commit to user LAPORAN UMUM
MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA
BARUTAMA KUDUS
Endah Sulistiyani NIM. R0008104
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT, yang Maha
Pemberi Kemudahan, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan judul “Magang tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di P.T. Pura Barutama Kudus Jawa Tengah”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan penulis di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah menambah wawasan serta meningkatkan pengetahuan penulis tentang penerapan Higiene Perusahaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja di industri agar didapatkan pengalaman yang berguna untuk diaplikasikan di tempat kerja maupun di masyarakat.
Pada hakikatnya manusia diciptakan dengan berbagai keterbatasan dan kekurangan sehingga memerlukan bantuan dari manusia lainnya. Begitu pula dengan segala keterbatasan dalam penyusunan laporan ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak demi terselesaikannya laporan ini. Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. A.A Subiyanto, dr.,MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Putu Suriyasa, dr.,PKK.,Sp.Ok, selaku ketua Program Study D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta periode 2008 - 15 Juni 2011 dan selaku pembimbing I.
4. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes. selaku ketua Program Studi D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
5. Bapak Drs. Hardjono, MSi, selaku Pembimbing II.
6. Tony Harmawan, ST, MM selaku Pimpinan HRD yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan program magang di P.T. Pura Barutama Kudus.
7. Bapak Noor Faiz dan Bapak Darmanto Elmi, SH selaku pembimbing magang yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat pelaksanaan magang di P.T. Pura Barutama Kudus.
8. Bapak Edy Suharso selaku pembimbing lapangan di Unit Offset, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat pelaksanaan magang.
9. Ibu Ratna, Bapak Arif, Ibu Maya, Bapak Minto, Ibu Yani, Bapak Liqhin dan masih banyak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih atas ilmu yang sangat berharga dan bimbingan yang telah diberikan, serta penerimaan yang begitu kekeluargaan sehingga penulis kerasan dalam menjalani program magang.
10. Ibu, Bapak, Kakak, Adik, dan seluruh keluarga besar yang selalu mendo’akan serta memberikan restu, semangat, dan dukungan kepada penulis.
commit to user
v
12. Teman-teman seperjuangan dari D.III Hiperkes dan Kesehatan Kerja angkatan 2008, yang senantiasa saling membantu dan bertukar informasi.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan magang dan penulisan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang besar kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juni 2011 Penulis,
commit to user
vi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Tujuan Magang ... 3
C. Manfaat Magang ... 4
BAB II METODE PENGAMBILAN DATA ... 5
A. Persiapan ... 5
B. Lokasi ... 5
C. Pelaksanaan ... 5
D. Sumber Data ... 5
E. Teknik Pengumpulan Data ... 6
BAB III HASIL MAGANG ... 8
commit to user
vii
B. Proses Produksi ... 17
C. Higiene Perusahaan ... 23
D. Kesehatan Kerja ... 28
E. Keselamatan Kerja ... 33
F. Ergonomi ... 46
G. Manajemen K3 ... 47
H. Lingkungan ... 54
BAB IV PEMBAHASAN ... 57
A. Higiene Perusahaan ... 57
B. Kesehatan Kerja ... 64
C. Keselamatan Kerja ... 68
D. Ergonomi ... 75
E. Manajemen K3 ... 77
F. Lingkungan ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan ... 15
Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi ... 24
Tabel 3. Intensitas Penerangan di Berbagai Lokasi ... 25
Tabel 4. Pengujian Iklim Kerja di Berbagai Lokasi ... … 26
Tabel 5. Pengukuran Kadar Debu di Berbagai Lokasi ... 26
Tabel 6. Intensitas Penerangan Sesuai Peraturan ... 60
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Pura Group ... 14
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Komitmen dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lampiran 2. Laporan Hasil Uji Kualitas Udara Lingkungan Kerja
Lampiran 3. Laporan Hasil Pengukuran Penerangan di Tempat Kerja
Lampiran 4. Laporan Hasil Pengukuran Kebisingan di Tempat Kerja
Lampiran 5. Laporan Hasil Pengukuran Iklim Kerja di Tempat Kerja
Lampiran 6. Contoh Perintah Produksi
Lampiran 7. Diagram Alir Proses Produksi
Lampiran 8. Data Unit yang Telah Memasang Smoke dan Heat Detector
Lampiran 9. Rekap Data Alat Pemadam Api Ringan
Lampiran 10. Surat Keputusan tentang Pengesahan P2K3 Perusahaan
Lempiran 11. Form Identifikasi Sumber Bahaya
Lampiran 12. Form Inspeksi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Lampiran 13. Form Cek List Alarm Kebakaran
Lampiran 14. Form Cek List LampuEmergency
commit to user
xi Lampiran 16. Denah Jalur Evakuasi
Lempiran 17. Denah Alat Pemadam Api Ringan
Lampiran 18. Lembar Observasi Terpadu Pura Group
Lampiran 19. Contoh Surat Ijin Operasi Forklift dan Sertifikat
Lampiran 20. Surat Keterangan Magang
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dunia industri kian hari kian pesat. Persaingan tidak hanya
memperebutkan pasar di dalam negeri namun juga di luar negeri pun menjadi
dambaan setiap perusahaan guna memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya. Bertambahnya jumlah industri, pastinya diikuti pula dengan
meningkatnya penggunaan alat-alat industri mulai dari alat yang sederhana
hingga alat yang canggih.
