• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Pemelliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan di Kotamadya Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Pemelliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan di Kotamadya Jakarta Timur"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN

DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

OLEH :

RR. RIALUN WULANSARI A 34201036

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

RR RIALUN WULANSARI. Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan Di Kotamadya Jakarta Timur. (Dibawah bimbingan BAMBANG SULISTYANTARA)

Tingkat usaha pemantauan pengelolaan pohon perlu adanya data, seperti inventarisasi pohon di Jalur Hijau Jalan, inventarisasi prasarana/sarana Jalur Hijau Jalan serta tingkat intensitas kegiatan pemeliharaan beserta data lainnya yang terkait. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha pengendalian faktor pembatas yaitu ketersediaan informasi. Sistem Informasi Manajemen

Pemeliharaan Pohon di Jalur Hijau Jalan merupakan pedoman yang berguna untuk pertimbangan dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan Jalur Hijau sehingga menghasilkan pola pengelolaan pemeliharaan yang lebih efisien dan lebih terarah.

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan merancang Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur. Penelitian ini di batasi pada enam lokasi penelitian di Kotamadya Jakarta Timur, yaitu Jalan Matraman, Jalan Otto Iskandar Dinata, Jalan Dewi Sartika, Jalan Pramuka, Jalan Pemuda dan Jalan I Gusti Ngurah Rai, dengan obyek studi pohon. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret 2005 sampai dengan November 2005. Secara umum penelitian dibagi dalam 4 tahap, yaitu: (1) Pengumpulan data pohon di lapang; (2) Pemetaan data pohon; (3) Pengolahan basisdata pohon; dan (4) Penyajian akhir.

Pengumpulan data di lapang dibagi menjadi 2 kegiatan, yaitu inventarisasi dan pengukuran fisik pohon serta penilaian kondisi fisik pohon. Inventarisasi terdiri dari pendataan jenis pohon dan pengambilan titik pohon dengan menggunakan alat GPS. Untuk pengukuran fisik pohon terdiri dari pengukuran diameter batang pohon, tinggi pohon dan lebar tajuk pohon. Untuk penilaian kondisi fisik pohon terdiri dari penilaian kerusakan hama penyakit dan kerusakan mekanik yang kemudian mendapatkan nilai total kerusakan keduanya. Penilaian ini kemudian dimasukkan kedalam peringkat total kerusakan agar mendapatkan kondisi fisik pohon di keenam jalur hijau jalan tersebut.

Hasil yang diperoleh dari pengamatan di lapang kemudian dipetakan menggunakan software ArcView 3.2 melalui titik pohon yang diambil dengan GPS. Untuk pengolahan data dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengolahan data spasial yang dilakukan dengan menggunakan ArcView 3.2 sedangkan pengelolaan data atribut berupa angka dan huruf dengan program MS Excel XP. Penyajian akhir secara digital dilakukan pada layar monitor (menu view) dan bentuk cetakan kertas (menu layout).

(3)
(4)

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN

DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

Skripsi

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Bidang Arsitektur Lanskap

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

OLEH :

RR RIALUN WULANSARI A34201036

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(5)

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :

Nama : RR Rialun Wulansari NRP : A34201036

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr NIP : 131 578 797

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr. NIP. 130 422 698

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 23 Oktober 1983 dari pasangan Bapak Drs. H. Suyamto dan Ibu Dra. Hj. RA. Pudji Ediati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis lulus di Taman Kanak-Kanak Mergangsan Tamansiswa pada tahun 1989. Dari tahun 1989 hingga 1995 penulis masuk sekolah dasar di SD Negeri Perumnas 1 Condongcatur Depok Sleman . Pada tahun 1995 hingga 1998 penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 4 Depok Sleman. Dan pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan di SMU Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan lulus pada tahun 2001.

Pada tahun 2001 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian melalui Undangan Seleksi Masuk IPB.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan petunjuk dan kasih sayangNya, sehingga skripsi yang berjudul Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan Di Ko tamadya Jakarta Timur ini dapat terselesaikan dengan baik.

Selama melaksanakan penelitian hingga penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Dengan penuh ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini.

2 Bapak Dr. Ir. Andi Gunawan, MSc dan Bapak Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr. selaku dosen penguji atas saran dan masukannya.

3. Mama dan Bapak atas segala doa, cinta, kasih sayang, dukungan dan semangat yang besar dan tak pernah pernah henti-hentinya. Mb Angkin dan de’ Mala atas dukungan, canda dan motivasinya serta keluarga besarku atas doa, semangat, keteladanan yang menjadikan hidup lebih bermanfaat.

4 Dosen dan staf pengajar Departemen Arsitektur Lanskap yang telah membantu, memberi motivasi dan dukungan kepada penulis selama melaksanakan studi di IPB.

5. Pegawai Suku Dinas Pertamanan Pemerintahan Kotamadya Jakarta Timur. 6. Sahabat-sahabat yang telah memberikan arti lebih! dan berwarna dalam

menjalani hari -hari di IPB (Lanskap38 en Dwi Regina!). Kakak-kakak senior lanskap (..., 35, 36, 37) atas pengalamannya dan juga adek-adek kelasku (39, 40, 41) yang memberikan canda dan tawa.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namun sangat membantu selama proses penyusunan skripsi ini.

Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat di masa akan datang. Mohon maaf sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bogor, Januari 2006

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...i

DAFTAR GAMBAR... iii

DAFTAR LAMPIRAN...v

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 2

1.3. Kegunaan Penelitian... 2

1.4. Ruang Lingkup Penelitian... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Hijau ... 3

2.2. Jalur Hijau ... 3

2.3 Karakteristik Pohon... 5

2.4 Pengelolaan Pemeliharaan Pohon ... 5

2.5. Sistem Informasi ... 6

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 8

3.2. Alat dan Bahan... 9

3.3. Metode... 10

3.3.1. Pengumpulan Data Pohon di Lapang... 10

3.3.1.1. Inventarisasi dan Pengukuran Fisik Pohon ... 10

3.3.1.2. Penilaian Kondisi Fisik Pohon ... 11

3.3.2. Pemetaan Data Pohon... 16

3.3.3. Pengolahan Basisdata Pohon ... 16

3.3.4. Penyajian Hasil ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Inventarisasi Pohon ... 18

4.1.1. Pengukuran Fisik Pohon ... 18

4.1.2. Penilaian Kondisi Fisik Pohon ... 47

4.1.2.1. Kerusakan Hama dan Penyakit ... 47

4.1.2.2. Kerusakan Mekanik ... 52

4.2. Klasifikasi Obyek ... 56

4.3. Pengolahan Data ... 57

4.3.1. Pengolahan Database dengan ArcView... 57

4.3.2. Pengolahan Database dengan Excel ... 59

4.4. Penyajian Hasil ... 61

4.5. Manajemen Pemeliharaan ... 62

4.5.1. Manajemen Pemangkasan ... 62

4.5.1.1. Manajemen Pemangkasan Tinggi ... 62

4.5.1.2. Manajemen Pemangkasan Lebar Tajuk Pohon ... 63

4.5.2. Manajemen Kerusakan... 64

4.5.2.1. Manajemen Kerusakan Hama Penyakit... 64

4.5.2.2. Manajemen Kerusakan Mekanik ... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 71

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Klasifikasi Kelas DBH... 10

2. Klasifikasi Kelas Tinggi ... 11

3. Klasifikasi Kelas Lebar Tajuk... 11

4. Kerusakan Hama Penyakit Tanaman pada Pangkal Akar dan Batang ... 12

5. Kerusakan Hama Penyakit Tanaman pada Cabang dan Daun... 12

6. Kerusakan Mekanik pada Pohon ... 14

7. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon pada 6 Jalur Hijau Jalan di Kotamadya Jakarta Timur... 18

8. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Matraman ... 19

9. Persentase dan Jumlah pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Matraman ... 21

10. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Matraman ... 21

11. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Otista... 22

12. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Otista ... 24

13. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Otista ... 24

14. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Dewi Sartika... 25

15. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Dewi Sartika ... 26

16. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Dewi Sartika ... 27

17. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ I Gusti Ngurah Rai ... 29

18. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di I Gusti Ngurah Rai ... 30

19. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ I Gusti Ngurah Rai... 30

20. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Pramuka ... 32

21. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Pramuka... 34

22. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Pramuka ... 34

23. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Pemuda... 36

24. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Pemuda ... 38

(11)

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN

DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

OLEH :

RR. RIALUN WULANSARI A 34201036

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

RR RIALUN WULANSARI. Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan Di Kotamadya Jakarta Timur. (Dibawah bimbingan BAMBANG SULISTYANTARA)

Tingkat usaha pemantauan pengelolaan pohon perlu adanya data, seperti inventarisasi pohon di Jalur Hijau Jalan, inventarisasi prasarana/sarana Jalur Hijau Jalan serta tingkat intensitas kegiatan pemeliharaan beserta data lainnya yang terkait. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha pengendalian faktor pembatas yaitu ketersediaan informasi. Sistem Informasi Manajemen

Pemeliharaan Pohon di Jalur Hijau Jalan merupakan pedoman yang berguna untuk pertimbangan dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan Jalur Hijau sehingga menghasilkan pola pengelolaan pemeliharaan yang lebih efisien dan lebih terarah.

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan merancang Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur. Penelitian ini di batasi pada enam lokasi penelitian di Kotamadya Jakarta Timur, yaitu Jalan Matraman, Jalan Otto Iskandar Dinata, Jalan Dewi Sartika, Jalan Pramuka, Jalan Pemuda dan Jalan I Gusti Ngurah Rai, dengan obyek studi pohon. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret 2005 sampai dengan November 2005. Secara umum penelitian dibagi dalam 4 tahap, yaitu: (1) Pengumpulan data pohon di lapang; (2) Pemetaan data pohon; (3) Pengolahan basisdata pohon; dan (4) Penyajian akhir.

