• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL MAGANG

E. Keselamatan Kerja

1. Keselamatan Kerja Boiler

Di P.T. Pura Barutama menggunakan boiler sebagai pembantu dalam proses produksi. Penggunaan boiler yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan kerugian berupa peledakan. Untuk mencegah terjadinya peledakan maka P.T. Pura Barutama telah melakukan berbagai upaya antara lain :

a. Melaksanakan instruksi kerja pengoperasian boiler dengan benar b. Mengeluarkan surat izin keselamatan kerja (safety permit) saat

pembersihan tangki boiler.

c. Melakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala terhadap suhu dan tekanan.

d. Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran seperti : APAR, hydrant, dan tujuh mobil pemadam kebakaran.

commit to user 2. Keselamatan Kerja Bahan Kimia

Dalam proses produksi di pabrik banyak menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya, seperti toluene, melamin, etil asetat, tinta, dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan keracunan apabila tertelan dan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah penyediaan dan sosialisasi MSDS, pemasangan rambu-rambu tanda bahan kimia berbahaya, serta mewajibkan pemakaian APD berupa masker dan safety gloves.

3. Komunikasi Keselamatan dan kesehatan Kerja

Banyak tenaga kerja yang belum mengerti tentang keselamatan dan kesehatan kerja padahal kecelakaan yang sering terjadi ditimbulkan oleh pekerja itu sendiri. Untuk meminimalisir peristiwa tersebut maka diperlukan peran managemen untuk mengkomunikasikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Komunikasi K3 dapat berupa :

a. Pemasangan poster atau spanduk K3

Pemasangan poster atau spanduk K3 di tempat kerja merupakan suatu media yang komunikatif. Poster atau spanduk ini berisi himbauan atau pesan untuk bekerja aman dan selamat. Di P.T. Pura Barutama telah terpasang berbagai macam poster dan spanduk. Dengan adanya poster dan spanduk diharapkan para pekerja selalu waspada terhadap bahaya serta dapat berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. Poster dan spanduk yang terpasang juga selalu ditinjau keadaan fisiknya dan

commit to user

apabila kondisinya sudah kotor, rusak atau tidak layak maka akan segera diganti.

b. Induksi K3

Setiap pekerja baru, tamu, kontraktor, pelanggan maupun pemasok yang akan memasuki wilayah P.T. Pura Barutama akan diberikan induksi tentang peraturan keselamatan dan kesehatan kerja oleh pihak sekretaris K3 unit. Kegiatan ini dilaksanakan agar mereka mengerti tentang bahaya yang ada di perusahaan sehingga mereka mengetahui cara aman agar terhindar dari bahaya tersebut. Setelah mereka mengerti akan peraturan tersebut, barulah mereka diberikan alat pelindung diri sesuai dengan tempat yang akan mereka kunjungi. 4. Ijin Kerja

Adalah suatu izin kerja yang diberikan pada tenaga kerja pada suatu tempat khusus yang mempunyai potensi bahaya yang tinggi sehingga membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai skill khusus dan membutuhkan peralatan dan standar khusus.

P.T. Pura Barutama menetapkan empat jenis pekerjaan yang digolongkan pekerjaan yang beresiko tinggi, antara lain area mudah terbakar, bertegangan tinggi, bekerja di ketinggian, dan bekerja di area terbatas (kadar oksigen kurang).

Sebagai penaggungjawab pelaksanaan surat ijin keselamatan kerja

(Safety permit) sebagai berikut :

commit to user

pengamanan keselamatan operasional dan kebersihan area kerja. b. Pimpinan unit kerja pelaksana pekerjaan bertanggung jawab terhadap

pengamanan keselamatan pelaksanaan dan kebersihan area kerja. Penandatanganan ijin kerja (Safety Permit) dilakukan oleh manager teknik yang bersangkutan.

