• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teoritik

Salah satu skim fiqih yang paling populer digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-eli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang segarga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk

persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20% (Karim, 2010 : 113).

Jadi singkatnya murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut (Karim, 2010 : 113).

Menurut kasmir, 2004 : 73-94 tentang pembiayaan.

Pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu denan imbalan atau bagi hasil.

Sedangakan pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank konvensioanl dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasilberupa imbalan atau bagi hasil.

Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan oleh bank adalah berupaya untuk menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau penyebab kredit tersebut macet. Jika memang masih bisa dibantu, maka bank adalah tindakan menbantu nasabah apakah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan terakhhir bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah.

2. Unsur-unsur Pembiayaan

Adapun unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Adalah suatu keyainan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini

diberikan kepada bank karena sebelum dana diberikan, bank sudah melakukan penelitian dan penyidikan yang mendalam tentang nasabah untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.

b. Kesepakatan

Di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pembeli kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu itu mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

d. Resiko

Faktor resiko kerugan dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan bencana alam. Resiko ini menjdi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.

e. Balas jasa

Keutungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bank bagi bak konvensinal. Sedangkan bagi

bagi bank yang berdasrkan prinsip syar’ah disebut dengan bagi hasil.

3. Jenis-jenis pembiayaan

a. Dilihat dari Segi Kegunaan 1) Pembiayaan investasi

Adalah kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lama, kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan. 2) Pembiayaan modal kerja

Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam oprasionalnya. Misalnya kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku atau membayar gaji karyawan. b. Dilihar dari Segi Tujuan pembiayaan terdiri dari

1) Pembiayaan produktif

Kredit yang digunakan ntuk peningkatan usaha atau prduksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasil barang atau jasa.

2) Pembiayaan konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan oleh seseorang atau badan usaha.

c. Dilihar dari Segi Jangka Waktu

1) Short term atau pembiayaan jangka pendek

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun. Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

2) Intermediate term atau pembiayaan jangka menegah

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu 1 tahun sampai 3 tahn dan biasanya digunakan untuk modal kerja.

3) Long term atau pembiayaan jangka panjang

Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun, biasanya diberikan untuk investasi jangka panjang misalnya untuk perkebunan kelapa sawit atau perkebunan teh dan juga dapat diberikan untuk kredit konsumtif misalnya pembelian rumah.

4) Demand loan atau call loan

Adalah suatu bentuk pembiayaan yang setiap waktu dapat diminta kembali.

d. Dilihat dari Segi Jaminan 1) Kredit dengan jaminan

Kredit ini merupkan kredit yang diberikan dengan jaminan. Jamianan tersebt bisa berbentuk barang berwujud dan barang tidak berwujud.

2) Kredit tanpa jaminan

Kredit jenis ini diberikan denga melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

e. Jenis pembiayaan menurut Sektor Ekonomi

Adapun jenis-jenis pembiayaan menurut sector ekonomi dibagi menjadi beberapa macam diantaranya adalah:

1) Sector pertanian, perburuhan dan sarana pertanian

Sektor ini meliputi usaha-usaha dibidang pertanian dalam art luas, usaha-usaha dibidang perburuan binatang dan usaha dibidang sarana pertania.

2) Sektor pertambangan

Sektor ini meliputi usaha-usah penggalian dan pengumpulan bahan-bahan tambang dalam bentuk padat, cair dan gas. 3) Sektor perindustrian

Sektor ini meliputi kegiatan untuk mengubah bentuk, pengoahan baik secara mekanis, maupun secara kimiawi dari bahan menjadi barang yang baru dikerjakan oleh mesin. f. Jenis Pembiayaan Menurut Sifat

Pembiayaan menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah:

1) Pembiayaan atas dasar transaksi satu kali 2) Pembiayaan atas dasar tranaksi berulang

3) Pembiayaan atas plafond terikat 4) Pembiayaan atas dasar palfond terbuka

5) Pembiayaan atas dasar penurunan plafond secara berangsur-angsur.

g. Jenis pembiayaan yang disalurkan menurut bentuk

Jenis pembiayaan yang disalurkan menurut bentuk ini dibagi menjadi dua macam yaitu:

1) Cash Loan adalah pinjaman uangtunai yang diberikan kepada custumernya, sehingga dalam pemberian fasilitas cash loan ini bank telah menyediakan dana yang dapat digunakan oleh custumer berdasarkan ketentuan yang ada dalam akad pembiayaan.

2) Non Cash Loan adalah fasilitas yang diberikan kepada custumernya tetapi bank belm mengeluarkan uang tunai atas fasilitas tersebut. Dalam failitas yang diberikan ini bank bar menyatakan kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban custumer kepada pihak lain atau pihak ketiga. h. Jenis Pembiayaan Menurut Sumber Dana

1) Pemiayaan dengan dana sendiri

2) Pembiayaan dengan dana bersama-sama 3) Pembiayaan dengan dana dari luar negeri

i. Jenis Pembiayaan Menurut Wewenang Pemutusan

Dilihat dari sudut wewenang pemutusannya, maka pembiayaan dibedakan atas wewenang wilayah, wewenang cabang, dan wewenang kantor pusat.

