• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

8. Kerjasama Yayasan

Dalam menjalani kegiatan di Yayasan Nara Kreatif, maka diperlukan kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk memenuhi kebutuhan seluruh program. Meskipun terdapat kegiatan operasional yaitu pengolahan daur ulang kertas yang dapat membantu beberapa kegiatan operasional di Yayasan Nara Kreatif, namun bantuan dari beberapa perusahaan sangat membantu untuk memperlancar seluruh kegiatan yang ada. Berikut perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Yayasan Nara Kreatif:

a. PT Merck Tbk b. Bank Mandiri c. Bank BNI Syariah d. YBM BRI

e. PT Nutrifood f. Garuda Food

g. PT Astra Internasional h. dll.

B. Deskripsi dan Analisis Data

Dalam penelitian, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data di lapangan penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan, yaitu: observasi dan wawancara. Penggunaan metode tersebut diharapkan dapat membantu penulis dalam mengetahui kondisi yang sebenarnya di Yayasan Nara Kreatif, khususnya dalam penerapan nilai-nilai pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal yang melakukan beberapa kegiatan di tempat tersebut. Melalui kegiatan observasi, penulis melakukan pengamatan yang bertujuan mengetahui keadaan warga belajar, anak asuh, pengurus, pengajar, dan kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara Kreatif.

Wawancara dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk menggali informasi langsung dari ketua yayasan, kepala sekolah, pengajar, dan warga belajar. Wawancara dilaksanakan berkaitan dengan semua kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara Kreatif yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai pendidikan karakter, faktor pendukung, kendala-kendala yang dihadapi dan upaya yang dilakukan.

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana penerapan nilai-nilai pendidikan karakter pada masyarakat marjinal khususnya di Yayasan Nara Kreatif. Bentuk pertanyaan dan jawaban dari setiap responden yang telah dilakukan analisis dituangkan dalam bentuk deskripsi sebagai berikut.

1. Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Dengan menganalisis jawaban yang telah diberikan oleh beberapa narasumber, mulai dari ketua yayasan, kepala sekolah, pengajar, dan warga belajar ternyata penerapan pendidikan karakter yang berlangsung di

Yayasan Nara Kreatif melalui beberapa kegiatan yang dilangsungkan. Baik itu kegiatan yang sifatnya rutin ataupun yang sifatnya tentatif.

Menurut beberapa warga belajar, dengan penerapan nilai-nilai pendidikan karakter ini dapat membentuk kepribadian dari warga belajar itu sendiri. Menurut Neng Saimah salah satu anak asuh dan warga belajar Nara Kreatif Paket C mengungkapkan :

Salah satu nilai pendidikan karakter yang saya dapatkan ialah

Leadership, karena anak asuh yang dianggap paling dewasa ialah saya, maka saya bertanggung jawab untuk adik-adik di Yayasan Nara Kreatif untuk memberikan contoh yang baik dan ketegasan saya sebagai seorang kaka untuk mendidikan adik-adik saya. Selain itu diajarkan juga sopan santun dan tentang pendidikan agama, karena di Nara Kreatif lebih ditekankan kepada pendidikan agama atau pembentukan akhlak. Menurut saya itu merupakan hal yang paling penting.4

Ditinjau dari hasil wawancara dengan salah satu warga belajar tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan yang berlangsung menandakan bahwa mereka benar-benar dibentuk dari segi kepribadian dan akhlaknya. Berdasarkan pada kajian teori yang sudah dipaparkan dalam BAB II, pendidikan karakter karakter sama halnya dengan pendidikan moral dan akhlak yang mana membentuk kepribadian anak, serta membina kepribadian generasi muda.

Warga belajar Nara Kreatif yang lainnya yaitu Anita Rahayu menambahkan :

Di Nara Kreatif ditanamkan banyak sekali nilai karakter, karena memang anak-anak yang bergabung di Nara Kreatif banyak yang berasal dari anak jalanan, kaum dhuafa, yang mana kalau berbicara mereka tidak mengenal sopan santun dan etika. Maka dari itu, di Nara Kreatif dididik agar perilaku mereka yang dulu jangan terbawa sampai sekarang. Selain itu, adanya penanaman akhlak dan moral bagi mereka, salah satunya dikhususkan adanya kelas pendidikan agama Islam.5

4

Hasil wawancara dengan Warga Belajar/Anak Asuh Yayasan Nara Kreatif, Neng Saimah (Paket C), pada Minggu, 4 September 2016.

