• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA BARUTAMA KUDUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA BARUTAMA KUDUS"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user LAPORAN UMUM

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA

BARUTAMA KUDUS

Endah Sulistiyani NIM. R0008104

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT, yang Maha

Pemberi Kemudahan, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan judul “Magang tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di P.T. Pura Barutama Kudus Jawa Tengah”.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan penulis di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah menambah wawasan serta meningkatkan pengetahuan penulis tentang penerapan Higiene Perusahaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja di industri agar didapatkan pengalaman yang berguna untuk diaplikasikan di tempat kerja maupun di masyarakat.

Pada hakikatnya manusia diciptakan dengan berbagai keterbatasan dan kekurangan sehingga memerlukan bantuan dari manusia lainnya. Begitu pula dengan segala keterbatasan dalam penyusunan laporan ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak demi terselesaikannya laporan ini. Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. A.A Subiyanto, dr.,MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Putu Suriyasa, dr.,PKK.,Sp.Ok, selaku ketua Program Study D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta periode 2008 - 15 Juni 2011 dan selaku pembimbing I.

4. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes. selaku ketua Program Studi D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak Drs. Hardjono, MSi, selaku Pembimbing II.

6. Tony Harmawan, ST, MM selaku Pimpinan HRD yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan program magang di P.T. Pura Barutama Kudus.

7. Bapak Noor Faiz dan Bapak Darmanto Elmi, SH selaku pembimbing magang yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat pelaksanaan magang di P.T. Pura Barutama Kudus.

8. Bapak Edy Suharso selaku pembimbing lapangan di Unit Offset, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat pelaksanaan magang.

9. Ibu Ratna, Bapak Arif, Ibu Maya, Bapak Minto, Ibu Yani, Bapak Liqhin dan masih banyak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih atas ilmu yang sangat berharga dan bimbingan yang telah diberikan, serta penerimaan yang begitu kekeluargaan sehingga penulis kerasan dalam menjalani program magang.

10. Ibu, Bapak, Kakak, Adik, dan seluruh keluarga besar yang selalu mendo’akan serta memberikan restu, semangat, dan dukungan kepada penulis.

(5)

commit to user

v

12. Teman-teman seperjuangan dari D.III Hiperkes dan Kesehatan Kerja angkatan 2008, yang senantiasa saling membantu dan bertukar informasi.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan magang dan penulisan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang besar kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2011 Penulis,

(6)

commit to user

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Magang ... 3

C. Manfaat Magang ... 4

BAB II METODE PENGAMBILAN DATA ... 5

A. Persiapan ... 5

B. Lokasi ... 5

C. Pelaksanaan ... 5

D. Sumber Data ... 5

E. Teknik Pengumpulan Data ... 6

BAB III HASIL MAGANG ... 8

(7)

commit to user

vii

B. Proses Produksi ... 17

C. Higiene Perusahaan ... 23

D. Kesehatan Kerja ... 28

E. Keselamatan Kerja ... 33

F. Ergonomi ... 46

G. Manajemen K3 ... 47

H. Lingkungan ... 54

BAB IV PEMBAHASAN ... 57

A. Higiene Perusahaan ... 57

B. Kesehatan Kerja ... 64

C. Keselamatan Kerja ... 68

D. Ergonomi ... 75

E. Manajemen K3 ... 77

F. Lingkungan ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(8)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan ... 15

Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi ... 24

Tabel 3. Intensitas Penerangan di Berbagai Lokasi ... 25

Tabel 4. Pengujian Iklim Kerja di Berbagai Lokasi ... … 26

Tabel 5. Pengukuran Kadar Debu di Berbagai Lokasi ... 26

Tabel 6. Intensitas Penerangan Sesuai Peraturan ... 60

(9)

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Pura Group ... 14

(10)

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Komitmen dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 2. Laporan Hasil Uji Kualitas Udara Lingkungan Kerja

Lampiran 3. Laporan Hasil Pengukuran Penerangan di Tempat Kerja

Lampiran 4. Laporan Hasil Pengukuran Kebisingan di Tempat Kerja

Lampiran 5. Laporan Hasil Pengukuran Iklim Kerja di Tempat Kerja

Lampiran 6. Contoh Perintah Produksi

Lampiran 7. Diagram Alir Proses Produksi

Lampiran 8. Data Unit yang Telah Memasang Smoke dan Heat Detector

Lampiran 9. Rekap Data Alat Pemadam Api Ringan

Lampiran 10. Surat Keputusan tentang Pengesahan P2K3 Perusahaan

Lempiran 11. Form Identifikasi Sumber Bahaya

Lampiran 12. Form Inspeksi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Lampiran 13. Form Cek List Alarm Kebakaran

Lampiran 14. Form Cek List LampuEmergency

(11)

commit to user

xi Lampiran 16. Denah Jalur Evakuasi

Lempiran 17. Denah Alat Pemadam Api Ringan

Lampiran 18. Lembar Observasi Terpadu Pura Group

Lampiran 19. Contoh Surat Ijin Operasi Forklift dan Sertifikat

Lampiran 20. Surat Keterangan Magang

(12)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dunia industri kian hari kian pesat. Persaingan tidak hanya

memperebutkan pasar di dalam negeri namun juga di luar negeri pun menjadi

dambaan setiap perusahaan guna memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarnya. Bertambahnya jumlah industri, pastinya diikuti pula dengan

meningkatnya penggunaan alat-alat industri mulai dari alat yang sederhana

hingga alat yang canggih.

Perubahan penggunaan teknologi dari tenaga manusia ke tenaga mesin

sudah dirasa dampak positifnya yakni proses produksi akan berjalan lebih

cepat dengan kualitas yang sama. Akan tetapi jika penggunaan teknologi

tersebut tidak memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja maka

akan berdampak buruk yang dapat menimbulkan kerugian berupa cidera

ataupun cacat bahkan hilangnya nyawa bagi pekerja, kerugian harta benda,

terganggunya proses produksi serta dapat merusak nama baik perusahaan

yang bersangkutan.

Solusi mutlak untuk melindungi asset perusahaan dari kerugian tersebut

demi kelangsungan dan kesinambungan proses produksi adalah dengan

penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Banyak perusahaan

(13)

commit to user

manusia termasuk melindungi keselamatan kerja dari tenaga kerja serta

memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Kecelakaan, penyakit akibat

kerja, kebakaran yang dikarenakan kesalahan manusia merupakan contoh

akibat kurang baiknya sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja di

perusahaan. Selain itu, tuntutan konsumen yang menghendaki produk yang

aman baik material maupun proses dalam pengerjaan produk, serta ramah

lingkungan merupakan faktor tersendiri bagi perusahaan untuk menerapkan

sistem keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaannya.

Sebagai warga negara yang baik, para pelaku usaha harus mau untuk

mematuhi dan melaksanakan apa yang tertuang dalam peraturan yang dibuat

pemerintah. Selain untuk memenuhi kewajiban diharapkan pelaku usaha juga

termotivasi dan tergerak untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman,

nyaman, sehat dan selamat bagi pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

Lingkungan kerja yang baik, sangat penting bagi kelanjutan dan

kesinambungan usaha yang dijalankan. Dengan penerapan K3 yang baik di

perusahaan maka akan tercipta keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal

di tempat kerja.

P.T. Pura Barutama sebagai salah satu perusahaan percetakan dan

pengepakan terkemuka di kawasan Asia Tenggara mempunyai andil dan

peranan yang besar dalam penerapan K3 di perusahaan. Seperti yang telah

(14)

commit to user

pengusaha maupun pemerintah). Maka perlu dibudayakan agar tercipta iklim

(15)

commit to user

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

1. Bagi Perusaahaan

Dapat memberi masukan pada perusahaan mengenai aspek K3, dan

informasi tentang kondisi lingkungan kerja sebagai acuan untuk perbaikan

lingkungan kerja dan pelaksanaan program K3 selanjutnya.

