• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

MASA KERJA

Mayoritas pegawai yang menjadi responden memiliki masa kerja dari ≤ 10 tahun sebesar 68 persen atau 51 orang, masa kerja 11-20 tahun sebesar 23 persen atau 17 orang, dan masa kerja > 20 tahun sebesar 9 persen atau 7 orang. Masa kerja dihubungkan dengan pengalaman, kepercayaan diri yang tinggi dan pemahaman tugas pokok (job description) yang lebih baik. Semakin tinggi masa kerja akan semakin mudah mereka menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja.

Persepsi Reaksi Pegawai Terhadap Program Pelatihan Keperawatan Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Materi Pelatihan

Persepsi reaksi pegawai bagian keperawatan Rumah Sakit Pasar Rebo setuju dengan materi pelatihan yang diberikaan saat pelatihan. Pegawai setuju karena isi materi pelatihan menjawab kebutuhan pelatihan, materi pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, bermanfaat mengatasi permasalahan pekerjaan dimasa yang akan datang, selalu diperbaharui dan telah sesuai dengan topik pelatihan. Persepsi reaksi pegawai terhadap materi pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.

91% 9% PENDIDIKAN TERAKHIR DIPLOMA S1 68% 23% 9% MASA KERJA <= 10 TAHUN 11 - 20 TAHUN > 20 TAHUN

16

Tabel 4. Persepsi reaksi pegawai terhadap materi pelatihan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan 1 Isi materi menjawab kebutuhan pelatihan Setuju 4.04 2 Materi pelatihan yang diberikan dapat bermanfaat mengatasi

permasalahan pekerjaan dimasa yang akan datang.

Setuju 4.27 3 Materi pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan Setuju 4.27 4 Materi pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan topik pelatihan Setuju 4.16

5 Materi pelatihan yang diberikan selalu diperbaharui Setuju 3.96

Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa RSUD Pasar Rebo telah menggunakan materi untuk pelatihan dengan baik. Karena menurut pegawai setuju terhadap pernyataan mengenai isi materi yang diberikan pada saat pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan pelatihan sehingga dapat bermanfaat saat mengatasi permasalahan pekerjaan. Hal ini dikarenakan materi pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan topik pelatihan yang akan dilaksanakan selalu diperbaharui.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Metode Pelatihan

Persepsi reaksi pegawai keperawatan mengetahui dengan baik metode pelatihan yang dilaksanakan selama program pelatihan. Artinya pegawai keperawatan setuju dengan metode pelatihan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Pasar Rebo. Hal tersebut dikarenakan metode yang digunakan bersifat umum yaitu dengan presentasi, simulasi dan contoh sehingga mudah dipahami oleh setiap pegawai. Persepsi reaksi pegawai terhadap metode pelatihan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Persepsi reaksi pegawai terhadap metode pelatihan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan 1 Metode pelatihan yang dilakukan dengan cara ceramah (presentasi). Setuju 3.71 2 Metode pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan.

Setuju 3.89 3 Metode pelatihan membantu dalam pemahaman pelaksanaan

pekerjaan.

Setuju 4.15 4 Metode pelatihan yang dilakukan dengan cara simulasi. Setuju 4.32 5 Metode pelatihan demonstrasi/contoh telah sesuai dengan tujuan

pelatihan.

Setuju 4.25

Berdasarkan Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa pegawai setuju dengan metode yang dilaksanakan selama program pelatihan. Metode pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan sehingga membantu pemahaman dalam melakukan pekerjaan.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Fasilitas Pelatihan

Persepsi reaksi pegawai mengenai fasilitas yang digunakan saat pelatihan sudah baik. Fasilitas yang telah ada membantu dalam pelaksanaan pelatihan seperti alat bantu (overhead, proyektor, infocus) dan ruangan yang disediakan mampu menampung seluruh peserta pelatihan. Persepsi reaksi pegawai terhadap fasilitas pelatihan dapat dilihat pada Tabel 6.

17 Tabel 6. Persepsi reaksi pegawai terhadap fasilitas pelatihan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan 1 Fasilitas ruangan kondisinya nyaman membuat fokus saat mengikuti

pelatihan.

Setuju 4.19 2 Fasilitas pelatihan yang disediakan dapat memperlancar proses

pelatihan.

Setuju 4.25 3 Alat bantu (overhead, proyektor, infocus ) yang telah ada membantu

dalam pelaksanaan pelatihan.

Setuju 4.17 4 Ukuran ruangan yang digunakan mampu menampung seluruh peserta

pelatihan.