4. Jaminan pembiayaan

Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi melindungi bank dari krugian. Bank dapat mempergunakan atau menjual jaminan kredit untuk menutupi kredit apabila kredit yang diberikan macet. Yang paling penting dalam jaminan kredit adalah mengikat nasabah untuk segera melunasi utang-utangnya nasabah akan terikat dengan bank mengingat jaminan kredit akan disita oleh bank apabila nasabah tidak mampu membayar. Dalam praktiknya yang dapat dijadikan aminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut:

a. Jaminan dengan barang-barang seperti: 1) Tanah

2) Bangunan

3) Kendaran bermotor 4) Mesin-mesin /peralatan 5) Barang dagangan 6) Tanaman /kebun /sawah

7) Dan barang-barang yang lainnya b. Jaminan surat berharga seperti:

2) Sertifikat obligasi 3) Sertifikat tanah 4) Sertifikat deposito

5) Dan surat berharga lainnya c. Jaminan orang atau perusahaan

Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorng atau perusahaan kepada bank terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Apabila kredit mengalami kemacetan maka orang atau perusahaan yang memberikan jaminan itulah yang diminta pertanggungjawabannya atau menanggung resikonya.

d. Jaminan asuransi

Yaitu bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, seperti kendaraan, gedung dan lainnya. Apabila terjadi kehilangan atau kebakaran, maka pihak asuransilah yang akan menanggung kerugian tersebut.

5. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Jamianan kredit yang diberikan kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untk melindungi kredit yang macet akibat sutu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka funsi kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam pemberian kredit bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar.

Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, analisis 7 P dan studi kelayakan. Prinsip pemberian kredit dengan analisis dengan 5C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Character

Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, siifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.

b. Capacity

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit.

c. Capital

Capital adalah usaha mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. d. Colleteral

Jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersedia fisik maupun non fisik. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

e. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang.

Sedangkan penilaian 7 P kredit sebagai berikut: a. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

b. Party

Adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank.

c. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang dinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam misalnya untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan.

d. Prospect

Adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak. Jika suatu fasilitas kreit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, maka bank dan nasabah akan mengalami kerugian.

e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi dengan sektor yang lainnya.

f. Profitability

Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat.

g. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank melalui suatu perlindungan.

6. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, secara garis besar fungsi pembiayaan didalam perekonomian, perdagangan dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang

Para penabung menyimpan uangnya dilembaga keuangan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaanya oleh lembaga keuangan. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas/memperbesar usahanya.

b. Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa/minyak goring. Peningkatan utility padi menjadi beras, benang menjadi tekstil dan sebagainya.

c. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening Koran, pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cheque, giro bilyet, wesel, promes dan sebagainya.

d. Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat

Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu

meningkat. Akan tetapi, peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan.

e. Pembiayaan sebagai alat stabilisasi ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang ssehat langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain:

1) Pengendalian inflasi 2) Peningkatan ekspor 3) Rehabilitasi sarana

4) Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.

f. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan Nasional

Pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembangkan ke dalam struktur permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus menerus.

g. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi Internasional Lembaga pembiayaan tidak saja bergerak didalam negeri saja, tetapi juga diluar negeri. Beberapa Negara kaya minyak yang telah sedemikian maju organisasi dan system perbankannya telah melebarkan sayap perbankannya ke seluruh pelosok

dunia. Lalu lintas pembayaran internasional pada dasarnya berjalan lancar bila disertai dengan kegiatan pembiayaan yang sifatnya internasional.

7. Prosedur Realisasi Pembiayaan a. Pengertian prosedur

Menurut Kamarudin (1992 : 836-837) “Prosedur adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi”.

Prosedur menurut Ismail Masya (1994 : 74) mengatakan bahwa suatu rangkaiantugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan wktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

b. Pengertian Realiasasi

Dahlan (2003 : 978) Realisasi adalah pelaksanaan sesuatu sehingga menjadi nyata. Sedangkan Ali Hasan (2008 : 239) Realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya

pergerakan/perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan.

c. Pengertian pembiayaan iB muamalat multiguna

Pembiayaan iB Muamalat Multiguna adalah fasilitas pembiayaan konsumer berdasarkan akad murabahah/ akad ijarah multijasa/ akad kafalah yang didukung oleh jaminan atau agunan.

d. Pengertian Analisa

Menurut kamus Akuntasi Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kodisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.

Menurut Komaruddin Analisa adalah kegiatan berfikir untuk meguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fugsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu

Dokumen terkait