• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara dengan konsep-konsep yang akan diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan di lakukan.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Investasi saham

Perilaku Investor

Persepsi control perilaku

Pengambilan keputusan berinvestasi

Persepsi Risiko

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat kualitatif dan metode yang digunakan lebih mendasar pada fenomologis dengan mengutamakan evaluasi, metode penelitian seperti ini lebih berusaha memahami dan menafsirkan bahwa peristiwa dan interaksi perilaku manusia.

Metode deskriptif kualitatif, menurut penelitian deskriptif Sugiono (2013) adalah penelitian dapat dilakukan agar menentukan nilai suatu variable bebas, atau lebih variabel (bebas), tanpa membandingkan atau mengaitkannya dengan variabel tersebut dan hasil ini akan menjelaskan hasil dari wawancara dengan subjek penelitian yang diteliti secara detail sehingga dapat menyampaikan gambaran yang jelas tentang perilaku investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal dalam situasi tertentu ketika membuat keputusan investasi dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini. Hal ini dapat dikatakan berbeda karena setiap investor memiliki perilaku yang berbeda dalam mengambil keputusan.

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian adalah batasan penggunaan suatu objek penelitian yang akan dilakukan. Kegunaan lain dari metode penelitian ini adalah peneliti tidak akan terjebak oleh informasi segar dikumpulkan dari situasi sosial, Persepsi kontrol perilaku dalam pengambilan keputusan merupakan keyakinan bahwa Seseorang telah melakukan suatu perilaku tertentu, individu tersebut mempunyai kesempatan serta bagaimana waktu dalam melakukan perilaku tersebut menilai sendiri apakah ia mampu melakukan perilaku tersebut atau tidak. Persepsi kontrol perilaku yang dimaksud adalah keyakinan bahwa individu mampu mengambil sebuah keputusan berdasarkan pengalaman.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun penelitian yang akan dilakukan Galeri Investasi BEI Unismuh Makassar berlokasi di jalan sultan alauddin no 259, gedung menara iqra lt 2. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Juli sampai 31 Agustus.

D. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah objek dari mana data itu diperoleh, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan perbuatan selebihnya merupakan data tambahan seperti halnya dokumen..

1. Data Primer

Sugiyono (2016), data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya dan diteruskan kepada pengumpul data atau peneliti

bahwa sumber data utama adalah wawancara dengan subjek penelitian baik dengan observasi secara langsung.

Seperti pengertian data primer menurut Sugiyono yang menyatakan bahwa data berasal langsung dari sumbernya sehingga terjamin kemurniannya, karena pengumpulan data dilakukan untuk pertama kali dalam penelitian. Data yang berkembang dari waktu ke waktu sehingga data yang diterima diperbarui selama survei, suatu karakteristik yang disebabkan oleh fakta bahwa data primer bersumber pada bagian yang memberikan pengetahuan secara langsung dan belum diproses.

Jadi data yang diperlukan untuk mengetahui perilaku investor individu saat mengambil keputusan investasi saham di masa pandemi seperti sekarang ini adalah data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi sumber data.

Berdasarkan jenis data yang dibutuhkan, maka informan didalam penelitian ini merupakan mahasiswa aktif fakultas ekonomi yang sudah menjadi nasabah galeri investasi di unismuh Makassar yaitu sejumlah 10 informan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dimana diperoleh hasil membaca resensi atau studi literatur, buku atau literatur tentang masalah yang diamati, internet, beserta dokumen laporan dari instansi terkait sehingga relevan dengan kebutuhan data penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian kualitatif merupakan obeservasi dan wawancara mendalam serta telaah dokumen yang bertujuan untuk memperjelas implikasi penelitian serta menyelidiki data..

1. Wawancara

Wawancara dapat digunakan sebagai teknik mengumpulkan data pada saat peneliti ingin melakukan survei pendahuluan untuk menentukan masalah yang sedang diselidiki tetapi ingin memperoleh informasi yang lebih detail tentang responden hal pengetahuan atau keyakinan pribadi Wawancara untuk survei ini digabungkan dengan wawancara informal, dan pertanyaannya sangat tergantung pada hasil wawancara, spontanitas pertanyaan orang yang diwawancarai.

