• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan secara skematis pada skema 2.6. sebagai berikut :

Skema 2.6. Kerangka konsep penelitian.

Variabel Independen

Variabel Dependen Mahasiswa FK USU:

-Tingkat Pengetahuan -Sikap

-Tindakan

COVID-19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang), dimana pengambilan data hanya dilakukan sekali saja. ( Sastroasmoro & Ismael,2017) Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap COVID-19.

3.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu Agustus 2020 – selesai.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2017, 2018, dan 2019 yang jumlahnya dapat dilihat di dalam tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Total Populasi Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran USU

No. Angkatan Jumlah mahasiswa

1. 2017 255

2. 2018 255

3. 2019 249

Total Populasi 759

Sumber:Direktori Mahasiswa USU

Dari table 3.1 tersebut diketahui bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 759 orang

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Kedokteran USU angkatan 2017,2018,dan 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan sebagai berikut:

3.3.2.1 Kriteria Inklusi

1.Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2017-2019 yang aktif dan tidak sedang mengambil cuti akademik

2.Bersedia mengikuti penelitian dengan mengisi kuesioner online melalui google form setelah penjelasan atau informed consent

3.3.2.2. Kriteria Eksklusi

1.Responden tidak mengisi kuesioner dengan lengkap 3.3.3. Cara Sampling

Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel slovin sebagai berikut :

Keterangan : n : Jumlah Sampel

N :Jumlah Populasi mahasiswa FK USU

e : tingkat batas toleransi kesalahan (margin of error 10%) Perhitungan Besar Sampel :

n = 759 1+759 (0,1)2 n = 759 8,59 n = 88,35≈ 88

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Stratified Proportional Sampling ¸ yang mana sampel dalam penelitian ini dibagi rata dalam setiap pembagian angkatan pada mahasiswa fakultas kedokteran USU

Penentuan jumlah sampel mahasiswa FK USU disetiap angkatan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Masturoh dan Anggita, 2018):

ni = Ni X n N

Keterangan :

Ni : Jumlah populasi pada setiap angkatan n : Jumlah sampel dikeseluruhan populasi N : Jumlah populasi seluruhnya

ni : Jumlah sampel pada setiap angkatan

Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dihitung sampel mahasiswa yang terpilih di setiap angkatan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2. Perhitungan jumlah sampel di setiap angkatan.

Berdasarkan tabel 3.2 di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang dijadikan sampel dalam penelitian ini ialah dari angkatan 2017 sebanyak 30 orang, kemudian dari angkatan 2018 sebanyak 30 orang, dan dari angkatan 2019 sebanyak 28 orang, sehingga jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 88 orang.

Sistem pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu kuesioner disebar kepada setiap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2017,2018,2019 kemudian kuesioner-kuesioner yang telah diisi dilakukan pemilihan acak dengan undian sampai jumlah sampel yang dibutuhkan setiap angkatan tercukupi.

Perhitungan jumlah sampel penelitian

Angkatan Populasi Penarikan sampel Jumlah

sampel

3.4. METODE PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara berdasarkan jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu :

3.4.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan terkait COVID-19 untuk menilai tingkat pengetahuan,sikap dan tindakan.Kuesioner penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah disusun sesuai dengan rumusan permasalahan yang diteliti. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani informed consent.

3.4.2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder berasal dari data yang didapatkan dari Direktori Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang berupa jumlah mahasiswa.

3.5. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari 4 bagian yaitu data demografi, kuesioner pengetahuan,sikap,dan tindakan terhadap COVID-19.

3.5.1 Data Demografi

Kuesioner data demografi memberikan data mengenai responden meliputi: nama , usia, angkatan, riwayat diri/keluarga menderita COVID-19, dan sumber informasi COVID-19. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden.

3.5.2. Kuesioner Pengetahuan COVID-19

Kuesioner pengetahuan COVID-19 terdiri dari 17 pertanyaan mengenai definisi, etiologi, epidemiologi, cara penularan, factor resiko, manifestasi klinis, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan COVID-19. Metode pengukuran pengetahuan dilakukan menggunakan kuesioner dengan skala Guttman. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban atau hasil yang tegas terhadap sesuatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono,2013).Adapun perhitungan pengetahuan dengan skala Guttman seperti yang tercantum pada table 3.3 berikut :

Tabel 3.3. Perhitungan Pengetahuan dengan skala Guttman.

