• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Kesadaran sejarah

Banyak para ahli sejarah mengemukakan tentang kesadaran sejarah. Ruslan Abdulgani, menyatakan bahwa kesadaran sejarah itu suatu sikap kejiwaan atau mental attitude dan state of mind yang merupakan kekuatan untuk ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah. Kesadaran sejarah mencakup pertama, pengetahuan tentang fakta sejarah hubungan kausalnya (sebab musabab antara fakta-fakta itu);

kedua, pengisian alam pikiran kita denga n logika, yaitu adanya hukum tertentu dalam sejarah; ketiga, peningkatan hati nurani kita dengan hikmah kearifan dan kebijaksanaan, untuk menghadapi dan bercermin kepada pengalaman-pengalaman masa lampau.71

Sedangkan menurut Soedjatmoko “ kesadaran sejarah merupakan suatu sikap jiwa dan cara untuk menghadapkan diri dengan kenyataan, dengan realitas sosial, dalam perspektif hari ini, di dalam perspektif hari lampau, tetapi juga dalam perspektif hari depan. Kesadaran sejarah juga mewujudkan kepribadian nasional. Kesadaran sejarah merupakan suatu orientasi intelektual, suatu sikap jiwa yang perlu untuk memahami secara tepat faham keperibadian nasional. Kesadaran sejarah itu membimbing manusia kepada pengertian mengenai diri

71 Ayatrohaedi (Ed.), Pemikiran Tentang Pembinaan Kesadaran Sejarah, Jakarta, Depdikbud, 1985, hlm. 40.

sendiri sebagai bangsa, pada self understanding of a nation, kepada persoalan

what we are, why we are. Kesadaran sejarah juga akan memberikan kemantapan dan kreativitas dalam membangun”.72 Menurut Kuntowijoyo : kesadaran sejarah merupakan usaha pemahaman bahwa seseorang itu termasuk bagian dari masa lampau, dibentuk oleh masa lampau dan masa itu mengutuh dalam masa sekarang.73

Menurut Sartono Kartodirjo; kesadaran sejarah ada pada semua orang seperti terwujud pada tindakan berziarah ke kuburan nenek moyang, melacak sisilah keluarga, mencari jejak pencurian dan sebagainya. Kesadaran sejarah menimbulkan kesadaran bahwa masa depan adalah bagian dari waktu, bagian dari dunia kita, maka ada proses-proses sejarah yang sama akan terjadi.74 Kesadaran sejarah mempunyai pengaruh higienis terhadap jiwa kita karena membebaskannya dari sifat serba percaya belaka. Kesadaran sejarah makin meningkat dengan memiliki pengetahuan sejarah. Historical Mindedness, suatu kemampuan untuk dapat membayangkan bagaimana suasana sejarah di masa lampau, bagaimana iklim kebudayaanya, sentimen-sentimen, ide- ide yang hidup, sistem kepercayaannya, gaya hidup, metalitas dan sebagainya.

Dari keseluruhan pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan, kesadaran sejarah adalah suatu kesadaran dalam diri seseorang untuk mau memandang masa depan berkaitan dengan masa lampau yang dapat diambil hikmahnya sebagai pijakan pada masa sekarang. Dengan kesadaran ini orang akan

72 Ibid., hlm. 40.

73 Ibid., hlm. 38.

lebih memahami bangsanya yang nantinya akan menumbuhkan kesadaran nasional.

Dari yang dikemukakan di atas maka fungsi kesadaran sejarah menurut Sartono Kartodirjo “pengalaman sejarah dapat digunakan untuk menghadapi krisis masa kini karena selalu ada persamaannya. Dengan begitu sejarah krisis masa kini dapat dipahami melalui perbandingan dengan krisis dalam masa lampau”.75 Dari sana tampak bahwa fungsi kesadaran sejarah adalah membuat seseorang dapat mengambil hikmah dan selalu bertindak berdasarkan pengalaman masa lampaunya, sehingga menurutnya masa lampau dan masa sekarang itu saling berkaitan, selain itu Sartono Kartodirjo menambahkan bahwa fungsi kesadaran sejarah itu adalah demi kesadaran nasional dimana dia mengatakan bahwa “kesadaran nasional berakar pada kesadaran sejarah yang dapat berfungsi sebagai sumber inspirasi kebangsaan nasional dan memperkuat kebangsaan Indonesia. Selain itu kesadaran sejarah memantapkan identitas nasional sebagai simbol solidaritas nasional.76 Sedangkan menurut Soejadmoko kesadaran sejarah diperlukan sebagai suatu cara untuk melihat realitas sosial yang dihadapi orang saat ini dengan segala problemnya bukan saja sebagai masalah- masalah moral yang memerlukan jawabannya atau tidak, putih atau hitam, melainkan supaya juga mampu untuk melihat masalah- masalah sosial termasuk segi moralitasnya, sebagai masalah- masalah historis yang memerlukan cara-cara penghadapan historis pula.77

75

Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi sejarah, Jakarta, Gramedia, 1992, hlm. 20.

