan tingkat nasional. Organisasi tingkat lokal merupakan organisasi tingkat desa yang dipimpin oleh kader-kader petani. Karena masalah-masalah yang kongkrit dihadapi petani berada pada tingkat lokal, maka perjuangan kongkrit berada pada tingkat lokal pula.Organisasi tingkat lokal ini kemudian menghimpun diri ke dalam organisasi tingkat wilayah, baik wilayah kabupaten maupun provinsi. Adapun tugas organisasi tingkat wilayah yang dimpimpin oleh kader-kader terpilih dari tingkat lokal tersebut memimpin perjuangan dan kampanye politik di tingkat wilayah, selain juga melakukan pendidikan.6

Organisasi massa kaum tani, organisasi milik kaum tani yang dibangun diatas sendi-sendi perjuangan politik kaum tani. Politik kaum tani adalah politik untuk terciptanya reforma agraria sejati atau Land Reform Sejati. Reforma agraria sejati berbicara mengenai pengakuan penuh atas tanah bagi kaum tani, jaminan politik atas pemanfaatan sumber daya alam bagi kehidupan kaum tani dan juga perlindungan atas hak-hak       

6

Faryadi, ed, Seri Panduan Organisasi Tani, Jakarta: Konsorsium Pembaruan Agraria, 2005 hal. 11

kaum tani. Reforma agraria hanya bisa diperoleh jika seluruh rakyat termasuk kaum tani bisa bangkit dari penindasan yang berabad-abad lamanya. Kaum tani bersatu dengan kelas buruh, perempuan, dan pemuda dalam merebut hak-hak yang dirampas.

Melalui ikatan organisasi massa langkah perjuangan yang dijalankan secara bersama-sama (kolektif), bukan tertumpu pada segelintir orang atau individu-individu yang menonjol di kelompok kita. Kebersamaan yang ada membuat kita memiliki berlapis-lapis manusia hebat yang siap menjadi pelopor dan tauladan dalam perjuangan. Karena kita menyadari bahwa perjuangan atas terpenuhinya hak-hak rakyat tidaklah mudah seperti membalikkan kedua belah tangan dan perjuangan sendiri tidak hanya akan kita hadapi saat ini saja, tapi juga akan berlanjut sampai anak cucu kita. Di dalam organisasi massa semua kawan diharapkan ambil bagian aktif dalam kerja-kerja organisasi dengan tergabung dalam departemen atau kepanitiaan kerja (Komite).

Dalam organisasi massa dibutuhkan kegiatan rapat secara rutin dan membuat laporan secara rutin. Rapat digunakan sebagai media untuk mengkonsolidasikan setiap kegiatan organisasi. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan resolusi untuk berjalannya program kerja lanjutan. Setiap pekerjaan organisasi harus dibuat laporannya yang berisi capaian kerja dan kendala yang dihadapi dalam menjalankan kerja. Rapat dan laporan adalah kunci untuk menjaga kestabilan organisasi, karena dari dua kegiatan

tersebut kenyataan atas setiap perkembangan anggota dan perjuangan didiskusikan, dinilai dan disimpulkan secara demokratis, atau di organisasi massa sering disebut dengan Sentralisme Demokrasi (SenDem).

Inti dari semua kegiatan organisasi adalah jika setiap pimpinan dan anggota memegang prinsip Garis Massa. Dimaksud dengan garis massa adalah tindakan dari setiap pimpinan dan anggota organisasi untuk mendengarkan aspirasi massa, memperhatian keluhan massa, memahami masalah massa, mengerti masalah massa dan bersama-sama massa memecahkan masalah massa. Karena bagi organisasi massa, setiap apa yang dilakukan oleh massa adalah pelajaran, hal ini sesuai dengan pepatah kuno yang menyatakan “guru utama kita adalah massa. pimpinan lahir dari massa”.