5. Inspeksi Keselamatan Kerja

Inspeksi Keselamatan kerja bertujuan unruk mencari dan menganalisa sumber yang berpotensi sebagai penyebab kecelakaan baik yang ditimbulkan oleh kondisi dari instalasi maupun pelaksanaan kerja yang tidak standar, sehingga dapat diambil langkah awal dalam pengendaliannya.

Adapun jenis inspeksi keselamatan kerja yang diterapkan di P.T. Pura Barutama adalah

a. Periodical inspection

Merupakan inspeksi berkala, yang mencakup semua aspek sesuai lokasi yang dijadwalkan

b. Intermitten inspections

Inspeksi ini dilakukan setiap saat, serta pemilihan lokasi yang tidak dijadwalkan.

c. Routine inspections

commit to user

d. Special inspections

Inspeksi ini dilakukan pada saat tertentu, misalkan pada saat konstruksi baru, instalasi yang akan digunakan ataupun setelah kejadian.

e. Critical items inspections

Merupakan inspeksi instalasi kritis yang dapat berakibat masalah atau kerusakan besar misalkan mesin, peralatan, proses dan lain-lain.

6. Investigasi kecelakaan

Kegiatan investigasi dilakukan setiap terjadi kecelakaan (accident). Kegiatan investigasi bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya

accident. Investigasi dilakukan paling lama 2 x 24 jam dan pelaporannya

dilakukan setelah terjadi accident. Pelaksanaan investigasi dilakukan oleh ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.

7. APD

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secara teknis alat pelindung diri tidaklah dapat melindungi tubuh secara sempurna terhadap paparan potensi bahaya. Namun alat pelindung diri akan dapat mengurangi tingkat keparahan dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).

Syarat alat pelindung diri adalah:

commit to user

terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan.

b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang berlaku. c. Efisien, ringan dan nyaman dipakai.

d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan. e. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.

Kelemahan-kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri : a. Tidak enak dipakai atau kurang nyaman.

b. Sangat sensitif terhadap perubahan waktu. c. Mempunyai masa kerja tertentu.

d. Dapat menularkan penyakit apabila digunakan secara bergantian. Alat pelindung diri yang diwajibkan di P.T. Pura Barutama adalah sebagai berikut :

a. Pelindung Kepala

Untuk melindungi kepala terhadap benturan kemungkinan tertimpa benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. Jenis-jenis alat pelindung kepala yang digunakan di P.T. Pura Barutama terdiri dari :

(1) Safety helmet berbahan plastik. Digunakan untuk melindungi

kepala dari kejatuhan barang, safety helmet berbahan plastik banyak digunakan di unit bangunan.

(2) Kerudung Kepala (Hood ) Digunakan untuk melindungi produk agar tetap bersih dan tidak terkontaminasi dengan rambut serta

commit to user

melindungi seluruh kepala terhadap kotoran debu yang berasal dari debu ataupun bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu kesehatan karyawan.

b. Pelindung Mata

Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, percikan api, bahan kimia dan cahaya yang menyilaukan. Pelindung mata yang diberikan pada pekerja berupa

safety goggles yang dipakai pada saat melakukan pekerjaan mengelas

dan daerah berdebu maupun untuk perbaikan pada alat lain yang mengandung bahan kimia yang berbahaya.

c. Pelindung Telinga

Pelindung telinga digunakan untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap. Pelindung telinga yang diberikan adalah ear plug dan ear muff yang dipakai di daerah yang memiliki intensitas kebisingan yang tinggi. d. Pelindung Pernapasan

Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat membahayakan karyawan. Masker yang diberikan berbeda sesuai dengan faktor bahaya yang ada di lingkungan kerjanya. P.T. Pura Barutama menggunakan masker jenis :

commit to user (1) Masker kain

Dipakai di tempat kerja dimana terdapat debu pada ukuran lebih 10 mikron.

(a) Masker dengan filter untuk debu

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 mikron sebanyak 98%. Di pakai pada saat memasuki area yang berdebu.

