• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pengolahan Inti Sawit

4. Cara Kerja

1) Nut yang telah pecah ditransfer menggunakan craked mixer

elevator dan masuk ke dalam LTDS, disini akan terpisah antara

kernel utuh dengan kernel pecah besar, kernel pecah kecil dan cangkang karena adanya perbedaan berat jenis, yang mana

shell dengan berat jenis rendah akan terbawa hisapan airlock

LTDS 1.

2) Di LTDS 1 benda yang ringan akan terisap dan masuk ke

hopper boiler berupa cangkang halus dan benda yang berat

akan masuk ke LTDS 2 berupa kernel pecah, kernel utuh, dan cangkang.

3) Di LTDS 2 benda yang berat masuk ke drier/nut silo berupa kernel utuh sedangkan benda yang lebih ringan masuk ke LTDS 3.

4) Di LTDS 3 benda yang agak berat masuk ke drier berupa kernel pecah sedangkan sisa-sisa kernel pecah dan cangkang yang lebih ringan masuk ke LTDS 4.

5) Di LTDS 4 yang ringan masuk ke hopper boiler untuk dijadikan bahan bakar boiler nantinya sedangkan sisanya seperti sisa kernel pecah dan cangkang masuk ke hydro cyclone.

6) Di hydro cyclone ada sistem dengan menggunakan metode air sehingga benda yang lebih ringan seperti sisa cangkang akan mengambang dan masuk ke hopper boiler sedangkan kernel pecah yang masuk ke drier/ nut silo.

5. Hasil

Pada PKS Satria Oil Mill pengolahan kernel dilakukan sampai mendapatkan kernel sampai dengan mengekstraksi kernel menjadi minyak CPKO hasil produksi kernel mencapai 15-21 ton/hari.

Proses pemisahan fiber dan nut dari ampas pengempaan bertujuan untuk memperoleh nut yang bersih dari kotoran dan

fiber. Pemisahan nut dari gumpalan ampas pengempaan sangat

dipengaruhi oleh proses sebelumnya. Jika proses pemisahan fiber tidak menghasilan nut yang bersih, dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :

1) Perebusan kurang matang sehingga masih ada nut yang berserabut.

2) Proses pencacahan pada cake braker conveyor yang kurang maksimal.

3) Daya hisap dari fibre cyclone yang kurang.

Setelah melalui beberapa tahapan mulai dari LTDS 1, LTDS 2, LTDS 3, LTDS 4 dan hydro cyclone akan menghasilkan kernel dengan kadar kotoran 6,0%. Untuk pengeringan itu sendiri menggunakan pengeringan sistem kering yaitu 70°C, 60°C, dan 50°C secara bertingkat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air pada nut.

6. Pembahasan

Pada LTDS 1 cangkang halus akan langsung terhisap dan menuju ke shell silo sedangkan kernel utuh dan cangkang besar

akan terbawa ke LTDS 2 untuk tahap pemisahan kedua. Pada tahap pemisahan tahap kedua ini kernel besar menuju ke dri er akan terpisah dengan kernel yang lebih kecil, kernel kecil dan cangkang yang masuk ke LTDS 3. Pada tahap ketiga ini kernel masuk ke drier sedangkan kenel pecah dan cangkang masuk ke LTDS 4 yang dimana di LTDS 4 cangkang kecil terhisap dan menuju ke shell silo sedangkan cangkang yang sama beratnya dengan kernel pecah masuk ke hydro cyclone.

Dalam hydro cyclone kernel dan cangkang dipisahkan dengan sistem berat jenis melalui bantuan air sehingga kernel yang masa jenisnya lebih rendah akan terapung dan cangkang akan tenggelam. Pada kernel silo juga digunakan pemanasan secara bertingkat dengan suhu 700C, 600C, dan 500C.

h. Pengolahan inti 1. Tujuan

1) Menampung sementara produksi kernel dan mengolahnya 2) Melakukan proses pembuatan minyak CPKO.

2. Dasar Teori

Inti sawit dapat tahan lama disimpan selama enam bulan. Sedangkan inti sawit pecah menunjukkan kecepatan reaksi pembentukan ALB yang lebih cepat. Oleh sebab itu dengan kandungan air 7% dan terdapat inti pecah 15% menunjukkan kecepatan pembentukan asam lemak (Naibaho, 1998).

3. Alat dan Bahan 1) Alat a) Bulk silo b) Hopper 1 c) Hopper 2 d) Press 1 e) Press 2 f) Primary cake g) Sediment scoop h) Cake bin i) Leaf filter j) Oil tank k) Storage tank 2) Bahan

a) Bahan yang digunakan adalah kernel yang telah kering 4. Cara Kerja

1) Kernel yang telah kering disimpan di bulk silo sebagai penampungan sementara.

2) Setelah dari bulk silo kernel kering dibawa oleh conveyor menuju ke hopper 1, di hopper 1 bertujuan untuk menampung kernel sebelum dipress.

3) Kernel dipress dengan press 1 dan mengasilkan minyak dan

cake. Minyaknya menuju sediment scoop sedangkan cake

4) Sediment scoop ini bertujuan untuk memisahkan minyak dengan cara pengendapan, kemudian minyak disaring menggunakan elevator scoop dan cake masuk ke primary

elevator cake untuk dipress lagi.

5) Cake yang masih mengandung minyak dipress kembali menggunakan press 2, cake diangkat ke hopper 2 menggunakan primary elevator cake lalu dipress kembali. 6) Cake menuju cake bin sedangkan minyak menuju sediment

scoop.

7) Dari sediment scoop minyak dipompa menuju leaf filter yang berfungsi sebagai pengendapan/pemurnian minyak dari sisa-sisa cake yang masih terikut.

8) Dari leaf filter minyak menuju oil tank sebagai penampungan minyak sementara, setelah itu dikirim ke storage tank.

5. Hasil

Dalam proses pengolahan inti sawit menjadi minyak CPKO terdapat dua stage, stage pertama dilakukan pengepressan untuk menghasilkan minyak dan cake. Kemudian cake dipress kembali pada stage kedua dengan tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan minyak, cake sisa dari pressan stage kedua tersebut masuk ke cake bin untuk diaplikasikan kembali di kebun sebagai pupuk.

Di PT. Sasana Yudha Bhakti Satria Oil Mill sendiri memiliki standar mutu losis pada stage satu 12% dan stage dua 7% dan untuk standar mutu minyak CPKO itu sendiri FFA 1-2%, moisture

0,20%, dan dirt 0,20%, sedangkan untuk rendemen didapatkan rata-ratanya 40%.

6. Pembahasan

Dalam penyimpanan kernel perlu diperhatikan design ruang atau tempat. Gudang penyimpanan yang terbuka akan sangat dipengaruhi lingkungan, kadar air dalam udara akan masuk ke dalam inti sehingga jamur akan mudah tumbuh dan menyebabkan tingginya asam lemak bebas.

Dokumen terkait