Sementara menurut Undang-undang No. 17 Tahun 2013 tentang organisasi kemasyarakatan atau yang disebut ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

1.6.3. Pendidikan Politik

Istilah “pendidikan politik” merupakan istilah yang kerap digunakan oleh para praktisi pemberdayaan masyarakat untuk menggambarkan setiap proses yang dilakukan dalam kerangka meningkatkan kesadaran sosial masyarakat terhadap

dinamika politik yang terjadi. Dalam ranah teori politik klasik, Machiaveli menyatakan bahwan pendidikan politik perlu diberikan kepada orang-orang “orang-orang yang belum tahu”. Pendidikan politik tersebut dimaknai bukan sebagai pendidikan politik yang negatif tentang pembenci tiran, melainkan pendidikan positif, yaitu diberikan kepada orang-orang yang mengakui betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan politik merupakan suatu perangkat dengan mana kelompok sosial melajutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri dan mempertahankan ideal-idealnya dalam mengahadapi berbagai macam kegiatan dalam suatu sistem politik dengan berbagai tujuannya. Sederhananya, adalah setiap upaya yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu di dalam masyarakat untuk membebaskan manusia dari ketergantungan kemiskinan sosial untuk kemudian memilik kontribusi pada proses politik yang sedang terjadi, terutama pada persoalan yang menyagkut langsung dengan kepentingan hidupnya.

Dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik. Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik7. Pendapat di atas secaras tersirat menyatakan bahwa pendidikan politik merupakan       

7

 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Polilik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,

bagian dari sosialisasi politik. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya. Dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat.

Kartini Kartono8, memberikan pendapatnya tentang hubungan antara pendidikan dengan politik yaitu "pendidikan dilihat sebagai faktor politik dan kekuatan politik. Sebabnya, pendidikan dan sekolah pada hakekatnya juga merupakan pencerminan dari kekuatan-kekuatan sosial-politik yang tengah berkuasa, dan merupakan refleksi dari orde penguasa yang ada".

Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan dan politik adalah dua unsur yang saling mempengaruhi. Pengembangan sistem pendidikan harus selalu berada dalam kerangka sistem politik yang sedang -dijalankan oleh pemerintahan masa itu. Oleh karena itu segala permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan akan berubah menjadi permasalahan politik pada saat pemerintah dilibatkan untuk memecahkannya.

Rusadi Kartaprawira9 mengartikan pendidikan politik sebagai "upaya untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya." Berdasarkan       

8

 Kartini Kartono. Wawasan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Penerbit CV Mandar Maju, 1990, vii

9

 Rusadi Kantaprawira,. Sistem Polilik Indonesia: Suatu Model Pengantar Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2004, hal 54.

pendapat tersebut, maka pendidikan politik perlu dilaksanakan secara berkesinambungan agar masyarakat dapat terus meningkatkan pemahamannya terhadap dunia politik yang selalu mengalami perkembangan. Pembelajaran pendidikan politik yang berkesinambungan diperlukan mengingat masalah-masalah di bidang politik sangat kompleks, bersegi banyak, dan berubah-ubah. Pendidikan merupakan salah satu fungsi dari struktur politik dalam masyarakat. Dengan “menyamartakan” pendidikan politik dengan sosialisasi politik, Kantaprawira mendefenisikan pendidikan politik sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat, yang pada akhirnya rakyat dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politik tersebut. Pendidikan politik tersebut dapat diselenggarakan antara lain melalui :

1. Bahan-bahan yang dapat dibaca ( readable, legible) seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain yang bersifat publikasi massa dan yang bisa membentuk pendapat umum.

2. Siaran yang dapat didengar (audible) dan televisi yang dapat dilihat dan di dengar

3. Lembaga-lembaga, asosiasi-asosiasi dalam masyarakat dan juga melalui pendidikan formil ataupun non-formil.10

Merujuk pada semua pengertian pendidikan politik yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas, pada akhirnya telah membawa penulis sampai pada kesimpulan yang menyeluruh. Bahwa yang dimaksud dengan pendidikan       

10

politik adalah suatu upaya sadar yang dilakukan antara pemerintah dan para anugota masyarakat secara terencana, sistematis, dan dialogis dalam rangka untuk mempelajari dan menurunkan berbagai konsep, simbol, hal-hal dan norma-norma politik dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Fungsi pendidikan politik sangat penting sebab pendidikan politik meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik yang pada gilirannya akan mendorong timbulnya kesadaran politik secara maksimal dalam suatu sistem politik.