Jumlah pertanyaan 17

Jumlah jawaban 3 ( Ya,Tidak, Tidak Tahu)

Skor tertinggi Jawaban yang benar diberi poin 2 Skor terendah Jawaban yang salah diberi nilai 1

dan tidak tahu diberi poin 0 Jumlah skor terendah Skoring terendah x Jumlah

pertanyaan

= 0 x 17

= 0

Jumlah skor tertinggi Skoring tertinggi x Jumlah pertanyaan

= 2 x 17

= 34

Kategori (K) 3 (Baik,Cukup,Kurang)

Range ( R) Jumlah skor tertinggi- Jumlah

skor terendah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh kriteria penilaian pengetahuan sebagai berikut :

 Skor 24- 34 = Baik

 Skor 13 - 23 = Cukup

Skor <13 = Kurang

3.5.3 Kuesioner Sikap terhadap COVID-19

Kuesioner sikap terhadap COVID-19 terdiri dari 7 pertanyaan favorable yang mengandung jawaban-jawaban yang positif mengenai sikap responden terhadap COVID-19. Metode pengukuran sikap dilakukan menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Adapun perhitungan sikap dengan skala Likert seperti yang tercantum pada tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4. Perhitungan Sikap dengan Skala Likert.

Jumlah Pertanyaan 10

Jumlah Jawaban 4 ( Sangat setuju (SS) , Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) Skor setiap jawaban dari Jumlah skor terendah Skoring terendah x Jumlah pertanyaan

= 1 x10

= 10

Jumlah Skor tertinggi Skoring tertinggi x Jumlah pertanyaan

= 4 x 10

= 40

Kategori (K) 3 ( Baik , Cukup, Kurang )

Range (R) Jumlah skor tertinggi- Jumlah skor terendah

= 40 – 10

= 30

Interval (I) Range (R) ÷ Kategori (K)

= 30÷ 3

= 10

Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh kriteria penilaian sikap sebagai (No.1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16) dan 1 pertanyaan negative (No.13). Metode pengukuran tindakan dilakukan menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Adapun perhitungan tindakan dengan skala Likert seperti yang tercantum pada table 3.5 berikut :

Tabel 3.5. Perhitungan Tindakan dengan Skala Likert.

Jumlah Pertanyaan 15

Jumlah Jawaban 4 ( Selalu, Sering, Kadang – Kadang, Tidak Pernah )

Skor setiap jawaban dari pertanyaan positif

Selalu : 4 Sering : 3 Kadang-Kadang : 2 Tidak Pernah : 1 Skor setiap jawaban dari pertanyaan

negatif

Selalu : 1 Sering : 2 Kadang-Kadang : 3 Tidak Pernah : 4

Jumlah skor terendah Skoring terendah x Jumlah pertanyaan

= 1 x 15

= 15

Jumlah skor tertinggi Skoring tertinggi x Jumlah pertanyaan

= 4 x 15

= 60

Kategori (K) 3 ( Baik,Cukup,Kurang)

Range (R) Jumlah skor tertinggi- Jumlah skor

terendah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh kriteria penilaian tindakan sebagai berikut :

 Skor 46 - 60 = Baik

 Skor 31 - 45 = Cukup

Skor <31 = Kurang

3.6. UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoadmojo, 2012).Kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji validitasnya dengan SPSS 22. Uji validitas dilakukan dengan korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel.Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden 29 orang adalah 0,367. Jika nilai koefisien korelasi Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada di atas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

Dari hasil uji validasi menunjukkan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner yang telah disusun adalah valid.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang valid dengan koefisien reliabilitas alpha pada aplikasi SPSS 22. Jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.

Sampel yang digunakan pada uji validitas dan reliabilitas ini adalah mahasiswa kedokteran yang memiliki karakteristik sama dengan sampel. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Skor Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Variabel Nomor

Variabel Nomor

Variabel Nomor

4. Sumber

Dengan adanya pengolahan data kita dapat memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik.