Wawancara belum terstruktur dan tidak terencana, serta melakukan sebaik munkin sehingga penyedia informasi memproses atau menyiapkan informasi terlebih dahulu.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data kualitatif secara langsung melalui pengamatan di lokasi penelitian dalam pengambilan keputusan investasi saham.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut (Sugiyono. 2015) adalah suatu cara untuk memperoleh data dan informasi berupa buku, dokumen, nomor dokumen, dan foto dalam bentuk laporan dan informasi untuk mendukung penelitian.

F. Instrument Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan berbagai metode penelitian seperti observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi serta membutuhkan alat bantu sebagai instrumennya. Instrumennya adalah handphone, perekam Android, pena dan buku. Data dari wawancara, pena dan buku catatan digunakan untuk mendokumentasikan poin-poin kunci informan.

G. Teknik analisis data

Analis data untuk penelitian bersifat kualitatif ini terjadi ketika terkumpulnya data sedang berjalan dan anda telah menyelesaikan pengumpulan data didalam jangka waktu tertentu. Miles dan Huberman (2013) menyarankan agar kegiatan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berkesinambungan hingga tuntas sehingga data menjadi jenuh.perlakuan analis data seperti reduksi data, visualisasi data atau penyajian data serta penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data artinya merangkum memfokuskan pada hal yang penting, memilih sesuatu yang paling penting dan membuang hal-hal yang tidak terlalu penting. Jika Anda melakukan penelitian, Anda akan menemukan banyak data di area ini. Oleh karena itu, Anda perlu mempersempit data yang dikumpulkan untuk memilih, meringkas, dan fokus pada data penting yang Anda inginkan.

2. Penyajian Data

Setelah data diciutkan, langkah selanjutnya adalah melihatnya.

Tujuan penyajian data adalah untuk memudahkan masyarakat

memahami apa yang terjadi dan, berdasarkan pemahaman tersebut, merencanakan tugas selanjutnya. Narasi atau teks merupakan bentuk penyajian data yang paling umum dalam penelitian kualitatif. Data laporan dengan menjelaskan hasil wawancara ke teks naratif serta melampirkan file pendukung ataupun foto dokumentasi.

3. Penarikan Kesimpulan

Selama proses penelitian, yaitu selama proses pengumpulan data, kesimpulan ditarik terus menerus. Dalam penelitian yang dilakukan menarik kesimpulan dengan mengekstraksi esensi dari sejumlah sumber berdasarkan hasil penelitian melalui observasi dan wawancara serta dokumentasi. Kesimpulan menggambarkan pola hubungan, topik dan pertanyaan umum, hipotesis dan lain-lain, dll.

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek sudah ada di Batavia sejak zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1912.

Pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal sudah ada sejak tahun 1912, namun perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan sesuai harapan, bahkan di saat aktivitas pasar modal sedang vakum. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti perang dunia yang membutuhkan pasar saham. Bursa juga akan ditutup pada tahun 1914-1918. Bursa saham ditutup karena Perang Dunia Pertama.

Bursa efek Indonesia dihidupkan kembali pada tahun 1925-1942, namun karena masalah politik, khususnya Perang Dunia II, bursa efek Semarang dan Surabaya harus ditutup kembali pada awal tahun 1939 dan terus ditutup pada tahun 1942-1952. Pengalihan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia dan berbagai kondisi yang menyebabkan pasar modal tidak berfungsi sebagaimana mestinya, dan pencatatan di bursa harus diupayakan pada tahun 1956-1977.

Pada tahun 1977 pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal, bursa efek diresmikan pada tanggal 10 Agustus 1977 oleh Presiden Soeharto. BEJ dikelola oleh BAPEPAM (Badan Penyelenggara Pasar Modal).

Namun pada tahun 1977-1987 perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga tahun 1987 baru mencapai 24 emiten. Pada saat itu masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. Akhirnya pada tahun 1987 diadakan deregulasi Bursa Efek dengan menghadirkan Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. Aktivitas perdagangan Bursa Efek pun kian meningkat pada tahun 1988-1990 setelah Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing.

Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) pada tahun 1988 dengan organisasinya yang terdiri dari broker dan dealer. Selain itu, pada tahun yang sama, Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan

pasar modal. Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1989 mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka pada tanggal 14 Desember 1912 dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda yang kita kenal sekarang sebagai Jakarta. Bursa Efek Jakarta kemudian disebut CallEfek, “Call” leader, kemudian masing-masing pialang mengirimkan permintaan beli atau menawarkan penawaran untuk menjual sampai ditemukan harga yang cocok, barulah terjadi transaksi.