5

Hasil wawancara dengan Warga Belajar Yayasan Nara Kreatif, Anita Rahayu (Paket C), pada Sabtu, 20 Agustus 2016.

Dilihat dari hasil wawancara tersebut, tergambarkan bahwa Yayasan Nara Kreatif menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dikarenakan latar belakang dari anak-anak yang bergabung di Nara Kreatif. Dengan adanya penerapan pendidikan karakter ini diharapkan, karakter dari setiap warga belajar dapat berubah sedikit demi sedikit. Kepala Sekolah Nara Kreatif yang bertanggung jawab untuk divisi pendidikan di Yayasan Nara Kreatif memaparkan bahwa :

Penerapan pendidikan karakter di Nara Kreatif yang paling utama ialah menerapkan dan menanamkan nilai-nilai karakter mereka di setiap kegiatan yang dilaksanakan. Contohnya ialah pada saat proses pembelajaran, para pengajar dituntut untuk dapat memberikan nilai-nilai karakter yang baik disamping pengetahuan akademik. Selain itu, dalam keseharian di luar dari jam sekolah kita juga mengajari nilai-nilai karakter, contohnya untuk saling menghargai terhadap sesama, atau yang lebih tua, atau terhadap yang lebih muda. Selain itu, diajarkan sopan santun dan membangun akhlak mereka.6

Berdasarkan pemaparan beliau, proses pelaksanaan pendidikan karakter sendiri tidak hanya berlangsung pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) saja, melainkan di setiap kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara Kreatif. Penerapan pendidikan karakter ini pun butuh peran serta dari pengajar untuk dapat mengajari nilai-nilai karakter di luar jam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dari pengamatan penulis, cara penyampaian untuk menerapakan nilai-nilai pendidikan karakter pun tidaklah mudah. Mereka harus diajari secara berkelanjutan atau terus-menerus sehingga terbentuk dengan sendirinya. Sebab pada dasarnya prinsip dari pengembangan pendidikan karakter yaitu berkelanjutan, yang mana proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan sebuah proses yang panjang.7 Selain itu pula, perbaikan diri dari pengajar pun mesti dilakukan karena seringkali para warga belajar mencontohkan perilaku yang dilakukan oleh pengajar. Contohnya secara tidak sengaja ada salah

6

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Nara Kreatif , Muhammad Taufik, pada Minggu, 7 Februari 2016.

7

Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 193-194.

satu pengajar yang minum dengan cara berdiri, hal ini sering kali ditiru oleh warga belajar. Padahal etika yang baik dan benar adalah apabila minum posisi kita diharuskan duduk.8 Maka dari itu sebelum menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter terhadap warga belajar, harus dimulai diterapkan dari diri masing-masing khususnya pengajar yang berinteraksi langsung dengan warga belajar.

Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan pun menambahkan:

Kami memang tidak memiliki dokumen atau draft untuk setiap kegiatan dan nilai-nilai karakter apa saja yang harus diterapkan, tetapi pada dasarnya kami menerapkan secara langsung melalui contoh atau tindakan yang kami lakukan. Kami selalu menanamkan kepada warga belajar bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan terdapat berbagai macam nilai-nilai yang terkandung, dan dipastikan kegiatan tersebut bermanfaat bagi mereka.9

Dari hasil pengamatan penulis, kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara Kreatif memang tidak terdapat draft atau dokumen yang jelas terkait dengan kegiatan yang diselenggarakan. Namun, penulis melihat 18 nilai yang terkandung pada nilai-nilai pendidikan karakter bangsa sudah diaplikasikan di setiap kegiatan yang diselenggarakan. Berikut hasil dari pengamatan penulis terkait dengan kegiatan dan nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan.

a. Pendidikan Kesetaraan

Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif yaitu dengan menyelenggarakan Program Pendidikan Kesetaraan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, B, dan C. Pendidikan kesetaraan ini dilatarbelakangi minimnya tingkat pendidikan yang diperoleh masyarakat marjinal yang berada di sekitar Yayasan Nara Kreatif. Selain itu pula, kegiatan pendidikan kesetaraan ini untuk memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang termarjinalkan dari

8

Hasil observasi dari bulan Maret-September 2016.