Perubahan penggunaan teknologi dari tenaga manusia ke tenaga mesin
sudah dirasa dampak positifnya yakni proses produksi akan berjalan lebih
cepat dengan kualitas yang sama. Akan tetapi jika penggunaan teknologi
tersebut tidak memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja maka
akan berdampak buruk yang dapat menimbulkan kerugian berupa cidera
ataupun cacat bahkan hilangnya nyawa bagi pekerja, kerugian harta benda,
terganggunya proses produksi serta dapat merusak nama baik perusahaan
yang bersangkutan.
Solusi mutlak untuk melindungi asset perusahaan dari kerugian tersebut
demi kelangsungan dan kesinambungan proses produksi adalah dengan
penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Banyak perusahaan
commit to user
manusia termasuk melindungi keselamatan kerja dari tenaga kerja serta
memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Kecelakaan, penyakit akibat
kerja, kebakaran yang dikarenakan kesalahan manusia merupakan contoh
akibat kurang baiknya sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan. Selain itu, tuntutan konsumen yang menghendaki produk yang
aman baik material maupun proses dalam pengerjaan produk, serta ramah
lingkungan merupakan faktor tersendiri bagi perusahaan untuk menerapkan
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaannya.
Sebagai warga negara yang baik, para pelaku usaha harus mau untuk
mematuhi dan melaksanakan apa yang tertuang dalam peraturan yang dibuat
pemerintah. Selain untuk memenuhi kewajiban diharapkan pelaku usaha juga
termotivasi dan tergerak untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman,
nyaman, sehat dan selamat bagi pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
Lingkungan kerja yang baik, sangat penting bagi kelanjutan dan
kesinambungan usaha yang dijalankan. Dengan penerapan K3 yang baik di
perusahaan maka akan tercipta keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal
di tempat kerja.
P.T. Pura Barutama sebagai salah satu perusahaan percetakan dan
pengepakan terkemuka di kawasan Asia Tenggara mempunyai andil dan
peranan yang besar dalam penerapan K3 di perusahaan. Seperti yang telah
commit to user
pengusaha maupun pemerintah). Maka perlu dibudayakan agar tercipta iklim
commit to user
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Bagi Perusaahaan
Dapat memberi masukan pada perusahaan mengenai aspek K3, dan
informasi tentang kondisi lingkungan kerja sebagai acuan untuk perbaikan
lingkungan kerja dan pelaksanaan program K3 selanjutnya.
2. Program D.III Hiperkes dan KK
a. Sebagai sarana untuk membina kerjasama dengan institusi lain di
bidang K3.
b. Dapat menambah studi kepustakaan yang bermanfaat tentang K3 di
P.T. Pura Barutama Kudus.
c. Digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui tingkat keterampilan
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku
kuliah.
3. Bagi Mahasiswa
a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
indentifikasi dan pengendalian faktor dan potensi bahaya yang terdapat
di perusahaan serta mengetahui sejauh mana penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.
b. Dapat digunakan sebagai pengalaman kerja dalam bidang K3, sehingga
commit to user
5 BAB II
METODE PENGAMBILAN DATA
A. Persiapan
Pertama yang harus dilakukan untuk dapat melakukan praktek kerja
lapangan meliputi pengajuan permohonan magang dan menyerahkan proposal
pelaksanaan magang yang ditujukan ke perusahaan yang dijadikan tempat
magang yaitu P.T. Pura Barutama. Adapun proposal permohonan magang
tersebut diajukan pada bulan September 2010.