(b) Masker dan filter untuk debu dan gas

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan gas asam, uap solvent, fumes, asap dan kabut. Di pakai pada saat memasuki area berdebu dan mengandung gas-gas yang dapat mengganggu kesehatan.

e. Pakaian Kerja

Pakaian kerja yang dipakai di P.T. Pura Barutama adalah jenis apron kain yang berfungsi agar produk tetap bersih selain itu pakaian jenis apron ini juga berfungsi untuk keamanan.

f. Pelindung Kaki

Pelindung kaki yang diberikan adalah safety shoes yang terbuat dari karet. Pelindung kaki ini hanya digunakan di area kerja, setelah selesai bekerja maka sepatu tersebut disimpan lagi pada tempatnya. g. Sarung Tangan

commit to user

yang dipergunakan saat memperbaiki mesin. Dan sarung tangan kain yang digunakan pada saat pengadukan bahan.

h. Sabuk Pengaman (safety belt)

Sabuk pengaman diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan di atas ketinggian untuk mencegah terjadinya bahaya terjatuh.

8. Sarana pemadam kebakaran a. Mobil Pemadam Kebakaran

Untuk mengendalikan potensi bahaya kebakaran, maka PT. Pura memiliki sarana pemadam kebakaran, yaitu sebagai berikut :

1) Mobil Pemadam Kebakaran

P.T. Pura Barutama memiliki 7 buah kendaraan pemadam kebakaran

a) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1980 HB kapasitas 3500 liter air.

b) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1976 JB kapasitas 22000 liter air.

c) Kendaraan jenis Cold Diesel dengan nomor polisi K 1974 JB kapasitas 3000 liter air.

d) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1956 HB kapasitas 3500 liter air.

e) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi B 9693 NU kapasitas 11000 liter air.

commit to user

f) Kendaraan jenis Truck dengan nomor polisi K 1973 JB kapasitas 4000 liter air.

g) Kendaraan jenis Truck dengan nomor polisi K 1959 HB kapasitas 5000 liter air.

b. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Alat pemadam api ringan merupakan alat pemadam yang digunakan untuk memadamkan api ketika masih dalam skala kecil. Kalasifikasi penggunaan APAR harus disesuaikan dengan asal penyebab kebakaran. Misalkan kebakaran pada mesin produksi, APAR yang digunakan tidak boleh berasal dari dry chemical karena

dry chemical bersifat korosif terhadap logam. APAR yang sesuai

yakni AF-11 yang dapat memadamkan api tanpa merusak mesin (tidak bersifat korosif) serta penggunaannya yang tidak meninggalkan bekas dan bersih. Di P.T. Pura Barutama telah memiliki 1537 APAR dari berbagai jenis. Rincian jenis APAR yang dimiliki antara lain :

1) Jenis Dry Chemical Powder berjumlah 1025 buah. 2) Jenis CO2 berjumlah 9 buah.

3) Jenis AF berjumlah 428 buah. 4) Jenis foam berjumlah 11 buah.

APAR tersebut diletakkan di seluruh area P.T. Pura Barutama dengan jarak 15 meter antar APAR. Namun untuk area yang mengandung potensi bahaya kebakaran tinggi misalkan pada area gudang solvent maka APAR diletakkan dengan jarak kurang dari 15

commit to user

meter. Tinggi peletakan APAR juga sudah diatur yakni 125 cm dari lantai, sehingga mudah dijangkau oleh para pekerja dengan tinggi badan yang berbeda-beda. Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh pihak ketiga yakni oleh suplayer APAR dan diawasi oleh pihak dari P.T. Pura Barutama.

c. Hydrant

Hydrant yang dimiliki oleh P.T. Pura Barutama berjumlah 8 unit, dengan jumlah titik kran sebanyak 92 titik. Sedangkan untuk persediaan air dibagi menjadi 2 bagian, antara lain air tandon dengan kapasitas air 10 m3 dan dari air kolam dengan jumlah kapasitas total sebesar 4.221 m3. Adapun pada air tandon hanya terletak pada Unit Keuangan dengan sumber air berasal dari sumur langsung. Sedangkan untuk air kolam dibagi menjadi beberapa titik kolam, antara lain :

a) PM 7 dan PM 8, kapasitas kolam sebesar 50 m3 dengan pengambilan air berasal dari kolam UPL.