Pengumpulan data di lapang dibagi menjadi 2 kegiatan, yaitu inventarisasi dan pengukuran fisik pohon serta penilaian kondisi fisik pohon. Inventarisasi terdiri dari pendataan jenis pohon dan pengambilan titik pohon dengan menggunakan alat GPS. Untuk pengukuran fisik pohon terdiri dari pengukuran diameter batang pohon, tinggi pohon dan lebar tajuk pohon. Untuk penilaian kondisi fisik pohon terdiri dari penilaian kerusakan hama penyakit dan kerusakan mekanik yang kemudian mendapatkan nilai total kerusakan keduanya. Penilaian ini kemudian dimasukkan kedalam peringkat total kerusakan agar mendapatkan kondisi fisik pohon di keenam jalur hijau jalan tersebut.

Hasil yang diperoleh dari pengamatan di lapang kemudian dipetakan menggunakan software ArcView 3.2 melalui titik pohon yang diambil dengan GPS. Untuk pengolahan data dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengolahan data spasial yang dilakukan dengan menggunakan ArcView 3.2 sedangkan pengelolaan data atribut berupa angka dan huruf dengan program MS Excel XP. Penyajian akhir secara digital dilakukan pada layar monitor (menu view) dan bentuk cetakan kertas (menu layout).

(13)
(14)

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN

DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

Skripsi

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Bidang Arsitektur Lanskap

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

OLEH :

RR RIALUN WULANSARI A34201036

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(15)

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :

Nama : RR Rialun Wulansari NRP : A34201036

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr NIP : 131 578 797

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr. NIP. 130 422 698

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 23 Oktober 1983 dari pasangan Bapak Drs. H. Suyamto dan Ibu Dra. Hj. RA. Pudji Ediati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis lulus di Taman Kanak-Kanak Mergangsan Tamansiswa pada tahun 1989. Dari tahun 1989 hingga 1995 penulis masuk sekolah dasar di SD Negeri Perumnas 1 Condongcatur Depok Sleman . Pada tahun 1995 hingga 1998 penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 4 Depok Sleman. Dan pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan di SMU Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan lulus pada tahun 2001.

Pada tahun 2001 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian melalui Undangan Seleksi Masuk IPB.

(17)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan petunjuk dan kasih sayangNya, sehingga skripsi yang berjudul Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan Di Ko tamadya Jakarta Timur ini dapat terselesaikan dengan baik.

Selama melaksanakan penelitian hingga penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Dengan penuh ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini.

2 Bapak Dr. Ir. Andi Gunawan, MSc dan Bapak Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr. selaku dosen penguji atas saran dan masukannya.

3. Mama dan Bapak atas segala doa, cinta, kasih sayang, dukungan dan semangat yang besar dan tak pernah pernah henti-hentinya. Mb Angkin dan de’ Mala atas dukungan, canda dan motivasinya serta keluarga besarku atas doa, semangat, keteladanan yang menjadikan hidup lebih bermanfaat.

4 Dosen dan staf pengajar Departemen Arsitektur Lanskap yang telah membantu, memberi motivasi dan dukungan kepada penulis selama melaksanakan studi di IPB.

5. Pegawai Suku Dinas Pertamanan Pemerintahan Kotamadya Jakarta Timur. 6. Sahabat-sahabat yang telah memberikan arti lebih! dan berwarna dalam

menjalani hari -hari di IPB (Lanskap38 en Dwi Regina!). Kakak-kakak senior lanskap (..., 35, 36, 37) atas pengalamannya dan juga adek-adek kelasku (39, 40, 41) yang memberikan canda dan tawa.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namun sangat membantu selama proses penyusunan skripsi ini.

Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat di masa akan datang. Mohon maaf sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bogor, Januari 2006

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...i

DAFTAR GAMBAR... iii

DAFTAR LAMPIRAN...v

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 2

1.3. Kegunaan Penelitian... 2

1.4. Ruang Lingkup Penelitian... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Hijau ... 3

2.2. Jalur Hijau ... 3

2.3 Karakteristik Pohon... 5

2.4 Pengelolaan Pemeliharaan Pohon ... 5

2.5. Sistem Informasi ... 6

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 8

3.2. Alat dan Bahan... 9

3.3. Metode... 10

3.3.1. Pengumpulan Data Pohon di Lapang... 10

3.3.1.1. Inventarisasi dan Pengukuran Fisik Pohon ... 10

3.3.1.2. Penilaian Kondisi Fisik Pohon ... 11

3.3.2. Pemetaan Data Pohon... 16

3.3.3. Pengolahan Basisdata Pohon ... 16

3.3.4. Penyajian Hasil ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Inventarisasi Pohon ... 18

4.1.1. Pengukuran Fisik Pohon ... 18

4.1.2. Penilaian Kondisi Fisik Pohon ... 47

4.1.2.1. Kerusakan Hama dan Penyakit ... 47

4.1.2.2. Kerusakan Mekanik ... 52

4.2. Klasifikasi Obyek ... 56

4.3. Pengolahan Data ... 57

4.3.1. Pengolahan Database dengan ArcView... 57

4.3.2. Pengolahan Database dengan Excel ... 59

4.4. Penyajian Hasil ... 61

4.5. Manajemen Pemeliharaan ... 62

4.5.1. Manajemen Pemangkasan ... 62

4.5.1.1. Manajemen Pemangkasan Tinggi ... 62

4.5.1.2. Manajemen Pemangkasan Lebar Tajuk Pohon ... 63

4.5.2. Manajemen Kerusakan... 64

4.5.2.1. Manajemen Kerusakan Hama Penyakit... 64

4.5.2.2. Manajemen Kerusakan Mekanik ... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 71

(19)
(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Klasifikasi Kelas DBH... 10

2. Klasifikasi Kelas Tinggi ... 11

3. Klasifikasi Kelas Lebar Tajuk... 11

4. Kerusakan Hama Penyakit Tanaman pada Pangkal Akar dan Batang ... 12

5. Kerusakan Hama Penyakit Tanaman pada Cabang dan Daun... 12

6. Kerusakan Mekanik pada Pohon ... 14

7. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon pada 6 Jalur Hijau Jalan di Kotamadya Jakarta Timur... 18

8. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Matraman ... 19

9. Persentase dan Jumlah pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Matraman ... 21

10. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Matraman ... 21

11. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Otista... 22

12. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Otista ... 24

13. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Otista ... 24

14. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Dewi Sartika... 25

15. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Dewi Sartika ... 26

16. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Dewi Sartika ... 27

17. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ I Gusti Ngurah Rai ... 29

18. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di I Gusti Ngurah Rai ... 30

19. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ I Gusti Ngurah Rai... 30

20. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Pramuka ... 32

21. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Pramuka... 34

22. Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Pramuka ... 34

23. Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Pemuda... 36

24. Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Pemuda ... 38

(21)

26. Persentase Jumlah Pohon Berdasarkan Kelas Diameter Batang ... 42 27 Persentase Jumlah Pohon Berdasarkan Kelas Tinggi Pohon ... 43 28 Persentase Jumlah Pohon Berdasarkan Kelas Lebar Tajuk Pohon ... 45 29 Persentase Jumlah Pohon Berdasarkan Tingkat Kerusakan

Disebabkan Hama dan Penyakit di Tiap Jalan... 48 30 Bersentase Jumlah Pohon Berdasarkan Peringkat Kerusakan Mekanik

Di Tiap Jalan ... 53 31 Data Atribut Sistem Informasi Pengelolaan Jalur Hijau Jalan

(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1 Peta Lokasi Penelitian dalam Wilayah Kotamadya Jakarta Timur ... 8 2 Sketsa Pengukuran Tinggi Pohon Menggunakan Abney Level... 11 3 Bagan Kerangka Kerja ... 17 4 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Matraman ... 19 5 Jumlah dan Persentase Jenis Pohon di JHJ Matraman ... 20 6 Suasana pada Jalur Hijau Jalan Matraman ... 21 7 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista)... 22 8 Jumlah dan Persentase Jenis Pohon di JHJ Otista ... 23 9 Suasana Jalur Hijau Jalan Otto Iskandar Dinata ... 24 10 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Dewi Sartika ... 25 11 Jumlah dan Persentase Jenis Pohon di JHJ Dewi Sartika ... 26 12 Suasana Jalur Hijau Jalan Dewi Sartika... 27 13 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan I Gusti Ngurah Rai ... 28 14 Jumlah dan Persentase Jenis Pohon di JHJ I Gusti Ngurah Rai... 29 15 Suasana Jalur Hijau Jalan I Gusti Ngurah Rai ... 31 16 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Pramuka... 32 17 Jumlah dan Persentase Jenis Pohon di JHJ Pramuka... 33 18 Suasana Jalur Hijau Jalan Pramuka... 34 19 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Pemuda ... 35 20 Jumlah dan Persentase Jenis Pohon pada JHJ Pemuda... 37 21 Suasana Jalur Hijau Jalan Pemuda ... 38 22 Persentase Jumlah Pohon di Tiap Jalur Hijau Jalan... 39 23 Grafik Jumlah Jenis Pohon pada Keenam Jalur Hijau Jalan ... 40 24 Persentase Pohon Berdasarkan Kelas Diameter Batang ... 41 25 Grafik Persentase Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas DBH

(23)

29 Grafik Persentase Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas Lebar Tajuk Pohon di Tiap Jalan ... 46 30 Grafik Persentase Jumlah Pohon Berdasarkan Tingkat Kerusakan