B. Lokasi
Pengambilan data dilaksanakan di P.T. Pura Barutama, yang berlokasi
di Jalan Kresna Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
C. Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 1–28 Februari
2011, namun atas permintaan pembimbing perusahaan, pelaksanaan magang
diperpanjang hingga tanggal 2 April 2011 dengan waktu 5 hari kerja, mulai
pukul 07.30–15.30 WIB dan 1 hari kerja mulai pukul 07.30-12.30.
D. Sumber Data
Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan data-data sebagai
commit to user 1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan melakukan observasi, survey ke lapangan
atau tempat kerja dan wawancara serta diskusi dengan tenaga kerja.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data perusahaan sebagai pelengkap laporan
ini
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun beberapa teknik pengambilan data yang dilakukan oleh
mahasiswa, antara lain:
1. Observasi
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan
langsung terhadap pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sekaligus melakukan survey ke lapangan untuk mengetahui sistem
operasional percetakan dan mengidentifikasi potensi bahaya yang ada.
2. Interview
Interview merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
melakukan wawancara secara langsung kepada tenaga kerja dan karyawan
yang berwenang yang berkaitan langsung dengan masalah Keselamatan
commit to user 3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu penulis mengumpulkan data dengan cara
membaca buku-buku kepustakaan, laporan-laporan penelitian yang sudah
commit to user
8 BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Profil Perusahaan
Pura merupakan perusahaan pribadi yang dibangun pada tahun 1908
sebagai industri percetakan di Kudus. Jacobus Busono merupakan generasi
ketiga dan memulai kariernya pada saat menjadi pimpinan pura pada tahun
1970 dan berposisi sebagai presiden direktur.
Pengembangan sumber daya manusia yang intensif dengan cara
membangun sebuah karakter (prioritas yang diikuti pula dengan pelatihan
teknis dan mampu untuk memanage sesuatu akan dapat membuat sebuah
budaya) yang dapat berinovasi dan membentuk suatu kemajuan
perusahaan. Hal inilah yang menjadi budaya di Pura, sebuah budaya untuk
membawa filosofi perusahaan.
Setelah tiga dekade, Pura telah berkembang menjadi grup terintegrasi
dari divisi manufactur, percetakan, pengepakan, pemroduksi kertas,
konverta, permesinan, anti counterfeiting, kartu elektrik, dan label
teknologi tinggi. Pura group sekarang diantara yang terbesar di dunia
percetakaan dan pengepakan di Asia Tenggara.
Pura juga memproduksi berbagai komoditas ekspor dan beberapa
commit to user
Scratch off, Direct Hologram, Smart card, microcapsule dan masih
banyak lainnya.
Berdiri pada tahun 1908 sebagai cetak offset dengan
mempekerjakaan 8 karyawan, dan sekarang ditangani oleh generasi ketiga
dengan managemen professional yang dapat mengorganisir dan memanage
setiap lingkungan perusahaan Pura Group menjadi group yang
berkembang dengan memiliki 20 pabrik dan mempekerjakaan 7000 lebih
karyawan. Jangkauan usahanya meliputi Paper Making, Paper
Converting, Printing-Packaging, Holography, Enggenering, Total
Security System, Smart Tecnology.
Perkembangan perusahaan secara lebih lanjut adalah sebagai berikut :
a. Tahun 1972 didirikan PT Pura Box yang bergerak dibidang produksi
kotak karton gelombang (packaging box) dan kertas Koran.
b. Tahun 1973 didirikan PT. Pura Roto yang bergerak dibidang
rotogravure dan converting yang dalam perkembangan selanjutnya
memproduksi kotak karton lipat (modern fleksible packaging).
c. Tahun 1974 didirikan unit paper mill sebagai penunjang PT Pura Box
dalam pengadaan kertas medium linier dan kertas test liner.
d. Tahun 1984 menjadi perusahaan pertama didaerah tropis yang
memproduksi dan memperkenalkan Non Carbon Required.
e. Tahun 1985 Divisi Kertas diresmikan oleh presiden Soeharto.
f. Tahun 1986 Divisi Converta telah memproduksi Siliconozed Rease
commit to user
g. Tahun 1987 PT Pura Barutama menerima 8 internasional Thropy For
Tecnology dari Frankfurt Jerman serta penghargaan American
Recognition of Eficiency.
h. Tahun 1988 P.T. Pura Barutama mulai mengekspor ke pasar
internasional seperti USA, Eropa, dan sebagainya.
i. Tahun 1989 Didirikan PM (Paper Mill) 7 dan 8 yang pada tanggal 1
Juli 1993 diberi nama PT. Nusa Persada dan dibagi menjadi Unit Paper
Mill dan Unit Holografi.
j. Tahun 1991 berdiri divisi Indostamping yang menghasilkan Hot
Stamping Foil.
k. Tahun 1992 didirikan Pura Micro Capsule.
l. Tahun 1994 berdiri divisi Human Resource Development (HRD).
m. Pada tahun 2001 didirikan unit Paper Mill IX.
n. Pada tahun 2004 didirikan Unit Kogen/ PLTU/ Unit Power Plant di
daerah Jati.
o. Pada tahun 2005, Pura mendirikan Unit Smart Tecnology yang
bergerak dalam pembuatan Smart Card dan Label untuk identifikasi
produk dan personel.