Dari beberapa pengertian pendidikan politik yang telah disebutkan sebelumnya, maka pendidikan politik mempunyai dua tujuan utama. Pertama, fungsi pendidikan politik adalah untuk mengubah dan membentuk tata perilaku seseorang agar sesuai dengan tujuan politik yang dapat menjadikan setiap individu sebagai partisipan politik yang bertanggung jawab. Kedua, fungsi pendidikan politik dalam arti yang lebih luas untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang sesuai dengan tuntutan politik yang ingin diterapkan.

Inti dari pendidikan politik adalah mengenai bagaimana rakyat direkrut dan disosialisasikan. Jadi, fungsi dari pendidikan politik adalah untuk menjelaskan proses perekrutan dan upaya sosialisasi kepada rakyat untuk mengerti mengenai peranannya dalam sistem politik serta agar dapat memiliki orientasi kepada sistem politik. Fungsi yang disampaikan di atas lebih menonjolkan fungsi pendidikan politik dalam mengubah tatanan masyarakat yang ada menjadi lebih baik dan lebih mendukung tercapainya proses

demokrasi. Sedangkan fungsi pendidikan politik bagi individu antara lain adalah:

1) peningkatan kemampuan individual supaya setiap orang mampu

berpacu dalam lalu lintas kemasyarakatan yang menjadi semakin padat penuh sesak dan terpolusi oleh dampak bermacam-macam penyakit sosial.

2) di samping mengenai kekuasaan, memahami mekanismenya, ikut

mengendalikan dan mengontrol pelaksanaan kekuasaan di tengah masyarakat.

Fungsi pendidikan politik bagi individu yang tertera di atas tidak hanya mengubah individu tapi juga membentuk individu yang baru. Dalam artian bahwa seseorang individu dengan melalui pendidikan politik tidak hanya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang politik tapi juga mempunyai kesadaran dan sensitifitas dalam berpolitik yang direalisasikan dalam bentuk perbuatan yaitu dengan ikut berpartisipasi atau ditunjukkan dengan sikap dan perilaku politif yang lebih luas dalam usahanya untuk mencapai tujuan politik.

Pendidikan politik merupakan bagian tak terpisahkan dari sosialisasi politik, baik secara konseptual maupun dalam prakteknya, karena unsur-unsur tersebut dapat diasumsikan sama dengan unsur-unsu yang terdapat dalam sosialiasi politik. Unsur-unsur tersebut mencakup :

1. Nilai-nilai politik yang didefenisikan Frans Bona Sihombing sebagai berikut:

a. Seperangkat taksiran atau perhitungan yang diberikan atas kebijakan-kebijakan politik.

b. Kebijakan-kebijakan yang telah ditaksirkan tersebut dihadapkan dengan kenyataan-kenyataan politik, sehingga menimbulkan pertanyaan, tindakan-tindakan politik apa saja yang seharusnya terlaksana?

c. Tindakan-tindakan politk yang seharusnya terlaksana tersebut ditingkatkan menjadi keharusan politik. Keharusan politik dalam arti mempertimbangkan melalui apa yang baik dan apa yang benar itu berakhir dengan suatu keputusan bahwa keharusan politik tersebut harus terlaksana karena memang itulah sebaiknya.

d. Yang sebaiknya harus terlaksana itu bersifat memajukan.

e. Yang sebaiknya harus terlaksana dan memajukan itu harus dapat diterapkan dalam bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh sifat kebudayaan dari suatu bangsa.

f. Penerapan dalam bentuk tingkah laku itu menimbulkan tingkatan perubahan yang berfaedah.

g. Perubahan yang berfaedah itu meliputi apa saja yang mungkin terpenting dari suatu kepentingan kemungkinan politik.

2. Pengetahuan politik

Pengetahuan politik memiliki tiga variabel, yaitu; pengetahuan tentang pemerintahan, pengetahuan tentang aturan main politik, dan pengetahuan tentang lingkungan masyarakat.

3. Sikap politik

Sikap politik adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap objek tertentu yang bersifat politik, sebagai hasil penghayatan terahadap objek tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, akan tetapi baru merupakan kecendeungan dari suatu sikap tertentu, dan dapat diperkirakan tindakan apa yang akan dilakukan dengan objek-objek yang dimaksud.11

Pendidikan politik juga berkaitan erat dengan pembangunan budaya politik yang tinggi. Budaya politik yang dimaksud sebagaimana yang dikatakan oleh Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, merupakan suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara didalam sistem itu. Sikap individu dan masyarakat dalam sistem politik, jelas Almond dan Verba, dapat diukur dengan menggunakan ketiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan evaluatif. Komponen kongnitif misalnya tingkat pengetahun seseorang mengenai perkembangan sistem politik, para elite birokrasi, kebijakan-kebijakan yang diambil, dan simbol-simbol yang dimiliki oleh sistem politik.       