Disebabkan Hama dan Penyakit ... 47 31 Grafik Persentase Jumlah Pohon Berdasarkan Tingkat Kerusakan

Disebabkan Hama dan Penyakit di Tiap Jalan ... 48 32 Belalang (Locusta migratoria) Berada Diantara Daun dan Tampak

Daun Berlobang karena Dimakan Belalang... 49 33 Ulat Dompolan Menyerang Daun dan Batang yang Mengakibatkan

Terlihat Bercak Berwarna Putih atau Hitam ... 50 34 a. Gejala Jamur Upas yang Menyerang pada Cabang Pohon; b. Gejala

Penyakit Embun Jelaga pada Pohon Akasia ... 51

35 Gejala Penyakit Karat Daun Berupa Tonjolan Semacam

Bisul pada Daun ... 52 36 Gejala Penyakit Kanker Batang yang Mengakibatkan Batang Pohon Kering dan Keropos Sehingga Membahayakan Bila Tumbang ... 52 37 Persentase Jumlah Pohon Berdasarkan Peringkat

Kerusakan Mekanik... 53 38 Persentase Jumlah Pohon di Tiap Jalan Berdasarkan Peringkat

Kerusakan Mekanik ... 54 39 Contoh Kerusakan Mekanik akibat Vandalisme yang ditemui

di Lapang... 55 40 Contoh Goresan pada Batang Pohon ... 55 41 Contoh Tampilan Sebaran Pohon Tepi Jalan di Jakarta Timur

dalam Tile Windows... 56

42 Menu Bar Tabel dalam ArcView Memberikan Kemudahan untuk

Updating Data ... 58 43 Database Jalur Hijau Jalan ... 59 44 Mengaktifkan Kolom AutoFilter ... 60 45 Hasil Tabel Analisa dari PivotTable... 61 46 Tampilan Atribut Database dengan MS Excel ... 61 47 Tahap Pemotongan Dahan Besar ... 64 48 Serangan Hama Penyakit yang Disebabkan oleh a. Ulat Dompolan

b. Ulat daun ... 65 49 Berbagai Pengendalian Hama Penyakit... 65 50 Kerusakan Mekanik yang Banyak Ditemui di Lapang

Seperti Graffiti dan Pemasangan Spanduk ... 68 51 Kerusakan Mekanik yang Banyak Ditemui di Lapang

Berupa Goresan dan Sayatan pada Kulit Batang Pohon... 69 52 Kerusakan Mekanik yang Ditemui di Lapang

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Contoh Tabel Data Penilaian dan Pengukuran Pohon

Jalur Hijau Jalan Matraman ... 77 2. Tabel Jumlah dan Jenis Pohon di Tiap Jalan... 78 3. Tabel Jumlah dan Persentase Pohon di Tiap Jalan Berdasarkan

Diameter Batang, Tinggi dan Lebar Tajuk Pohon ... 82 4. Tabel Jumlah dan Persentase Pohon Berdasarkan Diameter Batang

Tinggi dan Lebar Tajuk Pohon... 83 5. Tabel Jumlah dan Persentase Pohon di Tiap Jalan Berdasarkan

Kerusakan Hama Penyakit, Mekanik dan Total ... 84 6. Tabel Jumlah dan Persentase Pohon Berdasarkan Kerusakan

Hama Penyakit, Mekanik dan Total Kerusakan ... 85 7. Tabel Perhitungan HOK (Hari Orang Kerja) pada Tiap Jalan ... 86 8. Tampilan Pencarian Informasi dalam Arcview Menggunakan

Icon Identify... 88

9. Tampilan Pencarian Informasi dalam ArcView Menggunakan

Icon Theme Table... 89

10. Tampilan Database Pohon Jalur Hijau Jalan dalam MS Excel... 90 11. a. Tampilan dalam Menu Database Pohon Jalur Hijau Jalan,

b. Tampilan Informasi Pohon pada Jalan... 92 12. Tampilan dalam Menu Kategori Diameter Batang Pohon... 96 13. Tampilan Menu Picture... 93

(25)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota sebagai tempat untuk menampung segala aktivitas masyarakat, semakin lama akan semakin padat oleh berbagai kegiatan dengan segala fasilitasnya. Propinsi DKI Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia telah berkembang menjadi kota yang padat dengan penduduk dan kebutuhan akan tempat tinggal meningkat.

Pada saat ini kebutuhan masyarakat DKI Jakarta akan ruang terbuka hijau meningkat, dikarenakan adanya penurunan kualitas lingkungan perkotaan sebagai akibat tidak langsungnya aktivitas masyarakat. Menyadari kurangnya RTH di wilayah DKI Jakarta, sementara kebutuhan masyarakat Jakarta akan hal itu semakin tinggi maka keberadaan jalur hijau jalan sebagai salah satu bentuk RTH kota dinilai memiliki kontribusi yang cukup besar sebagai paru-paru kota. Tingginya aktivitas sirkulasi kendaraan mengakibatkan kemacetan lalu lintas, kebisingan, peningkatan suhu udara maupun pencemaran udara. Permasalahan yang lainnya adalah penampakan visual yang kurang menarik. Dengan demikian jalur hijau memiliki peranan yang sangat penting bagi lingkungan hidup perkotaan, yang dapat menciptakan lingkungan yang baik, sehat, indah, lestari dan berkesinambungan (Noor, 1990).

Salah satu bentuk hutan kota menurut Dahlan (1992) adalah jalur hijau dengan elemen utama pohon tepi jalan. Kehadiran pohon tepi jalan sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi pengguna jalan karena memiliki sifat fisiologis antara lain kemampuan meyerap polusi dan penghasil oksigen. Selain itu pohon memiliki sifat fisik yang dapat memberikan nilai estetika dari bentuk, tekstur, warna, aroma dan bagian lainnya.

Pembangunan yang lebih berpusat pada pembangunan fisik telah menyampingkan keberadaan Ruang Terbuka Hijau, khususnya jalur hijau jalan. Hal ini mempengaruhi kondisi fisik pohon dengan terlihatnya berbagai gejala kerusakan secara fisik dan visual. Gejala kerusakan ini akan mengurangi nilai fungsi dan estetis serta penurunan kondisi fisik pohon yang akan mempengaruhi kualitas lingkungan kota. Gejala kerusakan dan penurunan kondisi fisik pohon juga ditemui pada jalur hijau jalan di Kotamadya Jakarta Timur.

(26)

prasarana/sarana jalur hijau jalan serta tingkat intensitas kegiatan pemeliharaan beserta data lainnya yang terkait. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha pengendalian faktor pembatas yaitu ketersediaan informasi.

Masalah yang dihadapi Kotamadya Jakarta Timur dalam upaya pengelolaan pohon di jalur hijau adalah ketersediaan informasi mengenai pengelolaan jalur hijau khususnya pohon. Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Pohon di Jalur Hijau Jalan merupakan pedoman yang berguna untuk pertimbangan dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan Jal ur Hijau sehingga menghasilkan pola pengelolaan pemeliharaan yang lebih efisien dan lebih terarah.

1.2. Tujuan Penelitian

Menyusun dan merancang Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Pohon Pengisi Jalur Hijau Jalan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur.

1.3. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai sumber informasi positif khususnya pada Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur selaku pihak yang terkait sebagai pedoman dalam menentukan intensitas dan metode pengelolaan jalur hijau khususnya pohon serta dapat melengkapi data kegiatan manajemen.

1.4. Ruang Lingkup Studi

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka menurut Simonds (1983) memiliki kekuatan untuk membentuk karakter kota dan menjaga kelangsungan hidupnya. Tanpa keberadaan ruang terbuka di kota akan mengakibatkan ketegangan mental bagi manusia yang tinggal di dalamnya.

Ruang Terbuka Hijau pada dasarnya adalah ruang terbuka baik dalam bentuk area kawasan maupun dalam bentuk area memanjang atau jalur yang penggunaannya lebih bersifat terbuka tanpa bangunan. Ruang terbuka hijau pemanfaatannya lebih bersifat pengisian tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya (Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 tahun 1988).

Tujuan dibentuk atau disediakannya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perkotaan berdasarkan InMendagri No.14 tahun 1988, yaitu:

1. Meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan dan sebagai pengaman sarana lingkungan perkotaan

2. Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat

Menurut Hernowo dan Prasetyo (1989) RTH memiliki peran antara lain (a) sebagai paru-paru kota, penghasil oksigen (b) merupakan daerah peresapan air sehingga dapat mengurangi antrusi air laut (c) mereduksi dan menyaring polutan di udara (d) menurunkan tingkat kebisingan (e) ameliorasi (memperbaiki) iklim mikro (f) mengurangi erosi (g) tempat rekreasi (h) sebagai habitat satwa liar terutama burung.

2.2. Jalur Hijau

Simonds (1983) menyatakan bahwa karakter dan tingkat kelayakan untuk hidup dari sebuah kota sangat ditentukan oleh kondisi alamnya dan pengaturan ruang-ruang terbukanya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kemungkinan bentuknya berupa tepi laut, jalur biru, jalur hijau, taman kota dan area rekreasi dan lain-lain. Bentuk-bentuk jalur hijau dapat berupa jalan raya lintas, jalan raya yang berumput di tengahnya, koridor transportasi, lereng, jalan setapak, jalur jogging dan jalur sepeda. Boulevard yaitu jalur hijau yang memanjang menyusuri

(28)

kedua sisi jalan dan biasanya di tengah jalan terdapat taman bunga yang memanjang, yang membatasi dua jalur terpisah (Kunto, 1986).