b) Power Plant, kapasitas kolam sebesar 1000 m3 dengan pengambilan air berasal dari kolam RW.

c) TSS dan Indostamping kapasitas kolam sebesar 2.656 m3 dengan pengambilan air berasal dari kolam pengaman PM 10, kapasitas kolam sebesar 96 m3 dengan pengambilan air berasal dari tandon produksi.

commit to user

d. Fire Alarm

Fire alarm bekerja secara otomatis, fire alarm akan berbunyi

ketika smoke detector maupun heat detector menangkap adanya

smoke maupun heat di ruangan atau area kerja. Di P.T. Pura Barutama

pemasangan fire alarm diletakkan pada gedung atau perkantoran non produksi. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi dipastikan mengandung panas dari proses percetakan jadi tidak memungkinkan untuk dipasang heat dan smoke detector. Apabila terdengar suara dari

fire alarm tenaga kerja yang bekerja di dalam ruangan berhak untuk

menghentikan pekerjaannya dan bergegas menuju ke tempat yang aman. Dengan adanya fire alarm yang bekerja secara otomatis, sangat membantu personel pemadam kebakaran karena kebakaran dapat diketahui secepatnya sebelum api membesar.

9. Prosedur Tanggap Darurat

Yang dimaksud dengan keadaan darurat merupakan suatu kejadian yang tidak diduga-duga dan tidak dapat dipastikan kapan akan terjadinya suatu kejadian. PT Pura Barutama telah mempersiapkan prosedur tanggap darurat untuk kejadian kebakaran, karena potensi terjadinya kebakaran di perusahaan ini tergolong cukup besar. Kebakaran merupakan peristiwa yang dapat menimbulkan banyak kerugian berupa hilangnya nyawa, kerusakan fasilitas perusahaan, dan kerugian besar lainnya termasuk kurangnya kepercayaan dari masyarakat. Untuk mencegah atau meminimalisir kerugian yang akan ditimbulkan maka perlu kerjasama dari

commit to user

berbagai pihak mulai dari karyawan level bawah sampai managemen level atas. Selain itu perusahaan juga telah menyiapkan personil yang terdiri dari 4-5 orang di setiap shift.

Untuk mendukung prosedur tanggap darurat maka P.T. Pura Barutama memberikan fasilitas tanggap darurat antara lain :

a) Pos Darurat (emergency post)

Suatu tempat bangunan tertentu yang dipilih dan dianggap aman yang tidak akan terpengaruh oleh kedaan darurat dan di tempat ini juga penanggung jawab dan pimpinan penanggulangan kondisi darurat memberikan komando-komandonya.

b) Tempat berkumpul sementara (assembly point)

Tempat berkumpul sementara merupakan tempat yang digunakan karyawan untuk berkumpul sementara saat kondisi darurat. Tempat berkumpul sementara harus dapat menampung semua korban dan tempatnya harus aman dari lokasi bencana.

c) Sirene Darurat

Merupakan bunyi atau tanda terjadinya keadaan darurat. Karyawan diwajibkan meninggalkan area kerja dan segera menuju ke tempat berkumpul sementara apabila mendengar suara sirine darurat.

d) Eye Wash Fountain

Digunakan untuk mencuci mata yang terkena bahan kimia berbahaya, sementara ini fasilitas Eye Wash hanya terdapat di beberapa unit saja.

commit to user e) Ambulans

Fasilitas ambulans digunakan untuk mengevakuasi karyawan yang menjadi korban pada saat kejadian darurat. Perusahaan telah menyediakan 2 mobil ambulans untuk seluruh unit. Untuk jalur evakuasi dapat dilihat pada lampiran16

Dokumen terkait