Setuju 4.21 5 Fasilitas yang lengkap memudahkan dalam memahami materi. Setuju 4.32

Berdasarkan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwa fasilitas pelatihan yang digunakan sudah memadai. Mayoritas jawaban pegawai setuju terhadap pernyataan fasilitas pelatihan. Hal ini dikarenakan fasilitas pelatihan yang disediakan sudah lengkap sehingga dapat memperlancar proses pelatihan dan memudahkan dalam memahami materi, serta kondisi ruangan yang nyaman membuat peserta pelatihan lebih fokus saat mengikuti pelatihan.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Pengajar/Pelatih

Persepsi pegawai terhadap pengajar/pelatih dapat dikatakan sudah baik. Pengajar/ pelatih menguasai materi pelatihan dan mempunyai pengalaman dalam menyampaikan materi pelatihan. Persepsi reaksi pegawai terhadap pengajar/pelatih dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Persepsi reaksi pegawai terhadap pengajar/pelatih

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Pengajar/pelatih menguasai materi pelatihan. Setuju 4.31

2 Sistematika penyampaian materi pelatihan oleh pengajar/pelatih mudah dipahami.

Setuju 4.20

3 Pengajar/pelatih telah mempunyai pengalaman dalam menyampaikan materi pelatihan.

Setuju 4.29

4 Penampilan pengajar/pelatih menambah semangat dalam pelatihan. Setuju 4.23

5 Pertanyaan dari peserta pelatihan dapat dijawab pengajar/pelatih dengan baik.

Setuju 4.15

Berdasarkan Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa pengajar/pelatih yang membina saat pelatihan telah sesuai dengan yang diharapkan para peserta pelatihan. Mayoritas jawaban pegawai setuju mengenai pengajar/pelatih yang memberikan pelatihan. Hal ini dikarenakan sistematika penyampaian materi pelatihan oleh pengajar/pelatih mudah dipahami dan pertanyaan dari peserta pelatihan dapat dijawab pengajar/pelatih dengan baik serta penampilan pengajar/pelatih menambah semangat dalam pelatihan.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Evaluasi Pelatihan

Persepsi reaksi pegawai terhadap evaluasi pelatihan dapat dikatakan sudah baik. Evaluasi dilakukan secara obyektif dan efektif sehingga hasil evaluasi sesuai dengan sasaran pelatihan. Persepsi pegawai terhadap evaluasi pelatihan dapat dilihat pada Tabel 8.

18

Tabel 8 Persepsi reaksi pegawai terhadap evaluasi pelatihan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Evaluasi yang dilakukan setiap pelaksanaan program pelatihan dilakukan secara obyektif

Setuju 3.89

2 Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan sudah sesuai dengan sasaran pelatihan

Setuju 3.97

3 Evaluasi pelatihan rutin dilakukan setiap akhir pelatihan Setuju 3.99

4 Evaluasi yang dilakukan setiap akhir pelatihan telah memberikan hasil yang baik

Setuju 3.95

5 Evaluasi pelatihan telah dilaksanakan secara efektif Setuju 3.91

Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pelatihan yang dilaksanakan telah sesuai dengan yang diharapkan para peserta pelatihan. Mayoritas jawaban pegawai setuju mengenai evaluasi pelatihan yang diterapkan oleh RSUD Pasar Rebo. Hal ini dikarenakan Pengajar/Pelatih melakukan evaluasi pelatihan secara rutin pada setiap akhir pelatihan sehingga memberikan hasil yang baik.

Persepsi Reaksi Pegawai Terhadap Kinerja Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Pengetahuan

Persepsi reaksi pegawai terhadap pengetahuan dapat dikatakan sudah baik. Pengetahuan dapat membantu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan mampu mengaplikasikan tugas atau pekerjaan dengan baik. Reaksi pegawai terhadap pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Persepsi reaksi pegawai terhadap pengetahuan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Mampu bekerja dengan mandiri dalam menyelesaikan kesulitan mengenai pekerjaan.