Pada UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa jalur hijau diperuntukkan sebagai resirkulasi udara sehat bagi masyarakat guna mendukung kenyamanan lingkungan dan sanitasi yang baik. Jalur Hijau merupakan daerah hijau sekitar lingkungan pemukiman atau sekitar kota, yang bertujuan mengendalikan pertumbuhan pembangunannya, mencegah dua kota atau lebih menyatu, mempertahankan daerah hijau, rekreasi ataupun daerah resapan hujan, di daerah ini tidak diperbolehkan ada bangunan apapun (Daftar Istilah Dinas Pertamanan, 2001). Menurut Arifin (1993) jalur hijau jalan merupakan ruang terbuka hijau yang memanjang baik yang berada di sisi jalan mapun sebagai pemisah (median) jalan.

Penanaman jalur hijau jalan merupakan hal penting dalam merancang dan mengelola ruang serta memecah masalah (Booth, 1983). Vegetasi merupakan faktor penting dalam lingkungan sehingga pemilihan vegetasi harus disesuaikan untuk tujuan yang ingin dicapai dengan karakteristik vegetasi yang akan ditanam, terutama untuk penanaman jalur hijau di lingkungan perkotaan yang berada di lingkungan yang penuh polusi dan keadaan yang kurang mendukung. Pemilihan tanaman untuk suatu lanskap harus memperhatikan aspek agronomis, arsitekturis tanaman dan nilai identitas tertentu, misalnya tanaman langka, unik, eksklusif dan lain-lain (Nurisyah, 1991).

Pemilihan jenis tanaman ditentukan oleh kondisi iklim habitat dan areal dimana tanaman tersebut akan diletakkan dengan memperhatikan ketentuan geometrik jalan dan fungsi tanaman. Menurut bentuknya, tanaman dapat dikelompokkan menjadi tanaman pohon, perdu/semak, dan penutup permukaan tanah/groundcover. Persyaratan utaman yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis tanaman lanskap jalan (Ditjen Bina Marga, 1996), antara lain :

§ Perakaran tidak merusak konstruksi jalan § Mudah dalam perawatannya

§ Batang/percabangan tidak mudah patah § Daun tidak mudah rontok/gugur

(29)

2.3 Karakteristik Pohon

Pohon merupakan semua tumbuhan berbatang tunggal keras tegak dengan tinggi dewasa tidak kurang dari 6 meter (Kementerian Lingkungan Hidup, 2004). Menurut Society of American Foresters (1944) pohon didefinisikan sebagai tanaman berkayu yang memiliki bentuk yang jelas, batang yang tegak dan memiliki percabangan yang dapat didefinisikan dengan jelas dan secara umum memiliki tinggi minimal 4-5 m dan diameter batang 7-10 cm.

Tinggi pohon biasanya 9 m untuk pohon kecil, 9-18 m untuk pohon sedang dan di atas 18 m untuk pohon besar. Pohon yang normal memiliki 3 karakteristik standar yaitu sistem percabangan yang sime tris dan rimbun, bentuk daun yang menarik dan perakaran yang sehat (Pirone, 1972). Carpenter, Lanphear dan Walker (1975) mencirikan pohon dengan adanya batang tunggal yang mengarah ke atas dan pada umumnya lebih tinggi daripada shrub.

2.4 Pengelolaan Pemeliharaan Pohon

Menurut International Society of Arboriculture (2003) kerusakan pada pohon menggambarkan kondisi pohon dan potensi kerugian yang akan diterima, yaitu (a) Potensi kegagalan hidup pohon, (b) Potensi kehilangan serius akibat kegagalan hidup pohon. Pengelolaan kerusakan pada pohon dapat menurunkan atau mengurangi tingkat kerusakan. Pengelolaan dilakukan melalui pemeriksaan dan pemeliharaan kondisi pohon secara berkelanjutan. Untuk itu diperlukan pemetaan, pengukuran dan penilaian kondisi fisik pohon, serta dokumentasi. Komponen yang termasuk dalam sistem penilaian tingkat kerusakan antara lain: (a) Kerusakan yang tampak, misal pohon mati, percabangan; (b) Penyakit, misal busuk, luka dan retak; (c) Kecenderungan, terbagi menjadi dua yaitu kecenderungan alami dan tidak alami.

Faktor pendukung pengelolaan pohon selain bibit pohon dan seleksi spesies adalah pelaksanaan pemeliharaan. Pemeliharaan pohon tepi jalan terdiri dari pemangkasan, pemupukan, perlindungan hama dan penyakit, pengawatan dan penguatan, serta pengobatan luka dan lubang/rongga (Miller, 1988).

(30)

pohon, kontrol hama dan penyakit, penyiraman, kontrol kerusakan dan sebagainya (Pirone, 1972).

2.5 Sistem Informasi

Informasi didefinisikan sebagai data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai nyata atau bermanfaat bagi pengambilan keputusan pada masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Informasi ini memberikan manfaat jika sesuai dengan kebutuhan penerima, memiliki ketelitian dalam pengolahan data, tidak kadaluarsa (up to date), dan dapat digunakan secara efektif.

Menurut Budihar (1995) dalam Prahasta (2001) sistem informasi adalah

suatu sistem manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

Model dasar sistem informasi terdiri dari tiga komponen masukan, pengolahan data dan keluaran. Fungsi pengolahan data sering memerlukan data yang dikumpulkan dan yang telah diolah sebelumnya. Oleh karena itu pada model dasar sistem informasi ditambahkan media penyimpanan data (database), sehingga kegiatan pengolahan mempunyai data, baik baru maupun yang sudah disimpan sebelumnya.

Salah satu bentuk dari sistem informasi adalah Sistem Informasi Geografi. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi geografi (Aronoff, 1989). Sedangkan menurut Borrough (1983) dalam

Scholten dan Stillwel (1990), Sistem Informasi Geografi merupakan alat untuk mengumpulkan, menyimpan, menyajikannya kembali dengan baik, mentransformasikan dan menampilkan data spasial dari permukaan bumi.

Sistem Informasi Geografi mendeskripsikan obyek permukaan bumi dalam hal :

§ Spasial, yaitu data yang berkaitan dengan koordinat geografis (lintang, bujur, dan ketinggian)

§ Atribut, yaitu data yang tidak berkaitan dengan posisi geografis § Hubungan antara data spasial, atribut dan waktu

(31)

efisien memasukkan, menyimpan, memperbaharui, manipulasi, menganalisa dan menyajikan semua jenis informasi yang berorientasi geografis. Teknologi SIG mengintegrasikan pengoperasian database seperti pertanyaan dan analisis statistika dengan cara menampilkan secara khas dan menganalisis secara geografi dari suatu peta.

Ada empat komponen dalam menggunakan SIG, yaitu :

1. Perangkat keras (Hardware) merupakan komputer sebagai wadah untuk mengoperasikan SIG

2. Perangkat lunak (Software) dari SIG berfungsi untuk menganalisis informasi geografi

3. Data, dapat berupa data geografi dan data tabular yang dapat diperoleh melalui pengukuran langsung di lapang

4. Manusia, yang dapat mengatur sistem dan membangun rencana untuk mengaplikasikan masalah-masalah yang ada di dunia.

(32)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret 2005 sampai dengan November 2005. Lokasi penelitian berada di kawasan Kotamadya Jakarta Timur. Jakarta Timur terletak diantara 1060

49' 35''

Bujur Timur dan 060 10'

37''

Lintang Selatan. Secara administratif wilayah Jakarta Timur dibagi menjadi 10 Kecamatan, 65 Kelurahan, 673 Rukun Warga dan 7.513 Rukun Tetangga serta dihuni oleh Penduduk sebanyak 1.959.022.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Suku Dinas Pertamanan Jakarta Timur, saat ini terdapat 24 jalur hijau yang tersebar di 10 kecamatan, yaitu kecamatan Matraman, kecamatan Jatinegara, kecamatan Pasar Rebo, kecamatan Kramat Jati, kecamatan Pulo Gadung, kecamatan Cakung, kecamatan Ciracas, kecamatan Cipayung, kecamatan Makasar, dan kecamatan Duren Sawit.

Untuk lokasi penelitian meliputi 6 Jalur Hijau Jalan di Kotamadya Jakarta Timur, yaitu: Jalan Matraman, Jalan Otto Iskandar Dinata, Jalan Dewi Sartika, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Pramuka dan Jalan Pemuda.

PETA JAKARTA

2. Jalan Otto Iskandar Dianata 3. Jalan Dewi Sartika

4. Jalan Pramuka 5. Jalan Pemuda

(33)

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian dalam Wilayah Kotamadya Jakarta Timur Pemilihan keenam jalur hijau jalan tersebut didasarkan tipe jalan yang termasuk jalan utama di Wilayah Jakarta Timur dengan karakteristik jalan dan penggunaan lahan sekitar yang berbeda.

3.2. Alat dan Bahan

Data pendukung dalam penelitian adalah sebagai berikut : § Peta Rupa Bumi Indonesia

Peta rupa bumi yang digunakan adalah yang didalamnya sudah terintegrasi peta jalan, garis kontur, bangunan-bangunan utama, tata guna lahan (Land

use), serta atribut yang lainnya.

§ Data Pengelolaan Jalur Hijau Jalan Kotamadya Jakarta Timur.

Data pengelolaan Jalur Hijau Jalan diperoleh dari Suku Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur yang meliputi data-data sebagai berikut:

- Data Inventarisasi Prasarana dan Sarana Jalur Hijau Kotamadya

Jakarta Timur

- Program kerja Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur

Selain itu juga ditampilkan data primer yang mencakup:

- Foto-foto jalur hijau wilayah Kotama dya Jakarta Timur

- Data inventarisasi pohon jalur hijau Kotamadya Jakarta Timur

Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk mendukung pengolahan data, yang terdiri dari perangkat lunak (Software) dan perangkat

keras (Hardware).

