• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama BNN Sulawesi Selatan dengan Dinas Sosial Kota Makassar Terkait Hal Rehabilitas

Dalam dokumen PERAN PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI PEN (Halaman 51-60)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

3) Kerjasama BNN Sulawesi Selatan dengan Dinas Sosial Kota Makassar Terkait Hal Rehabilitas

Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan melakukan audiensi dengan Dinas Sosial Kota Makassar yang bertujuan untuk mensinergikan fungsi BNN dengan Kementrian Sosial dalam hal rehabilitasi penyalahguna narkoba. Pembahasan audiensi tersebut merupakan hal yang terkait dalam pelaksanaan layanan rehabilitasisosial. Beberapa hal yang menjadi kesepakatan dalam kegiatan tersebut antara lain akan sama-sama membentuk tim kerja,akan saling tukar menukar informasi terutama terkait klien yang pernah direhabilitasi oleh BNN akan diserahkan identitasnya ke

Dinas Sosial Untuk pendampingan dan Home Visite. Dinas Sosial Kota Makassar akan mengusulkan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat yang ada menjadi Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) serta sepakat untuk melakukan penandatanganan MOU antara BNNP Sulsel dengan Dinas Sosial Kota Makassar.

Adapun Beberapa hal yang menjadi kesepakatan dengan Dinas Sosial Provinsi antara lain: Menyediakan tempat bagi para pengguna narkoba untuk dilakukan rehabilitasi sosial,Dinas Sosial akan mempertimbangkan salah satu panti anak nakal di Kabupaten Bulukumba untuk dijadikan tempat rehab sosial bagi pengguna narkoba serta Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan siap memfasilitasi mantan pengguna narkoba usia 13-21 th untuk pembinaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan bahwa audiensi yang telah diselenggarakan tersebut merupakan salah satu langkah awal yang dilakukan untuk menjauhkan masyarakat terhadap penyalahgunaan narkoba. Provinsi Sulawesi Selatan dengan berbagai kegiatan itu diharapkan mampu untuk menekan penyalahgunaan narkotika di Indonesia pada umumnya khususnya di Sulawesi Selatan.

Karenanya, pihaknya melakukan berbagai langkah, termasuk bekerjasama dengan Dinas Sosial Kota Makassar juga Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. Kerjasama yang dilakukan oleh BNNP Sulsel dengan Dinas Sosial Kota Makassar juga dengan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi

Selatan,supaya mereka bisa bersinergi dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Sulawesi Selatan. Karena tempat yang disiapkan untuk menampung para pengguna narkoba di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar itu sudah Dover kapasitas.

Dengan demikian, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan sangat menyambut baik kerja sama yang akan dilakukan kedepannya yaitu memberikan fasilitas tempat rehabilitasi pagi para penyalahguna narkoba ini. Dengan harapan kerja sama tersebut kedepannya nanti banyak lembaga-lembaga komponen masyarakat yang memiliki Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang sudah diseleksi oleh BNNP Sulsel dan Dinas Sosial Provinsi Sulsel. Karna Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang narkotika pada Pasal 75 yang memerintahkan untuk wajib merehabilitasi pengguna narkoba baik itu rehabilitasi sosial ataupun rehabilitasi medis. (bnnprovsulsel/2016)

4) Pendampingan Pasca Rehabilitasi

Salah satu program kerja dari divisi Pasca Rehabilitasi BNN Provinsi Sulawesi Selatan adalah pendampingan kepada setiap mantan pecandu yang telah mengikuti kegiatan rehabilitasi yang diadakan oleh lembaga rehabilitasi pemerintah dan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat. Pendampingan pasca rehabilitasi adalah salah satu tugas seksi pasca rehabilitasi bidang rehabilitasi. Pendampingan merupakan program yang

integral dalam rangkaian perawatan lanjutan ketergantungan narkoba (sustainable rehabilitation program).