9

Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan, pada Senin, 28 Agustus 2016.

lingkungannya untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kegiatan ini bekerjasama dengan salah satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Depok yaitu Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) yang mana pendiri dari PKBM tersebut yaitu Pak Nurokhim merupakan Dewan Pengawas Yayasan Nara Kreatif.

Pendidikan kesetaraan di Yayasan Nara Kreatif diselenggarakan tanpa dipungut biaya atau dengan kata lain gratis. Hal ini dikarenakan keuntungan atau profit hasil dari kreativitas daur ulang limbah kertas yang diproduksi dialokasikan salah satunya untuk akses kegiatan pendidikan. Kegiatan pendidikan ini diselenggarakan pada waktu malam hari, karena mengingat rata-rata warga belajar yang bersekolah di Nara Kreatif ada yang bekerja di siang harinya, sama halnya dengan pengajar yang berkontribusi di kegiatan ini.

Berikut jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang diselenggarakan di Yayasan Nara Kreatif.

Tabel 4.4

Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

HARI JAM PAKET A PAKET B PAKET C

Selasa 19.00 – 22.00 1) PKn 2) B. Indonesia 3) IPS 1) IPS 2) PKn 3) Matematika 1) PKn 2) Matematika 3) Geografi

Rabu 17.30 – 21.30 Pendidikan Agama Islam

Kamis 19.00 – 22.00 1) B. Inggris 2) IPA 3) Komputer 1) B. Inggris 2) B.Indonesia 3) IPA 1) B. Indonesia 2) Sosiologi 3) B. Inggris

Jumat 19.00 – 20.00 Matematika Komputer 1)Ekonomi

2)Komputer 20.00 – 21.00

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, penerapan nilai-nilai pendidikan karakter untuk kegiatan pendidikan kesetaraan ini keseluruhan 18 nilai karakter diterapkan. Mulai dari nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Salah satu contoh yang dapat dilihat dari nilai karakter religius yaitu setiap memulai dan mengakhiri Kegiatan Belajar Mengajar, warga belajar diwajibkan untuk berdoa bersama-sama, sehingga hal ini menjadi rutinitas yang berkelanjutan serta menanamkan kepada mereka apabila ingin memulai dan mengakhiri melakukan sesuatu harus berdoa terlebih dulu. Contoh nilai karakter yang lainnya yaitu displin, yang mana Kegiatan Belajar Mengajar di Nara Kreatif sudah terjadwalkan dari mulai jam masuk hingga jam pulang. Warga belajar mau tidak mau harus mentaati peraturan yang sudah ditetapkan, mereka diharuskan datang tepat waktu dan apabila mereka berhalangan hadir dikarenakan sakit atau izin maka terlebih dulu mereka harus izin kepada Wali Kelas masing-masing. Hal ini menanamkan kepada warga belajar bahwa hidup disiplin itu diperlukan, salah satunya disiplin terhadap waktu dan peraturan yang ditetapkan.

Dengan penerapan nilai-nilai tersebut, diharapkan warga belajar yang mengikuti pendidikan kesetaraan di Nara Kreatif dapat memperoleh manfaat yang berlebih, tidak hanya kemampuan dari segi akademis tetapi juga pembentukan karakter mereka sehingga mereka dapat aplikasikan pada kehidupan mereka sehari-hari dan bermanfaat pula bagi orang-orang disekitar.

b. Pendidikan Agama Islam

Selain kegiatan pendidikan kesetaraan, Yayasan Nara Kreatif juga mengadakan kegiatan Pendidikan Agama Islam berupa kelas Agama yang dilaksanakan setiap hari Rabu dari pukul 17.30 – 21.30 WIB.