Setuju 3.76

2 Memahami penentuan prioritas kerja pada saat yang mendesak. Setuju 3.80

3 Memiliki pengetahuan yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Setuju 3.96

4 Mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Setuju 3.95

5 Mampu mengaplikasikan tugas/pekerjaan dengan baik. Setuju 3.93

Berdasarkan Tabel 9, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pegawai dapat meningkatkan kinerja pegawai. Mayoritas jawaban pegawai setuju mengenai pengetahuan. Hal ini dikarenakan terlihat pegawai mampu bekerja dengan mandiri dalam menyelesaikan kesulitan mengenai pekerjaan dan memahami penentuan prioritas kerja pada saat mendesak.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Keterampilan

Persepsi reaksi pegawai terhadap keterampilan dapat dikatakan sudah baik. Keterampilan yang dimiliki pegawai mampu menyelesaikan tugas yang diberikan rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga dapat mengurangi kesalahan dan bersedia memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan.

19 Tabel 10 Persepsi reaksi pegawai terhadap keterampilan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Setuju 3.93

2 Mampu bekerjasama dengan baik sesama rekan kerja. Setuju 4.01

3 Mampu mengurangi kesalahan dalam bekerja. Setuju 4.03

4 Bersedia memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Setuju 4.01

5 Mampuberkomunikasi dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari. Setuju 4.11

Berdasarkan Tabel 10, dapat disimpulkan bahwa keterampilan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Mayoritas jawaban pegawai setuju mengenai keterampilan dapat meningkatkan kinerja pegawai keperawatan RSUD Pasar Rebo. Hal ini terlihat dari pegawai mampu bekerja sama dengan baik antara sesama rekan kerja dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Sikap Kerja

Persepsi reaksi pegawai terhadap sikap dapat dikatakan sudah baik. Sikap pegawai terhadap pekerjaan sangat baik sehingga pegawai yakin pada kemampuan yang dimiliki dalam berhubungan baik dengan rekan kerja dan atasan.

Tabel 11 Persepsi reaksi pegawai terhadap sikap kerja

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Mempunyai hubungan yang baik dengan rekan sekerja dan atasan. Setuju 4.03

2 Yakin pada kemampuan yang telah saya miliki. Setuju 4.04

3 Memiliki disiplin kerja yang tinggi. Setuju 4.07

4 Bertanggung jawab dalam pekerjaan. Setuju 4.09

5 Mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan dengan baik. Setuju 4.07

Berdasarkan Tabel 11, dapat disimpulkan bahwa sikap kerjadapat meningkatkan kinerja pegawai. Mayoritas pegawai setuju mengenai sikap kerja dapat meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini terlihat dari sikap kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, pegawai memiliki disiplin kerja yang tinggi dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Pengaruh Pelatihan Keperawatan terhadap Kinerja Pegawai

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk melihat apakah ada pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai bidang keperawatan RSUD Pasar Rebo. Sebelum pengujian analisis regresi linear berganda terlebih dahulu dilakukan uji data agar asumsi yang berlaku dapat terpenuhi. Uji yang dilakukan adalah uji asumsi klasik. Uji dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Ptastitical Product and Service Solution) 17.0 for windows pada taraf alpha 5%.

Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sampel yang diambil dari populasi terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 6.

20

Gambar 6 Uji normalitas data

Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa bentuk plot titik-titik tersebar mendekati garis lurus. Hal ini berarti bahwa model regresi memiliki distribusi normal sehingga uji asumsi dasar atau uji normalitas terpenuhi.

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidak korelasi antara variabel bebas. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF tiap variabel bebas yang lebih kecil dari sepuluh. Hasil Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Hasil uji multikolinearitas

No Variabel Independen (Variabel X) Tolerance VIF

1 Materi Pelatihan 0.508 1.969

2 Metode Pelatihan 0.618 1.619

3 Fasilitas Pelatihan 0.530 1.888

4 Pengajar/ Pelatih 0.568 1.759

5 Evaluasi Pelatihan 0.849 1.177

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil dari uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.602, dimana nilai Durbin-Watson mendekati 2. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menunjukkan dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 7.

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expec ted Cu m Pr ob Dependent Variable: Y

21

Gambar 7 Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini dikarenakan model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang artinya bahwa tidak terjadi gangguan yang berarti dalam model regresi ini.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hubungan pengaruh secara linear antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam menganalisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai, menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut:

Pengaruh pelatihan keperawatan terhadap pengetahuan sebagai faktor kinerja pegawai

Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam menganalisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai, menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut :

Y1 = 7.423 – 0.253 X1 + 0.391 X2 + 0.345X3 + 0.088 X4 + 0.095X5 ...(7) Keterangan:

Y1 = Pengetahuan sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan X1 = Materi pelatihan

