• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerja Keras Perseverance

Kosmetika (“divisi CPC”) masing-masing telah memberikan kontribusi sebesar Rp. 1.991 miliar dan Rp 1.674 miliar terhadap penjualan bersih Tempo Scan, dengan demikian kontribusi penjualan bersih kedua divisi tersebut masing-masing adalah sebesar 29% dan 24,4% atau secara keseluruhan kontribusi keduanya adalah 53,4%, sedangkan pada tahun sebelumnya kontribusi kedua divisi tersebut adalah sebesar 51,9%. Di sisi lain, penjualan bersih divisi Distribusi Tempo Scan mengalami pertumbuhan mendatar dan berjumlah Rp. 3.190 miliar dikarenakan berakhirnya kerja sama dengan salah satu prinsipal pihak ketiga yang telah dijelaskan sebelumnya di atas, dengan demikian kontribusi divisi Distribusi terhadap penjualan bersih Tempo Scan adalah 46,6%. Meskipun pertumbuhan penjualan bersih Tempo Scan lebih lambat, pada tahun 2013 laba kotor Tempo Scan berhasil tumbuh lebih tinggi yaitu 9,3% dan berjumlah Rp. 2.720 miliar dengan demikian marjin laba kotor naik menjadi 39,7% dibandingkan 37,5% pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja marjin laba kotor yang membaik tersebut didukung oleh kenaikan marjin laba kotor divisi Farmasi dan Divisi CPC, sedangkan marjin laba kotor divisi Distribusi mencatat penurunan pada tahun 2013.

Namun sayangnya pertumbuhan tersebut tidak terjadi pada laba usaha Tempo Scan yang naik 2,1% dan berjumlah Rp 757,5 miliar, meskipun demikian marjin laba usaha tersebut masih dapat dipertahankan pada 11,1% atau hampir sama dengan marjin laba usaha tahun 2012 sebesar 11,2%. Selanjutnya, sejalan dengan kinerja laba bersih dan laba usaha Tempo Scan maka Earnings Before Tax, Depreciation & Amortization

(“EBITDA”) juga meningkat 1% menjadi Rp. 865,8 miliar,

sehingga menghasilkan marjin EBITDA sebesar 12,6% dibandingkan marjin EBITDA 2012 sebesar 12,9%.

Cosmetic division (“CPC division”) net sales had contributed respectively Rp. 1,991 billion and Rp. 1,674 billion towards Tempo Scan’s net sales hence those 2 divisions’ net sales contribution were 29% and 24.4% respectively or in aggregate their contribution was 53.4%, while those 2 divisions aggregate net sales contribution was only 51.9% in the previous year. On the other hand, Tempo Scan’s Distribution division net sales registered a flat growth due to the discontinuance of one of its third party principal business as explained above and, it amounted to Rp. 3,190 billion hence its contribution towards Tempo Scan’s net sales was 46.6%. Despite the above Tempo Scan slower net sales growth, in 2013 Tempo Scan’s gross profit result managed to grow higher by 9.3% and amounted to Rp. 2,720 billion hence its gross profit margin commensurately increased to become 39.7% compared to 37.5% in the corresponding period last year. Such improved gross profit margin result was supported by its Pharma and CPC divisions’ gross profit margin increases while its Distribution division’s gross profit margin registered a decline in 2013. Unfortunately, such growth was not experienced by Tempo Scan’s operating profit result which had increased by 2.1% and it amounted to Rp. 757.5 billion, nevertheless its operating profit margin was maintained at 11.1% or almost similar with its operating profit margin in 2012 of 11.2%. Moreover, trailing both Tempo Scan’s net profit and operating profit results its Earning Before Tax, Depreciation & Amortization (“EBITDA”) was also increased by 1% to become Rp. 865.8 billion consequently its EBITDA margin stood at 12.6% versus its 2012 EBITDA margin of 12.9%.

Analisa Manajemen Divisi Farmasi

Pada tahun 2013 penjualan bersih divisi Farmasi Tempo Scan tumbuh sebesar 4,1% dan berjumlah Rp. 1.991 miliar, maka kontribusinya terhadap penjualan bersih Tempo Scan adalah 29,0%. Divisi tersebut terdiri dari tiga kelompok usaha yaitu

The Pharmaceutical Division Management Analysis

In 2013 Tempo Scan’s Pharma division net sales grew by 4.1% and it amounted to Rp. 1,991 billion hence its contribution towards Tempo Scan’s net sales was 29.0%, such division comprises of three operating

kelompok Pharma Consumers Health (“PCH”) yang kontribusi penjualan bersihnya adalah Rp.1.705 miliar; kelompok Obat Resep yang dipasarkan antara lain melalui PT.Tempo Rx Farma (“TRF”) yang kontribusi penjualan bersihnya sebesar

Rp. 162,6 miliar; dan Pharma International Business (“Pharma IBD”) yang kontribusi penjualan bersihnya sebesar Rp. 122,4 miliar. Kontribusi ketiga kelompok usaha tersebut terhadap divisi penjualan bersih divisi Farmasi Tempo Scan pada tahun 2013 masing-masing adalah 85,7%, 8,2% dan 6,1%.