Kegiatan ini diselenggarakan mengingat latar belakang warga belajar yang berasal dari masyarakat marjinal yang membutuhkan pengetahuan mengenai agama Islam, sebab kebanyakan dari mereka yang belum memahami mengenai materi agama Islam. Dengan diadakanya kelas agama seperti ini, diharapkan mereka mendapatkan pengetahuan mengenai Agama Islam yang mungkin sebelumnya mereka tidak ketahui.

Berikut jadwal kegiatan Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif.

Tabel 4.5

Jadwal Kegiatan Pendidikan Agama Islam

NO JAM KEGIATAN

1 17.30 – 18.00 Salawat

2 18.00 – 18.15 Sholat Maghrib berjamaah 3 18.15 – 18.30 Dzikir dan Do’a

4 18.30 – 19.00 Tadarus dan membaca Al-Qur’an

5 19.00 – 19.45 Materi PAI (SKI / Fiqih / Adab / Ibadah) 6 19.45 – 20.00 Sholat Isya berjamaah

7 20.00 – 20.30 Tajwid untuk Qur’an dan Iqra

8 20.30 – 21.30 Muhadoroh (berpidato) / Bahasa Arab

Berdasarkan pengamatan penulis, nilai karakter yang diterapkan pada kelas agama ini lebih didominasi pada nilai karakter religius, namun ada beberapa nilai karakter lainnya yaitu jujur, disiplin, toleransi, disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai karakter religius sangat mendominasi terlebih dari materi-materi yang diajarkan. Selain itu dengan diselenggarakannya kelas agama, menumbuhkan nilai karakter mereka yang lainnya yaitu gemar membaca. Gemar membaca disini tidak hanya membaca buku

pengetahuan mengenai materi agama islam, melainkan membaca kitab suci Al-Qur’an. Banyak diantara mereka yang masih terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an, bahkan ada yang sama sekali belum bisa membaca. Maka dari itu agar mereka dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, terdapat proses pembelajaran Tadarus dan Tajwid yang dibimbing oleh Ustadz.

Contoh nilai karakter lainnya yang diterapkan pada kegiatan ini yaitu menghargai prestasi. Kegiatan yang diselenggarakan di kelas agama tidak hanya mendengarkan materi atau ceramah dari pengajar atau Ustadz saja, tetapi memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk menyampaikan materi mengenai agama Islam berupa kegiatan

Muhadoroh (berpidato). Pada Muhadoroh ini, warga belajar secara bergiliran setiap minggunya untuk tampil di depan menyampaikan materi yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Dengan mereka tampil di depan untuk berMuhadoroh melatih kepercayaan diri mereka untuk tampil di depan umum, selain itu untuk lebih menghargai orang yang berbicara di depan. Hal inilah yang harus benar-benar dibentuk, karena terkadang ada beberapa warga belajar yang masih saja tidak mau mendengarkan (mengobrol) temannya untuk berbicara depan. Disinilah penanaman nilai-nilai karakter tersebut harus diterapkan secara berkelanjutan agar lambat laun nilai-nilai tersebut tertanam pada diri mereka tanpa harus ada paksaan dari manapun.

c. Kelas Komputer

Kelas komputer merupakan kegiatan akademik selanjutnya yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif. Kelas komputer ini diadakan karena era globalisasi sekarang ini mengharuskan kita untuk sadar akan teknologi, dan selain itu ada sebagian warga belajar yang masih belum bisa mengoperasikan komputer. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan diselenggarakanya kelas komputer di Yayasan Nara Kreatif. Pembelajaran kelas komputer diadakan setiap seminggu satu kali, untuk Paket A diadakan di hari Kamis, sedangakan untuk Paket B

dan Paket C diadakan di hari Jumat dengan durasi waktu masing-masing 1 jam. Terkadang waktu 1 jam masih terbilang kurang, terlebih karena ada hambatan yaitu fasilitas komputer yang masih kurang dan tidak diimbangi dengan jumlah warga belajar yang ada. Namun, antusias warga belajar untuk mengikuti kelas komputer ini begitu tinggi, meskipun terkadang mereka harus bergantian untuk menggunakan komputer.

