• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Tinjauan Pustaka

5. Kesejahteraan Lansia

Kesejahteraan menurut Departemen sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, materiil, spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia secara pancasila. Kondisi sejahtera adalah keinginan semua orang, sejahtera ketika semua kebutuhan terpenuhi, sejahtera ketika dapat menyelesaikan masalah sosial yang dihadapi, sejahtera ketika dapat mengakses jaringan sosial untuk mengakses kesempatan sosial. Begitu banyaknya keinginan utnuk menjadi sejahtera. Kesejahteraan memiliki beberapa perspektif, yaitu: happiness (kebahagiaan), security (jaminan), Preferences (hak untuk memilih dan kesenangan), needs (kebutuhan), dessert (kontribusi dan penghargaan), dan

relative comparison34. Kesejahteraan individu dapat diukur secara obyektif

maupun secara subyektif. Kesejahteraan obyektif dapat diukur dengan kriteria standar dan indikator yang obyektif, telah diuji keabsahannya dan berlaku umum. Berdasarkan pada kesejahteraan obyektif maka kesejahteraan individu dapat dibandingkan dengan kesejahteraan individu lainnya berdasarkan kriteria dan indikator tertentu. Sedangkan kesejahteraan subyektif berkaitan dengan perasaan, persepsi, pengetahuan, dan pengalaman individu tentang kesejahteraan dirinya sendiri.

Kesejahteraan lansia bisa dimaknai secara subyektif maupun secara obyektif tergantung siapa yang melihatnya. Pemerintah memaknai kesejahteraan

Page | 41 lansia berdasarkan batas-batas yang ditentukan dan disepakati sebelumnya sedangkan berdasarkan masyarakat luas maupun lansia kesejahteraan lansia mempunyai arti yang berbeda-beda. Kesejahteraan lansia lebih berdasarkan pandangan hidup masing-masing orang. Kebutuhan dan keadaan setiap lansia berbeda-beda sehingga memunculkan deskripsi yang sifatnya ssubyektif. Program yang diberikan pemerintah untuk lansia kebanyakan memandang sejahtera untuk lansia secara umum yaitu apabila kebutuhan ekonomi dan kesehatan terpenuhi. Kesejahteraan menurut lansianya secara pribadi bisa berbeda dengan sudut pandang pemerintah. Bisa saja lansia sejahtera berdasarkan perhatian keluarga, bisa makan dan minum sehari dua kali, bisa membeli obat, bisa tidur nyenyak, dan masih banyak definisi sejahtera secara subyektif.

Menghadapi beragamnya jenis masalah kesejahteraan sosial, dengan konsep pemikiran yang tepat, penanganan kesejahteraan sosial dapat dilakukan secara proaktif melalui dua cara: preventif dan represif. Secara preventif, pembinaan pengembangan kesejahteraan sosial merupakan usaha sosial yang diarahkan kepada usaha-usaha pencegahan, pengembangan, dan perubahan-perubahan sosial yang terarah dan terencana dengan sasaran utama potensi dan sumber-sumber daya lingkungan sosial untuk kesejahteraan sosial keluarga. Penanaman motivasi hidup sangat penting bagi penumbuhan dan peningkatan kepercayaan diri, khususnya diperlukan untuk kelompok marjinal. Sedangkan usaha represif mengarah pada terciptanya kondisi sosial agar masyarakat yang menyandang masalah sosial kembali memiliki harga diri dan kepercayaan diri,

Page | 42

seperti penyandang cacat dan fakir miskin35. Pada kasus ini, lansia mendapat

kesejahteraan dengan 2 cara tersebut. Bagi lansia potensial usaha preventif lebih efektif karena mereka mendapatkan pegangan hidup dari bantuan yang diberikan pemerintah sebelum mereka harus meminta bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Sedangkan bagi lansia non-potensial usaha represif layak untuk mereka dapatkan karena meski mereka tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri namun mereka juga berhak mendapatkan kepercayaan diri dengan perlindungan yang diberikan.

Umumnya kesejahteraan yang terkait dengan kebijakan sosial memberikan prioritas perhatian pada wara masyarakat yang kurang sejahtera atau warga masyarakat yang mengalami masalah dalam memenuhi kebutuhan. Kelompok sasarannya tidak meliputi seluruh warga masyarakat (universal), akan tetapi warga masyarakat tertentu yaitu masyarakat yang mengalami masalah dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya atau dalam mewujudkan kebutuhan dasarnya36. Lansia adalah

salah satu bagian dari kelompok sasaran tersebut. Kesejahteraan lansia juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Meski lansia bukanlah kelompok yang produktif namun mereka juga bagian dari masyarakat yang berhak untuk merasa sejahtera. Kesejahteraan merupakan hak bagi semua orang begitu pula bagi lansia.

Kesejahteraan lansia adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dari lansia. Menurut Lilis Heri Mis Cicih (2005) dalam jurnal Demografi, kebutuhan lansia dapat dilihat dalam beberapa hal, yaitu kebutuhan fisik (pemeliharaan kesehatan, makanan bergizi, dll), kebutuhan mental/spiritual (bimbingan mental/spiritual, dorongan utnuk berkarya, dll), kebutuhan sosial

35

Nani Soedarsono, Pembangunan Berbasis Rakyat, Jakarta, Yayasan Melati Bhakti Pertiwi, 2000 hal.43

Page | 43 (lansia perlu wadah untuk membantu berekspresi, saling berkomunikasi antar lansia, kegiatan untuk mengisi waktu luang, kepedulian dari masyarakat, dsb), kebutuhan ekonomi (jaminan dalam pemenuhan kebutuhan dasar, perlu

pemberdayaan bagi lansia, dll)37. Kesejahteraan lansia bukan hanya terkait dengan

pemenuhan kebutuhan dasar namun juga pengakuan dalam kehidupan sosial agar mereka mendapat dukungan pula secara moril. Jadi, kesejahteraan lansia adalah kondisi terjaminnya penghidupan sosial, materiil, spiritual tanpa melupakan karakter dari lansia yang secara jasmani tidak sekuat waktu muda. Kesejahteraan lansia mempunyai standar yang berbeda dengan kesejahteraan pada umumnya karena kondisi fisik lansia yang sudah mulai menurun. Kebanyakan lansia yang menyadari kemampuan fisiknya akan lebih menekankan pada kegiatan spiritual agar merasa tenang pada masa tuanya.

Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi, kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan taraf

kesejahteraan38. Sejahtera kaum produktif berbeda dengan sejahtera menurut

sudut pandang lansia. Kesejahteraan lansia tidak mempunyai ekspektasi setinggi kesejahteraan kaum produktif. Ketika masih berumur produktif gadget canggih adalah kebutuhan penting untuk menunjang penampilan dan komunikasi sedangkan bagi lansia gadget bukanlah hal yang penting selama dia masih bisa bergurau dengan cucunya. Kesejahteraan lansia terpenuhi ketika secara ekonomi mereka bisa makan dan minum, secara kesehatan mereka tidak sakit-sakitan atau

37

Muhammad Mulia, Peranan Kelompok Lansia Terhadap Kesejahteraan Sosial Lansia, Tesis Program StudiMagister Studi Kebijakan Kelompok Studi Antar Bidang, 2009 hal25 dan 27 38 Zulaifati Shoimah, loc.cit.

Page | 44 ketika sakit mereka masih bisa berobat, secara sosial mereka masih bisa bersosialisasi dan diterima oleh lingkungannya, secara politik mereka diakui sebagai warga negara dan mendapatkan haknya sebagai warga negara.

Dokumen terkait