Kelompok PCH menjadi penyumbang terbesar penjualan bersih divisi Pharma TSP yang mengalami pertumbuhan lebih lambat pada tahun 2013. Penjualan bersih tumbuh hanya 4,3% setelah disesuaikan dengan penghentian produk minuman yang memiliki margin yang relatif rendah dan manajemen mengganggap tidak layak untuk konfigurasi portofolio produk PCH di masa depan. Penghentian tersebut terjadi di kuartal 4 tahun 2013, oleh karena itu penjualan kuartal tersebut telah mengalami dampak negatif. Di samping efek penghentian tersebut, pertumbuhan penjualan bersih kelompok PCH masih berada di bawah pertumbuhan Therapeutic Classes (“TCs”) di mana produk PCH yang ada bersaing, secara kolektif TCs tersebut tumbuh sebesar 9,8% pada tahun 2013 (sumber data: ITMA).

Untuk ke depannya, strategi kelompok PCH adalah memperbaiki kinerjanya lebih lanjut yang merupakan elemen penting dalam tujuan divisi Farmasi Tempo Scan yaitu meningkatkan kontribusi penjualan bersih menjadi di atas 30% dari total penjualan bersih Tempo Scan di masa depan, antara lain sebagai berikut:

1. Kelompok PCH tetap fokus dengan 20 TC (ekuivalen dengan 11 TC jika digabungkan berdasarkan persepsi konsumen mengenai manfaat produk) di mana portofolio produknya saat ini berkompetisi pada kelompok TC yang mewakili lebih dari 50% total pasar Indonesia untuk produk Over The Counter (“OTC”)/obat dijual bebas (sumber data: ITMA).

Namun demikian, sebagian besar dari penjualan produknya terkonsentrasi dalam 7 dari 20 TC di mana

groups namely its Pharma Consumers Health (“PCH”) group which net sales contribution was Rp. 1,705 billion; its Prescription Drugs group marketed among others through PT. Tempo Rx Farma (“TRF”) which net sales contribution was Rp. 162.6 billion and, its Pharma International Business (“Pharma IBD”) which net sales contribution was Rp. 122.4 billion. Those 3 operating groups contribution towards Tempo Scan’s Pharma division net sales in 2013 respectively were 85.7%, 8.2% and 6.1%.

The PCH group being the largest contributor to Tempo Scan’s Pharma division net sales experienced a slower growth in 2013, its net sales grew only by 4.3% after being adjusted with the discontinuation of beverage products which have relatively low margin and deemed by the management to be unfit for PCH’s future

products portfolio configuration, such discontinuation took place in 4th quarter 2013. Consequently it had negatively impacted such quarter sales. Despite the effect of such discontinuation, the PCH group net sales growth was still below the growth of Therapeutic Classes (“TCs”) where PCH existing products compete in, collectively such TCs grew by 9.8% in 2013 (data source : ITMA).

Going forward PCH group strategies to improve further its performance which is a pivotal element in Tempo Scan’s Pharma division objective to increase its net sales contribution to be above 30% of Tempo Scan’s total net sales in the future, among others are as follows: 1. PCH group remains focussed with 20 TCs

(equivalent to 11 TCs if combined based on consumers perceived benefit) where its products portfolio presently competes in due to the fact that those TCs already represented more than 50% of the total Indonesian Over The Counter (“OTC”) / Free Sales medicines market (data source : ITMA). Nevertheless, the bulk of its products sales are

heavily concentrated in 7 out of those 20 TCs where

produk PCH menguasai pangsa pasar yang signifikan, seperti pada TC Analgesik di mana ekuitas merek PCH seperti bodrex, Neo rheumacyl, Oskadon, bodrexin, dan Contrexyn memiliki posisi pasar yang kuat. Demikian pula dalam TC Tonic (termasuk Energy Drink) dan TC Multivitamin, di mana merek ekuitas PCH seperti hemaviton dan Neo hormoviton berada di antara 3 peringkat merek utama yang bersaing dalam TC tersebut.