2. Lokasi Perusahaan
Pura Barutama kini memiliki banyak unit di berbagai lokasi, untuk
itu dalam pembagian lokasinya, Pura Barutama dikelompokkan dalam 6
commit to user a. Kawasan I
Berada di Jalan Dr. Lukmono Hadi Kudus yang terdiri :
1) Divisi Holografi, bergerak di bidang percetakan hologram.
2) Divisi Batu Mulia, bergerak di bidang pembuatan batu perhiasan.
b. Kawasan II
Berada di jalan AKBP Agil Kusumadya 203, Jati Wetan Kudus
yang terdiri dari :
1) Divisi Rotogravure, bergerak dibidang percetakan rotografi.
Produk yang dihasilkan berupa kemasan-kemasan untuk
obat-obatan, rokok, permen, dan cetak CTP (Cork Tip Paper)
2) Divisi Paper Mills PM 1, PM 2, PM 3 yang memproduksi kertas
CTP untuk pembungkus filter rokok.
c. Kawasan III
Berada di jalan Kresna Jati Wetan Kudus yang terdiri dari :
1) Divisi Offset, bergerak di bidang cetak offset untuk kertas dan
kardus.
2) Divisi Coating, merupakan unit Converting dan laminating. Produk
yang dihasilkan adalah kertas stiker dan kertas NCR yang
merupakan andalan unit ini.
3) Divisi Repro, merupakan unit prepress, yang bertugas dan
commit to user d. Kawasan IV
Berada di Jalan AKBP Agil Kusumadya Jati Kulon Kudus yang
terdiri dari :
1) Divisi Paper Mills PM 5, PM 6, PM 9, PM 10
2) Divisi Microcapsule yang memproduksi pelapisan pada kertas
NCR.
3) Divisi TSS unit yang memproduksi dokumen sekuriti dan yang
memproduksi produk yang ada pengamannya.
4) Divisi Pura Bangunan
5) Divisi Power Plant
6) Divisi Indostamping
7) Divisi PST
e. Kawasan V
Berada di jalan Kudus-Pati Km 12 Terban Kudus yang terdiri dari :
1) Divisi Paper Mills PM 7 dan PM 8. Unit PM 7 memproduksi
kertas multi layer dan unit PM 8 memproduksi kertas single layer.
2) Divisi Workshop atau Pura Rekayasa mesin Indo, bergerak di
bidang perbengkelan dan pembuatan mesin.
3) Divisi Boxindo, merupakan unit pembuatan karton gelombang
untuk bahan pembuatan box.
4) Divisi Agro
f. Kawasan VI
commit to user
1) Divisi Transportasi, merupakan unit pengadaan dan perencanaan
bangunan dan tempat bahan untuk pengembangan dan
pembangunan Pura Group.
2) Divisi Tinta, bergerak di bidang pembuatan dan pengolahan tinta
untuk memenuhi kebutuhan Pura Group sendiri.
3) Divisi Dekorindo, produsen kertas dan foil dekorasi yang
merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang
memproduksi kertas melamine impregnated, finished foil, dan foil
& kertas cetak dekorasi.
3. Visi dan Misi
a. Memenuhi permintaan dan kebutuhan akan produk-produk percetakan
dan pengepakan di pasar domestik dan diluar negeri, dengan
menawarkan solusi yang inovatif, berkualitas, dan berbasis teknologi
canggih dan bahan baku lokal.
b. Menjadi pemain utama di industri percetakan dan pengepakan global,
dengan memanfaatkan inovasi produk, sinergis dan solusi yang
komprehensif.
4. Budaya Perusahaan :
a. Inovasi atau gebrakan dan pembelajaran yang berkesinambungan
adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
b. Sumber daya manusia adalah kunci dan inovasi. Membangun karakter
adalah langkah pertama untuk melahirkan sumber daya manusia yang
commit to user 5. Struktur Organisasi
P.T. Pura Barutama dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
dibantu oleh manajer-manajer. Manajer dibantu oleh beberapa kepala
departemen yang membawahi kepala bidang.
