• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

6 Jalur Hijau Jalan Pemuda

4.1.2.1. Kerusakan Hama dan Penyakit

Pengamatan yang dilakukan diperoleh bahwa kerusakan hama dan penyakit pada peringkat 1 mempunyai nilai paling besar, yaitu sebesar 70.16%, dimana kerusakannya sangat sedikit atau dapat dikatakan tidak ada (0 - 15%) (Gambar 30). Pada peringkat ke 2 terdapat 21.20%, peringkat 3 terdapat 8.81%, sedangkan pada peringkat 4 memiliki jumlah paling sedikit, yaitu 2.84%. Besarnya jumlah pohon pada peringkat 1, menunjukkan bahwa kondisi pohon di keenam Jalur Hijau Jalan Jakarta Timur sebagian besar masih baik atau mengalami sedikit serangan hama penyakit.

Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit dari keenam jalan tersebut, dapat dibandingkan bahwa pada Jalan Pemuda dan Jalan I Gusti Ngurah Rai memiliki tingkat kerusakan yang cukup tinggi (Tabel 29). Ini karena Jalan Pemuda merupakan jalan yang memiliki intensitas kendaraan yang tinggi, sehingga polusi yang ada juga tinggi, sedangkan pada Jalan I Gusti Ngurah Rai berada dalam lingkungan yang lembab dengan intensitas kendaraan yang cukup tinggi. Kerusakan hama penyakit pada Jalan Dewi Sartika relatif sangat sedikit, ini disebabkan jumlah pohon yang ada masih kecil.

Peringkat HPT Nilai Peringkat 1 70.16 Peringkat 2 21.20 Peringkat 3 8.81 Peringkat 4 2.84 68.11% 20.58% 8.55% 2.75% Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4

Tabel 29 Persentase Jumlah Pohon Berdasarkan Tingkat Kerusakan Disebabkan Hama dan Penyakit di Tiap Jalan

Jalan Prgk1 Prgk2 Prgk3 Prgk4

Matraman 11.38 17.75 15.95 19.17

Otista 1.84 10.47 10.13 9.33

Dewi Sartika 1.36 1.66 2.53 0.00

I Gusti Ngurah Rai 33.06 11.44 18.73 36.27

Pramuka 21.64 19.14 18.48 10.36

Pemuda 30.71 39.53 34.18 24.87

Gambar 31 Grafik Persentase Jumlah Pohon di Tiap Jalan Berdasarkan Tingkat Kerusakan Disebabkan Hama dan Penyakit

Pada grafik di atas dapat dilihat peringkat 1 mendominasi hampir di keenam jalan, kecuali pada Jalan Otista yang memiliki peringkat 2 terbanyak. Peringkat ini menunjukkan bahwa serangan kerusakan HPT masih sangat sedikit.

Berdasarkan data umumnya hama yang sering ditemui di lapang diantaranya adalah belalang, belalang sembah, laba-laba, semut, ulat dompolan, ulat kantung dan kutu daun. Belalang (Locusta migratoria) banyak memakan daun-daun pohon di lapang, sehingga banyak diantaranya berlobang. Belalang ini merupakan serangga polifag yaitu serangga pemakan banyak tanaman (Gambar 32). Biasanya hidupnya secara berkelompok atau berkoloni. Belalang sembah (Hymenopus coronatus) merupakan belalang yang cukup banyak

Peringkat 1 (tidak ada) Serangan 0% THPT < 15% Peringkat 2 (sedikit) Serangan 15% THPT < 30% Peringkat 3 (banyak) Serangan 30% THPT < 50% Peringkat 4 (sangat banyak) Serangan THPT 50% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Matraman Dewi Sartika Otista I Gusti Ngurah Rai Pramuka Pemuda

Klasifikasi Peringkat Kerusakan HPT di Tiap Jalan

ditemui di lapang, bentuknya yang khas karena kaki depan berbentuk khusus untuk menangkap dan memegang mangsa.

Banyak jenis laba-laba pembuat jaring. Mata dan kaki laba-laba (Tetragnathidae) lemah, tidak mampu menangkap mangsa tanpa bantuan jaringnya. Laba-laba ini banyak meninggalkan jaring diantara cabang-cabang atau daun pohon sehingga terlihat kotor dan tidak menarik. Semut sebagai serangga yang paling banyak sebagian bermanfaat untuk manusia dan sebagian tidak. Semut (Formicidae) memiliki pengaruh atas lingkungannya dengan banyak cara. Semut memakan sisa-sisa makanan, kotoran, bangkai dan juga memakan hama-hama yang tinggal dalam tanah, baik yang berupa larva ataupun pupa. Selain makan serangga atau binatang di dalam tanah juga sering makan biji-bijian yang ditanam dalam tanah.