2. Program D.III Hiperkes dan KK

a. Sebagai sarana untuk membina kerjasama dengan institusi lain di

bidang K3.

b. Dapat menambah studi kepustakaan yang bermanfaat tentang K3 di

P.T. Pura Barutama Kudus.

c. Digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui tingkat keterampilan

mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku

kuliah.

3. Bagi Mahasiswa

a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan

indentifikasi dan pengendalian faktor dan potensi bahaya yang terdapat

di perusahaan serta mengetahui sejauh mana penerapan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.

b. Dapat digunakan sebagai pengalaman kerja dalam bidang K3, sehingga

(16)

commit to user

5 BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Persiapan

Pertama yang harus dilakukan untuk dapat melakukan praktek kerja

lapangan meliputi pengajuan permohonan magang dan menyerahkan proposal

pelaksanaan magang yang ditujukan ke perusahaan yang dijadikan tempat

magang yaitu P.T. Pura Barutama. Adapun proposal permohonan magang

tersebut diajukan pada bulan September 2010.

B. Lokasi

Pengambilan data dilaksanakan di P.T. Pura Barutama, yang berlokasi

di Jalan Kresna Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

C. Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 1–28 Februari

2011, namun atas permintaan pembimbing perusahaan, pelaksanaan magang

diperpanjang hingga tanggal 2 April 2011 dengan waktu 5 hari kerja, mulai

pukul 07.30–15.30 WIB dan 1 hari kerja mulai pukul 07.30-12.30.

D. Sumber Data

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan data-data sebagai

(17)

commit to user 1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan melakukan observasi, survey ke lapangan

atau tempat kerja dan wawancara serta diskusi dengan tenaga kerja.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data perusahaan sebagai pelengkap laporan

ini

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun beberapa teknik pengambilan data yang dilakukan oleh

mahasiswa, antara lain:

1. Observasi

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan

langsung terhadap pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

sekaligus melakukan survey ke lapangan untuk mengetahui sistem

operasional percetakan dan mengidentifikasi potensi bahaya yang ada.

2. Interview

Interview merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

melakukan wawancara secara langsung kepada tenaga kerja dan karyawan

yang berwenang yang berkaitan langsung dengan masalah Keselamatan

(18)

commit to user 3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu penulis mengumpulkan data dengan cara

membaca buku-buku kepustakaan, laporan-laporan penelitian yang sudah

(19)

commit to user

8 BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Perusahaan

Pura merupakan perusahaan pribadi yang dibangun pada tahun 1908

sebagai industri percetakan di Kudus. Jacobus Busono merupakan generasi

ketiga dan memulai kariernya pada saat menjadi pimpinan pura pada tahun

1970 dan berposisi sebagai presiden direktur.

Pengembangan sumber daya manusia yang intensif dengan cara

membangun sebuah karakter (prioritas yang diikuti pula dengan pelatihan

teknis dan mampu untuk memanage sesuatu akan dapat membuat sebuah

budaya) yang dapat berinovasi dan membentuk suatu kemajuan

perusahaan. Hal inilah yang menjadi budaya di Pura, sebuah budaya untuk

membawa filosofi perusahaan.

Setelah tiga dekade, Pura telah berkembang menjadi grup terintegrasi

dari divisi manufactur, percetakan, pengepakan, pemroduksi kertas,

konverta, permesinan, anti counterfeiting, kartu elektrik, dan label

teknologi tinggi. Pura group sekarang diantara yang terbesar di dunia

percetakaan dan pengepakan di Asia Tenggara.

Pura juga memproduksi berbagai komoditas ekspor dan beberapa

(20)

commit to user

Scratch off, Direct Hologram, Smart card, microcapsule dan masih

banyak lainnya.

Berdiri pada tahun 1908 sebagai cetak offset dengan

mempekerjakaan 8 karyawan, dan sekarang ditangani oleh generasi ketiga

dengan managemen professional yang dapat mengorganisir dan memanage

setiap lingkungan perusahaan Pura Group menjadi group yang

berkembang dengan memiliki 20 pabrik dan mempekerjakaan 7000 lebih

karyawan. Jangkauan usahanya meliputi Paper Making, Paper

Converting, Printing-Packaging, Holography, Enggenering, Total

Security System, Smart Tecnology.

Perkembangan perusahaan secara lebih lanjut adalah sebagai berikut :

a. Tahun 1972 didirikan PT Pura Box yang bergerak dibidang produksi

kotak karton gelombang (packaging box) dan kertas Koran.

b. Tahun 1973 didirikan PT. Pura Roto yang bergerak dibidang

rotogravure dan converting yang dalam perkembangan selanjutnya

memproduksi kotak karton lipat (modern fleksible packaging).

c. Tahun 1974 didirikan unit paper mill sebagai penunjang PT Pura Box

dalam pengadaan kertas medium linier dan kertas test liner.

d. Tahun 1984 menjadi perusahaan pertama didaerah tropis yang

memproduksi dan memperkenalkan Non Carbon Required.

e. Tahun 1985 Divisi Kertas diresmikan oleh presiden Soeharto.

f. Tahun 1986 Divisi Converta telah memproduksi Siliconozed Rease

(21)

commit to user

g. Tahun 1987 PT Pura Barutama menerima 8 internasional Thropy For

Tecnology dari Frankfurt Jerman serta penghargaan American

Recognition of Eficiency.

h. Tahun 1988 P.T. Pura Barutama mulai mengekspor ke pasar

internasional seperti USA, Eropa, dan sebagainya.

i. Tahun 1989 Didirikan PM (Paper Mill) 7 dan 8 yang pada tanggal 1

Juli 1993 diberi nama PT. Nusa Persada dan dibagi menjadi Unit Paper

Mill dan Unit Holografi.

j. Tahun 1991 berdiri divisi Indostamping yang menghasilkan Hot

Stamping Foil.

k. Tahun 1992 didirikan Pura Micro Capsule.

l. Tahun 1994 berdiri divisi Human Resource Development (HRD).

m. Pada tahun 2001 didirikan unit Paper Mill IX.

n. Pada tahun 2004 didirikan Unit Kogen/ PLTU/ Unit Power Plant di

daerah Jati.

o. Pada tahun 2005, Pura mendirikan Unit Smart Tecnology yang

bergerak dalam pembuatan Smart Card dan Label untuk identifikasi

produk dan personel.

2. Lokasi Perusahaan

Pura Barutama kini memiliki banyak unit di berbagai lokasi, untuk

itu dalam pembagian lokasinya, Pura Barutama dikelompokkan dalam 6

(22)

commit to user a. Kawasan I

Berada di Jalan Dr. Lukmono Hadi Kudus yang terdiri :

1) Divisi Holografi, bergerak di bidang percetakan hologram.

2) Divisi Batu Mulia, bergerak di bidang pembuatan batu perhiasan.

b. Kawasan II

Berada di jalan AKBP Agil Kusumadya 203, Jati Wetan Kudus

yang terdiri dari :

1) Divisi Rotogravure, bergerak dibidang percetakan rotografi.

Produk yang dihasilkan berupa kemasan-kemasan untuk

obat-obatan, rokok, permen, dan cetak CTP (Cork Tip Paper)

2) Divisi Paper Mills PM 1, PM 2, PM 3 yang memproduksi kertas

CTP untuk pembungkus filter rokok.

c. Kawasan III

Berada di jalan Kresna Jati Wetan Kudus yang terdiri dari :

1) Divisi Offset, bergerak di bidang cetak offset untuk kertas dan

kardus.

2) Divisi Coating, merupakan unit Converting dan laminating. Produk

yang dihasilkan adalah kertas stiker dan kertas NCR yang

merupakan andalan unit ini.

3) Divisi Repro, merupakan unit prepress, yang bertugas dan

(23)

commit to user d. Kawasan IV

Berada di Jalan AKBP Agil Kusumadya Jati Kulon Kudus yang

terdiri dari :

1) Divisi Paper Mills PM 5, PM 6, PM 9, PM 10

2) Divisi Microcapsule yang memproduksi pelapisan pada kertas

NCR.