Kuesioner yang telah diisi terlebih dahulu dikumpulkan kemudian diperiksa kelengkapannya, dimasukkan dan diolah dengan sistem komputerisasi menggunakan program pengolahan data dengan melalui beberapa tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian dari formulir atau kuesioner

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit, selanjutnya dilakukan pengkodean pada masing-masing pertanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Pemberian kode ini berguna dalam memasukkan data (data entry)

c. Entry

Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program atau software computer

d. Cleaning

Cleaning adalah membersihkan data dari kesalahan memasukkan data.Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmojo,2012).

3.9. ANALISIS DATA

Data dari setiap responden diolah secara komputerisasi. Analisis data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. DESKRIPSI PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU.

Karena adanya aturan penerapan protocol kesehatan berupa physical-distancing, maka pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner secara online melalui Google Form kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2017,2018, dan 2019. Adapun link dari Google Form tersebut diedarkan dengan menggunakan social media berupa Whatsapp Group dan Line. Pengumpulan data dilakukan pada 24 September-17 Oktober 2020.

4.2. DESKRIPSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Dari kuesioner online yang telah disebarkan, peneliti berhasil mengumpulkan subjek penelitian sebanyak 90 orang yang terdiri dari 57 perempuan dan 33 laki-laki. Subjek penelitian yang dikumpulkan merupakan responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebelumnya. Adapun karakteristik dari responden yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi umur,jenis kelamin, angkatan, dan riwayat diri menderita COVID-19. Data lengkap mengenai karakteristik responden dapat dilihat dari tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Dari tabel 4.2 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, sehingga dapat diuraikan bahwa presentasi perempuan lebih besar yaitu dengan jumlah 57 orang (63.3 %), sedangkan laki-laki 33 orang (36.7%).

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Dari

tabel 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi usia responden paling banyak adalah pada usia 20 tahun, dengan jumlah 31 orang (34,4 %) dan diikuti oleh usia 19 tahun dengan jumlah 27 orang (30,0 %). Responden usia 21 tahun dengan jumlah 20 orang (22,2 %), lalu responden usia 18 tahun dengan jumlah 7 orang. Kemudian responden usia 22 tahun dengan jumlah 3 orang. Responden yang paling sedikit adalah pada usia 17 tahun dan 23 tahun dengan jumlah 1 orang (1,1%)

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan angkatan

Jenis Kelamin N %

Angkatan N %

Dari tabel 4.3 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan angkatan dengan jumlah 30 orang (33.3 %) pada angkatan 2017, 30 orang (33.3) pada angkatan 2018, 30 orang (33.3 %) pada angkatan 2018. Jumlah tersebut manunjukkan adanya distribusi yang sama di setiap angkatan.

Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan riwayat diri menderita COVID-19

Dari tabel 4.3 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan riwayat diri menderita 19 dengan jumlah 2 orang (2,2 %) pernah menderita COVID-19 dan 88 orang (97,8 %) tidak pernah menderita COVID-COVID-19.

4.3. HASIL ANALISIS DATA

Riwayat diri menderita COVID-19 N %

Pernah

4.3.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang COVID-19 Pada lembar kuesioner penelitian ini, terdapat 42 pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap COVID-19. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdiri dari 17 buah pertanyaan tentang pengetahuan, 10 buah pertanyaan sikap dan 15 buah pertanyaan tindakan. Pertanyaan–pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah di uji validitas dan reabilitasnya.Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan,sikap dan tindakan responden terhadap COVID-19.Tingkat pengetahuan,sikap dan tindakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, cukup, dan kurang. Tingkat pengetahuan responden akan dikatakan baik bila mendapatkan skor 24-34 , tingkat pengetahuan responden akan dikatakan cukup bila mendapatkan skor 13-23, dan tingkat pengetahuan responden akan dikatakan kurang bila mendapatkan skor kurang dari 13. Distribusi frekuensi jawaban pengetahuan responden tentang COVID-19 dilihat pada tabel 4.5 , sedangkan distribusi tingkat pengetahuan responden tentang COVID-19 dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.5. Distribusi frekuensi jawaban pengetahuan responden tentang COVID-19