Nilai yang diterapkan pada kegiatan kelas komputer ini salah satunya ialah disiplin dengan waktu, karena dengan waktu yang terbilang singkat maka mereka harus mempergunakan waktu tersebut dengan sebaik mungkin dengan cara hadir tepat waktu pada saat kelas dimulai. Selain itu, nilai karakter yang selanjutnya ialah toleransi yang mana dengan keterbatasan fasilitas yang ada, mau tidak mau mereka harus secara bergantian untuk dapat mempergunakan media penunjang tersebut. Maka dari itu, dibutuhkan toleransi terhadap sesame agar dapat mempergunakan fasilitas yang serupa. Nilai karakter lainnya yang diterapkan yaitu rasa ingin tahu. Dengan mengikuti kelas komputer, diharapkan keterampilan mereka dapat bertambah dan membuka wawasan mereka mengenai teknologi. Mengingat ada sebagian dari warga belajar yang masih awam mengoperasikan komputer, maka dengan diselenggarakanya kelas komputer ini menstimulus mereka untuk dapat mencari tahu tentang apa saja yang mereka pelajari untuk dapat mengoperasikan komputer.

Penerapan nilai karakter pada kegiatan ini dibutuhkan pendampingan dari pengajar, sebab apabila tidak ada pendampingan secara langsung maka sama saja membiarkan mereka tersesat pada ketidaktahuan mereka.

d. Hasanah Qur’ani

Selain kegiatan pendidikan agama Islam di hari Rabu, Yayasan Nara Kreatif bekerjasama dengan Bank BNI Syariah mengadakan kegiatan pendidikan agama Islam lainnya yang dinamakan dengan

Hasanah Qur’ani. Kegiatan ini terealisasi mengingat anak-anak yang berkontribusi di Yayasan Nara Kreatif minim akan pengetahuan agama Islam, dan dirasa tidak cukup apabila pendidikan agama Islam diadakan hanya satu minggu sekali. Maka dari itu, dengan adanya kegiatan agama Islam tambahan yaitu Hasanah Qur’ani, dapat membuka wawasan mereka mengenai ilmu agama Islam dan bacaan

Al-Qur’an. Selain menyampaikan materi mengenai Agama Islam, ada

waktu dimana tambahan untuk pendidikan umum mereka, hal ini dilakukan agar ada variasi di setiap kegiatannya dan mencegah anak-anak dari kejenuhan pada saat belajar. Tenaga pengajarnya sendiri yaitu 3 orang Ustadz dan masing-masing Ustadz menyampaikan materi yang berbeda-beda. Nilai karakter yang diterapkannya pun sama halnya seperti kegiatan Pendiidkan Agama Islam, hanya saja kegiatan ini lebih rutin diadaka setiap harinya. Berikut merupakan jadwal kegiatan Hasanah Qur’ani

Tabel 4.6

Jadwal Kegiatan Hasanah Qur’ani

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

05.00 – 06.30 Qur’an Qur’an Qur’an Qur’an Qur’an Fiqih 08.00 – 09.00

( >15 Tahun) Tafsir Hadits Umum Umum

09.00 – 10.00 Umum Umum Umum Umum

10.00 – 12.00

( <15 Tahun) Khoth Mahfudzat Umum Umum 14.00 – 15.30 Sirah & Salawat Nabi Sirah & Salawat Nabi Umum 15.00 – 17.00 Dzikir Adab 18.00 – 20.00 Tauhid e. Nara Bersih

Nara Bersih merupakan salah satu bentuk kegiatan seperti gotong royong membersihkan lingkungan sekitar yang diadakan setiap satu bulan satu kali di hari minggu tiap akhir bulan. Tujuan dari kegiatan

ini yaitu untuk menumbuhkan kepedulian warga belajar terhadap lingkungan sekitar, serta rasa memiliki terhadap tempat mereka belajar.