3) Divisi TSS unit yang memproduksi dokumen sekuriti dan yang

memproduksi produk yang ada pengamannya.

4) Divisi Pura Bangunan

5) Divisi Power Plant

6) Divisi Indostamping

7) Divisi PST

e. Kawasan V

Berada di jalan Kudus-Pati Km 12 Terban Kudus yang terdiri dari :

1) Divisi Paper Mills PM 7 dan PM 8. Unit PM 7 memproduksi

kertas multi layer dan unit PM 8 memproduksi kertas single layer.

2) Divisi Workshop atau Pura Rekayasa mesin Indo, bergerak di

bidang perbengkelan dan pembuatan mesin.

3) Divisi Boxindo, merupakan unit pembuatan karton gelombang

untuk bahan pembuatan box.

4) Divisi Agro

f. Kawasan VI

(24)

commit to user

1) Divisi Transportasi, merupakan unit pengadaan dan perencanaan

bangunan dan tempat bahan untuk pengembangan dan

pembangunan Pura Group.

2) Divisi Tinta, bergerak di bidang pembuatan dan pengolahan tinta

untuk memenuhi kebutuhan Pura Group sendiri.

3) Divisi Dekorindo, produsen kertas dan foil dekorasi yang

merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang

memproduksi kertas melamine impregnated, finished foil, dan foil

& kertas cetak dekorasi.

3. Visi dan Misi

a. Memenuhi permintaan dan kebutuhan akan produk-produk percetakan

dan pengepakan di pasar domestik dan diluar negeri, dengan

menawarkan solusi yang inovatif, berkualitas, dan berbasis teknologi

canggih dan bahan baku lokal.

b. Menjadi pemain utama di industri percetakan dan pengepakan global,

dengan memanfaatkan inovasi produk, sinergis dan solusi yang

komprehensif.

4. Budaya Perusahaan :

a. Inovasi atau gebrakan dan pembelajaran yang berkesinambungan

adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

b. Sumber daya manusia adalah kunci dan inovasi. Membangun karakter

adalah langkah pertama untuk melahirkan sumber daya manusia yang

(25)

commit to user 5. Struktur Organisasi

P.T. Pura Barutama dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang

dibantu oleh manajer-manajer. Manajer dibantu oleh beberapa kepala

departemen yang membawahi kepala bidang.

Kepala bagian departemen bertanggung jawab kepada manajer dan

manajer sendiri bertanggung jawab kepada direktur utama.

Gambar 1. Struktur organisasi P.T. Pura Barutama. (Sumber : Departemen HR_GA, 2011)

PRESIDENT DIRECTUR

WK. PRESIDENT DIRECTUR I DAN II

(26)

commit to user 6. Komposisi Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan P.T. Pura Barutama periode Desember 2010

sebanyak 7.750 pekerja. Dengan rincian pekerja laki-laki sebanyak 5.598

pekerja dan perempuan sebanyak 2.152 pekerja.

Tabel 1. Jumlah Karyawan PT. Pura Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Pendidikan 28 Februari 2011

Pasca Sarjana 15

Sumber : Departemen HRD pada Februari 2011

7. Fasilitas Perusahaan

Untuk menunjang kesejahteraan karyawan, keluarganya, bahkan

tamu yang berkunjung (pelanggan) perusahaan menyediakan berbagai

sarana dan prasarana yang dapat memotivasi karyawan untuk menjadi

sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera. Sarana dan prasarana

tersebut antara lain :

a. Cuti

Fasilitas cuti diberikan kepada karyawan sekurang-kurangnya 12 hari

kerja selama yang bersangkutan bekerja 12 bulan. Dalam hal ini

apabila cuti tahunan tidak digunakan dapat di ganti dengan uang yang

(27)

commit to user

diberikan kepada karyawan selama 3 bulan namun pemberlakuannya

masih disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan memperhatikan

pertimbangan medis.

b. Transportasi

Saat ini P.T. Pura Barutama belum menyediakan fasilitas

transportasi bagi karyawannya. Fasilitas transportasi hanya di berikan

kepada para general manager berupa mobil mewah. Selain itu, PT

Pura Barutama mempunyai fasilitas helikopter serta kapal bagi yang

diperuntukan bagi kepentingan internal, tamu perusahaan VIP/VVIP,

serta untuk penggunaan komersial.

c. Guest house

Guest house merupakan layanan P.T. Pura Barutama kepada

para tamu VIP/VVIP yang berkunjung di kantor Pusat P.T. Pura

Barutama. Guest house berkapasitas 15 ruangan, lengkap dengan

fasilitas sekelas hotel berbintang lima, seperti kolam renang, lapangan

tenis indoor, ruang kebugaran, dan ruang karaoke.

d. Rekreasi

Kegiatan rekreasi rutin dilakukan setiap setahun sekali, untuk

pengaturan waktu tiap unit berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi

unit bersangkutan, namun setelah tahun 2010 kegiatan ini ditiadakan

(28)

commit to user e. Koperasi karyawan

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan

membantu dan memfasilitasi dengan didirikannya koperasi karyawan

(kopkar) Pura Group.

f. Tempat Ibadah

Untuk sarana peribadatan, P.T. Pura Barutama menyediakan

mushola di setiap unitnya. Mushola ini dimanfaatkan karyawan

muslim untuk melakukan ibadah.

g. Sarana Olah Raga

Sarana olah raga yang ada di perusahaan yaitu lapangan tenis,

stadion tennis meja dan badminton, kolam renang, dan area fitness.

B. Proses Produksi

Proses produksi di P.T. Pura Barutama berbeda-beda di setiap unit,

Berikut adalah salah satu contoh proses produksi di Unit Offset, sebagai

berikut :

1. Gudang Bahan Baku

Digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara bahan baku.

Bahan baku berupa kertas-kertas dalam bentuk lembaran (sheet)

berukuran standart 109 X 79 cm. Di gudang kertas terdapat 200 jenis

kertas misalnya duplex board, ivory board dan silver metaliz. Kertas

tersebut berasal dari para suplyer misalkan Fajar Surya, Surya Pamenang,

Pindo Delli, Tjiwi Kimia, Indah Kiat, dan dari unit Pura Kertas sendiri.

(29)

commit to user

Di QC incoming terdapat pemeriksaan gramature atau berat dari kertas

tersebut, selain itu terdapat pemeriksaan kondisi fisik kertas, permukaan

kertas (coating), jenis kertas, ukuran kertas, dan arah serat. QC incoming

berhak untuk menerima atau menolak bahan dari suplayer berdasarkan

hasil pemeriksaan. Selain kertas di gudang juga terdapat bahan kimia

berupa lem, plastik OPP, flute dan spare part. Khusus untuk gudang

solvent, serta gudang tinta lokasinya dibedakan. Tempat penyimpanan

kimia sengaja ditempatkan terpisah sesuai jenisnya. Hal ini bertujuan

untuk menghindari terjadinya kebakaran karena bahan yang disimpan

merupakan bahan yang sangat mudah terbakar. Di area ini sudah dilakukan

tidakan preventif untuk mencegah kebakaran antara lain dengan memasang

grounding pada area gudang pengisi solvent. Pengisian solvent dari tangki

ke drum harus dihubungkan dengan grounding agar tidak terjadi listrik

statis, meniadakan sumber listrik di area gudang, penggunaan water spray

agar udara sekitar tidak terlalu panas, dan pengaturan sirkulasi udara yang

baik.

2. Potong Putihan

Kertas yang berukuran standart 109 X 79 cm dari gudang di potong

menjadi 4 atau 6 atau 8 disuaikan dengan mesin cetak yang digunakan

tujuannya untuk mempermudah dalam proses pencetakan. Area Potong

Putihan merupakan area pemotongan kertas. Ketika bahan sampai di area

potong putihan maka harus ada PP (perintah produksi). Di dalam perintah

(30)

commit to user

yang digunakan, dan waktu penyelesaian di setiap bagian. Ketika bahan

telah selesai diproses ditiap bagian, maka selanjutnya bagian WIP

memasukkan data input sebagai laporan bahwa proses produksi telah

selesai dikerjakan di bagian tersebut. Di area ini potensi bahaya cukup

besar, kecelakaan kerja yang terjadi yang diakibatkan oleh kelalaian

manusia. Apabila pekerja tidak berkonsentrasi potensi tangan terpotong

cukup tinggi, selain itu bahaya debu kertas dan terjepit pallet pun

tergolong signifikan.