Ulat dompolan (Planococcus citri) merupakan serangga polifag (pemakan segala tanaman), tersebar luas di daerah tropis dan subtropis (Gambar 33). Ulat ini menyerang tunas, tangkai bunga, tunas, kelopak, batang dan lain-lain dengan mengerumuni dan me menuhi bagian yang diserangnya. Menyebabkan kerusakan fisik tidak langsung oleh karena kotoran manis yang dikeluarkannya sering didatangi semut dan menjadi tempat tumbuh cendawan jelaga. Daun atau bagian yang terserang yang terkena biasanya terlihat kotor dan tidak menarik. Ulat kantung (Eumeta variegata) membentuk kantung dan tinggal di dalamnya sampai dewasa. Bentuk kantungnya bermacam-macam, ada yang kecil dan sempit dan ada yang besar dan longgar. Warna kantung ini kelabu hitam. Kutu daun (Myzus persicae) juga banyak ditemui di lapang, kutu ini merupakan kutu berukuran kecil antara 1-6 mm, berwarna hijau pudar atau hijau

Gambar 32 Belalang (Locusta migratoria) Berada Diantara Daun dan Tampak Daun Berlobang karena Dimakan Belalang

kekuningan. Kerusakan karena hama ini tampak pada bagian-bagian tanaman yang masih muda, misalnya tunas-tunas dan daun-daun serta tangkai daun yang masih muda.

Gambar 33 Ulat Dompolan Menyerang Daun dan Batang yang Mengakibatkan Terlihat Bercak Warna Putih atau Hitam

Panyakit yang banyak terlihat di lapang diantaranya adalah jamur upas (Upasia salmonicolor), penyakit embun tepung (Oidium sp), penyakit embun jelaga hitam (Meliola sp), penyakit karat daun (Puccinia arachidis), dan kanker batang (Nectria sp). Beberapa pohon ditemukan adanya jamur, biasanya setelah adanya hujan atau kelembaban yang cukup tinggi. Salah satu jamur yang ada adalah jamur upas (Upasia salmonicolor) walaupun masih dalam stadium yang rendah, tapi bila penyakit ini sudah menggelang batang, maka dapat mengakibatkan kematian dengan ditandai dengan layu dan gugurnya daun (Rahayu, 1999). Pada cabang yang sudah berkayu mula-mula timbul benang-benang cendawan seperti sarang laba-laba yang lalu berkembang menjadi kerak cendawan berwarna merah jambu (Gambar 34a). Untuk penyakit embun tepung biasanya terjadi di pesemaian dan pada tanaman dengan umur 1-2 tahun, terutama pada daun-daun mudanya. Gejalanya permukaan atas daun terdapat bercak-bercak putih seperti tepung, yang semakin lama akan menutupi permukaan daun menyebabkan warna daun menguning hingga berubah menjadi coklat atau hitam, dan kemudian gugur.

Embun jelaga hitam (Black mildew) biasanya terlihat pada tanaman di bawah umur 5 tahun (Gambar 34b). Tanaman yang sering terserang adalah pohon akasia. Kerusakan akibat penyakit ini biasanya tidak sampai menimbulkan kematian. Namun lapisan jamur yang berwarna hitam di permukaan daun dapat mengganggu proses fotosintesis sehingga mempengaruhi pertumbuhan

tanaman. Gejalanya berupa lapisan jamur berwarna hitam pada permukaan daun, awalnya membentuk lingkaran konsentris yang tipis yang kemudian melebar, lalu semakin lebar menyatu dengan lubang yang lainnya dan menebal menutupi seluruh permukaan daun.

Penyakit karat daun juga banyak menyerang pada pohon akasia (Gambar 35). Gejala serangan karat daun berupa tonjolan semacam bisul pada daun kearah permukaan atas daun, berwarna coklat sampai coklat kehitaman atau hijau kekuningan. Penyakit karat daun dapat menular dengan bantuan angin dan serangga (hama). Temperatur yang agak dingin cocok untuk berkembangnya cendawan dan jamur ini. Daun yang muda lebih rentan dan peka untuk terinfeksi daripada daun tua. Jamur dan serangga penyebab penyakit dapat bersembunyi dan bertahan pada semak-semak atau gulma di sekitar pertanaman. Untuk penyakit kanker batang biasanya terjadi pada pohon di lahan yang kurang subur dan tidak terawat (Gambar 36). Penyakit tersebut belum menimbulkan kerusakan yang meluas namun keberadaannya perlu diwaspadai. Gejalanya berupa pembengkakan pada batang yang membengkak meluas kebagian atas dan bawah. Jaringan kayu yang membengkak biasanya lunak, rapuh, retak-retak dan sering digunakan untuk tempat berlindung serangga. Jika penyakit ini sudah meluas ke seluruh batang maka pohon akan kering dan mati.

a b

Gambar 34 a. Gejala Jamur Upas yang Menyerang pada Cabang Pohon, b. Gejala Penyakit Embun Jelaga pada Pohon Akasia

Gambar 35 Gejala Penyakit Karat Daun Berupa Tonjolan Semacam Bisul pada Daun

Gambar 36 Gejala Penyakit Kanker Batang yang Mengakibatkan Batang Pohon Kering dan Keropos sehingga Membahayakan bila Tumbang

Pohon di jalur hijau jalan memiliki jarak tanam yang cukup dekat, hal inilah yang memudahkan penyebaran hama dan penyakit. Sementara itu lahan yang kurang subur, kering dan tidak terawat dapat menimbulkan penyakit. Untuk itu diperlukan pengawasan dan pengendalian hama yang bisa cepat mencegah penularan.

Dokumen terkait