• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesadaran Lingkungan Siswa di SMPN 11 Banjarbaru

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

B. Paparan Data Penelitian di SMPN 11 Banjarbaru

2. Kesadaran Lingkungan Siswa di SMPN 11 Banjarbaru

Kesadaran lingkungan merupakan suatu kondisi psikologis dari seseorang yang menyadari bahwa dalam berinteraksi dengan lingkungan terdapat permasalahan yang harus diatasi. Kesadaran lingkungan tidak akan terjadi apabila tidak adanya nilai-nilai peduli pada lingkungan dalam dirinya yang dapat membangkitkan kesadaran seseorang pada lingkungannya. Nilai-nilai yang sudah

diyakininya akan mengingtakan kesadaran seseorang terhadap lingkungan. Dengan demikian, tingkat kesadaran seseorang dengan nilai-nilai yang dapat diyakini tersebut memiliki peran tersendiri dalam membentuk tingkah laku pelestarian lingkungan. Atau dengan kata lain, nilai-nilai tersebut memiliki peran dalam meningkatkan kesadaran seseorang terhadap lingkungnnya, dan pada akhirnya akan memperkuat kemunculan tingkah laku pelestarian lingkungan. Tanggung jawab personal yang ditunjang oleh motivasi seseorang akan semakin menyadarkan tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab personal terhadap lingkungan, ia akan sulit untuk disadarkan mengenai lingkungan.

Kesadaran lingkungan siswa di SMPN 11 Banjarbaru terlihat dari kondisi lingkungan yang bersih, rapi, sejuk, dan asri. Berbagai fasilitas yang ada di SMPN 11 Banjarbaru menunjukkan bahwa fasilitas dijaga dengan baik. Hal ini disebakan karena siswa telah sadar akan lingkunganya.Kesadaran lingkungan siswa tercermin dari perilaku siswa yang membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak fasilitas yang telah disediakan dan melaksanakan tugas piket dengan baik. Sehingga kondisi kelas, toilet, musalla dan fasilitas lainnya terlihat bersih dan rapi.188

Gambar 4.3 Keadaan Sekolah yang Bersih dan Rapi

Berbeda halnya jika kesadaran lingkungan siswa kurang maka kondisi sekolah akan terlihat kotor dan tidak terawat. Meskipun sekolah menerapkan hukuman pengurangan skor kepada siswa yang membuang sampah sembarangan, namun jika tidak diikuti dengan kesadaran lingkungan dalam dirinya, maka akan ditemukan beberapa sampah berceceran di lingkungan sekolah.189

Gambaran mengenai kesadaran lingkungan siswa dapat dilihat dari berbagai aspek, karena kesadaran lingkungan dipengaruhi oleh berbagai hal seperti ketidaktahuan, kemanusiaan, dan gaya hidup. Dilihat dari aspek pertama yaitu ketidaktahuan, pada saat awal memasuki kawasan sekolah, telah banyak slogan-slogan yang menekankan kesadaran terhadap lingkungan.

Gambar 4.4 Slogan Sekolah

Selain itu, siswa baru yang bersekolah di SMPN 11 Banjarbaru tentunya telah diperkenalkan terhadap pemeliharaan lingkungan. Berbagai rangkaian kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) dilaksanakan berdasarkan pada visi sekolah yaitu menjadi sekolah berprestasi, berbudaya dan berwawasan lingkungan berdasarkan iman dan taqwa. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan MOS disesuaikan dengan visi tersebut. Triyadi menambahkan, “Melalui MOS, siswa dikenalkan

bahwa sekolah ini berbeda dengan sekolah lain karena sekolah ini adalah sekolah adiwiyata. Pertama kali yang dilakukan adalah menanamkan kecintaan pada kebersihan dan pemeliharaan lingkungan dengan program LISA (Lihat Sampah Ambil).190 Pada pelaksanaan pembelajaran pun menggunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu monolitik dan integratif. Hal ini tentunya semakin memberikan pemahaman kepada siswa tentang pemeliharaan lingkungan. Penerapan dua pendekatan tersebut akan lebih mempercepat penyampaian informasi tentang pemeliharaan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya slogan-slogan tentang kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan MOS yang diarahkan pada penanaman kecintaan terhadap kebersihan dan proses pembelajaran yang menggunakan dua pendekatan yaitu monolitik dan integratif tentunya siswa di SMPN 11 Banjarbaru memiliki pengetahuan tentang pemeliharaan lingkungan. Pengetahuan tersebut akan menumbuhkan kesadaran lingkungan siswa.