No Pertanyaan Pengetahuan Benar Salah Tidak Tahu

N % N % N %

Definisi dan etiologi COVID-19

1. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus bernama

Karakteristik Virus Penyebab COVID-19 3. Berasal dari Famili yang sama

dengan virus penyebab penyakit SARS dan MERS

90 100.0 - - - -

4 Masuk ke sel inang melalui pengikatan protein Spike dengan reseptor ACE-2 (angiotensin

6. Tidak dapat ditularkan melalui kontak dengan benda di lingkungan sekitar orang yang terinfeksi

71 78.9 14 15.6 5 5.6

7. Tidak dapat ditularkan melalui udara ketika prosedur atau

8. Orang-orang berusia 65 tahun ke atas beresiko mengalami

COVID-19 dengan tingkat yang parah 62 68.9 28 31.1 - - 9. Orang-orang dari segala usia

dengan kondisi medis yang

11 Masa inkubasi COVID-19 adalah rata-rata 5-6 hari, namun bisa sampai 14 hari

86 95.6 2 2.2 2 2.2

12 Demam, batuk kering dan sulit bernapas atau sesak adalah gejala utama COVID-19

90 100.0 - - - -

13 Nyeri kepala, nyeri otot, lemas, diare dan batuk darah dapat menjadi gejala COVID-19

15. Saat ini belum ada obat anti-COVID 19 yang spesifik

88 97.8 - - 2 2.2

16. Terapi simptomatik dan suportif merupakan bentuk (98.9%) telah mengetahui definisi dan etiologi COVID-19 yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh virus bernama SARS-CoV-2. Hampir seluruh responden (94.4%) juga telah mengetahui epidemiologi dari COVID-19 yaitu pada awalnya mulai menyebar dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan,Cina.

Karakteristik dari virus penyebab COVID-19 ,yaitu berasal dari Famili yang sama dengan virus penyebab penyakit SARS dan MERS, telah diketahui oleh seluruh responden (100.0 %). Namun,pada pertanyaan karakteristik dari virus COVID-19 yang masuk ke sel inang melalui pengikatan protein Spike dengan reseptor ACE-2 (angiotensin converting enzyme-2) diperoleh jawaban benar sebanyak 70 responden (77.8%), sedangkan 1 responden menjawab salah (1.1%) dan 19 responden menjawab tidak tahu (21.1%).

Pada pertanyaan cara penularan COVID-19 diperoleh sebanyak 13 responden (14.4%) yang mengetahui bahwa COVID-19 hanya ditularkan melalui droplet pernapasan orang yang terinfeksi, sementara 77 responden menjawab bahwa

COVID-19 tidak hanya ditularkan melalui droplet pernapasan dari orang terinfeksi. Sebanyak 71 responden (78.9%) mengetahui bahwa COVID-19 dapat ditularkan melalui kontak dengan benda di lingkungan sekitar orang yang terinfeksi,sementara 14 responden (15.6%) salah dalam menjawab pertanyaan tersebut dan sebanyak 5 responden (5.6%) menjawab tidak tahu mengenai pertanyaan tersebut. Penularan melalui udara ketika prosedur atau perawatan pendukung yang menghasilkan aerosol dilakukan terhadap pasien COVID-19 hanya diketahui oleh separuh responden (56.7%), sementara sebanyak 26 responden (28.9%) menjawab salah dan 13 responden (14.4%) menjawab tidak tahu pada pertanyaan tersebut.

Pada pertanyaan mengenai factor resiko COVID-19 diperoleh sebanyak 62 responden (68.9%) mengetahui bahwa orang-orang berusia 65 tahun ke atas beresiko mengalami COVID-19 dengan tingkat yang parah, sementara 28 responden (31.1%) salah dalam menjawab pertanyaan tersebut.Seluruh responden (100.0%) telah mengetahui bahwa orang-orang dari segala usia dengan kondisi medis yang mendasarinya (penderita penyakit paru kronis,kondisi jantung yang serius,dan Immunocompromised ) beresiko tinggi mengalami COVID-19 dengan tingkat yang parah. Sebanyak 83 responden (92.2%) juga telah mengetahui bahwa penderita diabetes,obesitas,penyakit hati,ginjal kronis beresiko tinggi mengalami COVID-19 dengan tingkat yang parah.