Kepala bagian departemen bertanggung jawab kepada manajer dan
manajer sendiri bertanggung jawab kepada direktur utama.
Gambar 1. Struktur organisasi P.T. Pura Barutama. (Sumber : Departemen HR_GA, 2011)
PRESIDENT DIRECTUR
WK. PRESIDENT DIRECTUR I DAN II
commit to user 6. Komposisi Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan P.T. Pura Barutama periode Desember 2010
sebanyak 7.750 pekerja. Dengan rincian pekerja laki-laki sebanyak 5.598
pekerja dan perempuan sebanyak 2.152 pekerja.
Tabel 1. Jumlah Karyawan PT. Pura Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Pendidikan 28 Februari 2011
Pasca Sarjana 15
Sumber : Departemen HRD pada Februari 2011
7. Fasilitas Perusahaan
Untuk menunjang kesejahteraan karyawan, keluarganya, bahkan
tamu yang berkunjung (pelanggan) perusahaan menyediakan berbagai
sarana dan prasarana yang dapat memotivasi karyawan untuk menjadi
sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera. Sarana dan prasarana
tersebut antara lain :
a. Cuti
Fasilitas cuti diberikan kepada karyawan sekurang-kurangnya 12 hari
kerja selama yang bersangkutan bekerja 12 bulan. Dalam hal ini
apabila cuti tahunan tidak digunakan dapat di ganti dengan uang yang
commit to user
diberikan kepada karyawan selama 3 bulan namun pemberlakuannya
masih disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan memperhatikan
pertimbangan medis.
b. Transportasi
Saat ini P.T. Pura Barutama belum menyediakan fasilitas
transportasi bagi karyawannya. Fasilitas transportasi hanya di berikan
kepada para general manager berupa mobil mewah. Selain itu, PT
Pura Barutama mempunyai fasilitas helikopter serta kapal bagi yang
diperuntukan bagi kepentingan internal, tamu perusahaan VIP/VVIP,
serta untuk penggunaan komersial.
c. Guest house
Guest house merupakan layanan P.T. Pura Barutama kepada
para tamu VIP/VVIP yang berkunjung di kantor Pusat P.T. Pura
Barutama. Guest house berkapasitas 15 ruangan, lengkap dengan
fasilitas sekelas hotel berbintang lima, seperti kolam renang, lapangan
tenis indoor, ruang kebugaran, dan ruang karaoke.
d. Rekreasi
Kegiatan rekreasi rutin dilakukan setiap setahun sekali, untuk
pengaturan waktu tiap unit berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi
unit bersangkutan, namun setelah tahun 2010 kegiatan ini ditiadakan
commit to user e. Koperasi karyawan
Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan
membantu dan memfasilitasi dengan didirikannya koperasi karyawan
(kopkar) Pura Group.
f. Tempat Ibadah
Untuk sarana peribadatan, P.T. Pura Barutama menyediakan
mushola di setiap unitnya. Mushola ini dimanfaatkan karyawan
muslim untuk melakukan ibadah.
g. Sarana Olah Raga
Sarana olah raga yang ada di perusahaan yaitu lapangan tenis,
stadion tennis meja dan badminton, kolam renang, dan area fitness.
B. Proses Produksi
Proses produksi di P.T. Pura Barutama berbeda-beda di setiap unit,
Berikut adalah salah satu contoh proses produksi di Unit Offset, sebagai
berikut :
1. Gudang Bahan Baku
Digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara bahan baku.
Bahan baku berupa kertas-kertas dalam bentuk lembaran (sheet)
berukuran standart 109 X 79 cm. Di gudang kertas terdapat 200 jenis
kertas misalnya duplex board, ivory board dan silver metaliz. Kertas
tersebut berasal dari para suplyer misalkan Fajar Surya, Surya Pamenang,
Pindo Delli, Tjiwi Kimia, Indah Kiat, dan dari unit Pura Kertas sendiri.