3. Cetak

Merupakan suatu area yang digunakan sebagai tempat untuk

mencetak sesuai dengan design warna dan design bentuk yang diinginkan

customer. Jenis cetakan dapat berupa label (etiket) maupun berupa paper

packaging. Di dalam mesin cetak terdapat 4 warna dasar yakni cyan,

magenta, yellow, dan black. Di dalam mesin cetak telah dilengkapi dengan

plat yang sebelumnya sudah didesain di komputer. Untuk prosentase

warna cetakan sudah diatur di plat tersebut.

Proses selanjutnya adalah proses completing antara lain meliputi :

a. Varnish

Tujuan dari proses pemvarnishan yaitu agar produk cetakan

terlihat mengkilap atau gloss. Pada proses pelapisan cetakan

menggunakan chemical tertentu sesuai dengan fungsinya.

Fungsi dari pelapisan permukaan antara lain :

(31)

commit to user

Biasanya dicoatingkan dibagian belakang cetakan atau juga di dua

muka ( depan belakang). Fungsinya menjaga supaya cetakan kertas

tahan terhadap air. Produk ini dipakai pada cetakan-cetakan lidding

cup untuk ice cream,dan lidding cup untuk agar-agar.

2) Anti minyak (grease resistance)

Dicoatingkan dibagian belakang cetakan, berfungsi untuk menjaga

supaya cetakan (kertas) tahan terhadap minyak atau lemak.

Dipakai pada cetakan untuk mengemas produk-produk yang

mengandung minyak. Contoh : dos KFC, CFC, dan lain-lain.

3) Anti jamur (fungisida resistance)

Biasanya dicoatingkan pada bagian belakang cetakan (back side)

untuk mencegah supaya produk yang dikemas tidak berjamur.

Biasanya dipakai untuk mengemas sabun.

Pada area varnish, potensi bahaya berasal dari paparan sinar UV

yang dapat mengakibatkan kebutaan bila mengenai mata secara

langsung hal ini dikarenakan intensitas sinar UV yang digunakan

untuk pengeringan tergolong tinggi. Selain itu bau menyengat yang

berasal dari solvent yang merupakan potensi bahaya terjadinya rasa

sakit pada paru-paru serta potensi tertimpa barang dan terjepit silinder

rol yang berputar.

b. Foil

Menggunakan mesin hot stamping foil membutuhkan tingkat

(32)

commit to user

ini mencetak dengan warna-warna khas foil antara lain : silver atau

perak, gold atau emas, holo diffraction (tiga dimensi), atau

warna-warna lain yang tidak bisa dihasilkan oleh tinta cetak. Foil tersebut

berfungsi untuk mempercantik penampilan agar tekesan lux atau

mewah selain itu foil juga berfungsi memberi pengamanan pada label

atas keasliannya (anti pemalsuan). Untuk potensi bahaya di tiap

variasi hampir sama yaitu potensi bahaya terjepit, tertimpa barang,

dan terkena paparan bahan kimia.

c. Laminasi

Proses laminasi adalah proses pelapisan pada cetakan. Pelapisan

ini untuk menempelkan plastik jenis OPP ke permukaan cetakan.

Laminasi terdiri dari dua jenis yaitu laminasi polos dan motif.

Laminasi dapat dilakukan pada kertas ivory, duplex dan kertas flute.

Laminasi motif memiliki dua design yaitu berupa gambar atau logo

dan microtext berhologram. Pada area ini terdapat potensi bahaya

berupa terjepit roll, terkena bahan kimia baik terpercik, maupun

terpeleset akibat bahan kimia tersebut.

d. Ponz atau emboss

Ponz adalah suatu proses pembentukan doos dengan ukuran dan

bentuk sesuai permintaan customer. Pada proses ini cetakan yang

semula berbentuk lembaran akan dicutting dan dicreasing masuk

perforatingnya. Proses ini menggunakan pisau yang dibuat sesuai

(33)

commit to user

lembaran-lembaran plano yang sudah ada potongan-potongan

berbentuk doos. Mesin ini juga memproses pembuatan embos yang

dapat menciptakan image timbul seperti relief pada suatu cetakan

dibagian teks atau logo tergantung dari desain yang dibuat, sehingga

ketika diraba akan tampak menonjol keluar. Cetakan yang dihasilkan

nantinya tidak hanya menarik tetapi juga memiliki nilai seni tinggi

ketika disentuh.

4. Cabut

Proses cabut merupakan area pemisah. Hasil dari cutting creasing

yang masih menempel dilepas satu persatu (dicabut dari posisinya pada

kertas plano). Kemudian disusun per pasang di pallet untuk selanjutnya

dikirim ke proses folding (lipat) dan glueing (pengeleman).

5. Lipat

Pada proses ini cetakan produk dilipat oleh mesin sesuai dengan

bentuk produk yang diinginkan customer. Di area ini selain proses

pelipatan juga terjadi proses pengeleman dari hasil stripping. Proses

pelipatan menggunakan mesin folding dan glueing. Khusus produk dengan

ukuran besar seperti flute, proses lipat dilakukan secara manual.

6. Finishing

Setelah semua proses pencetakan sampai pelipatan selesai, maka

proses penyortiran pun dilakukan. Proses penyortiran ini bertujuan untuk

(34)

commit to user

produk yang tidak baik (out of standart). Proses ini dilakukan secara

manual, dipilih satu per satu.

7. Pengiriman

Proses terakhir yakni pengirimiman. Produk yang telah siap untuk

dikirimkan ke customer. Pada area ini mengandung potensi bahaya

kejatuhan barang saat pemindahan barang.

C. Higene Perusahaan

1. Potensi Bahaya

a. Terjepit

Bahaya terjepit banyak ditemukan di area mesin cetak dan

varnish, kecelakaan terjadi pada saat penggantian maupun

pemeriksaan roll atau peralatan yang berputar. Hal ini dapat

mengakibatkan patah tulang pada jari tangan. Upaya pengendalian

yang telah ada yaitu dengan memasang cover pengaman dan

peringatan serta tanda bahaya pada semua peralatan berputar.

b. Terpercik

Bahaya terpercik oleh cairan B3 khususnya solvent dan tinta.

Upaya pengendalian yang telah ada yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang sesuai, serta sosialisasi MSDS bagi karyawan

serta pelatihan khusus bagi karyawan yang berhubungan langsung

dengan bahan kimia. Dalam proses produksi, P.T. Pura Barutama

banyak menggunakan bahan kimia seperti toluene, melamin, etil

(35)

commit to user c. Tertimpa

Pada area gudang berpotensi tertimpa kertas atau bahan. Potensi

tersebut dapat diminimalisir dengan cara memberi batas ketinggian

penumpukan barang yakni 1,5 m sebagai zona daerah bahaya dan

larangan beristirahat diarea gudang serta pemakaian helm pengaman.

2. Faktor Bahaya

a. Faktor Fisika

1) Kebisingan

Kebisingan yang ada pada area pabrik merupakan kebisingan

yang bersifat continue atau terus menerus. Kebisingan tersebut

timbul akibat penggunaan mesin-mesin yang ada pada area

produksi. Berikut ini adalah hasil pengukuran kebisingan yang

dilakukan P.T. Pura Barutama pada bulan Januari 2011.

Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi

No Lokasi Pengukuran Hasil (dB A) NAB (dB A)

Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja

(36)

commit to user

pemaparan 8 jam/hari dan pemaparan semakin dipersingkat apabila

intensitas semakin tinggi (Yanri, 2005).

