• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teoritik

. Pengertian Bank Syariah

Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa perancis, dan dari kata banco dalam bahasa italia, yang berarti peti, lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berllian, peti uang dan sebagainya. Dalam al-quran, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit. Tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban, maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, shadaqah ghanimah (rampasan perang), ba’i (jual beli), dayn (utang dagang) dan maal (harta) yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi.

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran

serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah (sudarsono, : ).

Bank syariah adalah bank yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. (Muhamad, : ).

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa Bank syariah adalah lembaga keuangan yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana kemudian menyalurkanya kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana dan mempunyai berbagai macam jasa untuk memudahkan masyarakat dimana dalam pengoperasianya sesuai atau menggunakan prinsip syariah islam. . Fungsi dan Peran Bank Syariah

Fungsi dari bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI

(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institution), sebagai berikut :

a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.

b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah

dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lzimnya.

d. Pelaksana kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya (Sudarsono, : ).

. Definisi pembiayaan

Menurut UU No. Tahun tentang perbankan sebagaimana telah diubah menjadi UU No. Tahun tentang Perbankan dalam pasal nomor ( ) :

“Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan

atau bagi hasil” dan nomor : Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan pihak usaha, atau

kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan hasil

(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal bardasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa itqa).

Pembiayaan yaitu suatu pemberian fasilitas keuangan atau financial yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung kelancaran usaha maupun untuk investasi yang telah direncanakan (Yudiana, : ).

Pembiyaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dilakukan untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (Muhamad, : ).

Dari beberapa pengertian diatas dapat dikatakan Pembiayaan adalah suatu produk penyaluran dana yang berfungsi untuk membantu pihak-pihak yang kekurangan dana baik dalam menjalankan usaha atau untuk kepentingan pribadi lainnya.

. Tujuan pembiayaan

Menurut Asiyah ( : - ) pembiayaan memiliki tujuan yang dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan dalam ruang lingkup makro dan dalam ruang lingkup mikro, yaitu :

a. Secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan : ) Peningkatan ekonomi umat

Masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. ) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha

Untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melalui aktivitas pembiayaan. pihak yang surplus dana menyalurkan kepada pihak yang minus dana, sehingga dapat digulirkan.

) Meningkatkan produktivitas

Adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat agar mampu meningkatkan daya produksinya.

) Membuka lapangan kerja baru

Dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.

) Terjadinya distribusi pendapatan

Masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.

b. Adapun secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk: ) Upaya memaksimalkan laba

Setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup. ) Upaya meminimalkan risiko

Usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Risiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.

) Pendayagunaan sumber ekonomi

Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan

mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia

daya manusianya ada, dan sumber daya modal tidak ada, maka dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber daya ekonomi.

) Penyaluran kelebihan dana

Dalam kehidupan masyarakat ada pihak yang kelebihan dana, sementara ada pihak yang kekurangan dana. Dalam kaitan dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana

. Fungsi Pembiayaan

Menurut Asiyah ( : - ) pembiayaan mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut :

a. Meningkatkan daya guna uang

Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam presentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk meperluas atau memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupun memulai usaha baru. Secara mendasar melalui pembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan produktivitas secara

menyeluruh. Dengan demikian dana yang mengendap di bank (yang diperoleh dari para penyimpan uang) tidak lah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat bagi pengusaha maupun masyarakat.

b. Meningkatkan daya guna barang

) Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility bahan tersebut meningkat. Contoh peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa.

) Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaanya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.

c. Meningkatkan peredaran uang

Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih berkembang, karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah. d. Menimbulkan kegairahan berusaha

Pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank kemudian digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktivitasnya. e. Stabilitas ekonomi

Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi diarahkan pada usaha usaha:

) Peningkatan ekspor ) Rehabilitasi prasarana

) Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat untuk menekan arus inflasi dan untuk usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan memegang peranan penting.

f. Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

Para usahawan memperoleh pembiayaan untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan lagi ke dalam struktur permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus menerus. Dengan pendapatan yang terus meningkat berarti pajak perusahaanpun akan terus bertambah. Dilain pihak pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa Negara.