commit to user
Di QC incoming terdapat pemeriksaan gramature atau berat dari kertas
tersebut, selain itu terdapat pemeriksaan kondisi fisik kertas, permukaan
kertas (coating), jenis kertas, ukuran kertas, dan arah serat. QC incoming
berhak untuk menerima atau menolak bahan dari suplayer berdasarkan
hasil pemeriksaan. Selain kertas di gudang juga terdapat bahan kimia
berupa lem, plastik OPP, flute dan spare part. Khusus untuk gudang
solvent, serta gudang tinta lokasinya dibedakan. Tempat penyimpanan
kimia sengaja ditempatkan terpisah sesuai jenisnya. Hal ini bertujuan
untuk menghindari terjadinya kebakaran karena bahan yang disimpan
merupakan bahan yang sangat mudah terbakar. Di area ini sudah dilakukan
tidakan preventif untuk mencegah kebakaran antara lain dengan memasang
grounding pada area gudang pengisi solvent. Pengisian solvent dari tangki
ke drum harus dihubungkan dengan grounding agar tidak terjadi listrik
statis, meniadakan sumber listrik di area gudang, penggunaan water spray
agar udara sekitar tidak terlalu panas, dan pengaturan sirkulasi udara yang
baik.
2. Potong Putihan
Kertas yang berukuran standart 109 X 79 cm dari gudang di potong
menjadi 4 atau 6 atau 8 disuaikan dengan mesin cetak yang digunakan
tujuannya untuk mempermudah dalam proses pencetakan. Area Potong
Putihan merupakan area pemotongan kertas. Ketika bahan sampai di area
potong putihan maka harus ada PP (perintah produksi). Di dalam perintah
commit to user
yang digunakan, dan waktu penyelesaian di setiap bagian. Ketika bahan
telah selesai diproses ditiap bagian, maka selanjutnya bagian WIP
memasukkan data input sebagai laporan bahwa proses produksi telah
selesai dikerjakan di bagian tersebut. Di area ini potensi bahaya cukup
besar, kecelakaan kerja yang terjadi yang diakibatkan oleh kelalaian
manusia. Apabila pekerja tidak berkonsentrasi potensi tangan terpotong
cukup tinggi, selain itu bahaya debu kertas dan terjepit pallet pun
tergolong signifikan.
3. Cetak
Merupakan suatu area yang digunakan sebagai tempat untuk
mencetak sesuai dengan design warna dan design bentuk yang diinginkan
customer. Jenis cetakan dapat berupa label (etiket) maupun berupa paper
packaging. Di dalam mesin cetak terdapat 4 warna dasar yakni cyan,
magenta, yellow, dan black. Di dalam mesin cetak telah dilengkapi dengan
plat yang sebelumnya sudah didesain di komputer. Untuk prosentase
warna cetakan sudah diatur di plat tersebut.
Proses selanjutnya adalah proses completing antara lain meliputi :
a. Varnish
Tujuan dari proses pemvarnishan yaitu agar produk cetakan
terlihat mengkilap atau gloss. Pada proses pelapisan cetakan
menggunakan chemical tertentu sesuai dengan fungsinya.
Fungsi dari pelapisan permukaan antara lain :
commit to user
Biasanya dicoatingkan dibagian belakang cetakan atau juga di dua
muka ( depan belakang). Fungsinya menjaga supaya cetakan kertas
tahan terhadap air. Produk ini dipakai pada cetakan-cetakan lidding
cup untuk ice cream,dan lidding cup untuk agar-agar.
2) Anti minyak (grease resistance)
Dicoatingkan dibagian belakang cetakan, berfungsi untuk menjaga
supaya cetakan (kertas) tahan terhadap minyak atau lemak.
Dipakai pada cetakan untuk mengemas produk-produk yang
mengandung minyak. Contoh : dos KFC, CFC, dan lain-lain.
3) Anti jamur (fungisida resistance)
Biasanya dicoatingkan pada bagian belakang cetakan (back side)
untuk mencegah supaya produk yang dikemas tidak berjamur.
Biasanya dipakai untuk mengemas sabun.
Pada area varnish, potensi bahaya berasal dari paparan sinar UV
yang dapat mengakibatkan kebutaan bila mengenai mata secara
langsung hal ini dikarenakan intensitas sinar UV yang digunakan
untuk pengeringan tergolong tinggi. Selain itu bau menyengat yang
berasal dari solvent yang merupakan potensi bahaya terjadinya rasa
sakit pada paru-paru serta potensi tertimpa barang dan terjepit silinder
rol yang berputar.
b. Foil
Menggunakan mesin hot stamping foil membutuhkan tingkat
commit to user
ini mencetak dengan warna-warna khas foil antara lain : silver atau
perak, gold atau emas, holo diffraction (tiga dimensi), atau
warna-warna lain yang tidak bisa dihasilkan oleh tinta cetak. Foil tersebut
berfungsi untuk mempercantik penampilan agar tekesan lux atau
mewah selain itu foil juga berfungsi memberi pengamanan pada label
atas keasliannya (anti pemalsuan). Untuk potensi bahaya di tiap
variasi hampir sama yaitu potensi bahaya terjepit, tertimpa barang,
dan terkena paparan bahan kimia.
c. Laminasi
Proses laminasi adalah proses pelapisan pada cetakan. Pelapisan
ini untuk menempelkan plastik jenis OPP ke permukaan cetakan.