2) Penerangan

Setiap area produksi membutuhkan penerangan yang

berbeda-beda tergantung dari pekerjaan yang dilakukan. Hal ini

dikarenakan untuk menghindari terjadinya kecelakaan serta

penyakit akibat kerja pada tempat kerja. Pengukuran penerangan

pada P.T. Pura Barutama dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi setempat, secara rutin setiap 6 bulan sekali.

Tabel 3. Intensitas Penerangan di Berbagai Lokasi

No

987-1047 1031 500-1000 Teliti

9 Varnish 275-375 329,2 200 Agak Teliti Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011

3) Iklim Kerja

Penggunaan peralatan kerja yang menggunakan panas, seperti

pada proses pencetakan dan proses laminasi menimbulkan suhu

(37)

commit to user

menimbulkan rasa tidak nyaman bagi operator mesin maupun

tenaga kerja yang berada di area tersebut. Oleh karena itu, P.T.

Pura Barutama telah mengupayakan pengendaliannya, sebagai

berikut :

a) Mengadakan local exhauster.

b) Mengadakan pengontrol suhu dan kelembaban ruangan.

c) Pengaturan ruangan yang di desain dengan sistem bangunan

yang tinggi dan sirkulasi udara yang cukup.

Berikut hasil pengukuran yang dilakukan :

Tabel 4. Pengujian Iklim Kerja di Berbagi Lokasi No Unit produksi dan

Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011

b. Faktor Kimia

Berikut hasil pengujian kadar debu di lingkungan kerja, yang

dilakukan :

Tabel 5. Pengukuran Kadar Debu di Berbagi Lokasi

(38)

commit to user

4. Area Lipat Mgr/m3 0,168 10

5. Spesial Room Mgr/m3 0,315 10

Sumber : Hasil Pengukuran Balai Pelatihan dan Pengujian Hiperkes pada 13 Januari 2011

Penggunaan bahan-bahan kimia yang ada di perusahaan yang

berupa solvent atau pelarut, yaitu berupa cairan toluene dan etil asetat.

Toluene dan Etil asetat merupakan bahan kimia yang mudah terbakar

dan mempunyai bau yang sangat menyengat. Sehingga tidak hanya

berpotensi bahaya kebakaran, namun juga dapat mengganggu

pernafasan tenaga kerja yang berada di tempat kerja tersebut.

Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan, perusahaan telah melakukan

berbagai upaya pengendalian yang berupa penggunaan sistem ventilasi

(blower) dan kewajiban penggunaan APD berupa masker bagi

karyawan.

Selain itu penggunaan tinta sebagai bahan baku untuk proses

cetak juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit apabila mengalami

kontak langsung dengan kulit, maka selain masker karyawan juga

diwajibkan untuk memakai sarung tangan apabila melakukan proses

pengadukan bahan.

c. Faktor Biologi

Faktor biologi yang merupakan faktor bahaya yang ada di

perusahaan meliputi : bakteri, virus, microorganisme, serangga, tikus,

dan binatang-binatang lain yang dianggap mengganggu dan dapat

(39)

commit to user d. Faktor Mental-Psikologis

Hubungan kerja antara karyawan satu dengan karyawan lainnya

maupun atasan dengan bawahan merupakan faktor bahaya

mental-psikologis yang perlu mendapat perhatian khusus karena dapat

berpengaruh pada tingkat produktivitas. Di P.T. Pura Barutama setiap

sebulan sekali diadakan acara kumpul bersama atau yang biasa disebut

“anjangsana”. Untuk tempat pelaksanaan diadakan di rumah karyawan

secara bergilir. Hal ini bertujuan selain mengakrabkan antar karyawan

maupun karyawan dengan atasan juga dapat mengenal keluarga dari

karyawan tersebut.

D. Kesehatan Kerja

1. Personel

Untuk penanganan masalah kesehatan, perusahaan menyediakan

dokter yang tersebar di setiap balai pengobatan. Dokter yang bekerja di

balai pengobatan telah mengikuti pelatihan Hiperkes dan sudah memiliki

sertifikat dari pelatihan tersebut. Di setiap balai pengobatan terdapat 1

dokter dan 4 tenaga paramedis. Apabila obat yang disediakan di balai

pengobatan tidak memadai dan butuh pemeriksaan khusus yang tidak bisa

dilakukan di balai pengobatan, maka dokter ataupun tenaga medis yang

berjaga berkewajiban untuk membuatkan surat rujukan ke rumah sakit

(40)

commit to user 2. Pelayanan Kesehatan

a. Balai pengobatan

Dalam penyelenggaraannya P.T. Pura Barutama memiliki balai

pengobatan yang terletak pada 3 kawasan, yaitu terletak pada

Kawasan II, Kawasan IV, dan Kawasan V. Pada setiap kawasan

tersebut terdapat satu dokter jaga yang bertugas pada hari Senin,

Rabu, dan Jumat dengan jam kerja mulai dari pukul 07.30-11.30 WIB.

Adapun dokter perusahaan tersebut telah memiliki sertifikat hyperkes.

Selain itu juga terdapat paramedis yang tersebar di seluruh balai

pengobatan tersebut, paramedis tersebut berjaga setiap hari selama

jam kerja yaitu mulai pukul 07.30-15.30 WIB. Tenaga paramedis

tersebut bertugas membantu dokter perusahaan.

Perusahaan menyediakan balai pengobatan untuk membantu

para korban yang mengalami kesakitan yang masih dapat ditangani

oleh dokter perusahaan untuk dilakukan tindakan pertolongan pertama

pada kondisi gawat daruat. Balai pengobatan tidak hanya digunakan

pada kondisi darurat saja, namun balai pengobatan merupakan sarana

tempat berobat para karyawan sehari-hari.

b. Kotak P3K

Pada setiap unit P.T. Pura Barutama telah menyediakan kotak

P3K. Kotak P3K tersebut diletakkan secara terpusat pada satu titik

yang mudah dijangkau oleh karyawan di masing-masing bagian yakni

(41)

commit to user

Kotak P3K tersebut berisikan : kassa steril, perban dengan lebar 5 cm

dan 10 cm, plester, kapas, kain segitiga, gunting, peniti, sarung tangan

sekali pakai, masker, pinset, lampu senter, gelas untuk mencuci mata,

kantong plastik bersih, Aquades, Iodin, alcohol 70 %, buku panduan

P3K di tempat kerja, buku catatan, dan daftar isi kotak.

c. Pelatihan PPPK

Selain menyediakan kotak P3K, perusahaan juga menyediakan

pelatihan tentang tindakan P3K setiap setahun sekali. Setiap karyawan

baru, diberikan pelatihan tentang P3K meliputi cara pertolongan

pertama pada korban luka, pendarahan, patah tulang, pingsan, cara

pengangkatan korban, dan tata cara memberi informasi bila terjadi

kecelakaan. Adanya pelatihan dijadwalkan oleh pihak trainer

perusahaan dan dilaksanakan oleh ahli K3 perusahaan yang

sebelumnya telah dilatih oleh petugas kesehatan.

d. Pemeriksaan kesehatan

P.T. Pura Barutama juga menyediakan pemeriksaan bagi tenaga

kerja, meliputi :

1) Pemeriksaan Awal

Pemeriksaan awal dilakukan sebelum tenaga kerja di tempatkan di

tempat kerja. Pemeriksaan awal kesehatan yang dilakukan meliputi

test urine, test darah, rontgen paru, dan test buta warna. Untuk

(42)

commit to user

yang ditunjuk oleh managemen yaitu RS. Umum Daerah Kudus

dan RS. Mardirahayu.

2) Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan berkala dilakukan pada tenaga kerja yang dilakukan

minimal satu tahun sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk

memonitoring status kesehatan karyawan yang ada. Semua

karyawan yang bekerja di P.T. Pura Barutama telah melakukan

pemeriksaan kesehatan secara berkala bekerja sama dengan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kudus dan Rumah Sakit Mardi Rahayu.

Tenaga kerja diwajibkan memberikan surat hasil pemeriksaan

kesehatan terhadap departemen HRD bagian kesehatan. Hal ini

bertujuan apabila terdapat pekerja yang mengalami gejala penyakit

akibat kerja dapat di pindahkan ke bagian lain atau jika perlu

diberikan istirahat.

3) Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus dilakukan pada tenaga kerja yang bekerja di

bagian yang mengandung potensi bahaya kesehatan, misalkan di

bagian pengeringan yang menggunakan sinar UV. selain itu

pemeriksaan khusus juga berlaku pada tenaga kerja di bagian

umum yang menderita gangguan penglihatan misalnya :

penggantian kaca mata bagi penderita Minus dan Silinder,

sebagaimana yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama

(43)

commit to user e. Rumah sakit rujukan

Selain memiliki balai pengobatan PT. Pura juga bekerja sama

dengan rumah sakit yang ada di kota Kudus sebagai rujukan apabila

fasilitas di balai pengobatan tidak memadai. Adapun rumah sakit

tersebut, antara lain : Rumah Sakit Mardi Rahayu, Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kudus, Rumah Sakit Islam (YAKKIS) dan Rumah Sakit

Kartika, Selain di Kabupaten Kudus, PT Pura Barutama juga

menyediakan fasilitas rujukan ke RS. Karyadi Semarang, Rumah Sakit

Elizabeth dan Rumah Sakit Telogorejo Semarang.

f. Jamsostek

Perusahaan menyediakan asuransi bagi karyawan. Setiap

karyawan telah didaftarkan untuk mengikuti Jamsostek. Program

jamsostek meliputi Jaminan Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari

Tua (JHT). Untuk Jaminan Kecelakaan Kerja hanya berlaku bagi

tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja pada waktu berangkat

kerja, beraktivitas di tempat kerja, dan saat pulang ke rumah melewati

jalan yang wajar. Pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) hanya berlaku

bagi tenaga kerja saja, namun untuk Jaminan Kesehatan Kerja selain

tenaga kerja sendiri, pelayanan ini juga diberikan kepada keluarga dari

(44)

commit to user 3. Gizi Kerja

P.T. Pura Barutama belum mempunyai kantin khusus bagi tenaga

kerjanya. Akan tetapi tiap karyawan diberi uang makan sebagai pengganti.

Selain itu juga diberikan tambahan berupa susu sachet khususnya pada

operator. Khusus untuk shift malam, operator diberi tambahan makanan

berupa pudding.

E. Keselamatan Kerja

1. Keselamatan Kerja Boiler

Di P.T. Pura Barutama menggunakan boiler sebagai pembantu dalam

proses produksi. Penggunaan boiler yang tidak sesuai persyaratan akan

menimbulkan kerugian berupa peledakan. Untuk mencegah terjadinya

peledakan maka P.T. Pura Barutama telah melakukan berbagai upaya

antara lain :

a. Melaksanakan instruksi kerja pengoperasian boiler dengan benar

b. Mengeluarkan surat izin keselamatan kerja (safety permit) saat

pembersihan tangki boiler.

c. Melakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala terhadap suhu

dan tekanan.

d. Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran seperti : APAR, hydrant,

dan tujuh mobil pemadam kebakaran.

(45)

commit to user 2. Keselamatan Kerja Bahan Kimia

Dalam proses produksi di pabrik banyak menggunakan bahan-bahan

kimia yang berbahaya, seperti toluene, melamin, etil asetat, tinta, dan lain

sebagainya. Bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan keracunan apabila

tertelan dan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengendalian yang

telah dilakukan oleh perusahaan adalah penyediaan dan sosialisasi MSDS,

pemasangan rambu-rambu tanda bahan kimia berbahaya, serta mewajibkan

pemakaian APD berupa masker dan safety gloves.

3. Komunikasi Keselamatan dan kesehatan Kerja

Banyak tenaga kerja yang belum mengerti tentang keselamatan dan

kesehatan kerja padahal kecelakaan yang sering terjadi ditimbulkan oleh

pekerja itu sendiri. Untuk meminimalisir peristiwa tersebut maka

diperlukan peran managemen untuk mengkomunikasikan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Komunikasi K3 dapat berupa :

a. Pemasangan poster atau spanduk K3

Pemasangan poster atau spanduk K3 di tempat kerja merupakan

suatu media yang komunikatif. Poster atau spanduk ini berisi himbauan

atau pesan untuk bekerja aman dan selamat. Di P.T. Pura Barutama

telah terpasang berbagai macam poster dan spanduk. Dengan adanya

poster dan spanduk diharapkan para pekerja selalu waspada terhadap

bahaya serta dapat berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. Poster dan

(46)

commit to user

apabila kondisinya sudah kotor, rusak atau tidak layak maka akan

segera diganti.

b. Induksi K3

Setiap pekerja baru, tamu, kontraktor, pelanggan maupun

pemasok yang akan memasuki wilayah P.T. Pura Barutama akan

diberikan induksi tentang peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

oleh pihak sekretaris K3 unit. Kegiatan ini dilaksanakan agar mereka

mengerti tentang bahaya yang ada di perusahaan sehingga mereka

mengetahui cara aman agar terhindar dari bahaya tersebut. Setelah

mereka mengerti akan peraturan tersebut, barulah mereka diberikan

alat pelindung diri sesuai dengan tempat yang akan mereka kunjungi.

4. Ijin Kerja

Adalah suatu izin kerja yang diberikan pada tenaga kerja pada suatu

tempat khusus yang mempunyai potensi bahaya yang tinggi sehingga

membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai skill khusus dan

membutuhkan peralatan dan standar khusus.

P.T. Pura Barutama menetapkan empat jenis pekerjaan yang

digolongkan pekerjaan yang beresiko tinggi, antara lain area mudah

terbakar, bertegangan tinggi, bekerja di ketinggian, dan bekerja di area

terbatas (kadar oksigen kurang).

Sebagai penaggungjawab pelaksanaan surat ijin keselamatan kerja

(Safety permit) sebagai berikut :

(47)

commit to user

pengamanan keselamatan operasional dan kebersihan area kerja.

b. Pimpinan unit kerja pelaksana pekerjaan bertanggung jawab terhadap

pengamanan keselamatan pelaksanaan dan kebersihan area kerja.

Penandatanganan ijin kerja (Safety Permit) dilakukan oleh manager

teknik yang bersangkutan.

5. Inspeksi Keselamatan Kerja

Inspeksi Keselamatan kerja bertujuan unruk mencari dan

menganalisa sumber yang berpotensi sebagai penyebab kecelakaan baik

yang ditimbulkan oleh kondisi dari instalasi maupun pelaksanaan kerja

yang tidak standar, sehingga dapat diambil langkah awal dalam

pengendaliannya.

Adapun jenis inspeksi keselamatan kerja yang diterapkan di P.T.

Pura Barutama adalah

a. Periodical inspection

Merupakan inspeksi berkala, yang mencakup semua aspek sesuai lokasi

yang dijadwalkan

b. Intermitten inspections

Inspeksi ini dilakukan setiap saat, serta pemilihan lokasi yang tidak

dijadwalkan.

c. Routine inspections

(48)

commit to user

d. Special inspections

Inspeksi ini dilakukan pada saat tertentu, misalkan pada saat konstruksi

baru, instalasi yang akan digunakan ataupun setelah kejadian.

e. Critical items inspections

Merupakan inspeksi instalasi kritis yang dapat berakibat masalah atau

kerusakan besar misalkan mesin, peralatan, proses dan lain-lain.

6. Investigasi kecelakaan

Kegiatan investigasi dilakukan setiap terjadi kecelakaan (accident).

Kegiatan investigasi bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya

accident. Investigasi dilakukan paling lama 2 x 24 jam dan pelaporannya

dilakukan setelah terjadi accident. Pelaksanaan investigasi dilakukan oleh

ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.

7. APD

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat keselamatan

yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian

tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan

kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secara teknis alat

pelindung diri tidaklah dapat melindungi tubuh secara sempurna terhadap

paparan potensi bahaya. Namun alat pelindung diri akan dapat mengurangi

tingkat keparahan dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau

penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).