. Produk Pembiayaan Bank Syariah

Menurut Yudiana ( : ) produk pembiayaan bank syariah dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja suatu usaha berdasarkan prinisp-prinsip

syariah. Berdasarkan akad yang digunakan, produk pembiayaan modal kerja syariah dapat dibagi menjadi lima macam yaitu:

) Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah

Pembiayaan modal kerja mudharabah adalah pembiayaan dengan perjanjian antara perantara dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah ditentukan.

) Pembiayaan Modal Kerja Istishna

Istishna yaitu pembiayaan dengan perjanjian jual beli barang dengan kriteria dan persyaratan sesuai dengan kesepakatan. ) Pembiayaan Modal Kerja Salam

Salam adalah pembiayaan dengan perjanjian jual beli barang yang masih dipesan terlebih dahulu, dengan pembayaran tunai diawal dan barang di akhir.

) Pembiayaan Modal Kerja Murabahah

Murabahah adalah pembiayaan dengan perjanjian jual beli antara bank dan nasabah dimana bank syrariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.

) Pembiayaan Modal kerja Ijarah

Ijarah adalah pembiayaan dengan sewa menyewa suatu barang

dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. b. Pembiayaan Investasi Syariah

Pembiayaan Investasi adalah pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal beserta semua fasilitas yang erat kaitanya dengan itu. Ciri-ciri pembiayaan investasi meliputi:

) Pembiayaan untuk untuk pengadaan barang-barang modal ) Memiliki perencanaan yang matang dan terarah

) Umumnya berjangka waktu menengah dan panjang

) Pada umumnya diberikan dalam jumlah besar dan pengendapanya cukup lama.

c. Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan knsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan dan biasanya kebutuhan konsumsi yang dicover oleh bank adalah kebutuhan dasar seperti rumah untuk dihuni dan kendaraan untuk dipakai.

. Unsur-Unsur Pembiayaan

Kasmir ( : ) menyatakan bahwa unsur-unsur dalam pembiayaan adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Kepercayaan diberikan untuk pemberi pinjaman sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu pembiayaan dapat dikucurkan. Oleh karena itu sebelum pembiayaan itu dikucurkan maka harus dilakukan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern. b. Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban.

c. Jangka Waktu

Setiap pembiayaan yang diberikan mempunyai jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan

d. Risiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian pembiayaan akan memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian pembiayaan.

. Prinsip Analisis Pembiayaan

Asiyah ( : - ) prinsip pembiayaan dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

a. Character yaitu sifat atau karakter nasabah pengambil pembiayaan. hal ini yang perlu diperhatikan pada nasabah di bank syariah adalah bagaimana sifat amanah, kejujuran, kepercayaan seorang nasabah. Kegunaan penilaian character adalah untuk mengetahui

sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibanya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

b. Capacity yaitu kemampuan nasabah untuk menjalankan usahanya guna memperoleh laba sehingga dapat mengembalikan pembiayaan dari laba yang dihasilkan. Penilaian ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana calon mudharib mampu melunasi hutang-hutangnya.

c. Capital yaitu besarnya modal yang diperlukan peminjam. Hal ini juga termasuk struktur modal, kinerja hasil dari modal bila debiturnya merupakan perusahaan, dan segi pendapatan jika debiturnya merupakan perorangan. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon

mudharib menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin

memberikan pembiayaan.

d. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank. Penilaian terhadap collateral meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya. Penilaian terhadap collateral dapat ditinjau dari dua segi:

) Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang yang digunakan

) Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan.

e. Condition of economy artinya keadaan meliputi kebijakan pemerintah, politik, segi budaya yang mempengaruhi perekonomian. Penilaian terhadap kondisi ekonomi dapat dilihat dari peraturan pemerintah, situasi (politik dan perekonomian dunia), keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran.

f. Constrain artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu

proses usaha. Misalnya pendirian pompa bensin yang sekitarnya banyak bengkel-bengkel las atau pembakaran batu bata

Prinsip analisis pembiayaan yang lain dengan P Terdiri dari :

a. Personality atau kepribadian debitur merupakan segi subjektif namun penting dalam penentuan pemberian kredit.

b. Purpose atau tujuan, menyangkut tujuan penggunaan kredit

konsumtif, produktif atau spekulatif.

c. Prospect atau masa depan dari kegiatan pembiayaan kredit. Unsur

penilaian meliputi bidang usaha, pengelolaan bidang usaha, kebijakan pemerintah dan lain-lain.

d. Payment atau cara pembayaranya, yang menjadi perhatian misalnya

mengenai kelancaran aliran dana.