76 Sartono Kartodirjo, dkk, Negara dan Nasionalisme Indonesia, Jakarta, Gramedia, 1995, hlm. 5.

Melihat fungsi kesadaran sejarah di atas maka perlulah bagi siswa calon penerus bangsa untuk memiliki kesadaran sejarah. Oleh karena itu perlu diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi kesadaran sejarah seseorang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor yang mempengaruhi kesadaran sejarah dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: faktor eksternal dan faktor internal.

1) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi kesadaran sejarah seseorang dari luar seperti yang dikatakan Sartono Kartodirjo dalam bukunya bahwa kesadaran sejarah dapat tumbuh bila seseorang melakukan wisata sejarah atau kunjungan ketempat-tempat sejarah, sebab dengan mengunjunginya maka dapat membangkitkan bayangan dari peristiwa sejarah yang dramatis dan merasakan peristiwa itu lebih dekat dengan mengunjunginya.78

Selain itu, kesadaran sejarah dapat tumbuh melalui menonton film tentang sejarah. Dengan menonton film sejarah maka seseorang tidak hanya melihat tetapi juga sekaligus dapat menghayati peristiwa itu dan dapat mengambil manfaat dari sana sehingga mereka tentu akan lebih menyenangi sejarah. Mengunjungi museum, berdiskusi dengan tokoh-tokoh sejarawan juga dapat meningkatkan kesadaran sejarah.

2) Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki kesadaran sejarah dari dalam dirinya yaitu motivasi dari dalam dirinya yang memang menyenangi sejarah, ingintahu lebih banyak tentang sejarah, dan dapat

mengetahui hikmah dari pelajaran sejarah, sadar bahwa masa lampau dan masa kini saling berkaitan dan pola peristiwanya dapat berulang. Menurut sartono kartodirjo “kesadaran sejarah makin meningkat dengan memiliki pengetahuan sejarah”. Historical Mindedness suatu kemampuan untuk dapat membayangkan bagimana suasana sejarah di masa lampau, bagaimana iklim kebudayaannya, sentimen-sentimen, ide- ide yang hidup, sistem kepercayaannya, gaya hidup mentalitas dan sebagainya.79 Dengan memiliki kemampuan itu yang didapatkan dari pengetahuan sejarah tentu saja akan menarik seseorang untuk mengetahui lebih banyak tentang sejarah dan timbul dalam dirinya kesadaran sejarah.

Berkaitan dengan kesadaran sejarah memungkinkan manusia memahami situasi sejarah dan mengkaji kecendrungan-kecendrungannya sebagai fenomena psikologis dan fenomena historis. Sebagai fenomena psikologis kesadaran adala h konstruksi pemahaman terhadap masa silam, sedangkan sebagai fenomena historis kesadaran sejarah adalah simbol monumental spiritual dan material.

Kesadaran sejarah bermula dari diri sendiri, meskipun sasarannya untuk memahami pandangan dari waktu dan orang lain yang berbeda dengan waktu sekarang. Kesadaran sejarah dituntut berpijak pada pemahaman kritis terhadap proses dinamika sejarah, yang oleh Soedjatmiko dikatakan bahwa pijakan itu merupakan etika akademik intelektual terhadap pemahaman masa silam. Kesadaran sejarah merupakan eksistensi yang dimiliki seseorang tentang kesejarahan.

Kesadaran sejarah sendiri memberikan sumbangan yang besar terhadap kesadaran diri siswa. Dirinya tidak lagi dipahami sebagai objek sejarah, melainkan sebagai subjek sejarah. Benda sejarah dipahami sebagai artefact yang dapat menjadi salah satu simpul sebagai salah satu yang berubah sejarah tidak hanya dilihat secara kronologis semata, melainkan juga dari dimens i prosesual dan kulturalnya. Dengan memahami perubahan secara konologis, prosesual dan struktural siswa dapat turut memahami keterlibatan manusia dalam proses sejarah.

3. Sikap Nasionalisme

Dokumen terkait