Gambar 4.1

Kegiatan Nara Bersih salah satunya membersihkan lingkungan sekitar di Yayasan Nara Kreatif

Ada beberapa nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan Nara Bersih ini, yang paling mendominasi yaitu peduli terhadap lingkungan, mengingat tujuan diadakan kegiatan ini memang salah satunya untuk menumbuhkan rasa kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar, tidak hanya lingkungan di sekitar Nara Kreatif, melainkan lingkungan dimanapun mereka berada. Selain itu, nilai karakter berikutnya yakni tanggung jawab. Masing-masing warga belajar diberitahukan sebelumnya akan ada kegiatan Nara Bersih dan mereka diwajibkan membawa alat kebersihan sesuai dengan yang diinformasikan, biasanya alat kebersihan yang dibawa antara lain karung, sapu lidi, dan cangkul. Mereka bertanggung jawab untuk membawa serta menjaga alat kebersihan tersebut, sebab apabila mereka tidak membawa maka akan menghambat kegiatan Nara Bersih dan waktu pun tidak berlangsung efektif. Hal ini juga bersinggungan dengan nilai karakter disiplin, yang mana kegiatan Nara Bersih ini dilaksanakan di pagi hari pada pukul 07.00 – 10.00 WIB, maka tidak jarang mereka datang terlambat karena waktu pelaksanaannya yang mereka anggap terlalu pagi. Pelaksanaan kegiatan Nara Bersih

dilakuka pukul 07.00 WIB karena mengingat udara pagi hari yang masih sehat dan segar, serta cuaca yang belum terlalu terik. Maka dari itu, pengajarnya pun wajib mencontohkan kepada warga belajar untuk hadir tepat waktu, karena mereka menilai sosok pengajar sebagai role model di tempat mereka belajar. Jangan sampai pengajar hanya sekedar memberikan instruksi, namun tidak diimbangi dengan perilaku yang sebenarnya.

f. Ekstrakurikuler (Futsal dan Pencak Silat)

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di Yayasan Nara Kreatif untuk saat ini ada dua kegiatan yaitu Futsal dan Pencak Silat. Kegiatan futsal sendiri diselenggarakan 2 minggu sekali pada hari Sabtu pukul 20.00 – 22.00 WIB, sedangkan untuk pencak silat rutin diadakan seminggu sekali pada hari Sabtu pukul 09.00 – 10.00 WIB.

Gambar 4.2

Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat

Pencak silat merupakan salah satu ekstrakurikuler baru yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif yang bertujuan sebagai wadah bagi warga belajar untuk menyalurkan minat dan bakatnya pada olahraga beladiri ini, sehingga dapat mencegah dari perbuatan yang negatif seperti perkelahian atau tawuran. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan pencak silat ini, antara lain disiplin, rasa ingin tahu, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab. Salah satu contoh aktivitas yang terlihat penanaman nilai pendidikan karakter

yaitu tanggung jawab, karena dengan mempelajari silat kita bertanggung jawab agar dapat mempergunakannya sebagai seni bela diri atau olahraga saja, bukan untuk digunakan untuk melakukan perbuatan yang negatif. Selain dari pada itu, kegiatan pencak silat ini untuk menumbukan nilai karakter rasa ingin tahu karena setiap banyaknya gerakan yang dilakukan ternyata memiliki fungsinya masing-masing, maka diharapkan warga belajar timbul rasa ingin tahu untuk hal tersebut.

Namun sayangnya minat warga belajar yang mengikuti kegiatan pencak silat ini tidak terlalu tinggi, justru minat yang tinggi berasal dari masyarakat sekitar yang rutin ikut serta pada kegiatan ini. Ini menjadi tugas bagi pengurus pendidikan, bagaimana caranya agar menumbuhkan minat warga belajar agar dapat antusias mengikuti ekstrakurikuler pencak silat.

Selain pencak silat, kegiatan ekstrakurikuler lainnya yaitu futsal. Futsal merupakan salah satu olahraga yang digemari oleh warga belajar khususnya untuk laki-laki, karena mereka dapat menyalurkan minat dan bakat mereka pada bidang olahraga ini. Futsal sempat diadakan 1 tahun yang lalu, namun karena tidak ada penanggung jawab dan yang melatih, maka diberhentikan untuk sementara waktu sampai akhirnya aktif kembali pada bulan Agustus 2016 ini.

Gambar 4.3

Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal

Nilai karakter yang diterapkan pada olahraga futsal ini yaitu disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, dan tanggung jawab. Berdasarkan pengamatan penulis salah satu nilai karakter yang terlihat pada kegiatan futsal ini

Dokumen terkait