Saat itu, pasar saham mengikuti permintaan karena investor dan broker merasa perlu adanya bursa di Jakarta. Bursa efek lahir karena permintaan akan jasanya sangat mendesak. Orang Belanda yang bekerja di Indonesia pada waktu itu telah mengenal pasar saham selama lebih dari tiga ratus tahun. Berinvestasi dalam saham dan pendapatan serta hubungan mereka memungkinkan mereka untuk menaruh uang mereka di berbagai jenis saham. Baik surat berharga korporasi Indonesia maupun surat berharga asing. Sekitar 30 sertifikat (sekarang disebut tanda terima) dari perusahaan Amerika, perusahaan Kanada, perusahaan Belanda, perusahaan Prancis dan Belgia.

Bursa Efek Jakarta sempat tutup selama periode perang dunia pertama, kemudian dibuka lagi pada tahun 1925.Selain Bursa Efek Jakarta, pemerintah colonial juga mengoperasikan bursa parallel di Surabaya dan Semarang.Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan tentara Jepang di Batavia. 987 Aktivitas di Bursa ini terhenti dari tahun 1940 sampai tahun 1951 disebabkan peran dunia II yang kemudian disusul dengan perang kemerdekaan.Baru tahun 1952 di buka kembali dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaanperusahaan.Belanda dinasionalisasikan pada tahun 1958.Meskipun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi Bursa Efek yang dikelola Bank Indonesia.

Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan pasar modal Indonesia. Atas persetujuan pemegang saham kedua bursa tersebut, BES (Bursa Efek Surabaya) bergabung dengan BEJ (Bursa Efek Jakarta) yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan tujuan berperan sebagai pasar modal. dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008, pasar modal Indonesia terkena dampak krisis keuangan global, yang menyebabkan penghentian sementara operasi bursa pada tanggal 8 Oktober 2008.

IHSG yang sempat mencapai puncaknya pada 2.830,26 pada 9 Januari 2008, turun ke 1.111,39 pada 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada 1.355,41 pada akhir 2008. Penurunan tersebut kembali

berbalik dengan pertumbuhan sebesar 86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.

Untuk mendukung strategi dalam memenuhi perannya sebagai perantara dan regulator pasar modal, BEI selalu berkembang dan siap bersaing dengan bursa global lainnya, dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang terkendali, instrumen perdagangan yang lengkap, sistem dan tingkat risiko yang tinggi.

tingkat likuiditas BEI untuk kedua kalinya Berhasil dinobatkan sebagai

"Bursa Terbaik 2010 di Asia Tenggara" untuk pertama kalinya.

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

a. Visi menjadi bursa yang komperatif dengan kredibilitas tingkat dunia.

b. Misi menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya perdagangan efek yang diatur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan (stockholders).

3. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

B. Deskripsi Narasumber

Jumlah narasumber pada penelitian ini sebanyak 10 orang Dimana narasumber ini merupakan investor atau nasabah galeri investasi bursa efek Indonesia. dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 4.1 Deskripsi Narasumber

No Nama Informan Initial Asal Kampus Lama

Berinvestasi

Jumlah Transaksi

perbulan

1 Atika Mutmainna AM Unismuh Makassar 2 Tahun 1

2 Nurul Rahmah NR Unismuh Makassar 2 Tahun 1

3 Muh Asdie MA Unismuh Makassar 2 Tahun 6 bulan 2

4 Nur Rezkiyani NUN Unismuh Makassar 2 Tahun 2

5

Farhanah

Khairunnisa FK Unismuh Makassar 2 Tahun 1

6 Ashabul Kahfi AK Unismuh Makassar 5 Tahun 15

7 Radi Sasriwanto RS Unismuh Makassar 1 Tahun 8 Bulan 2 8

Hestika Sinta

Soraya HSS Unismuh Makassar 2 Tahun 5 Bulan 2

9 Muh Heriyanto MH Unismuh Makassar 2 Tahun 5

10 Nurcitra Dewi ND Unismuh Makassar 2 Tahun 3

C. Hasil Penelitian

Perilaku Investor Individu dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham di Tengah Pandemi Covid-19

Salah satu prasyarat keputusan investasi adalah ketersediaan informasi. Masalahnya, tidak semua informasi yang tersedia relevan dengan kepentingan dan tujuan setiap investor. Investor harus mampu membuat keputusan yang cepat dan akurat. kemampuan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan Keputusan investasi juga erat kaitannya dengan perilaku investor.Perilaku adalah evaluasi, perasaan, kecenderungan seseorang terhadap sesuatu. Perilaku tersebut menempatkan seseorang dalam mood untuk mendekat dan menyukai sesuatu atau menjauhkan diri dan tidak menyukai sesuatu. Dalam penelitian ini, perilaku dibagi menjadi dua area, yaitu persepsi pengendalian perilaku dan persepsi risiko..