Prinsip analisis pembiayaan yang lain ( R)

a. Return atau balikan yaitu hasil yang akan dicapai dalam kegiatan pembiayaan

b. Repayment atau perhitungan pengembalian dana dari kegiatan yang mendapatkan pembiayaan.

c. Risk Bearing Ablity yaitu perhitungan besarnya kemampuan debitur dalam menghadapi risiko yang tidak terduga.

. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan

Kasmir ( : ) dalam suatu pembiayaan yang ada di bank syariah, berbagai aspek-aspek yang perlu dianalisis yaitu sebagai berikut:

a. Aspek Legalitas

Dalam aspek ini yang dinilai adalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan pembiayaan penelitian ini dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan.

b. Aspek Pasar

Dalam aspek ini yang dinilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan di masa ini dan yang akan datang. Aspek ini juga bisa dinilai dari tingkat persaingan, pangsa pasar dan posisi pasar, serta sedikit atau banyak produk penggantinya

c. Aspek Keuangan

Aspek yang diperhatikan dalam aspek keuangan ini adalah laporan keuangan perusahaan atau perencanaan laporan keuangan.

d. Aspek Teknis

Aspek ini berkaitan dengan fasilitas untuk produksi, lokasi dan lay out seperti kapasitas mesin, lokasi usaha ataupun lay out gedung.

e. Aspek Manajemen

Aspek yang digunakan untuk menilai struktur organisasi, sumber daya manusia yang dimiliki, latar belakang pendidikan dan pengalaman.

f. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek yang perlu diperhatikan adalah manfaat dan dampak dari kegiatan perusahaan.

g. Aspek Amdal

Amdal atau analisis lingkungan merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara.

.Definisi Qardh

Menurut Bank Indonesia ( ) qardh adalah akad pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak tertentu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman.

Pengertian qardh juga dijelaskan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Nomor /DSN-MUI/IX/ tentang qardh yaitu pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqridh) yang memerlukan dan pihak (muqridh) tersebut wajib mengembalikan jumlah pokok

yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama (Anshori, : ).

Pendapat lain mengatakan bahwa qardh merupakan pinjaman kebajikan lunak tanpa imbalan, biasanya digunakan untuk pembelian barang-barang fungible yaitu barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran dan jumlahnya (Ascarya, : ).

qardh yaitu Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau dapat diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam Literatur Fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam akad tabbaru atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial (Antonio, : ).

Pembiayaan qardh yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam fiqh qardh termasuk dalam akad tabarru (Susanto, : ).

Pembiayaan qardhul hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman (Muhamad, : ).

qardhul hasan adalah suatu akad perjanjian pinjaman lunak atas dasar kewajiban sosial semata, dengan dasar ta’awun atau tolong menolong kepada mereka yang tergolong lemah ekonominya, dimana

peminjam tidak diwajibkan untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman (Yudiana, : ).

Dari berbagai pengertian di atas dapat di katakan bahwa qardh adalah pemberian harta atau pinjman yang tujuanya adalah untuk kebaikan yang dapat diminta kembali namun tidak meminta suatu imbalan apapun.

.Dasar Hukum Qardh

Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majjah dan Ijma Ulama. Sungguhpun demikian, Allah SWT mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi “agama Allah”. Adapun landasan syariah mengenai pembiayaan qardh yaitu dalam Al-quran, Al-hadist dan juga ijma yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Al-Quran ) Q.s Al-Baqarah Ayat



































Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak”.

) Q.s Al- Baqarah Ayat





























Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan dan menyedekahkanya (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.

b. Al-Hadist

Hadis Nabi yang dapat dijadikan dasar hukum beroperasionalnya kegiatan qardhul hasan, meliputi:

) “Ibnu masud meriwayatkan bahwa Nabi SAW, berkata “Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjam muslim (lainya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah” (Hr. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi) (sudarsono, : ).