- GPS (Global Positioning System) GARMIN etrexevst200 - Kompas

- Kamera digital NIKON - Scanner

(34)

T = (TAN (á) + TAN (â))*d 3.3. Metode

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei dan studi pustaka. Metode survei dilakukan dengan mengamati kondisi fisik pohon tepi jalan di Kotamadya Jakarta Timur, sedangkan studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai standart pemeliharaan pohon. Secara umum penelitian dibagi dalam 4 tahap, yaitu: (1) Pengumpulan data pohon di lapang, (2) Pemetaan data pohon, (3) Pengolahan basisdata pohon, dan (4) Penyajian akhir.

3.3.1. Pengumpulan Data Pohon di Lapang 3.3.1.1. Inventarisasi dan Pengukuran Fisik Pohon

Inventarisasi pohon dilakukan untuk mengetahui jenis dan jumlah pohon serta letak geografi (lokasi) titik pohon dengan menggunakan GPS. Untuk pengukuran fisik pohon dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut:

(1) Diameter batang setinggi dada atau Diameter at the Breast Height (DBH) Pengukuran dilakukan ±140-145 cm dari permukaan tanah dengan menggunakan DBHmeter. Data DBH yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam 4 kategori kelas (Tabel 1).

Tabel 1 Klasifikasi Kelas DBH Pohon

Kelas Kualifikasi Diameter (cm)

D1 Semai DBH < 10

D2 Tiang (kecil) 10 DBH < 30

D3 Hampir dewasa (sedang) 30 DBH < 60

D4 Dewasa (besar) DBH 60

Sumber : Daniel, Helms, Baker (1995)

(2) Tinggi Pohon

Pengukuran tinggi pohon dengan mengggunakan Abney Level untuk memperoleh sudut bawah dan sudut atas pohon. Tinggi pohon diperoleh melalui perhitungan dengan rumus, sebagai berikut:

Keterangan :

T : tinggi pohon (meter) á : sudut atas (o) â : sudut bawah (o)

(35)

d

á

â

Gambar 2 Sketsa Pengukuran Tinggi Pohon Menggunakan Abney Level

Data tinggi pohon yang diperoleh selanjutnya diklasifikasikan dalam 4 kategori.

Tabel 2 Klasifikasi Kelas Tinggi Pohon

Kelas Kualifikasi Tinggi (m)

T1 Semai (rendah) T < 1

T2 Pohon muda (sedang) 1 T < 6

T3 Tiang (tinggi) 6 T < 28

T4 Pohon tua/ Dewasa (sangat tinggi) T 28

Sumber : Daniel, Helms, Baker (1995)

(3) Lebar Tajuk

Lebar tajuk diukur menggunakan rollmeter. Data lebar tajuk yang diperoleh diklasifikasikan menjadi 4 kelas (Tabel 3).

Tabel 3 Klasifikasi Kelas Lebar Tajuk Pohon

Kelas Kualifikasi Lebar (m)

L1 Semai L < 2

L2 Kecil 2 L < 5

L3 Sedang 5 L< 9

L4 Besar L 9

(36)

3.3.1.2. Penilaian Kondisi Fisik Pohon

Penilaian kondisi fisik berdasarkan 2 kerusakan yaitu kerusakan hama dan penyakit tanaman, dan mekanik. Pengamatan kondisi fisik pohon yang dilakukan berdasarkan keadaan visual keseluruhan pohon dengan penekanan pada bagian pangkal akar yang berada di permukaan tanah, batang, daun dan percabangannya. Sistem penilaian pohon berdasarkan sistem skoring/nilai, sebagai berikut:

(1) Kerusakan yang disebabkan hama dan penyakit tanaman

Pengamatan kerusakan yang disebabkan hama dan penyakit tanaman dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Kerusakan hama dan penyakit pada pangkal akar di permukaan tanah dan batang (Tabel 4).

b. Kerusakan hama dan penyakit tanaman pada cabang dan daun (Tabel 6).

Tabel 4 Kerusakan Hama Penyakit Tanaman pada Pangkal Akar dan Batang

No Kerusakan Hama dan Penyakit Nilai

1 Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 0

2 Adanya kerusakan hama dan penyakit 1

3 Adanya jamur dan benalu 2

4 Batang kering/ lapuk; akar kering/ lapuk 3

5 Batang busuk; akar busuk 4

6 Gerowong/ keropos yang nampak 5

Sumber : Purnamasari (2003)

Tabel 5 Kerusakan Hama Penyakit Tanaman Pada Cabang dan Daun

No Kerusakan Hama dan Penyakit Nilai

1 Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 0

2 Adanya kerusakan hama dan penyakit 1

3 Adanya jamur dan benalu 2

4 Klorosis 3

5 Nekrosis 4

6 Percabangan lapuk 5

Sumber : Purnamasari (2003)

(37)

Tab = Ó (ni . .Pi) x 100% ni

Tcd = Ó (ni . .Pi) x 100% ni

dapat menunjukkan adanya serangan yang terlihat parah hingga pohon yang terkena dipengaruhi. Pada batang akar kering dan busuk menunjukkan serangan hama penyakitnya sudah parah hingga mengakibatkan pohon dalam kondisi kering ataupun busuk dan serangan ini sangat terlihat secara fisik. Kerusakan gerowong merupakan gejala kerusakan fisik lanjutan akibat akumulasi dari kerusakan lainnya dan ini mempengaruhi fisik poh on. Untuk gejala klorosis berupa perubahan warna daun menjadi kekuningan, bila terjadi kematian jaringan maka warnanya menjadi kecoklatan yang merupakan gejala nekrosis. Penilaian ini dilakukan pada tiap serangan, lalu ditentukan serangan yang paling parah indikasinya dan terlihat secara fisik pada pohon pada saat itu. Kemudian dilakukan penilaian pada serangan tersebut.

Pada penilaian yang didapat kemudian ditentukan intensitas kerusakan yang telah dibagi dalam 4 skala nilai, yaitu :

Ø Serangan kerusakan 0 – 25% : 0.25 Ø Serangan kerusakan 26 – 50% : 0.5 Ø Serangan kerusakan 51 – 75% : 0.75 Ø Serangan kerusakan 76 – 100% : 1.00

Menurut Purnamasari (2003) untuk menghitung tingkat kerusakan karena hama dan penyakit pada pangkal akar dan batang digunakan rumus:

Keterangan : Tab : Tingkat kerusakan hama-penyakit pada pangkal akar dan batang

Pi : Skala nilai intensitas kerusakan ni : Nilai

ni : Jumlah total nilai dari kerusakan hama dan penyakit pada pangkal akar dan batang

Sedangkan tingkat kerusakan hama dan penyakit pada cabang dan daun dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan : Tcd : Tingkat kerusakan hama-penyakit pada cabang dan daun Pi : Skala nilai intensitas kerusakan

ni : Nilai

(38)

Untuk menghitung total tingkat kerusa kan hama penyakit menggunakan rumus:

Keterangan :

Tingkat kerusakan hama dan penyakit yang telah diperoleh kemudian dikategorikan dalam peringkat sebagai berikut:

a. Peringkat 1 (tidak ada) : serangan 0% THPT < 15% b. Peringkat 2 (sedikit) : serangan 15% THPT < 30% c. Peringkat 3 (banyak) : serangan 30% THPT < 50% d. Peringkat 4 (sangat banyak) : serangan THPT > 50%

(2) Kerusakan Mekanik

Kerusakan mekanik merupakan kerusakan pada pohon yang disebabkan oleh kontak dengan benda-benda fisik (corat coret, gesekan, goresan, benturan dan sebagainya) yang dapat menimbulkan luka dan merusak visual dari pohon tersebut. Pengamatan yang dilakukan juga berdasarkan sistem nilai (Tabel 6).

Tabel 6. Kerusakan Mekanik pada Pohon

Sumber : Purnamasari (2003)

Pada penilaian kerusakan vandalisme berupa grafiti (corat-coret), pemasangan papan iklan dan spanduk, serta adanya warung atau pedagang kaki lima. Goresan berupa pelukaan pohon tapi belum terlalu dalam dibandingkan sayatan. Untuk sayatan berupa pelukaan pada kulit pohon yang dalam dan menimbulkan pembusukan.

No Kerusakan Hama dan Penyakit Nilai

1 Tidak ada kerusakan mekanik 0

2 Vandalisme 1

3 Sayatan 2

4 Goresan 3

5 Patah cabang 4

6 Tersambar petir/kendaraan 5

THPT = Tab + Tcd 2

THPT : Tingkat kerusakan hama dan penyakit pohon

Tab : Tingkat kerusakan hama dan penyakit pada pangkal akar dan batang

(39)

Tingkat kerusakan mekanik pada pohon dapat dihitung menggunakan rumus:

Keterangan : TM : Tingkat kerusakan mekanik pada pohon Pi : Skala nilai intensitas kerusakan

ni : Nilai

ni : Jumlah total nilai dari kerusakan mekanik pada pon

Tingkat kerusakan mekanik yang diperoleh kemudian dikategorikan dalam peringkat sebagai berikut:

a. Peringkat 1 (tidak ada) : serangan 0% TM < 15% b. Peringkat 2 (sedikit) : serangan 15% TM < 30% c. Peringkat 3 (banyak) : serangan 30% TM < 50% d. Peringkat 4 (sangat banyak) : serangan TM > 50%

Persentase kerusakan hama dan penyakit dan mekanik kemudian digunakan untuk memperoleh tingkat kerusakan total pohon dengan menggunakan rumus:

Keterangan : T : Total tingkat kerusakan pohon

THPT : Tingkat kerusakan hama dan penyakit pada pohon TM : Tingkat kerusakan mekanik pada pohon

Data tingkat kerusakan pohon yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan peringkat sesuai dengan metode Grey dan Deneke (1978) yang telah dimodifikasi:

a. Peringkat 1 (sangat baik)

Pohon sehat dan vigor. Rata-rata serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik 0% T < 15%. Sedikit atau tidak memerlukan tindakan perbaikan. b. Peringkat 2 (baik)

Pohon cukup baik. Rata-rata serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik 15% T< 30%. Memerlukan perbaikan.

c. Peringkat 3 (buruk)

Pohon kurang baik dan kurang sehat. Rata-rata serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik 30% T< 50%. Memerlukan banyak tindakan perbaikan.