Pada pertanyaan mengenai manifestasi klinis COVID-19 didapatkan hampir seluruh responden (95,6%) mengetahui masa inkubasi COVID-19. Masa inkubasi COVID-19 adalah rata-rata 5-6 hari, namun bisa sampai 14 hari.(WHO.2020) Seluruh responden (100,0%) juga sudah mengetahui gejala utama COVID-19 yaitu demam, batuk kering, dan sulit bernapas atau sesak. Nyeri kepala, nyeri otot, lemas, diare dan batuk darah dapat menjadi gejala COVID-19.Namun, hanya sebanyak 69 responden yang menjawab dengan benar mengenai nyeri kepala, nyeri otot, lemas, diare dan batuk darah dapat menjadi gejala COVID-19.Sebanyak 12 (13,3%) responden salah dan 9 orang responden (10,0%) tidak tahu dalam menjawab pertanyaan tersebut.

Hampir seluruh responden (95.6%) menjawab dengan benar pertanyaan mengenai diagnosis COVID-19.Sebagian kecil responden (4,4%) menjawab salah pada diagnosis COVID-19. Hampir seluruh responden juga menjawab pertanyaan mengenai pengobatan COVID-19 dengan benar yaitu belum ada obat anti-COVID 19 yang spesifik (97,8%) dan terapi simptomatik dan suportif merupakan bentuk penatalaksanaan COVID-19 (96.7%).

Pada pertanyaan mengenai pencegahan COVID-19 didapatkan sebanyak 77 responden menjawab dengan benar bahwa saat ini belum ada vaksin untuk mencegah COVID-19. Pada saat penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020 belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah COVID-19. Namun,

sebanyak 9 responden menjawab salah dan 4 responden menjawab tidak tahu mengenai pertanyaan ini.

Tabel 4.6. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan tentang COVID-19 pengetahuan responden sebagian besar adalah tingkat pengetahuan yang baik dengan jumlah 89 orang (98.9.%), kemudian terdapat juga tingkat pengetahuan yang cukup dengan jumlah 1 orang (1.1 %).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian serupa mengenai pengetahuan tentang COVID-19 yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran di Iran didapatkan sebanyak 79,6% responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, 13,8% responden memiliki tinggi pengetahuan yang sedang, dan 6,7 % responden memiliki tingkat penetahuan yang rendah.(Taghrir et al.,2020) Hasil Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian serupa mengenai pengetahuan,sikap, dan tindakan mahasiswa kedokteran di India terhadap COVID-19 didapatkan sebanyak 92,7% responden memiliki pengetahuan yang luas tentang COVID-19.(Maheshwari et al., 2020)

4.3.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Terhadap COVID-19

Terdapat 10 pertanyaan sikap mengenai langkah pencegahan COVID-19 yang telah disusun berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19.Nilai sikap dalam penelitian ini dikatakan baik bila mendapatkan nilai 31-40

poin, nilai responden akan dikatakan cukup bila mendapatkan nilai 21-30 poin, dan nilai responden akan dikatakan kurang bila mendapatkan nilai kurang dari 21 poin. Distribusi frekuensi sikap terhadap COVID-19 dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat sikap mahasiswa terhadap COVID-19

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.(Notoatmodjo, 2014). Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan seluruh responden (100,0%) memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan COVID-19.

Hal ini sejalan dengan penelitian Hamzah (2020) yang menunjukkan bahwa 94,4% responden memiliki sikap yang positif tentang upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

4.3.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Tindakan Terhadap COVID-19

Terdapat 15 pertanyaan tindakan mengenai pencegahan COVID-19 yang telah disusun berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Pertanyaan ini dibagi menjadi 4 kelompok yaitu upaya kebersihan personal dan rumah (pertanyaan nomor 1,2,3,4,5,7, dan 8) , penerapan etika batuk dan bersin (pertanyaan nomor 6 ), pembatasan interaksi fisik (pertanyaan nomor 9,10,11, dan 12) , dan peningkatan imunitas diri (pertanyaan nomor 13,14, dan 15).

