• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pengelasan

2.1.3 Keselamatan dan Kesehatan Dalam Pengelasan

Menurut Sriwidharto, (1996) untuk dapat terjaminnya keselamatan kerja las, maka hal-hal ini yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan :

1. Persiapan

a. Dalam persiapan pengelasan bukan hanya tukang las yang harus menyiapkan segala sesuatu tentang perlengkapan las tetapi yang lebih utama adalah persiapan lingkungan kerja yang diusahakan oleh pihak pengawas kerja ataupun pengawas instalasi, misalnya: meninjau apakah lokasi pengelasan layak untuk ditempati oleh tukang las selama melaksanakan pekerjaan pengelasan misalnya, apakah lokasi pengelasan panas sekali, bising sekali, letaknya cukup tinggi atau sangat tinggi, basah/lembab/becek atau diatas permukaan air yang bergelora, mengandung gas-gas yang mudah beracun, ditengah-tengah kerumnan/keramaian masa, didalam ruangan tertutup yang sempit/pengap dan selainnya. Dari semua kondisi tersebut tentukanlah langkah-langkah pengamanan yang dilakukan oleh pihak pengawas seperti: penyedian baju tahan panas oleh pekerja pengelasan, penyedian pelindung pendengaran, pelampung dan pelindung kedap air untuk

13

rambu-rambu peringatan, ventilasi dan blower pesuplai udara segar dan alat-alat keselamatan kerja lain.

b. Peralatan yang akan dilas

Peralatan yang akan dilas harus dipersiapkan sedemikian rupa supaya layak dilas artinya: peralatan telah dibebaskan dari tugas operasinya, telah dikosongkan dan dibilas, diperiksa lebih dulu kandungan gasnya yang berbahaya, menyediakan sarana ventilasi serta lampu penerangan 24 volt (jika pengelasan dilaksanakan dalam ruangan). Melindungi daerah pengelasan dengan tabir air/kabut dan selubung pengelasan jika (jika pelaksaan pengelasan diluar peralatan) dan jika pengelasan mendapat izin oleh pihak instansi atau pengawas. Tanpa persiapan ini pekerja dapat menolak melakukan pengelasan demi keselamatan dirinya sendiri, orang-orang disekitarnya dan peralatan itu sendiri.

c. Peralatan pengelasan

1. Mesin las atau transformer las harus dalam keadaan baik dan dapat mensuplai arus dan tegangan yang tidak selalu berubah dengan sendirinya, serta tidak sebentar-bentar rusak.

2. Kabel las harus tidak boleh cacat yang menyebabkan kebocoran busur nyala yang akibatnya dapat membahayakan bagi keselamatan instalasi dan personal. 3. Terminal-terminal kabel serta kutub-kutup harus dalam keadaan baik dan

4. Tangkai las dan kelam las harus dalam keadaan baik dan terpelihara. Tangkai las yang terkelupas akan menjadi tak terpegang lagi karena isolasi panasnya telah hilang dan suhu las yang sangat tinggi dapat merambat ke tangkai. 5. Rambu-rambu peringatan dan lembar/selubung pelindung busur nyala listrik

dipersiapkan sesuai kebutuhan dan keadaan lingkungan.

6. Alat pengatur arus yang portable(dapat dijinjing) dan harus menujukkan arus yang sebenarnya.

d. Peralatan bantu

1. Botol-botol acetylene, propan, zat asam harus masih dalam masa berlakunya pemeriksaan dan uji tekan yang terakhir oleh departemen tenaga kerja.

2. Katup pengurang tekanan (reducing valve) harus masih berfungsi dengan baik.

3. Selang-selang gas dan zat asam tidak boleh cacat yang mengakibatkan kebocoran gasacetylene/propan.

4. Brander-brander/obor potong harus dala keadaan baik dan terawat.

5. Gerinda las harus masih baik. Mata gerinda harus sesuai dengan pemakaian serta dipasang pada mesin pemutar dengan putaran yang sesuai dengan spesifikasi batu gerinda.