T = THPT + TM 2

(40)

d. Peringkat 4 (sangat buruk)

Pohon dengan rata-rata serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik T> 50% atau terancam mati atau mati.

3.3.2. Pemetaan Data Pohon

Data hasil pengukuran lapangan dan data dari GPS dimasukkan ke dalam sistem SIG. Data spasial untuk plotting menggunakan sistem koordinat

UTM (Universal Tranverse Mercator) yang sesuai dengan koordinat peta rupa

bumi digital dari BAKOSURTANAL.

Hasil yang diperoleh dari pengamatan di lapang kemudian dipetakan menggunakan software ArcView 3.2 melalui titik pohon yang diambil menggunakan GPS. Pengemasan hasil pengamatan dalam SIG ini untuk memudahkan pengguna dalam mencari informasi.

Penyajian gambar peta daerah pengelolaan Jalur Hijau Jalan dengan menggunakan titik (point) data dari survey GPS sehingga membentuk jaringan digital yang sebelumnya (GPS) tersebut telah dikonversi kedalam tipe koordinat yang diinginkan. Peta dasar digital yang sudah terbentuk digunakan sebagai

background yang berfungsi sebagai referensi digital koordinat.

3.3.3. Pengolahan Basisdata Pohon

Pengolahan data spasial dilakukan dengan menggunakan ArcView 3.2. sedangkan pengelolaa n data atribut berupa angka dan huruf dengan program MS Excel. Link antara ArcView 3.2 dengan MS Excel, dilakukan dengan cara

save as type DBF 4 (dbase IV), sehingga dapat membaca data pada program

ArcView 3.2.

3.3.4. Penyajian Hasil

(41)

Gambar 3 Bagan Kerangka Kerja Menentukan Jalur Hijau Jalan sebagai

Lokasi Penelitian

Survei Lapang

Pengumpulan Data Pohon (Inventarisasi Jenis dan Titik Letak

Pohon)

Penilaian Kondisi Fisik Pohon (Penilaian Kerusakan Hama Penyakit

dan Mekanik)

Pemetaan Data Pohon

Pengolahan Basisdata

Analisis Pemeliharaan Pohon

(42)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Informasi Manajemen Pohon di Jalur Hijau Jalan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan informasi basis data mengenai sistem dan cara pengelolaan pohon khususnya pada jalan-jalan di Kotamadya Jakarta Timur dalam format digital yang dapat diakses secara cepat. Pada penyusunan sistem informasi diperlukan adanya kodefikasi yang mempermudah dalam pengenalan sehingga dilakukan pembuatan ID dari masing-masing jalur hijau jalan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Suku Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur, saat ini terdapat 24 jalur hijau yang tersebar di 10 kecamatan, yaitu kecamatan Matraman, kecamatan Jatinegara, kecamatan Pasar Rebo, kecamatan Kramat Jati, kecamatan Pulo Gadung, kecamatan Cakung, kecamatan Ciracas, kecamatan Cipayung, kecamatan Makasar, dan kecamatan Duren Sawit. Penelitian ini melakukan identifikasi pada 6 Jalur Hijau Jalan yang meliputi Jalan Matraman, Jalan Otto Iskandar Dinata, Jalan Dewi Sartika, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Pramuka dan Jalan Pemuda.

4.1 Hasil Inventarisasi Pohon 4.1.1 Pengukuran Fisik Pohon

Berdasarkan data yang diperoleh pada keenam jalan di Kotamadya Jakarta Timur terdapat 6803 pohon yang terdiri dari 32 jenis. Jumlah dan jenis pohon terbanyak terdapat pada Jalan Pemuda dan yang paling sedikit terdapat pada Jalan Dewi Sartika (Tabel 7).

Tabel 7 Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon pada 6 Jalur Hijau Jalan di Kotamadya Jakarta Timur

No Nama Jalan Spesies Pohon Jumlah Pohon

(43)

Titik awal pengamatan pohon

Nama Jalan Spesies Nama Lokal Nama Latin Pohon perjln Total

Angsana Pterocarpus indicus Willd 4

Matraman Kiri 4 Beringin Ficus benjamina L. 51 98

(MTR PL) Mahoni Swietenia mahogani Jacq. 40

Tanjung Mimusops elengi L. 3

Beringin Ficus benjamina L. 1

Dadap merah Erythrina crista-galli L 9

Glodokan Polyalthia longifolia Bent.&Hook.f 105

Matraman Median 8 Jatimas Cordea sebestiana 106 710 899

(MTR M) Kecrutan Spathodea campanulata P.B. 4

Krei payung Filicium decipiens Thw. 8

Mahoni Swietenia mahogani Jacq. 11

Tanjung Mimusops elengi L. 466

Angsana Pterocarpus indicus Willd 66

Matraman Kanan Beringin Ficus benjamina L. 22

(MTR PR) 5 Glodokan Polyalthia longifolia Bent.&Hook.f 1 91

Jatimas Cordea sebestiana 1

Mahoni Swietenia mahogani Jacq. 1

1 Jalur Hijau Jalan Matraman

Terletak dalam kawasan perkantoran di Kecamatan Matraman yang memiliki panjang sekitar 1800 m dengan luas 14000 m2. JHJ Matraman memiliki jumlah pohon sebanyak 899 pohon dengan 9 jenis pohon, yang tersebar dalam tiga bagian jalan, yaitu pendestrian kanan, median dan pendestrian kiri.

Pembuatan ID untuk Jalur Hijau Jalan Matraman yaitu MTR PL untuk Matraman pendestrian kiri, MTR M untuk Matraman median dan MTR PR untuk Matraman pendestrian kanan. Dasar penggunaan arah kanan dan kiri adalah dari perhitungan pohon yang dimulai dari arah Salemba atau Kantor Polisi Matraman.

Gambar 4 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Matraman

(44)

52.17%

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapang, dapat dilihat jalan Matraman pada MTR M memiliki jumlah dan jenis pohon yang paling banyak, yaitu 710 pohon dengan 8 jenis pohon. Untuk MTR PR mempunyai 91 pohon dengan 5 jenis pohon, sedangkan paling sedikit pada MTR PL yaitu 98 pohon dengan 4 jenis pohon (Tabel 8).

Jenis pohon didominasi oleh pohon Tanjung sekitar 52.17%, diikuti dengan pohon Jatimas dan pohon Glodokan yang memiliki jumlah pohon dengan selisih yang sedikit. Pohon Kecrutan memiliki jumlah yang paling sedikit yaitu sebesar 0.44% dan hanya terdapat pada bagian median jalan saja (Gambar 5).

Gambar 5 Jumlah dan Persentase Jenis Pohon di JHJ Matraman

Hasil pengukuran diameter batang pohon (DBH) di JHJ Matraman diperoleh bahwa kelas D1 memiliki jumlah yang paling banyak, yaitu pohon yang memiliki DBH < 10 cm sebesar 54.28% (Tabel 9). Pada bagian median jalan memiliki jumlah yang paling banyak, hal ini disebabkan pohon yang berada di median tersebut dalam kondisi masih kecil. Untuk pengukuran tinggi pohon, didapat jumlah pohon terbanyak pada kelas T2 (1 T< 6 m) sebesar 66.85%, sedangkan pada kelas T4 (T 28 m) hanya memiliki 1 pohon (0.11%) saja yaitu pohon Mahoni pada bagian pendestrian kiri. Pada klasifikasi lebar tajuk pohon diperoleh bahwa L2 memiliki jumlah paling banyak, yaitu 42.16%. Pada JHJ Matraman terdapat 1 pohon yaitu pohon Beringin (MTR PL) yang tidak diukur tinggi dan lebar tajuknya, karena pohon tersebut dalam kondisi yang sudah rusak parah. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut maka dapat dilihat bahwa

Jenis Pohon Jumlah

(45)

PL: Pendestrian Kiri PR: Pende strian Kanan M : Median

% 54.28 31.15 7.56 7.01 3.34 66.85 29.59 0.11 39.04 42.16 13.24 5.45 0.11

D1 : DBH < 10 cm T1 : T < 1 m L1 : L < 2 m

Jalan Kelas DBH Pohon Kelas Tinggi Pohon

Jalan

% 60.40 28.48 7.01 4.12 78.31 10.68 9.45 1.56 79.76 12.24 5.23 2.78

Peringkat 1 : tidak ada/ sangat sedikit ( 0% THPT/TM/Ttot <15%) Peringkat 2 : sedikit (15% THPT/TM/Ttot < 30%)

Peringkat 3 : banyak (30% THPT/TM/Ttot < 50%) Peringkat 4 : sangat banyak (THPT /TM/Ttot 50%)

Hama Penyakit Mekanik Total Kerusakan

PL: Pendestrian Kiri PR: Pendestrian Kanan M : Median

sebagian pohon di JHJ Matraman termasuk dalam pohon muda dengan tajuk kecil.