Namun sayangnya ke-7 TC di atas yang produk-produk PCHnya telah menguasai pasar, tingkat pertumbuhannya tidak setinggi TC lainnya, di mana ke-7 TC tersebut hanya tumbuh 6,7% dibandingkan tingkat pertumbuhan 9,8% untuk total 20 TC. Dengan situasi tersebut, kelompok ini fokus melakukan inovasi dan pengembangan produk PCH untuk memperkuat keberadaannya pada 13 TC lainnya. Sebagai contoh, produk PCH yang relatif baru seperti hemaviton C1000, hemaviton Cardio, Neo Rheumacyl analgesik topikal, dan bodrex Extra, penjualan produk-produk tersebut tumbuh lebih pesat, masing-masing tumbuh 135%, 64%, 17,5% dan 23,6%, meskipun penjualan produk-produk tersebut secara Rupiah belum cukup besar untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total penjualan bersih kelompok PCH pada tahun 2013. 2. Selain bersaing dalam segmen pasar OTC, kelompok

PCH berencana untuk masuk ke produk nutrisi

berbasis susu untuk bayi dan anak-anak dimana pangsa pasarnya hampir sebanding dengan besaran pasar OTC Indonesia dan pasar tersebut telah bertumbuh dua digit selama beberapa tahun terakhir, dengan demikian akan memperluas pangsa pasar dimana kelompok PCH berkompetisi. Lebih dari itu, divisi Farmasi Tempo Scan memiliki keahlian dalam formulasi produk farmasi, manufaktur dan pengawasan kualitas secara ketat yang melengkapi kemampuan kelompok PCH untuk meluncurkan produk nutrisi bayi dan anak-anak tersebut di atas.

PCH products hold significant market shares as in the case of the Analgesics TC wherein PCH’s brand equities such as bodrex, NEO rheumacyl, Oskadon, bodrexin, and Contrexyn have commendable market positions. Similarly in the Tonic TC (including Energy Drink) and Multivitamins TC wherein PCH’s brand equities such as hemaviton and Neo hormoviton rank among the top 3 competing brands within the said TCs.

Unfortunately the growth rate of the above 7 TCs where PCH products have commanding market shares were not as high compared to the other remaining TCs, whereas those 7 TCs grew only by 6.7% versus 9.8% growth rate for the total 20 TCs. Given the above situation, this group have focused PCH’s products innovation and development to strengthen their presence in the remaining 13 TCs. For example, PCH’s relatively newer products such as hemaviton C1000, hemaviton Cardio, NEO Rheumacyl topical analgesic, and bodrex Extra, those products’ sales grew faster by 135%, 64%, 17.5% and 23.6% respectively, albeit those products sales in Rupiah terms were not yet big enough to contribute significantly towards PCH group’s total net sales in 2013.

2. In addition to competing in the OTC market segment, PCH group is planning to enter into the infant and children nutritional dairy based products which market size is almost comparable to the Indonesian OTC market size and such market has been growing high double digits for the last several years, therefore, expanding PCH group competing market size. Moreover, Tempo Scan’s Pharma division’s expertise in pharmaceutical product formulation, manufacturing and stringent quality control would serve as complementary factors for PCH group ability to launch the aforesaid infant and children nutritional products.

Selanjutnya, kelompok PCH dapat memanfaatkan pengetahuan dalam produk multivitamin anak dan dipadukan dengan marketing insight yang didapat dari divisi CPC Tempo Scan yang telah menjadi pemimpin pasar untuk berbagai produk perawatan bayinya, antara lain mengembangkan ekuitas merek mulitivitamin anak yang ada, dengan cara masuk ke produk nutrisi bayi dan anak-anak. Misalnya, ekuitas merek kelompok PCH Vidoran yang mempunyai produk-produk multivitamin anak dalam berbagai bentuk sediaan (sirup, tablet kunyah, emulsi, dll) yang telah dipasarkan selama puluhan tahun dan, baru-baru ini telah meluncurkan produk Vidoran Gummy yang telah sukses mencatatkan pangsa pasar 4,5% hanya dalam beberapa bulan pertama setelah produk tersebut diluncurkan (sumber data AC Nielsen).

3. Meningkatkan investasi pemasaran untuk ekuitas merek inti kelompok PCH dalam lanskap pasar yang sangat kompetitif ini dengan porsi yang tepat antara share of

voice dan share of expenditures masing-masing ekuitas

merek tersebut agar sepadan dengan pangsa pasar dan/ atau peluang pasar mereka, karena investasi yang kurang memadai tidak akan berhasil dengan baik dalam pasar yang kempetitif ini.