Syarat alat pelindung diri adalah:

(49)

commit to user

terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan.

b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang berlaku.

c. Efisien, ringan dan nyaman dipakai.

d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan.

e. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.

Kelemahan-kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri :

a. Tidak enak dipakai atau kurang nyaman.

b. Sangat sensitif terhadap perubahan waktu.

c. Mempunyai masa kerja tertentu.

d. Dapat menularkan penyakit apabila digunakan secara bergantian.

Alat pelindung diri yang diwajibkan di P.T. Pura Barutama adalah

sebagai berikut :

a. Pelindung Kepala

Untuk melindungi kepala terhadap benturan kemungkinan

tertimpa benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari

kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia

yang berbahaya. Jenis-jenis alat pelindung kepala yang digunakan di

P.T. Pura Barutama terdiri dari :

(1) Safety helmet berbahan plastik. Digunakan untuk melindungi

kepala dari kejatuhan barang, safety helmet berbahan plastik

banyak digunakan di unit bangunan.

(2) Kerudung Kepala (Hood ) Digunakan untuk melindungi produk

(50)

commit to user

melindungi seluruh kepala terhadap kotoran debu yang berasal dari

debu ataupun bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun

yang dapat mengganggu kesehatan karyawan.

b. Pelindung Mata

Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata terhadap

benda yang melayang, percikan api, bahan kimia dan cahaya yang

menyilaukan. Pelindung mata yang diberikan pada pekerja berupa

safety goggles yang dipakai pada saat melakukan pekerjaan mengelas

dan daerah berdebu maupun untuk perbaikan pada alat lain yang

mengandung bahan kimia yang berbahaya.

c. Pelindung Telinga

Pelindung telinga digunakan untuk melindungi telinga terhadap

kebisingan dimana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat

menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap.

Pelindung telinga yang diberikan adalah ear plug dan ear muff yang

dipakai di daerah yang memiliki intensitas kebisingan yang tinggi.

d. Pelindung Pernapasan

Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi hidung

dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat membahayakan

karyawan. Masker yang diberikan berbeda sesuai dengan faktor

bahaya yang ada di lingkungan kerjanya. P.T. Pura Barutama

(51)

commit to user (1) Masker kain

Dipakai di tempat kerja dimana terdapat debu pada ukuran lebih 10

mikron.

(a) Masker dengan filter untuk debu

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan

dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 mikron

sebanyak 98%. Di pakai pada saat memasuki area yang

berdebu.

(b) Masker dan filter untuk debu dan gas

Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan

gas asam, uap solvent, fumes, asap dan kabut. Di pakai pada

saat memasuki area berdebu dan mengandung gas-gas yang

dapat mengganggu kesehatan.

e. Pakaian Kerja

Pakaian kerja yang dipakai di P.T. Pura Barutama adalah jenis

apron kain yang berfungsi agar produk tetap bersih selain itu pakaian

jenis apron ini juga berfungsi untuk keamanan.

f. Pelindung Kaki

Pelindung kaki yang diberikan adalah safety shoes yang terbuat

dari karet. Pelindung kaki ini hanya digunakan di area kerja, setelah

selesai bekerja maka sepatu tersebut disimpan lagi pada tempatnya.

g. Sarung Tangan

(52)

commit to user

yang dipergunakan saat memperbaiki mesin. Dan sarung tangan kain

yang digunakan pada saat pengadukan bahan.

h. Sabuk Pengaman (safety belt)

Sabuk pengaman diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan di atas

ketinggian untuk mencegah terjadinya bahaya terjatuh.

8. Sarana pemadam kebakaran

a. Mobil Pemadam Kebakaran

Untuk mengendalikan potensi bahaya kebakaran, maka PT. Pura

memiliki sarana pemadam kebakaran, yaitu sebagai berikut :

1) Mobil Pemadam Kebakaran

P.T. Pura Barutama memiliki 7 buah kendaraan pemadam

kebakaran

a) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1980 HB

kapasitas 3500 liter air.

b) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1976 JB

kapasitas 22000 liter air.

c) Kendaraan jenis Cold Diesel dengan nomor polisi K 1974 JB

kapasitas 3000 liter air.

d) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1956 HB

kapasitas 3500 liter air.

e) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi B 9693 NU

(53)

commit to user

f) Kendaraan jenis Truck dengan nomor polisi K 1973 JB

kapasitas 4000 liter air.

g) Kendaraan jenis Truck dengan nomor polisi K 1959 HB

kapasitas 5000 liter air.

b. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Alat pemadam api ringan merupakan alat pemadam yang

digunakan untuk memadamkan api ketika masih dalam skala kecil.

Kalasifikasi penggunaan APAR harus disesuaikan dengan asal

penyebab kebakaran. Misalkan kebakaran pada mesin produksi,

APAR yang digunakan tidak boleh berasal dari dry chemical karena

dry chemical bersifat korosif terhadap logam. APAR yang sesuai

yakni AF-11 yang dapat memadamkan api tanpa merusak mesin (tidak

bersifat korosif) serta penggunaannya yang tidak meninggalkan bekas

dan bersih. Di P.T. Pura Barutama telah memiliki 1537 APAR dari

berbagai jenis. Rincian jenis APAR yang dimiliki antara lain :

1) Jenis Dry Chemical Powder berjumlah 1025 buah.

2) Jenis CO2 berjumlah 9 buah.

3) Jenis AF berjumlah 428 buah.

4) Jenis foam berjumlah 11 buah.

APAR tersebut diletakkan di seluruh area P.T. Pura Barutama

dengan jarak 15 meter antar APAR. Namun untuk area yang

mengandung potensi bahaya kebakaran tinggi misalkan pada area

(54)

commit to user

meter. Tinggi peletakan APAR juga sudah diatur yakni 125 cm dari

lantai, sehingga mudah dijangkau oleh para pekerja dengan tinggi

badan yang berbeda-beda. Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 6

bulan sekali oleh pihak ketiga yakni oleh suplayer APAR dan diawasi

oleh pihak dari P.T. Pura Barutama.

c. Hydrant

Hydrant yang dimiliki oleh P.T. Pura Barutama berjumlah 8

unit, dengan jumlah titik kran sebanyak 92 titik. Sedangkan untuk

persediaan air dibagi menjadi 2 bagian, antara lain air tandon dengan

kapasitas air 10 m3 dan dari air kolam dengan jumlah kapasitas total

sebesar 4.221 m3. Adapun pada air tandon hanya terletak pada Unit

Keuangan dengan sumber air berasal dari sumur langsung. Sedangkan

untuk air kolam dibagi menjadi beberapa titik kolam, antara lain :

a) PM 7 dan PM 8, kapasitas kolam sebesar 50 m3 dengan

pengambilan air berasal dari kolam UPL.

b) Power Plant, kapasitas kolam sebesar 1000 m3 dengan

pengambilan air berasal dari kolam RW.

c) TSS dan Indostamping kapasitas kolam sebesar 2.656 m3

dengan pengambilan air berasal dari kolam pengaman PM 10,

kapasitas kolam sebesar 96 m3 dengan pengambilan air berasal

(55)

commit to user

d. Fire Alarm

Fire alarm bekerja secara otomatis, fire alarm akan berbunyi

ketika smoke detector maupun heat detector menangkap adanya

smoke maupun heat di ruangan atau area kerja. Di P.T. Pura Barutama

pemasangan fire alarm diletakkan pada gedung atau perkantoran non

produksi. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi dipastikan

mengandung panas dari proses percetakan jadi tidak memungkinkan

untuk dipasang heat dan smoke detector. Apabila terdengar suara dari

fire alarm tenaga kerja yang bekerja di dalam ruangan berhak untuk

menghentikan pekerjaannya dan bergegas menuju ke tempat yang

aman. Dengan adanya fire alarm yang bekerja secara otomatis, sangat

membantu personel pemadam kebakaran karena kebakaran dapat

diketahui secepatnya sebelum api membesar.