Aspek selanjutnya yang memengaruhi kesadaran lingkungan siswa adalah kemanusiaan. Kedudukan manusia sebagai bagian dari unsur-unsur lain yang tidak mungkin terpisahkan seperti dengan organisme lain, kelangsungan hidup manusia tergantung pula pada kelestarian ekosistem. Manusia harus menjaga keserasian hubungan timbal-balik antara mansuia dengan lingkungannya, sehingga keseimbangan ekosistem tidak terganggu. Pemeliharaan hubungan manusia dan lingkungannya dilakukan oleh siswa-siswi di SMPN 11 Banjarbaru dengan cara merawat tanaman dan tidak merusaknya. Selain itu, siswa-siswa juga bergiliran melaksanakan tugas piket berdasarkan jadwal yang telah dibagikan seperti

membersihkan kolam ikan air tawar dari lumut dan lain sebagainya. Kolam ikan yang bersih dari lumut membuat ikan dapat mendapatkan oksigen dengan lebih baik. Hal tersebut menggambarkan interaksi yang baik antara manusia dan lingkungannya. Sebagaimana dinyatakan oleh salah seorang siswa di SMPN 11 Banharbaru ketika menjalankan tugas piket, “Tidak ada yang berat dalam melaksanakan tugas piket. Hal itu sudah biasa. Kan memang tugas kita untuk menjaga lingkungan.”191

Gambar 4.5 Tugas Piket

Interaksi siswa-siswi SMPN 11 Banjarbaru dengan lingkungan sekolah seperti pada pepohonan, ikan, dan lain sebagainya, menggambarkan bahwa siswa-siswi SMPN 11 Banjarbaru menyadari kedudukannya sebagai bagian dari organisme yang kelangsungan hidupnya dipengaruhi oleh kelestarian ekosistem.

Aspek lain yang juga memengaruhi kesadaran lingkungan adalah gaya hidup. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat tentu memberikan pengaruh terhadap gaya hidup manusia. Keinginan untuk hidup nyaman, sejahtera, bahkan adanya keinginan serba mudah telah mengantarkan

191Amanda Qari Ardina, Siswa kelas VII, Wawancara (SMPN 11 Banjarbaru, 22 Maret 2017).

manusia pada upaya-upaya kreatif menciptakan berbagai teknologi. Perubahan gaya hidup ini adalah sesuatu yang wajar jika memberikan dampak yang positif. Namun, perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi yang digunakan secara tidak bijak akan memberikan dampak yang negarif kepada manusia.

Latar belakang geografis masyarakat juga turut memengaruhi gaya hidupnya. Masyarakat yang hidup di lingkungan perkotaan cenderung memiliki akses hidup yang lebih mudah dibandingkan mayarakat pedesaan. Perkembangan teknologi di daerah perkotaan juga lebih maju dibandingkan pedesaan. Hal ini turut memberikan konsekuensi berupa dampak ikutan, baik itu positif maupun negatif terhadap lingkungan hidup. Gaya hidup negatif masyarakat tentu akan memperparah rusaknya lingkungan hidup seperti, hidup yang konsumtif, keinginan serba mudah, keinginan untuk memperkaya diri sendiri dengan menghalalkan berbagai cara, dan lain sebagainya.

Kondisi SMPN 11 Banjarbaru yang berada di lingkungan pedesaan turut memberikan pengaruh terhadap kesadaran lingkungan siswa. Di samping itu, mayoritas orang tua siswa bekerja seabagi petani sehingga siswa-siswi SMPN 11 Banjarbaru tidak asing lagi dengan pemeliharaan lingkungan karena dalam rutinitas sehari-harinya, sebagian siswa memang bekerja membantu orang tuanya di sawah ataupun kebun sepulang sekolah atau pada hari libur.192 Oleh karena itu, kegiatan-kegitan pemeliharaan lingkungan dilaksanakan dengan penuh antusias oleh siswa. Khususnya pada mata pelajaran PLH, seperti pada materi pembuatan pupuk, siswa

192SMP Negeri 11 Banjarbaru, Profil Sekolah (Banjarbaru: Dokumen Sekolah, September 2015).

tidak takut kotor atau merasa jijik pada saat mencampurkan bahan-bahan pembuatan pupuk.193

Gambar 4.6 Pembuatan Kompos

Kesadaran lingkungan siswa juga tergambar dari keikutsertaan siswa secara sukarela menjadi anggota Pemandu Adiwiyata. Pemandu Adiwiyata merupakan sebuah perkumpulan yang terdiri dari siswa-siswi SMPN 11 Banjarbaru yang bertugas untuk memandu pelaksanaan kegiatan adiwiyata. Seperti menyambut kedatangan tim penilai adiwiyata dan sebagainya. Salah seorang anggota mengatakan keikutsertaannya menjadi Pemandu Adiwiyata merupakan keinginannya sendiri agar menambah pengalamannya untuk terlibat dalam berbagai kegiatan lingkungan hidup.194

Hal ini menujukkan bahwa siswa berusaha ikut andil dalam berbagai kegiatan pemeliharaan lingkungan. Keikutsertaan siswa pada berbagai program adiwiyata seperti pembudidayaan kolam ikan air tawar, pembibitan tanaman, panen

193SMP Negeri 11 Banjarbaru, Profil Sekolah (Banjarbaru: Dokumen Sekolah, September 2015).

194Febri Aulia, Anggota Pemandu Adiwiyata, Wawancara (SMPN 11 Banjarbaru, 22 Maret 2017).

kebun sekolah, pengolahan pupuk, pemeliharaan green hause, penanaman pohon, dan kegiatan-kegiatan lainnya secara aktif dan antusias telah menggambarkan kesadaran lingkungan siswa.