Secara berkesinambungan melakukan pengawasan manajemen yang efektif terhadap investasi pemasaran tersebut, hal itu sangat penting untuk memastikan tingkat pengembalian investasi, maka Tempo Scan telah memperkuat sumber daya manusia secara internal antara lain di bidang Media planning & buying , investasi Digital untuk menciptakan materi yang menarik dan penempatan yang tepat di berbagai ruang sosial media, riset & pengolahan data, dll; selain itu PCH juga bekerja sama dengan agen-agen profesional seperti Leo Burnet, Lowe, GroupM, dll untuk membantu di bidang keahliannya masing-masing.

Meneruskan laporan kami lebih lanjutuntuk kelompok obat resep divisi Pharma (“PM”) yang antara lain dipasarkan melalui TRF, dimana kontribusi penjualan bersihnya terhadap penjualan bersih divisi Farmasi Tempo Scan

Furthermore, PCH group can leverage its existing knowhow in the children multivitamins and utilize the marketing insight it derives from Tempo Scan’s CPC division which has already a leading Baby care products range, among others by way of expanding its existing children multivitamins brand equity into the infant and children nutritional products. For example, PCH’s existing Vidoran brand which has children multivitamins products in various dosage forms (syrup, chewable tablets, emulsion, etc) that have been marketed for decades and, recently it has launched Vidoran Gummy products with great success registering 4.5% market share during the first few months after those products have been launched (data source AC Nielsen).

3. Increasing Marketing investment for PCH group’s core brand equities in this highly competitive market landscape by way of right sizing those brand equities advertising share of voice and share of expenditures to commensurate those brands respective existing market share and or market opportunity, since any mediocre marketing investment won’t work well in this competitive environment.

To continuously conduct effective management supervision for those marketing investment, it will be crucial to ensure such investment return on investment; therefore, Tempo Scan has strengthened its internal human capital in the areas such as the Media planning & buying, Digital investment to create appealing content & the right placement in the various social media platforms, Research & Data mining, etc; in addition to its internal resources PCH works also with the professional agencies such as Leo Burnet, Lowe, GroupM, etc in order to assist in those agencies respective areas of expertise.

Continuing further our report to Tempo Scan Pharma division’s Prescription Medicines (“PM”) group which among others are marketed under TRF, its net sales contribution towards Tempo Scan’s Pharma division

adalah nomor 2 setelah kelompok PCH dimana pada tahun 2013 penjualan bersih kelompok PM tumbuh 16,1% dan berjumlah Rp. 162,6 miliar, sebaga akibatnya, kontribusi penjualan bersihnya telah meningkat dari 7,3% di tahun 2012 menjadi 8,2% pada tahun 2013.

Penggerak utama kinerja penjualan kelompok PM pada tahun 2013 adalah kemampuannya untuk memasuki peluang yang timbul oleh karena harga

produk-produknya lebih rendah dan, selanjutnya mereka mampu meningkatkan harga-harga produknya agar sejalan dengan harga-harga pesaing. Di samping itu, penyaluran produk-produk baru PM juga sudah mulai dipasarkan tahun 2013; oleh karena itu, peluncuran produk-produk baru telah memperkuat kembali portofolio produk, baik untuk obat resep biasa maupun untuk obat perawatan khusus yang sebagian besar ditujukan bagi penggunaan rumah sakit. Meskipun diakui bahwa Tempo Scan belum menyamai kecepatan perusahaan farmasi Indonesia utamalainnya dalam hal mempersiapkan program jaminan kesehatan nasional Indonesia atau Sistem Jaminan Sosial Nasional (“SJSN”) yang akan dimulai pada tahun 2014 dimana rencananya menjangkau 140 juta jiwa dibandingkan dengan jangkauanASKES sebelumnya sejumlah 17 juta jiwa, namun kelompok PM telah dengan aktif mempersiapkan pembangunan kembali portofolio produk-produk generiknya untuk mengantisipasi pelaksanaan SJSN; dan juga Tempo Scan telah terdaftar sebagai vendor yang memenuhi syarat dalam proses pengadaan SJSN melalui sistem e-commerce. Namun upaya tersebut tidak dapat memberikan kontribusi langsung terhadap penjualan kelompok PM pada tahun 2014. Selain itu juga, pada umumnya suatu program yang berskala besar seperti SJSN tersebut untuk tahun pertama pelaksanaannya kemungkinan besar akan menghadapi beberapa hambatan. Lebih lanjut mengenai analisa kami atas kegiatan usaha Pharma IBD dimana pada tahun 2013 penjualan bersihnya telah mencatat pertumbuhan yang mengesankan sebesar 20.5% dan berjumlah Rp. 122,4 miliar, maka kontribusinya terhadap divisi Farmasi Tempo Scan telah meningkat menjadi 6,1% dibandingkan kontribusi tahun lalu sebesar

total net sales was number 2 behind the PCH group whereby in 2013 PM group net sales grew by 16.1% and it amounted to Rp. 162.6 billion, as consequence thereof its net sales contribution had risen from 7.3% in 2012 to become 8.2% in 2013.