Persentase kerusakan hama dan penyakit pada pohon di JHJ Matraman termasuk tidak ada atau sangat sedikit (Tabel 10). Ini terlihat kerusakan hama dan penyakit berada di peringkat 1 dengan nilai sebesar 60.40%. Kerusakan mekanik berada pada peringkat 1 juga, yaitu 78.31%. Berdasarkan hal tersebut maka kondisi pohon JHJ Matraman termasuk dalam peringkat 1 (79.76%), ini menunjukkan bahwa pohon di JHJ tersebut dalam kondisi baik.

Tabel 9 Persentase dan Jumlah pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Matraman

Tabel 10 Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Matraman

(46)

Nama Jalan Spesies Nama Lokal Nama Latin Pohon perjln Total

Angsana Pterocarpus indicus Willd 111

Otista Kanan 4 Beringin Ficus benjamina L. 40 153

(PR) Glodokan Polyalthia longifolia Bent.&Hook.f 1

Nangka Artocarpus integra Merr. 1 297

Otista Kiri Angsana Pterocarpus indicus Willd 93

(PL) 3 Beringin Ficus benjamina L. 49 144

Tanjung Mimusops elengi L. 2

2 Jalur Hijau Jalan Otto Iskandar Dinata

JHJ Otto Iskandar Dinata atau lebih dikenal dengan Jalan Otista terletak di Kecamatan Kramat Jati yang memiliki panjang 2200 m dengan luas 8000 m2. Jalan Otista ini berada di kawasan pertokoan, dimana mobilitas kendaraan bermotor di jalan ini cukup tinggi dan lokasinya berada dekat dengan terminal Kampung Melayu menambah kepadatan kendaraan di jalan ini.

JHJ Otista memiliki jumlah pohon sebanyak 297 pohon dengan 5 jenis pohon yang tersebar dalam dua jalur, yaitu pendestrian kanan dan kiri dilihat dari arah awal perhitungan jumlah pohon dari terminal Kampung Melayu. Penggunaan ID untuk jalan ini adalah OTISTA PR untuk pendestrian kanan dan OTISTA PL untuk pendestrian kiri.

Gambar 7 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista)

Tabel 11 Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Otista Titik awal

(47)

68.69%

Berdasarkan dari jumlah pohon yang dimiliki oleh JHJ Otista terbagi menjadi dua bagian, pada OTISTA PR 153 pohon sedangkan OTISTA PL 144 pohon (Tabel 11). Pada jalan ini terdapat 5 jenis pohon saja, yaitu pohon Angsana, pohon Beringin, pohon Tanjung, pohon Glodokan dan pohon Nangka. Paling banyak jenis pohonnya adalah pohon Angsana sebesar 68.69% (Gambar 8), dengan persebaran terbanyak pada Otista PR sebanyak 111 pohon. Pada masing-masing bagian memiliki jenis pohon Angsana dan pohon Beringin, sedangkan pohon Glodokan dan pohon Nangka hanya pada OTISTA PR dan pohon Tanjung hanya dimiliki oleh OTISTA PL.

JHJ Otista pada hasil pengukuran DBH pohon (Tabel 12), didapat kelas terbanyak adalah kelas D3 (30 DBH <60) sebanyak 37.04%, sedangkan untuk kelas D1 memiliki jumlah paling sedikit (9.76%). Untuk kelas tinggi pohon terbanyak pada kelas T3 (6 T < 28) sebesar 75.42%. Pada jalan ini tidak terdapat pohon yang masuk pada kelas T1 dan T4, sedangkan kelas T2 terdapat 24.58%. Untuk klasifikasi lebar tajuk kelas L4 memiliki jumlah terbanyak yaitu sekitar 63.97% dengan dominasi pada bagian Otista PR. Ini menunjukkan bahwa pohon di JHJ Otista termasuk pohon tinggi dewasa dengan tajuk yang besar.

Persentase kerusakan hama dan penyakit pada pohon di JHJ Otista termasuk sedikit (Tabel 13). Ini terlihat kerusakan hama dan penyakit berada di peringkat 2 dengan nilai sebesar 50.84% yang menunjukkan serangan hama penyakit yang ada masih sedikit. Untuk kerusakan mekanik berada pada peringkat 3, yaitu 49.83% yang menunjukkan banyak terjadi kerusakan pada pohon berupa vandalisme, goresan, dan sayatan. Berdasarkan total kerusakan yang ada, JHJ Otista berada pada peringkat 2 dengan besar 50.17% yang

Jenis Pohon Jumlah

Angsana 204

Beringin 89

Tanjung 2

Glodokan 1

Nangka 1

(48)

D1 D2 D3 D4 *Ket T1 T2 T3 T4 *Ket L1 L2 L3 L4 *Ket

PL 15 42 69 18 0 39 105 0 7 37 22 78

PR 14 28 41 70 0 34 119 0 11 29 1 112

Tot 29 70 110 88 0 73 224 0 18 66 23 190

% 9.76 23.57 37.04 29.63 0.00 24.58 75.42 0.00 6.06 22.22 7.74 63.97

D1 : DBH < 10 cm T1 : T < 1 m L1 : L < 2 m

D2 : 10 DBH < 30 cm T2 : 1 T < 6 m L2 : 2 L < 5 m D3 : 30 DBH < 60 cm T3 : 6 T < 28 m L3 : 5 L< 9 m

D4 : DBH 60 cm T4 : T 28 m L4 : L 9 m

*Ket: Tidak diukur

Jalan Kelas DBH Pohon Kelas Tinggi Pohon Kelas Lebar Tajuk Phn

Otista

PL : Pendestrian Kiri PR : Pendestrian Kanan M : Median

% 29.63 50.84 13.47 6.06 1.01 43.77 49.83 5.39 18.86 50.17 28.96 2.02

Peringkat 1 : tidak ada/ sangat sedikit ( 0% THPT/TM/Ttot <15%) Peringkat 2 : sedikit (15% THPT/TM/Ttot < 30%)

Peringkat 3 : banyak (30% THPT/TM/Ttot < 50%) Peringkat 4 : sangat banyak (THPT/TM/Ttot 50%)

Hama Penyakit Mekanik Total Kerusakan

PL : Pendestrian Kiri PR : Pendestrian Kanan M : Median

menunjukkan kerusakan yang ada masih sedikit dengan kondisi pohon yang masih baik.

Tabel 12 Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ Otista

Tabel 13 Peringkat Keru sakan Pohon di JHJ Otista

(49)

Nama Jalan Spesies Nama Lokal Nama Latin Ó Pohon Ó perjln Total

Dewi Sartika Kanan 2 Beringin Ficus benjamina L. 20 37

(PR) Tanjung Mimusops elengi L. 17

Angsana Pterocarpus indicus Willd 3 99

Dewi Sartika Kiri 4 Beringin Ficus benjamina L. 16 62

(PL) Glodokan Polyalthia longifolia Bent.&Hook.f 1

Tanjung Mimusops elengi L. 42

3 Jalur Hijau Jalan Dewi Sartika

JHJ Dewi Sartika terletak di Kecamatan Kramat Jati dengan panjang jalan sekitar 4500 m dengan luas jalan 5000 m2. Jalan ini berada di kawasan pertokoan dimana bagian jalur pendestrian jarang terdapat jalur untuk penanaman pohon. Jumlah pohon yang ada relatif paling sedikit dari jumlah yang ada, yaitu 99 pohon dengan 4 jenis pohon. Jumlah pohon tersebut terseb ar pada pendestrian kanan (37 pohon) dan pendestrian kiri (62 pohon), yang dimulai dari arah Jalan Otista. Penggunaan ID untuk JHJ Dewi Sartika adalah DWS.

Gambar 10 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Dewi Sartika

Pada bagian DWS PR hanya memiliki 2 jenis pohon saja, yaitu pohon Beringin dan pohon Tanjung, sedangkan pada DWS PL selain kedua pohon tersebut juga terdapat pohon Glodokan dan pohon Angsana. Pada DWS PR kedua pohon yang ada memiliki selisih jumlah yang sedikit dan jumlah seluruh pohon yang ada terpaut jauh dengan DWS PL (Tabel 14).

Tabel 14 Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Dewi Sartika Titik start

(50)

36.36%

% 81.82 17.17 1.01 0.00 1.01 88.89 10.10 0.00 57.58 37.37 2.02 3.03

D1 : DBH < 10 cm T1 : T < 1 m L1 : L < 2 m D2 : 10 DBH < 30 cm T2 : 1 T < 6 m L2 : 2 L < 5 m D3 : 30 DBH < 60 cm T3 : 6 T < 28 m L3 : 5 L< 9 m D4 : DBH 60 cm T4 : T 28 m L4 : L 9 m

Jalan Kelas DBH Pohon Kelas Tinggi Pohon Kelas Lebar Tajuk Phn

Dewi Sartika

PL : Pendestrian Kiri PR : Pendestrian Kanan

Jumlah pohon terbanyak di Jalan Dewi Sartika adalah pohon Tanjung sebesar 59.6% yang diikuti dengan pohon Beringin sebesar 36.36% (Gambar 11). Kedua pohon ini ada di kedua jalur tanaman dengan jumlah banyak, sedangkan untuk pohon Angsana sebesar 3.03% dan pohon Glodokan sebesar 1.01% dimana keduanya hanya ditemui di DWS PL.