Program pasca rehabilitasi merupakan program yang melibatkan interaksi dinamis antara klien dan petugas layanan pasca rehabilitasi untuk secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan dalam manajemen pemulihan sehingga dapat hidup berkualitas & tercipta reintegrasi ke masyarakat. Pendampingan dapat dilakukan oleh perseorangan, kelompok atau lembaga yg memiliki kompetensi profesional di bidangnya dalam melakukan pendampingan bagi klien, antara lain : konselor adiksi, pekerja sosial, psikologi, pembina mental dll.

Pendampingan ini dilakukan sekali sebulan selama 6 bulan berturut- turut, ini bertujuan untuk melakukan observasi dan konseling pasca program kepada klien. Dengan pendampingan, kita akan mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh klien setelah mengikuti kegiatan rehabilitasi serta hubungan klien dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pendampingan akan difokuskan pada hal-hal yang bisa klien lakukan agar lebih produktif dan membantu klien menghindari lingkungan negatif yang mempengaruhinya mengonsumsi obat-obatan terlarang. Pendampingan pasca rehabilitasi juga dimaksudkan untuk membantu klien dan keluarganya agar tetap mempertahankan kepulihan klien.

Pendampingan berfungsi membantu klien mempertahankan pemulihan dan mempersiapkan klien untuk kembali memiliki peran sosial dalam

masyarakat. Dengan adanya peran sosial yang dimiliki oleh klien, mereka akan merasa bahwa masyarakat memiliki kepercayaan kembali terhadap mereka untuk berkontribusi secara positif. Pada bulan Februari 2016, BNN Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan pendampingan kepada 28 orang klien yang telah mengikuti program rehabilitasi. Selama pendampingan, klien menerima konseling individu maupun konseling keluarga, serta membantu klien menemukan minat bakat mereka agar dapat lebih produktif di tengah masyarakat, dan bagi klien yang telah produktif tetap kami damping untuk mempertahankan kepulihan dan keproduktifan mereka. (bnn.sulsel/2016)

B. PEMBAHASAN

Kasus Narkoba yang dua tahun terakhir ini (2014-2016) semakin meningkat saja. Pemerintah pun tak berhenti berupaya dalam rangka menangani kasus tersebut. Kepolisian, Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan dan juga saling bekerja sama dalam hal menangani permasalahan ini. Kepolisian dalam hal ini Kepolisian Sektor Rappocinni dengan upaya yang dilakukannya sebagai realisasi dari ketiga upaya Preemetif, Preventif dan Represif yaitu dengan kegiatan operasional seperti penyuluhan dan melakukan operasi dengan melakukan kerjasama dengan instansi.

Semkin maraknya kasus atau penyalahguna Narkoba Badan Narkotika Nasional yang memiliki tanggungjawab penuh dalam hal ini juga tak henti

melakukan upaya-upaya dalam rangka memberantas kasus tersebut. BNN melaksanakan rapat koordinasi TIM Pokja Rehabilitasi penyalahgunaan narkoba di Internal BNNP Sulsel dan Lintas Sektor. Rakor TIM Pokja Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba di ikuti sebanyak 20 orang terdiri dari perwakilan KanwilkumHam Wilayah Makassar,Perwakilan dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel,Rumah Sakit Sayang Rakyat, Rumah Sakit Khusus Daerah Makassar,RS Bhayangkara,Dinas Sosial Provinsi Sulsel,Dinas Kesehatan Prov.Sulsel dan Kesbangpol Prov.Sulsel. BNN bahkan dengan pihak kampus seperti di Kampus Politekni Ilmu Pelayaran (PIP). Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari peredaran dan penyalahguna Narkoba.

Tak berhenti sampai disitu saja upaya yang dilakukan BNN. BNN juga terjung langsung ke masyarakat dengan cara melaksanakan kegiatan sosialisasi “STOP Narkoba” di Fly Over Jln. Urip Sumoharjo. Selain itu BNN juga membuka program rehabilitasi bagi warga pemasyarakatan (WBP) narkotika di dalam lapas kelas IIA Watampone. Hal tersebut dilakukan terkait dengan kebijakan Presiden Republik Indonesia tentang Indonesia Darurat Narkoba maka Kementrian/Lembaga terkait menetapkan Gerakan Rehabilitasi Pengguna Narkoba dengan indikator Indonesia Darurat Narkoba. Maka dari itu BNN bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Watampone untuk membuka program rehabilitasi di dalam Lapas.

