• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan Reproduksi a. Pengertian

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 37-44)

TINJAUAN PUSTAKA

E. Tinjauan Teori 3. Remaja

4. Kesehatan Reproduksi a. Pengertian

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (BKKBN, 2008).

Menurut Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994 Kesehatan Reproduksi adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (BKKBN, 2008).

Menurut FCI, 2000, kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dan kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman,

penyakit menular seksual (PMS) ter-masuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual (Rohmawati,2008).

b. Organ Reproduksi

Kata “reproduksi” tersusun dari dua kata yakni kata “re” bermakna kembali dan kata “produksi” bermakna perangkat / alat yang digunakan sebagai cara membuat generasi / keturunan (Yuntaq3, 2009).

1) Organ Reproduksi perempuan

c) Organ Reproduksi Eksternal Perempuan (1) MonsVeneris

Bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada perempuan dewasa ditutup oleh rambut kemaluan.

(2) Klitoris

Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada laki-laki. Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitfpada saat hubungan seks.

(3) Labia Mayora (Bibir Besar)

Berasal dari mons veneris bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayor terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks.

(4) Labia Minora ( Bibir Kecil)

Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada laki - laki. (5) Vestibulum

Bagian kelamin ini dibasahi oleh kedua labia kanan -kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum terdapat, muara vagina (liang

senggama), saluran kencing, kelenjar bartholini, dan kelenjar skene (kelenjar - kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis).

(6) Himen (Selaput Dara)

Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan himen merupakan tonjolan kecil yang disebut karunkule mirtiformis.

d) Organ Reproduksi Internal Perempuan (1) Vagina

Saluran musculo-membranasea (selaput otot) yang menghubungkan rahim dengan saluran luar, bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11 cm. Berfungsi sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.

(2) Rahim (Uterus)

Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecil diantara rektum ( bagian usus sebelum dubur ) dan di depannya terletak kandung kemih. Ruang rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besamya diatas.

(3) Tuba Fallopii

Tuba fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan kearah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Saluran ini bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Di ujungnya

terbuka dan mempunyai fibriae, sehingga dapat menangkap ovum saat terjadi pelepasan ovum (telur). Saluran telur ini merupakan saluran hasil konsepsi menuju rahim. Fungsi tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya pembuahan, menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada endometrium.

(4) Indung Telur (Ovarium)

Terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum nifudibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormon wanita yang paling utama. Saat lahir bayi perempuan mempunyai sel telur 750.000, umur 6-15 tahun sebanyak 439.000, umur 16-25 tahun sebanyak 159.000, umur 26-35 tahun sebanyak 59.000, umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan masa menopause semua telur menghilang.

(5) Parametrium (Penyangga Rahim)

Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya (Manuaba, 1999, p. 42-56).

c. Menstruasi

Adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Yang merangsang menimbulkan menstruasi adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan terjadilah menstruasi (Yuntaq3, 2009). Pada tiap siklus dikenal tiga masa utama, yaitu :

1) Masa haid, berlangsung selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran honnon-hormon ovarium paling rendah (minimum).

2) Masa proliferasi, sampai hari ke-14. Pada waktu itu endometrium tmbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari ke-12 dan ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

3) Masa sekresi, ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Di bawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel- sel desisua, terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

Proses terjadinya menstruasi, yaitu : pada tiap siklus menstruasi FSH (Follicle Stimulating Hormone) dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang dalam ovarium. Kemudian berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen mi menekan produksi FSH (Follicle Stimulating Hormone), sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan LH (Luteinising Hormone), dan menyebabkan folikel de graaf makin lama makin menjadi matang dan makin banyak berisi likuor follikuli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium yaitu menyebabkan endometrium tumbuh dan berproliferasi disebut dengan masa proliferasi (penebalan). Di bawah pengaruh LH (Luteinising Hormone) folikel de graaf menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium, dan kemudian terjadilah ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum di bawah pengaruh hormon-hormon LH dan LTH (Luteotropihc Hormone). Korpus luteum menghasilkan hormon progresteron. Progresteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar-kelenjar berkeluk-keluk dan

bersekresi disebut dengan masa sekresi. Bila tidak ada pembuahan korpus luteum berdegenerasi dan ini menyebabkan estrogen dan progesteron menurun, sehingga menimbulkan efek arteri yang berkeluk-keluk di endometrium. Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik (Sarwono, 2005,p. 98-131).

d. Mimpi Basah

Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi pematangan sperma didalam testis. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan melalui vas diferen kemudian berada dalam cairan mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung sperma ini akan keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa rangsangan yang nyata disebut mimpi basah.

e. Penyakit Menular Seksual

Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Akan beresiko tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih besar tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular PMS tidak tahu bahwa ia sudah tertular.

PMS tidak dapat dicegah hanya dengan :

1) Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual. 2) Minum jamu tradisional.

3) Minum obat antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seksual. PMS yang umum terdapat di Indonesia adalah :

7) Gonorrea

Kuman penyebabnya yaitu Neisseria Gonnorrhoeae. Masa inkubasi atau penyebaran kuman sekitar 2-10 hari setelah hubungan seks. Tanda-tandanya : nyeri pada saat kencing, merah, bengkak dan bernanah pada alat kelamin. Komplikasi yang timbul adalah infeksi radang pangguni, mandul, menimbulkan kebutaan pada bayi yang dilahirkan. Pemeriksaan yaitu dengan pewamaan gram.

8) Chlamidia

Disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini biasanya kronis, karena sebanyak 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri. Gejala yang ditimbulkan : cairan vagina encer berwama putih kekuningan, nyeri di rongga panggul, perdarahan setelah hubungan seksual. Komplikasi yang mungkin terjadi : biasanya menyertai gonore, penyakit radang panggul, kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian, infeksi mata pada bayi baru lahir, memudahkan penularan infeksi HIV. Tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adalah Elisa, Rapid Test dan Giemsa.

9) Sifilis.

Kuman penyebabnya adalah Treponema Palidum. Masa inkubasi tanpa gejala berlangsung 3—13 minggu, lalu timbul benjolan sekitar alat kelamin, disertai pusing, nyeri tulang, akan hilang sementara. Sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks muncul bercak merah pada tubuh yang dapat hilang sendiri tanpa disadari. 5-10 tahun penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Komplikasi pada wanita hamil antara lain : dapat melahirkan dengan kecacatan fisik seperti kerusakan kulit, limpa, hati dan keterbelakangan mental. Pemeriksaan dengan tes laboratorium untuk mendeteksi RPR (Rapid Plasma Reagent) dan TPHA (Trepanema Palidum Hemagglutination Assay).

10) Trikomonasiasis

Disebabkan oleh protozoa Trichomonas Vaginalis. Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : keluar cairan vagina encer berwama kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman. Komplikasi yang bisa terjadi : lecet sekitar kemaluan, bayi lahir prematur, memudahkan penularan infeksi HIV.Tes laboratorium untuk mendeteksi sediaan basah KOH. 11) Kutil kelamin

Disebabkan oleh Human Papiloma Virus. Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit seperti kutil besar disekitar alat kelamin (seperti jengger ayam). Komplikasi yang mungkin terjadi : kutil dapat membesar seperti tumor, bisa berubah menjadi kanker mulut rahim, meningkatkan resiko tertular HIV-AIDS. Tidak perlu mendeteksi laboratorium karena langsung dapat terlihat oleh mata biasa(Dianawati, 2003, 86-101).

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 37-44)

Dokumen terkait