) Anas bin malik berkata bahwa Rassullullah berkata “aku melihat pada waktu malam di-isra-kan, pada pintu surga tertulis : sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya “wahai jibril, mengapa qard lebih utama dari sedekah ia menjawab karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan(Antonio, , ).

c. Ijma

“Para ulama telah menyepakati bahwa qard boleh dilakukan kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorangpun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini, islam adalah agama yang sangat memperhatikan segala kebutuhan umatnya” (Antonio, : ). .Aplikasi Qardh dalam Perbankan

Antonio ( : ) akad qardh biasanya diterapkan dalam hal berikut :

a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan

nasabah tidak bisa menarik dananya karena misalnya tersimpan dalam bentuk deposito.

c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu qardhul hasan.

. Sumber Dana Qardh

Antonio ( : ) Sifat qardh tidak memberi keuntungan finansial. Karena itu, pendanaan qardh dapat diambil menurut kategoori berikut :

) Qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara

cepat dan berjangka pendek. Talangan dana diatas dapat diambilkan dari modal bank

) Qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan sosial, dapat bersumber dari dana zakat, infak, dan sedekah. Di samping sumber dana umat, para praktisi perbankan syariah demikian juga ulama, melihat adanya sumber dana lain yang dapat dialokasikan untuk qardhul hasan yaitu pendapatan” yang diragukan, seperti jasa nostro si bank koresponden yang konvensional. Salah satu pertimbangan pemanfaatan dana” ini adalah kaidah akhaffu dhararain (mengambil mudharat yang lebih kecil). Hal ini mengingat jika dana umat islam dibiarkan di lembaga” nonmuslim mungkin dapat dipergunakan untuk sesuatu yang dapat merugikan islam, misalnya dana kaum muslimin Arab di bank-bank yahudi switzerland. Oleh karenanya, dana yang perkir tersebut lebih baik diambil dan dimanfaatkan untuk penanggulangan bencana alam atau membantu dhu’afa.

.Manfaat Qardh

Antonio ( : ) manfaat dai pembiayaan qardh adalah sebagai berikut:

) Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat talangan jangka pendek

) Qardhul hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syariah dan bank konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, di samping misi komersial.

) Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah. ) Risiko al qardh terhitung tinggi karena dianggap pembiayaan yang

tidak ditutup dengan jaminan. .Rukun dan Syarat Qardh

Ascarya ( : ) menjelaskan bahwa rukun dan syarat akad qardh atau qardhul hasan yang harus dipenuhi dalam transaksi yaitu sebagai berikut:

a. Rukun Pembiayaan Qardh

) Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang membutuhkan dana dan muqridh (pemberi pinjaman) pihak yang memiliki dana

) Objek akad, yaitu qardh (dana)

) Tujuan yaitu berupa pinjaman tanpa imbalan/margin ) Shighah yaitu Ijab dan Qabul

b. Syarat Qardh

) Kerelaan kedua belah pihak

) Dana yang digunakan untuk sesuatu yang bermanafaat dan halal.

.Skema Qardh

Sumber : (Ascarya, : )

Gambar . Skema Qardh

Penjelasan dari gambar . di atas adalah sebagai berikut:

) Peminjam yang mempunyai skill atau kemampuan dalam berusaha ingin membuat suatu usaha atau kegiatan usaha namun terkendala oleh adanya modal.

Pemodal Akad perjanjian Peminjam qardhul hasan Modal Qardh Kegiatan Usaha Skill Keuntungan Modal Modal %

) peminjam tersebut kemudian meminjam sejumlah dana melalui bank syariah.

) Pemodal/bank sebagai pihak yang memiliki sejumlah dana memberikan modal % kepada peminjam melalui pembiayaandengan akad qardh.

) Bank dan peminjam tersebut kemudian melakukan akad perjanjian qardhul hasan.

) Kegiatan usaha yang dikelola peminjam dari hasil pembiayaan qardh tersebut menghasilkan keuntungan.

) Dari keuntungan yang telah dihasilkan dari peminjam maka peminjam mengembalikan % modal yang telah dipinjamnya tersebut kepada bank tanpa tambahan bagi hasil atau margin.

Dokumen terkait