9. Prosedur Tanggap Darurat

Yang dimaksud dengan keadaan darurat merupakan suatu kejadian

yang tidak diduga-duga dan tidak dapat dipastikan kapan akan terjadinya

suatu kejadian. PT Pura Barutama telah mempersiapkan prosedur tanggap

darurat untuk kejadian kebakaran, karena potensi terjadinya kebakaran di

perusahaan ini tergolong cukup besar. Kebakaran merupakan peristiwa

yang dapat menimbulkan banyak kerugian berupa hilangnya nyawa,

kerusakan fasilitas perusahaan, dan kerugian besar lainnya termasuk

kurangnya kepercayaan dari masyarakat. Untuk mencegah atau

(56)

commit to user

berbagai pihak mulai dari karyawan level bawah sampai managemen level

atas. Selain itu perusahaan juga telah menyiapkan personil yang terdiri dari

4-5 orang di setiap shift.

Untuk mendukung prosedur tanggap darurat maka P.T. Pura

Barutama memberikan fasilitas tanggap darurat antara lain :

a) Pos Darurat (emergency post)

Suatu tempat bangunan tertentu yang dipilih dan dianggap aman

yang tidak akan terpengaruh oleh kedaan darurat dan di tempat ini

juga penanggung jawab dan pimpinan penanggulangan kondisi darurat

memberikan komando-komandonya.

b) Tempat berkumpul sementara (assembly point)

Tempat berkumpul sementara merupakan tempat yang

digunakan karyawan untuk berkumpul sementara saat kondisi darurat.

Tempat berkumpul sementara harus dapat menampung semua korban

dan tempatnya harus aman dari lokasi bencana.

c) Sirene Darurat

Merupakan bunyi atau tanda terjadinya keadaan darurat.

Karyawan diwajibkan meninggalkan area kerja dan segera menuju ke

tempat berkumpul sementara apabila mendengar suara sirine darurat.

d) Eye Wash Fountain

Digunakan untuk mencuci mata yang terkena bahan kimia

berbahaya, sementara ini fasilitas Eye Wash hanya terdapat di

(57)

commit to user e) Ambulans

Fasilitas ambulans digunakan untuk mengevakuasi karyawan

yang menjadi korban pada saat kejadian darurat. Perusahaan telah

menyediakan 2 mobil ambulans untuk seluruh unit. Untuk jalur

evakuasi dapat dilihat pada lampiran16

F. Ergonomi

1. Sistem Kerja

Berdasarkan waktu kerja, sistem kerja karyawan dibedakan menjadi 2

yaitu :

a. Bagian staff dan administrasi kantor

Karyawan yang bekerja di bagian staff dan administrasi kantor,

memperoleh ketentuan waktu kerja sebagai berikut:

1) Senin s/d kamis : 07.30 - 15.30 WIB

Istirahat : 11.30 - 12.30 WIB

2) Jum’at : 07.30 - 16.00 WIB

Istirahat : 11.30 - 13.00 WIB

3) Sabtu : 07.30 - 12.30 WIB

Untuk hari Sabtu tidak ada waktu istirahat.

b. Waktu Kerja Bergilir Bagian Produksi, berlaku ketentuan sebagai

berikut:

1) Shift pertama (pagi) berlaku waktu kerja : 06.30-14.30 WIB

(58)

commit to user

3) Shift ketiga (malam) berlaku waktu kerja : 22.30-06.30 WIB

2. Sikap Kerja

Sikap kerja yang dilakukan karyawan dalam melaksanakan tugasnya

adalah dengan sikap kerja duduk, berdiri, bergerak, atau berpindah tempat,

berada di ketinggian, mengangkat dan mengangkut sesuai dengan

keperluan dari masing–masing pekerjaan tenaga kerja itu sendiri

3. Alat Angkat dan Angkut

Alat angkat dan angkut digunakan sebagai alat bantu dalam

transportasi, alat tersebut berupa : forklift, hand pallet, dan lift barang. Alat

angkat angkut digunakan diarea dalam dan luar pabrik untuk mengangkut

bahan baku dan produk. Operator yang bertugas menjalankan pesawat

angkat dan angkut telah mendapatkan surat ijin operasi dan sudah

mengikuti pelatihan sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1985 pasal 4.

G. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

P.T. Pura Barutama merupakan produsen Paper Making, Paper

Converting, Printing-Packaging, Holography, Enggenering, Total Security

System, dan Smart Tecnology. Penyediaan barang yang berkualitas sesuai

permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan

sistem manajemen mutu yang ramah lingkungan dan berbudaya K3 serta

penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan.

Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi

(59)

commit to user

dan norma-norma K3 serta peraturan perundangan yang ada. Seluruh

karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya

meningkatkan keterampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan

jasa yang berkualitas. Pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan

K3 serta menjunjung tinggi integritas merupakan hal yang terus dilakukan di

P.T. Pura Barutama.

1. Kebijakan Manajemen K3

Kebijakan Manajemen K3 di P.T. Pura Barutama adalah sebagai berikut :

Bahwa Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan salah satu

faktor penting dalam menunjang kelancaran dan proses produksi. Oleh

karena itu semua pekerjaan yang berada di lingkungan kerja maupun

berada di luar lingkungan kerja harus memahami dan aktif ikut serta dalam

segala kegiatan yang berwawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kami selaku Pimpinan bertanggung jawab atas pelaksanaan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan perusahaan Pura Group

dan untuk ini perusahaan akan melaksanakan :

a. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan menciptakan mekanisme serta prosedur

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di setiap lini bidang pekerjaan,

b. Komitmen managemen yang sadar akan pentingnya

memasyarakatkan dan memperlihatkan Kinerja Kesehatan dan

(60)

commit to user

c. Perencanaan di dalam merancang dan membangun kegiatan kegiatan

usaha, perusahaan selalu berorientasi kepada Kesehatan dan

Keselamatan kerja.

d. Peningkatan kualitas Sumber daya manusia melalui pendidikan dan

pelatihan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, terutama di

dalam memotivasi tanggung jawab individu di dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

e. Pembinaan hubungan kerja sama, bersama instansi lain di dalam

melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

f. Penyelesaian semua masalah yang ditimbulkan dan menciptakan

cara-cara penanganan yang efektif terhadap kemungkinan timbulnya

bahaya di masing-masing tempat kerja.

g. Kepastian bahwa kebijakan dan Komitmen ini dilaksanakan melalui

pelaksanaan menyeluruh atas kegiatan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di seluruh unit kerja dan mensosialisasikan kepada rekanan,

pelanggan serta tamu yang berhubungan dengan perusahaan.

Mengingat Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan tugas kita

bersama (baik pekerja, pengusaha maupun pemerintah). Maka perlu

dibudayakan agar tercipta iklim kerja yang kondusif demi tercapainya

efisiensi dan Produktivitas Nasional.

2. Organisasi K3

Agar pelaksanaan K3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan

Gambar

Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi .......................................
Gambar 2. Struktur Organisasi P2K3 Pura Group .....................................  51
Gambar 1. Struktur organisasi P.T. Pura Barutama. (Sumber : Departemen HR_GA, 2011)
Tabel 1. Jumlah Karyawan PT. Pura Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
+6

Referensi

Dokumen terkait

perusahaan telah sesuai dengan Permenakertrans No.. diwajibkan penggunaanya oleh karyawan yang berada dibawah. pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat

Diatas 0,7 (m/det 2 ) kategori mengganggu kesehatan. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP- 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di

Pemasangan Safety Device pada mesin produksi untuk mengendalikan kecelakaan kerja yang ditimbulkan oleh mesin dan peralatan kerja di PT X, telah sesuai dengan

tersebut tidak memakia APD dengan benar. Sistem pengoperasian dilakukan dalam control room dengan sistem komputer.. Tekanan panas pada area tersebut disebabkan karena

Di bagian produksi pestisida sikap kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran kebanyakan berdiri, tetapi perusahaan menyediakan kursi untuk setiap tenaga kerja yang

Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang

Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin

Iklim kerja yang menjadi faktor fisika dalam lingkungan kerja di PT. Bina Guna Kimia telah dilakukan pengukuran ISBB, dan hasil pengukuran ISBB. yang diadakan di area