11

Frans Bona Sihombing, Demokrasi Pancasila dalam nilai-nilai politik, Erlangga, Jakarta, 1984, hal. 27.

Komponen afektif berbicara mengenai aspek perasaan seorang warga negara yang khas terhadap aspek-aspek sistem politik tertentu, yang membuatnya menerima atau menolak sistem politik tersebut. Sedangkan dalam komponen evaluatif, orientasi warga negara ditentukan oleh evaluasi moral yang memang telah dimilikinya. Pendidikan politik adalah bagaimana sebuah bangsa mentransfer budaya politik dari generasi ke generasi berikutnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pendidikan politik adalah keseluruhan dari nilai, keyakinan empirik, dan lambang ekspresif yang menentukan terciptanya situasi dalam mana kegiatan politik terselenggara.

Azas-azas yang melandasi dilaksanakannya pendidikan politik adalah:

1. Edukatif kultural, berupa pembinaan berdasarkan nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat setempat

2. Demokratis dalam penyelenggaraannya

3. Integralistik dengan program-program di bidang lain 4. Membawa manfaat bagi kesejahteraan

5. Dilakukan secara bertahap, berjenjang dan berkelanjutan 6. Tidak mengganggu keamanan dan stabilitas politik12 1.6.4. Gerakan Sosial Karl Marx

Perjuangan kelas inilah yang menjadi merupakan salah satu metodologi pemikiran Karl Marx yang paling pokok. Demikian pulahlah bagaimana dapat       

12

  Ramdlon Naning , Himpunan Perangkat Peraturan Perundang-Undangan Pelaksanaan KUHAP, Surabaya; Liberty 1984,hal 12

diketahui dari perspektif historis bagaimana kelas tertindas sebagai tenaga produktif tiap fase perkembangan masyarakat mempunyai peranan besar dalam konteks perubahan sosial. Menurut Karl Marx kelas-kelas yang berkuasa yakni yang menguasai alat-alat produksi sejak kemunculannya di panggung sejarah terus-menerus menyempurnakan sistem penindasan dan penghisapan terhadap kelas pekerja termasuk sekarang di fase masyarakat kapitalisme tahap tertinggi (Imperialisme).13 Perjuangan kelas proletar melawan kapitalis adalah suatu keniscayaan sejarah sebagai hukum perkembangan masyarakat yang digambarkan Marx. Mengubah sistem lama menjadi sistem baru harus melalui revolusi. Oleh sebab itu revolusi merupakan gerakan politik yang dimulai dari perebutan kekuasaan politik. Sistem masyarakat lama yang usang telah diganti dengan sistem baru, yang melepaskan penghisapan atas manusia dengan manusia lainnya, melahirkan manusia yang bermasyarakat, tidak memblenggu alam berpikir manusia dengan dogma-dogma mistis, alat produksi yang dikuasai Negara.

Menurut Karl Marx sejarah perjuangan dan perkembangan masyarakat adalah sejarah perjuangan kelas. Teori kelas merupakan analisis Karl Marx dan Friedirch Engles terhadap kapitalisme dan pada mulanya memfokuskan pada corak produksi. Analisis Marx tertuju pada inti ketidakadilan yang tersembunyi dari hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalisme di mana ia melihat hubungan tersebut bersifat eksploitatif, Sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh pemikir sosial lainnya. Masyarakat di mana-mana terbagi menjadi klas penghisap       

13

dan terhisap. Sementara itu, kelas penghisap karena kepemilikan monopolinya atas alat produksi, mereka mendapat bagian terbesar dari barang yang diproduksi dalam masyarakat untuk keuntungannya sendiri sekalipun tidak bekerja. Sementara, ada kelas yang terhisap yang hanya memiliki tidak memiliki sama sekali, sekalipun mereka yang bekerja untuk memproduksi barang akan tetapi mereka hanya mendapat bagian yang sangat kecil bahkan tidak cukup untuk

Dokumen terkait