Nilai tindakan dalam penelitian ini dikatakan baik bila mendapatkan nilai 46-60 poin, nilai responden akan dikatakan cukup bila mendapatkan nilai 31-45 poin, dan nilai responden akan dikatakan kurang bila mendapatkan nilai kurang dari 31 poin. Distribusi frekuensi jawaban tindakan responden terhadap COVID-19 dapat dilihat pada tabel 4.8, sedangkan distribusi tingkat tindakan responden terhadap COVID-19 dilihat pada tabel 4.9

Nilai Sikap N %

Baik 90 100.0

Total 90 100.0

Tabel 4.8. Distribusi frekuensi jawaban tindakan responden terhadap COVID-19

Berdasarkan tabel 4.8. di atas diketahui bahwa sebanyak 90.63% responden melakukan upaya kebersihan personal dan rumah dengan baik sebagai tindakan untuk mencegah COVID-19. Upaya kebersihan personal dan rumah yang dilakukan oleh responden yaitu memakai masker ketika sedang keluar rumah, mencuci tangan dengan sabun atau memakai hand sanitizer setelah berada di tempat umum, mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh mata,hidung,dan mulut, menghindari berjabat tangan dengan orang lain, mengindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit COVID-19, mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian, membersihkan dan memberikan desinfektan secara berkala pada benda-benda yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot.

Sebanyak 94.4% responden juga melakukan penerapan etika batuk dan bersin dengan baik sebagai pencegahan penularan COVID-19 yaitu menutup mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas bagian dalam atau dengan tisu lalu langsung membuang tisu ke tempat sampah dan segera mencuci tangan. Terdapat 88.61%

responden melakukan pembatasan interaksi fisik dengan baik untuk mencegah COVID-19. Pembatasan interaksi fisik yang dilakukan yaitu menghindari

Pertanyaan tindakan pencegahan COVID-19 % Upaya kebersihan personal dan rumah

berkumpul dengan teman lewat tatap muka selama pandemic COVID-19, tidak berdekatan dan mengatur jarak minimal 1 meter dengan orang lain, menghindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot) yang tidak perlu, dan menghindari pergi ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-tempat wisata selama pandemic COVID-19.

Sebanyak 75,18 % responden juga melakukan peningkatan imunitas diri dengan baik untuk mencegah COVID-19. Peningkatan imunitas diri yang dilakukan yaitu mengonsumsi gizi seimbang, melakukan aktifitas fisik/senam ringan, dan beristirahat dengan cukup.

Tabel 4.9. Distribusi frekuensi tingkat tindakan responden terhadap COVID-19

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan hasil penelitian mengenai tingkat tindakan responden terhadap COVID-19 sebanyak 77 (85,6%) responden memiliki tingkat tindakan yang baik terhadap COVID-19. Sebagian kecil responden (14,4%) memiliki tingkat tindakan yang cukup terhadap COVID-19.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Iran dalam tingkat tindakan pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kedokteran didapatkan sebanyak 94,2% responden memiliki tingkat tindakan pencegahan COVID-19 yang tinggi. (Taghrir et al.,2020)

Menurut Lawrence Green dalam Jihani (2014) bahwa tindakan manusia ditentukan oleh 3 faktor yaitu : faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan dan sikap, faktor enabling yang mencakup fasilitas atau sarana dengan ketenagaan dengan karakteristiknya dan faktor pendorong yang mencakup dukungan pimpinan. Oleh karena itu, pengetahuan dan sikap yang baik saja belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.

4.3.4 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi COVID-19

Data lengkap distribusi frekuensi sumber informasi COVID-19 dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10. Distribusi frekuensi berdasarkan sumber informasi COVID-19

Sumber informasi N %

Tabel 4.10 memperlihatkan semua responden pada penelitian ini sudah pernah mendapatkan informasi tentang COVID-19, informasi yang paling dominan

Tabel 4.10 memperlihatkan semua responden pada penelitian ini sudah pernah mendapatkan informasi tentang COVID-19, informasi yang paling dominan

Dokumen terkait