X2 = Metode pelatihan X3 = Fasilitas pelatihan X4 = Pengajar/Pelatih X5 = Evaluasi Pelatihan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh koefisien variabel materi pelatihan (X1) sebesar -0.253, koefisien variabel metode pelatihan (X2) sebesar 0.391, koefisien variabel fasilitas pelatihan (X3) sebesar 0.345, koefisien variabel pengajar/pelatih (X4) sebesar 0.088, dan koefisien variabel evaluasi pelatihan (X5) sebesar 0.095. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Lampiran 3. Sehingga model regresi yang dihasilkan mempunyai arti sebagai berikut:

1. Materi pelatihan memiliki nilai koefisien konstanta sebesar -0.253 dapat diartikan jika materi pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengetahuan akan menurun sebesar 0.253. Nilai koefisien yang negatif memiliki arti bahwa terjadi hubungan negatif, tidak berpengaruh antara materi pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang

22

keperawatan, semakin materi pelatihan digunakan maka pengetahuan pegawai semakin menurun. Hal ini terjadi karena pimpinan keperawatan tidak memperhatikan isi dalam materi pelatihan yang belum dapat menjawab kebutuhan pekerjaan untuk sebagian pegawai keperawatan, sehingga pegawai belum mampu bekerja dengan mandiri dalam menyelesaikan kesulitan mengenai pekerjaannya.

2. Metode pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.391 dapat diartikan jika metode pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengetahuan akan meningkat sebesar 0.319. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara metode pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin metode pelatihan diterapkan dengan baik maka pengetahuan pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penerapan metode pelatihan dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal melalui pelatihan secara rutin yang dilakukan dengan cara ceramah atau presentasi, dan cara demonstrasi atau pemberian contoh. Dilakukannya hal ini akan membantu pegawai dalam menentukan prioritas pekerjaan pada saat yang mendesak, sehingga menghasilkan hasil kerja yang baik. 3. Fasilitas pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.345 dapat diartikan

jika fasilitas pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengetahuan akan meningkat sebesar 0.345. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara fasilitas pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin baik fasilitas pelatihan yang digunakan maka kinerja pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan fasilitas pelatihan dalam kondisi baik dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal yaitu dengan menggunakan alat bantu seperti overhead, proyektor, modul, dan infocus. Dengan demikian pegawai dapat memahami dan menerapkan materi pelatihan saat melakukan pekerjaannya, sehingga menambah pengetahuan yang telah dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya agar kinerja yang dihasilkan pegawai akan lebih maksimal.

4. Pengajar/pelatih memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.088 dapat diartikan jika pengajar/pelatih meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengetahuan akan meningkat sebesar 0.088. Nilai koefisien yang positif memiliki hubungan positif, berpengaruh nyata antara pengajar/pelatih dengan pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan. Hal ini karena pengajar/pelatih dalam menyampaikan materi pelatihan mudah dipahami oleh pegawai keperawatan yang mengikuti pelatihan, sehingga pegawai mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

5. Evaluasi pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.095 dapat diartikan jika pengajar/pelatih meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengetahuan akan meningkat sebesar 0.088. Nilai koefisien yang positif memiliki hubungan positif, berpengaruh nyata antara evaluasi pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan. Hal ini karena evaluasi pelatihan yang dilaksanakan sudah secara efektif, sehingga pegawai mampu mengaplikasikan tugas/pekerjaan dengan baik.

23 Pengaruh pelatihan keperawatan terhadap keterampilan sebagai faktor kinerja

pegawai

Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam menganalisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai, menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut :

Y2 = 9.908 – 0.494 X1 + 0.447 X2 + 0.481X3 + 0.111 X4 + 0.031X5 ...(8) Keterangan:

Y2 = Keterampilan sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan X1 = Materi pelatihan

X2 = Metode pelatihan X3 = Fasilitas pelatihan X4 = Pengajar/pelatih X5 = Evaluasi pelatihan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh koefisien variabel materi pelatihan (X1) sebesar -0.494, koefisien variabel metode pelatihan (X2) sebesar 0.447, koefisien variabel fasilitas pelatihan (X3) sebesar 0.481, koefisien variabel pengajar/pelatih (X4) sebesar 0.111, dan koefisien variabel evaluasi pelatihan (X5) sebesar 0.031. Sehingga model regresi yang dihasilkan mempunyai arti sebagai berikut:

1. Materi pelatihan memiliki nilai koefisien konstanta sebesar -0.494 dapat diartikan jika materi pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan menurun sebesar 0.494. Nilai koefisien yang negatif memiliki arti bahwa terjadi hubungan negatif antara materi pelatihan dengan keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin materi pelatihan digunakan maka keterampilan pegawai semakin menurun. Penggunaan materi pelatihan dapat menghasilkan keterampilan pegawai yang tidak optimal karena pimpinan perawat dan bagian diklat tidak memperbaharui materi pelatihan, sehingga sebagian pegawai keperawatan belum mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Metode pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.447 dapat diartikan jika metode pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan meningkat sebesar 0.447. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara metode pelatihan dengan keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin metode pelatihan diterapkan dengan baik maka keterampilan pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan metode pelatihan dapat membantu pemahaman pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga pegawai keperawatan mampu mengurangi kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan agar dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal.

3. Fasilitas pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.481 dapat diartikan jika fasilitas pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan meningkat sebesar 0.481. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara fasilitas pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin

24

baik fasilitas pelatihan yang digunakan maka kinerja pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan fasilitas pelatihan dalam kondisi baik dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal dengan kondisi ruangan yang digunakan memenuhi kapasitas seluruh peserta pelatihan. Dengan demikian pegawai keperawatan merasa nyaman dan fokus dalam memahami materi yang diberikan, sehingga pegawai bersedia untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

4. Pengajar/pelatih memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.111 dapat diartikan jika pengajar/pelatih meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan meningkat sebesar 0.111. Nilai koefisien yang positif memiliki hubungan positif dan berpengaruh nyata antara pengajar/pelatih dengan keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan. Hal ini karena penampilan pengajar/pelatih memiliki wawasan yang luas, sehingga menambah semangat pegawai keperawatan yang mengikuti pelatihan. 5. Evaluasi pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.095 dapat diartikan jika pengajar/pelatih meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan meningkat sebesar 0.088. Nilai koefisien yang positif memiliki hubungan positif dan berpengaruh nyata antara evaluasi pelatihan dengan keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan. Hal ini karena evaluasi yang dilakukan setiap pelaksanaan program pelatihan secara obyektif, sehingga pegawai sudah mampu bekerjasama dengan baik sesama rekan kerja.

Pengaruh pelatihan keperawatan terhadap sikap kerja sebagai faktor kinerja pegawai

Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam menganalisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai, menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut:

Y3 = 9.737 – 0.464 X1 + 0.409 X2 + 0.408X3 + 0.240 X4 - 0.016X5 ...(9) Keterangan:

Y3 = Sikap kerja sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan X1 = Materi pelatihan

X2 = Metode pelatihan X3 = Fasilitas pelatihan X4 = Pengajar/pelatih X5 = Evaluasi pelatihan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh koefisien variabel materi pelatihan (X1) sebesar -0.464, koefisien variabel metode pelatihan (X2) sebesar 0.409, koefisien variabel fasilitas pelatihan (X3) sebesar 0.408, koefisien variabel pengajar/pelatih (X4) sebesar 0.240, dan koefisien variabel evaluasi pelatihan (X5) sebesar -0.016. Sehingga model regresi yang dihasilkan mempunyai arti sebagai berikut:

1. Materi pelatihan memiliki nilai koefisien konstanta sebesar -0.464 dapat diartikan jika materi pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan)

25 dianggap konstan, maka sikap kerja akan menurun sebesar 0.464. Nilai koefisien yang negatif memiliki arti bahwa terjadi hubungan negatif dan tidak berpengaruh antara materi pelatihan dengan sikap kerja sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin materi pelatihan digunakan maka sikap kerja pegawai semakin menurun. Hal ini terjadi karena pimpinan keperawatan tidak memperhatikan isi dalam materi pelatihan yang belum dapat menjawab kebutuhan pelatihan untuk sebagian pegawai keperawatan, sehingga kurangnya kedisiplinan keperawatan pegawai saat melakukan pekerjaan.

2. Metode pelatihan memiliki nilai koefisien konstanta sebesar 0.409 dapat diartikan jika metode pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka sikap kerja akan meningkat sebesar 0.409. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara metode pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin metode pelatihan diterapkan dengan baik maka pengetahuan pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan metode pelatihan dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal melalui pelatihan secara rutin yang dilakukan dengan cara simulasi dan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Dilakukannya hal ini pegawai mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja maupun dengan atasan.

3. Fasilitas pelatihan memiliki nilai koefisien konstanta sebesar 0.408 dapat diartikan jika fasilitas pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka akan meningkat sikap kerja sebesar 0.408. Nilai koefisien

Dokumen terkait