1. Persepsi Kontrol Perilaku

Secara konseptual, persepsi kontrol perilaku diharapkan untuk memoderasi pengaruh intensi pada perilaku yang dilakukan individu, sehingga suatu intensi yang kuat akan menghasilkan perilaku hanya jika persepsi kontrol perilaku yang dimiliki individu juga kuat. Persepsi kontrol perilaku investor memiliki indikator antara lain keyakinan diri sendiri, dukungan modal, dan dukungan teknologi. Hal ini sejalan dengan beberapa pernyataan informan yang menyangkut 2 indikator tersebut.

Berikut hasil wawancara dengan 10 informan dengan 8 pertanyaan : a. Apakah sebelum membeli saham, anda juga melakukan analisa terlebih

dahulu?

Dijawab oleh informan NR pada wawancara tanggal 31 Juli 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Iya, pastinya saya melakukan analisa terlebih dahulu karena dari analisa tersebut saya bisa memutuskan perlakuan saya terhadap suatu saham untuk membelinya‟‟

Informan NUN pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 mengatakan bahwa:

„‟Sudah pasti saya melakukan analisa dulu karna bagaimana saya dapat melakukan keputusan membeli saham kalau saya tidak cari tau dulu perusahaannya‟‟

Informan MA pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 mengatakan bahwa:

„‟Iya saya menggunakan analisa teknikal”

Informan FK pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 mengatakan bahwa:

„‟Iya supaya bisa mengetahui keuntungan di saham itu‟‟

Informan AK pada wawancara tanggal 03 Agustus 2021 mengatakan bahwa:

„‟Iya wajib karna analisa itu adalah penentu untuk membeli saham atau tidak‟‟

Informan MH pada wawancara tanggal 07 Agustus 2021 mengatakan bahwa:

„‟Ya saya melakukan analisa sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham‟‟

Informan HSS pada wawancara tanggal 09 Agustus 2021 mengatakan bahwa:

„‟Ya saya akan menganalisa terlebih dahulu saham yang akan saya beli‟‟

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tersebut dapat diketahui bahwa sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham mereka melakukan analisa terlebih dahulu dari analisa tersebut barulah memutuskan perlakuan terhadap suatu saham untuk membelinya.

b. Bagaimana anda menyakinkan diri anda apabila ingin membeli saham?

Dijawab oleh informan NR pada wawancara tanggal 31 Juli 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Saya menyakinkan diri saya melalui bagaimana respon orang-orang di pasar modal dan dari situ saya bisa mengambil keputusan‟‟

Informan MA pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Saya melihat pergerakan harga saham 2 tahun terakhir barulah saya menyakinkan diri saya untuk membeli saham tersebut‟‟

Informan FK pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Tergantung dari bisnisnya, dia bergerak dalam bidang apa kalau trennya bagus baru mengambil keputusan‟‟

Informan NUN pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Tentunya saya menggunakan teknikal dari situ saya dapat menentukan di harga berapa saya bisa membeli saham dengan harga murah‟‟

Informan AK pada wawancara tanggal 03 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Kita lihat dulu perusahaannya apakah terpercaya dan juga kita harus tau apa yang di beli‟‟

Informan AM pada wawancara tanggal 04 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Dengan melihat laporan keuangan perusahaan di idx‟‟

Informan RS pada wawancara tanggal 06 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Apa bila saya sudah melakukan analisa atas laporan keuangan perusahaan dan hasil perkembangannya bagus maka saya yakin untuk investasi‟‟

Informan ND pada wawancara tanggal 07 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Dengan melihat informasi mengenai perusahaan yang akan di beli sahamnya dan juga memperhatikan ihsg‟‟

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan agar lebih menyakinkan diri untuk membeli saham dengan melakukan analisa atas laporan keuangan perusahaan dan hasil perkembangannya bagus atau tidak barulah yakin untuk investasi da nada juga menggunakan analisa teknikal untuk menentukan di harga berapa bisa membeli saham dengan harga murah.

c. Bagaimana respon anda ketika menerima saran dari teman untuk membeli saham, apakah anda melakukan analisa kembali?