15

e. Peralatan keselamatan perorangan

1. Baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari katun. Bahan-bahan seperti tetoron, dacron, nylon, danpolyesterlainnya tidak tepat untuk dipakai pekerja panas, karena percikan las dapat membakar kain tersebut secara cepat. 2. Topi pet katun yang dapat diputar kebelakang untuk pemasangan topeng las. 3. Topeng las (pelindung mata dan muka) yang baik dan tepat guna. Untuk

pengelasan titik dapat dipakai topeng yang bertangkai, sedang untuk pengelasan biasa dapat menggunakan topeng yang dilekatkan di kepala.Pada topi las harus diperlengkapi dengan 2 macam kaca pelindung yang masing- masing hitam dan bening. Pelindung mata yang bening dimaksudkan untuk melindungi mata dan sekaligus melihat selagi pelakasana melakukan penggerindaan, sedang yang hitam dimaksudkan untuk melindungi mata dari radiasi panas busur nyala juga radiasi yang cukup intensif dari sinar-sinar ultraviolet dan infra merah. Bahan dari kacamata las (goggles) dapat terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa yang dilapisi kobalt untuk melindungi bahaya radiasi gelombang elektromagnetik non ionisasi dan kesilauan atau lensa yang terbuat dari kaca yang dilapisi timah hitam untuk melindungi dari radiasi gelombang elektromagnetik dan mengion.

4. Sarung tangan kulit (untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan). 5. Selongsong kaki (sleeve) yang terbuat dari kulit.

6. Sepatu las.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pengelasan harus sesuai dengan prosedur pengelasan (WPS/welding procedure specification) yang telah disetujui. Percikan api pengelasan dapat membahayakan lingkungan sekitar lokasi pengelasan, maka sekitar lokasi harus dilindungi dengan tabir air atau kabut serta lantai dibasahi untuk mematikan percikan las yang berjatuhan dan masih membara.

Pengelasan tidak boleh dimulai sebelum ada lampu hijau dari pengawas instalasi (dalam halnya pengelasan untuk perbaikan/pemeliharaan), mengingat persiapan-persiapan pengamanan perlu dilakukan sebelum pengelasan. Persiapan tersebut meliputi, kandungan gas (testening), purging atau pembilasan, pengucilan (isolation) peralatan yang akan dilas dan lain-lain.

Jangan mengelas langsung pada permukaan yang berlapiskan cat, karena disamping hasilnya buruk akibat cat tersebut juga berbahaya bagi pekerja akibat terhirup gas yang berasal dari terbakarnya cat tersebut.

2.1.3.2 Kesehatan dalam Pengelasan

Yang terpenting harus dilindungi dalam pengelasan adalah keselamatan indera penglihat/mata, alat pernafasan/paru-paru dan kulit. Pandangan langsung tanpa kaca mata las dapat dilakukan pada jarak 15,24 m atau 50 kaki dari sumber busur nyala. Walaupun memakai kaca mata las, namun jika nomornya tidak memadai maka pekerja akan akan mengalami kepedihan yang hebat (seperti biji mata penuh dengan pasir-pasir yang tajam)(Sriwidharto, 1996).

17

Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah alat pernafasan. Pengelasan selain menghasilkan gas pelindung (shielding gas) yang berasal dari lapisan luar elektroda (coating), juga gas-gas hydrogen, ozon dan lain-lain yang jika terhirup dalam waktu panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah. Jika pelaksanaan las dilaksanakan diruang tertutup, maka guna melidungi pernafasan pelaksana, pada ruangan tersebut disediakan lubang ventilasi dan diperlengkapi dengan blower pensuplai udara segar dari luar (Sriwidharto, 1996).

Selanjutnya kulit muka, lengan dan kaki harus pula dilindungi dari panas radiasi ultra ungu yang mengakibatkan kulit terbakar. Rasa kulit terbakar radiasi suhu panas dan ultraviolet adalah pedih dan panas.

Dokumen terkait