Dalam membantu para penyalahguna Narkoba yang dalam hal ini hanya terbukti sebagai pengguna yang hanya mencoba-coba atau pengguna yang

terbukti tetapi tidak ditemukan padanya barang bukti, BNN melakukan pendampingan pasca rehabilitasi yang diadakan oleh lembaga rehabilitasi pemerintahdan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat. Pendampingan tersebut merupakan salah satu tugas seksi pasca rehabilitasi bidang rehabilitasi yang merupakan program yang integral dalam rangkaian perawatan lanjutan ketergantungan narkoba (sustainable rehabilitation program).

Dalam Program pasca rehabilitasi ini melibatkan interaksi dinamis antara klien dan petugas layanan pasca rehabilitasi untuk secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan dalam manajemen pemulihan sehingga dapat hidup berkualitas & tercipta reintegrasi ke masyarakat. Pendampingan ini dilakukan sekali sebulan selama 6 bulan berturut-turut, ini bertujuan untuk melakukan observasi dan konseling pasca program kepada mantan pengguna tersebut. Dengan pendampingan ini pula maka akan diketahui kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh mantan pengguna tersebut setelah mengikuti kegiatan rehabilitasi serta hubungannya dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan bahwa Badan Narkotika (BNN) Nasional Provinsi Sulawesi Selatan yang bertugas dalam memberantas Narkoba maka dapat diketahui bahwa BNN telah melakukan berbagai upaya dalam menangani permasalahan tersebut. Uapya-upaya tersebut

tentu saja tak terlepas dari kerjasama antar kepolisian, instansi dan juga masyarakat. Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Kepolisian Sektor Rappocini, BNN dan dan juga masyarakat dalam memberantas kasus narkoba di kota Makassar Sulawesi Selatan adalah :

1. Melakukan kegiatan operasional dengan melakukan kerjasama dengan instansi yang bergerak dibidang pencegahan narkoba lainnya. (bagi kepolisian)

Dan bagi Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan : 2. Menyelenggarakan tes urine di kantor DPRD dan Kantor Pajak

3. Rapat Anggota Tim Pokja Rehabilitasi Sinergitas Kelompok Kerja Rehabilitasi di Internal BNNP dan Lintas Sektor

4. Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi “STOP Narkoba” di Fly Over

5. Menyelenggarakan Deklarasi Artipena

6. Melakukan Kerjasama dengan Kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP)

7. Memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2016

8. Melakukan Razia Penyalah Guna Narkoba Di Zona Café Makassar

9. Membuka Program Rehabilitasi Warga Binaan Permasyarakatan Narkotika di Lapa Kelas IIA Watampone

11. Kerjasama BNN Sulawesi Selatan dengan Dinas Sosial Kota Makassar Terkait Hal Rehabilitasi

12. Pendampingan Pasca Rehabilitasi

13. Melaporkan kepada polisi jika menemukan hal yang mencurigakan mengenai pengedar atau pun pengguna narkoba.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran yang peneliti ajukan, diantaranya :

1. Bagi pemerintah Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan maupun Kepolisian: Tidak menyerah dalam memberantas Narkoba yang meski kasusnya setiap tahunnya terus mengalami peningkatan serta menambah program seperti seperti sosialisasi tentang bahaya Narkoba. 2. Bagi korban penyalahguna Narkoba : agar tidak lagi mengkomsumsi

narkoba dan memanfaatkan proses rehabilitasi sebaik mungkin dalam menyembuhkan kecanduannya terhadap narkoba.

3. Bagi masyarakat : agar mampu bekerja sama dengan kepolisian yaitu dengan cara secepatnya melaporkan jika mencurigai keberadaan narkoba disekitarnya. Dan juga tidak mengucilkan para mantan penyalahguna narkoba yang sedang atau telah melakukan pasca rehabilitasi

Dalam dokumen PERAN PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI PEN (Halaman 51-60)

Dokumen terkait