Informan NR pada wawancara tanggal 31 Juli 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Iya, saya melakukan analisa kembali seperti fundamental untuk menentukan perusahaan apa yang bagus untuk berinvestasi dan analisa teknikal untuk menentukan harga berapa saya harus beli‟‟

Informan MA pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Saya menganalisa kembali dengan melihat laporan keuangan apakah sehat atau tidak‟‟

Informan FK pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Analisa kembali, kan tiap orang punya trading plan masing-masing yang pastinya target juga beda-beda‟‟

Informan NUN pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Karna rata-rata teman saya juga seorang investor jadi saya yakin kalau apa yang direkomendasikan terkait saham bias saya ikuti kecuali dari orang tidak saya kenal pastinya tidak terlalu saya bias jadikan acuan‟‟

Informan AK pada wawancara tanggal 03 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Pasar modal itu tidak mengenal ampun dan tidak seperti bank. Investasi saham itu tidak cukup hanya rekomendasi tetapi perlu analisa mendalam perusahaannya‟‟

Informan ND pada wawancara tanggal 07 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Analisa kembali untuk lebih menyakinkan diri‟‟

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan saat menerima saran dari teman untuk membeli saham mereka tidak langsung menyakinkan diri tetapi lebih melakukan analisa kembali dan pasar modal itu tidak mengenal ampun investasi saham tidak cukup hanya rekomendasi tetapi perlu analisa mendalam perusahaannya. ada pula yang dari teman juga investor jadi yakin kalau apa yang direkomendasikan itu bisa di ikuti kecuali dari orang tidak kenal pastinya tidak terlalu di jadikan acuan.

d. Bagaimana anda membuat suatu analisa terhadap suatu saham dengan adanya isu pandemi covid-19?

Informan FK pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Saya hanya membeli saham sector yang lagi menguntungkan di era pandemi ini misalnya saham sector sector kesehatan‟‟

Informan RS pada wawancara tanggal 06 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟dengan melakukan pertimbangan atau perbandingan mengenai perusahaan yang berpotensi seperti pada perusahaan farmasi karna perusahaan ini memiliki potensi atas perkembangan laporan keuangannya‟‟

Informan AM pada wawancara tanggal 04 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Dengan melihat apa yang lagi dibutuhkan oleh orang banyak missal obat-obatan maka saya akan menganalisa saham yang bergerak di bidang farmasi‟‟

Informan MA pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Dengan adanya isu pandemi ini perilaku saya terhadap saham sangat hati-hati untuk memutuskan membeli saham karna seperti yang kita ketahui pandemi ini sangat berdampak pada perusahaan‟‟

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan perilaku investor dengan adanya isu pandemi covid-19 dalam membuat analisa cenderung melakukan pertimbangan atau perbandingan mengenai perusahaan yang berpotensi seperti pada perusahaan farmasi dengan melihat apa yang sedang dibutuhkan orang banyak misalnya obat-obatan. Tanggapan

lainnya dengan adanya isu pandemi ini perilaku terhadap saham sangat hati-hati untuk memutuskan membeli saham.

e. Apakah besar kecilnya modal berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi anda?

Informan NR pada wawancara tanggal 31 Juli 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Sangat berpengaruh karna jika modal saya sedikit saya tidak bisa melakukan pengambilan keputusan membeli karena modal terbatas misalnya saya kemarin mau membeli saham unilever‟‟

Informan FK pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Iya karna dalam investasi semakin banyak modal semakin tinggi risiko jika terjadi delisting”

Informan NUN pada wawancara tanggal 02 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Kalau dari modal berpengaruh sekali karna saya lebih suka perusahaan yang masuk indeks lq45 dan harganya juga lumayan tinggi‟‟

Informan HSS pada wawancara tanggal 09 Agustus 2021 yang mengatakan bahwa:

„‟Iya saham yang bagus pasti harga sahamnya lumayan mahal jadi harga itu bias menentukan baik buruknya saham‟‟

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa modal sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karena kalau modalnya sedikit maka saham yang dipantau juga terbatas serta semakin besar modal maka semakin besar juga keuntungannya begitupun sebaliknya.

f. Apakah anda dalam mengambil keputusan menjadi investor berdasarkan pengalaman atau ikut-ikutan?

Informan NR pada wawancara tanggal 31 Juli 2021 yang

Informan NR pada wawancara tanggal 31 Juli 2021 yang

Dokumen terkait