Among the growth drivers for PM group sales performance in 2013 are its ability to tap into the opportunity arising from its existing products lower pricing and, subsequently they were able to increase their products prices to be in line with the competitors pricing, in addition PM new products pipeline have started to come on stream in 2013; therefore, such new product launches have reinvigorated its products portfolio both for the regular prescription drugs as well as for the specialty care drugs which predominantly are aimed for the hospitals use.

Even though admittedly Tempo Scan had not been up to speed compared to other Indonesian major pharmaceutical companies in preparing for the Indonesian national health care program or Sistem Jaminan Sosial Nasional (“SJSN”) which has been scheduled to commence in 2014 covering 140 million lives planned versus previously ASKES coverage of 17 million lives, nonetheless the PM group has actively undertaken to reestablish its generic products portfolio in anticipation of SJSN and, it has also registered Tempo Scan as one of SJSN e-commerce procurement process’ qualified vendor. However those steps may not contribute immediately to PM group sales in 2014. In addition, it was widely expected that a program with a substantial magnitude such as SJSN would perhaps encounter several hurdles during its first year of implementation.

Moving further our analysis to the Pharma IBD operation whereby in 2013 its net sales had registered a commendable growth of 20.5% and it amounted to Rp. 122.4 billion hence its contribution towards Tempo Scan’s Pharma division has risen to become 6.1% versus last year contribution of 5.3%. Such growth was

5,3%. Pertumbuhan tersebut antara lain terkait dengan kinerja pasar-pasar utamanya seperti Nigeria yang telah meningkatkan kegiatan-kegiatan promosinya khususnya untuk merek OTCnya yang merupakan salah satu produk analgesik terkemuka di Nigeria. Selain itu di Malaysia, fungsi distribusi produk-produk Tempo Scan telah diambilalih dengan menjalankan sendiri fungsi distribusi oleh Tempo Scan Pacific Malaysia SDN, BHD, entitas anak Tempo Scan, dimana langkah ini telah memungkinkan penjualan produk hemaviton tumbuh hampir 106% pada tahun 2013.

Selanjutnya, terkait laba kotor divisi Farmasi Tempo Scan yang telah naik lebih pesat dibandingkan tingkat pertumbuhan penjualan bersihnya, dimana laba kotornya tumbuh sebesar 9% dan berjumlah Rp. 1.303 miliar yang menyebabkan kontribusinya tetap bertahan sekitar 48% terhadap laba kotor Tempo Scan, peningkatan tersebut disebabkan oleh perbaikan yang positif atas marjin laba kotor pada tahun 2013 oleh ketiga kelompok usaha divisi ini. Marjin laba kotor kelompok PCH dan PM tersebut membaik meskipun tingkat nilai tukar Rupiah terhadap mata uang utama lainnya melemah pada tahun 2013, di sisi lain untuk Pharma IBD pelemahan Rupiah sangat menguntungkan bagi pendapatan ekspornya dalam mata uang asing. Selain itu membaiknya marjin laba kotor kelompok PCH disebabkan beberapa produk utamanya sukses melakukan perampingan dalam proses pengemasan ulang dan manufaktur, serta bauran produk yang lebih baik sehingga menghasilkan peningkatan marjin secara keseluruhan, sementara untuk kelompok PM marjin laba kotornya didorong antara lain oleh kenaikan harga dan mengembangkan bauran produknya sampai batas tertentu.

among others attributed to Pharma IBD’s key markets performance such as Nigeria, where it has increased its promotion activities in particular for its OTC’s brand which is one of the leading analgesic product in Nigeria. Moreover, in Malaysia where distribution of Tempo Scan’s product was taken over and performed own distribution by Tempo Scan Pacific Malaysia, SDN. BHD, a subsidiary of Tempo Scan, such move has enabled hemaviton products sales to grow by almost 106% in 2013.

Furthermore, as pertained to Tempo Scan’s Pharma division gross profit which had increased at a faster rate compared to its net sales, its gross profit grew by 9% and it amounted to Rp. 1,303 billion as a result its contribution remained stable at around 48% towards Tempo Scan’s total gross profit, such an increase was attributed by the gross profit margin positive improvement in 2013 by all

Dokumen terkait