Gambar 11 Jumlah dan Persentase Jenis Pohon di JHJ Dewi Sartika

Berdasarkan dari data yang didapat kelas DBH pohon terbanyak terdapat pada kelas D1 sebesar 81.82%, sedangkan pada kelas D4 tidak terdapat jumlah pohon. Pada kelas tinggi pohon T2 memiliki jumlah pohon terbanyak yaitu 88.89%, sedangkan pada kelas T4 juga tidak terdapat pohon. Pada klasifikasi lebar tajuk pohon, kelas L1 memiliki jumlah terbanyak yaitu 57 pohon (57.58%), sedangkan pada kelas L3 (2.02%) dan kelas L4 (3.03%) tidak memiliki selisih yang banyak. Pohon pada JHJ Dewi Sartika dapat digolongkan pada pohon yang masih muda dengan diameter batang dan lebar tajuk yang masih kecil (Tabel 15).

(51)

Jalan

Dewi Sartika 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

PR 26 10 1 28 6 2 1 30 5 1 1

PL 39 14 9 53 5 4 48 13 1

Tot 65 24 10 0 81 11 6 1 78 18 2 1

% 65.66 24.24 10.10 0.00 81.82 11.11 6.06 1.01 78.79 18.18 2.02 1.01

Peringkat 1 : tidak ada/ sangat sedikit ( 0% THPT/TM/Ttot <15%) Peringkat 2 : sedikit (15% THPT/TM/Ttot < 30%)

Peringkat 3 : banyak (30% THPT/TM/Ttot < 50%) Peringkat 4 : sangat banyak (THPT/TM/Ttot 50%)

Hama Penyakit Mekanik Total Kerusakan

PL : Pendestrian Kiri PR : Pendestrian Kanan

Persentase kerusakan hama dan penyakit pada pohon di JHJ Dewi Sartika termasuk sangat sedikit atau tidak ada. Ini terlihat kerusakan hama dan penyakit berada di peringkat 1 dengan nilai sebesar 65.66%, sedangkan untuk kerusakan mekanik berada pada peringkat 1 juga, yaitu 81.82%. Hal ini menunjukkan kerusakan mekanik pada peringkat yang sangat sedikit. Berdasarkan total kerusakan yang ada, JHJ Dewi Sartika berada pada peringkat 1 dengan besar 78.79% yang menunjukkan kerusakan yang ada sangat sedikit dengan kondisi pohon yang sangat baik (Tabel 16).

Tabel 16 Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Dewi Sartika

(52)

4 Jalur Hijau Jalan I Gusti Ngurah Rai

JHJ I Gusti Ngurah Rai berada dalam Kecamatan Jatinegara dengan panjang sekitar 5900 m dengan luas jalan sebesar 25806 m2. Jalan ini memiliki 1887 pohon dengan 20 jenis pohon. Awal arah perhitungan titik pohon dari pertigaan Jalan Raya Bekasi – Cipinang. Penggunaan ID nama jalan yang dipakai adalah IGNR.

Gambar 13 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan I Gusti Ngurah Rai

Jumlah pohon JHJ I Gusti Ngurah Rai tersebar di tiga bagian jalan. Paling banyak dimiliki oleh median jalan (IGNR M) yaitu 995 pohon, sedangkan IGNR PR sebanyak 227 pohon dengan 14 jenis dan IGNR PL sebanyak 665 pohon dengan 8 jenis (Tabel 17). Pada median jalan I Gusti Ngurah Rai cukup luas sehingga banyak ditanami oleh pohon dan jenis semak-semak, ini menunjukkan jumlah pohon yang ada lebih banyak dibandingkan kedua bagian lainnya.

Jenis pohon didominasi oleh pohon Glodokan sebanyak 22.10%, sedangkan pohon Tanjung dan pohon Asam Londo memiliki selisih jumlah yang sedikit yaitu 17.84% dan 17.59%, kedua pohon tersebut banyak terdapat di bagian median jalan. Untuk pohon Mangga, pohon Mengkudu, pohon Saga, pohon Sengon, pohon Ketapang dan pohon Kupu-kupu memiliki jumlah yang paling sedikit, yaitu 1 pohon saja (0.05%). Pohon yang termasuk lainnya dalam gambar 11, yaitu pohon Randu, pohon Nangka dan pohon Trembesi yang memiliki jumlah 2 pohon, serta pohon dengan jumlah satu (Gambar 14).

(53)

22.10%

Tabel 17 Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ I Gusti Ngurah Rai

Nama Jalan Spesies Nama Lokal Nama Latin Pohon perjln Total

Angsana Pterocarpus indicus Willd 66

Asam Londo Pithecellobium dulce Bth. 1

Beringin Ficus benjamina L. 44

Glodokan Polyalthia longifolia Bent.&Hook.f 1

Ketapang Terminalia catappa L. 1

I Gusti Ngurah Rai 14 Kupu-kupu Bauhinia purpurea Linn. 1

(PR) Mahoni Swietenia mahogani Jacq. 101 227

Nangka Artocarpus integra Merr. 1

Randu Ceiba pentandra Gaertn. 1

Saga Adenanthera bicolor Moon. 1

Sengon Albisia chinensis Obs. 1

Tanjung Mimusops elengi L. 6

Trembesi/Ki hujan Samanea saman (Jacq.) Meer. 1

Waru Hibiscus tiliaceus L. 1

Angsana Pterocarpus indicus Willd 111

Asam Londo Pithecellobium dulce Bth. 331

Beringin Ficus benjamina L. 22 1887

Bungur/Ketangi Lagestroma speciosa Pers. 48

I Gusti Ngurah Rai 12 Dadap merah Erythrina crista-galli L 17 995

(M) Jatimas Cordea sebestiana 61

Mahoni Swietenia mahogani Jacq. 86

Mangga Mangifera indica L. 1

Mengkudu Guettarda speciosa L 1

Nangka Artocarpus integra Merr. 1

Waru Hibiscus tiliaceus L. 6

Tanjung Mimusops elengi L. 310

Angsana Pterocarpus indicus Willd 127

Beringin Ficus benjamina L. 61

I Gusti Ngurah Rai 8 Glodokan Polyalthia longifolia Bent.&Hook.f 416 665

(PL) Johar Cassia siamea Lamk. 36

Randu Ceiba pentandra Gaertn. 1

Tanjung Mimusops elengi L. 20

Trembesi/Ki hujan Samanea saman (Jacq.) Meer. 1

Waru Hibiscus tiliaceus L. 3

(54)

Hasil pengukuran DBH di JHJ I Gusti Ngurah Rai diperoleh bahwa kelas D2 memiliki jumlah paling banyak, yaitu 36.4%, sedangkan pada kelas D4 jumlah yang dimiliki paling sedikit. Pada JHJ I Gusti Ngurah Rai terdapat 12 pohon yang tidak dihitung kelas DBHnya (Tabel18). Untuk kelas tinggi pohon T3 memiliki jumlah yang paling banyak, yaitu 68.7%, hal ini menunjukkan sebagian pohon yang ada merupakan pohon tinggi. Pada bagian IGNR PR tidak terdapat pohon dalam kelas T1 dan T2, selain itu terdapat 29 pohon yang tidak dihitung ketinggiannya. Pada kategori kelas lebar tajuk L3 memiliki jumlah yang paling banyak, sebesar 29.8% yang termasuk dalam kategori lebar tajuk sedang. Dalam kategori lebar tajuk ini terdapat 38 pohon yang tidak dapat dihitung. Pohon yang tidak dihitung tersebut karena kondisi pohonnya masih terlalu kecil dan ada pula yang sudah mati.

Tabel 18 Persentase dan Jumlah Pohon pada Masing-masing Kelas di JHJ I Gusti Ngurah Rai

Tabel 19 Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ I Gusti Ngurah Rai

D1 D2 D3 D4 *Ket T1 T2 T3 T4 *Ket L1 L2 L3 L4 *Ket

Jalan Kelas DBH Pohon Kelas Tinggi Pohon

PR : Pendestrian Kanan M : Median

PL : Pendestrian Kiri

Jalan

% 83.62 8.74 3.92 3.71 90.14 6.31 1.70 1.85 87.92 7.63 2.28 2.17

Peringkat 1 : tidak ada/ sangat sedikit ( 0% THPT/TM/Ttot <15%) Peringkat 2 : sedikit (15% THPT/TM/Ttot < 30%)

Peringkat 3 : banyak (30% THPT/TM/Ttot < 50%) Peringkat 4 : sangat banyak (THPT/TM/Ttot 50%)

Hama Penyakit Mekanik Total Kerusakan

PR : Pendestrian Kanan M : Median

Gambar

Tabel 1  Klasifikasi Kelas DBH Pohon
Tabel 10  Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Matraman
Tabel 11  Penyebaran Jumlah dan Jenis Pohon di JHJ Otista
Tabel 13  Peringkat Kerusakan Pohon di JHJ Otista
+7

Referensi

Dokumen terkait

Since hepatic synthesis of triacylglycerols is not affected by the addition of gelatin to the diet [7], the lower levels of total free amino acids in liver of apoE − / − mice could

Pajak penghasilan t erkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOM PREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT.. TOTAL LABA (RUGI)

Kinerja merek dibangun oleh Top Of Mind, Asosiasi, Persepsi Kualitas, Merek Terbaik, Penetrasi, Merek yang digunakan (Merek yang Pernah Digunakan, Merek yang Paling sering

London: The Associated Board of The Royal Schools of Music, 1969.. Dyess,

Sehubungan dengan telah diadakannya evaluasi kualifikasi serta formulir isian dokumen kualifikasi untuk penawaran pekerjaan tersebut diatas yang saudara ajukan kepada Panitia

untuk KUKM Terjamin yang oleh karena sesuatu hal belum dapat memenuhi persyaratan ketentuan agunan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini dan atau belum mampu melunasi

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK

Karena Negara harus mewujudkan, menjamin, dan memelihara keberadaan otonomi perguruan tinggi, maka Negara TIDAK BOLEH LEPAS TANGGUNGJAWAB atas penyelenggaraan