Laminasi terdiri dari dua jenis yaitu laminasi polos dan motif.
Laminasi dapat dilakukan pada kertas ivory, duplex dan kertas flute.
Laminasi motif memiliki dua design yaitu berupa gambar atau logo
dan microtext berhologram. Pada area ini terdapat potensi bahaya
berupa terjepit roll, terkena bahan kimia baik terpercik, maupun
terpeleset akibat bahan kimia tersebut.
d. Ponz atau emboss
Ponz adalah suatu proses pembentukan doos dengan ukuran dan
bentuk sesuai permintaan customer. Pada proses ini cetakan yang
semula berbentuk lembaran akan dicutting dan dicreasing masuk
perforatingnya. Proses ini menggunakan pisau yang dibuat sesuai
commit to user
lembaran-lembaran plano yang sudah ada potongan-potongan
berbentuk doos. Mesin ini juga memproses pembuatan embos yang
dapat menciptakan image timbul seperti relief pada suatu cetakan
dibagian teks atau logo tergantung dari desain yang dibuat, sehingga
ketika diraba akan tampak menonjol keluar. Cetakan yang dihasilkan
nantinya tidak hanya menarik tetapi juga memiliki nilai seni tinggi
ketika disentuh.
4. Cabut
Proses cabut merupakan area pemisah. Hasil dari cutting creasing
yang masih menempel dilepas satu persatu (dicabut dari posisinya pada
kertas plano). Kemudian disusun per pasang di pallet untuk selanjutnya
dikirim ke proses folding (lipat) dan glueing (pengeleman).
5. Lipat
Pada proses ini cetakan produk dilipat oleh mesin sesuai dengan
bentuk produk yang diinginkan customer. Di area ini selain proses
pelipatan juga terjadi proses pengeleman dari hasil stripping. Proses
pelipatan menggunakan mesin folding dan glueing. Khusus produk dengan
ukuran besar seperti flute, proses lipat dilakukan secara manual.
6. Finishing
Setelah semua proses pencetakan sampai pelipatan selesai, maka
proses penyortiran pun dilakukan. Proses penyortiran ini bertujuan untuk
commit to user
produk yang tidak baik (out of standart). Proses ini dilakukan secara
manual, dipilih satu per satu.
7. Pengiriman
Proses terakhir yakni pengirimiman. Produk yang telah siap untuk
dikirimkan ke customer. Pada area ini mengandung potensi bahaya
kejatuhan barang saat pemindahan barang.
C. Higene Perusahaan
1. Potensi Bahaya
a. Terjepit
Bahaya terjepit banyak ditemukan di area mesin cetak dan
varnish, kecelakaan terjadi pada saat penggantian maupun
pemeriksaan roll atau peralatan yang berputar. Hal ini dapat
mengakibatkan patah tulang pada jari tangan. Upaya pengendalian
yang telah ada yaitu dengan memasang cover pengaman dan
peringatan serta tanda bahaya pada semua peralatan berputar.
b. Terpercik
Bahaya terpercik oleh cairan B3 khususnya solvent dan tinta.
Upaya pengendalian yang telah ada yaitu dengan menggunakan alat
pelindung diri yang sesuai, serta sosialisasi MSDS bagi karyawan
serta pelatihan khusus bagi karyawan yang berhubungan langsung
dengan bahan kimia. Dalam proses produksi, P.T. Pura Barutama
banyak menggunakan bahan kimia seperti toluene, melamin, etil
commit to user c. Tertimpa
Pada area gudang berpotensi tertimpa kertas atau bahan. Potensi
tersebut dapat diminimalisir dengan cara memberi batas ketinggian
penumpukan barang yakni 1,5 m sebagai zona daerah bahaya dan
larangan beristirahat diarea gudang serta pemakaian helm pengaman.
2. Faktor Bahaya
a. Faktor Fisika
1) Kebisingan
Kebisingan yang ada pada area pabrik merupakan kebisingan
yang bersifat continue atau terus menerus. Kebisingan tersebut
timbul akibat penggunaan mesin-mesin yang ada pada area
produksi. Berikut ini adalah hasil pengukuran kebisingan yang
dilakukan P.T. Pura Barutama pada bulan Januari 2011.
Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi
No Lokasi Pengukuran Hasil (dB A) NAB (dB A)
Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja
commit to user
pemaparan 8 jam/hari dan pemaparan semakin dipersingkat apabila
intensitas semakin tinggi (Yanri, 2005).
2) Penerangan
Setiap area produksi membutuhkan penerangan yang
berbeda-beda tergantung dari pekerjaan yang dilakukan. Hal ini
dikarenakan untuk menghindari terjadinya kecelakaan serta
penyakit akibat kerja pada tempat kerja. Pengukuran penerangan
pada P.T. Pura Barutama dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi setempat, secara rutin setiap 6 bulan sekali.
Tabel 3. Intensitas Penerangan di Berbagai Lokasi
No
987-1047 1031 500-1000 Teliti
9 Varnish 275-375 329,2 200 Agak Teliti Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011
3) Iklim Kerja
Penggunaan peralatan kerja yang menggunakan panas, seperti
pada proses pencetakan dan proses laminasi menimbulkan suhu
commit to user
menimbulkan rasa tidak nyaman bagi operator mesin maupun
tenaga kerja yang berada di area tersebut. Oleh karena itu, P.T.
Pura Barutama telah mengupayakan pengendaliannya, sebagai
berikut :
a) Mengadakan local exhauster.
b) Mengadakan pengontrol suhu dan kelembaban ruangan.
c) Pengaturan ruangan yang di desain dengan sistem bangunan
yang tinggi dan sirkulasi udara yang cukup.
Berikut hasil pengukuran yang dilakukan :
Tabel 4. Pengujian Iklim Kerja di Berbagi Lokasi No Unit produksi dan
Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011
b. Faktor Kimia
Berikut hasil pengujian kadar debu di lingkungan kerja, yang
dilakukan :
Tabel 5. Pengukuran Kadar Debu di Berbagi Lokasi
commit to user
4. Area Lipat Mgr/m3 0,168 10
5. Spesial Room Mgr/m3 0,315 10
Sumber : Hasil Pengukuran Balai Pelatihan dan Pengujian Hiperkes pada 13 Januari 2011
Penggunaan bahan-bahan kimia yang ada di perusahaan yang
berupa solvent atau pelarut, yaitu berupa cairan toluene dan etil asetat.
Toluene dan Etil asetat merupakan bahan kimia yang mudah terbakar
dan mempunyai bau yang sangat menyengat. Sehingga tidak hanya
berpotensi bahaya kebakaran, namun juga dapat mengganggu
pernafasan tenaga kerja yang berada di tempat kerja tersebut.
Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan, perusahaan telah melakukan
berbagai upaya pengendalian yang berupa penggunaan sistem ventilasi
(blower) dan kewajiban penggunaan APD berupa masker bagi
karyawan.
Selain itu penggunaan tinta sebagai bahan baku untuk proses
cetak juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit apabila mengalami
kontak langsung dengan kulit, maka selain masker karyawan juga
diwajibkan untuk memakai sarung tangan apabila melakukan proses
pengadukan bahan.
c. Faktor Biologi
Faktor biologi yang merupakan faktor bahaya yang ada di
perusahaan meliputi : bakteri, virus, microorganisme, serangga, tikus,
dan binatang-binatang lain yang dianggap mengganggu dan dapat
commit to user d. Faktor Mental-Psikologis
Hubungan kerja antara karyawan satu dengan karyawan lainnya
maupun atasan dengan bawahan merupakan faktor bahaya
mental-psikologis yang perlu mendapat perhatian khusus karena dapat
berpengaruh pada tingkat produktivitas. Di P.T. Pura Barutama setiap
sebulan sekali diadakan acara kumpul bersama atau yang biasa disebut
“anjangsana”. Untuk tempat pelaksanaan diadakan di rumah karyawan
secara bergilir. Hal ini bertujuan selain mengakrabkan antar karyawan
maupun karyawan dengan atasan juga dapat mengenal keluarga dari
karyawan tersebut.
D. Kesehatan Kerja
1. Personel
Untuk penanganan masalah kesehatan, perusahaan menyediakan
dokter yang tersebar di setiap balai pengobatan. Dokter yang bekerja di
balai pengobatan telah mengikuti pelatihan Hiperkes dan sudah memiliki
sertifikat dari pelatihan tersebut. Di setiap balai pengobatan terdapat 1
dokter dan 4 tenaga paramedis. Apabila obat yang disediakan di balai
pengobatan tidak memadai dan butuh pemeriksaan khusus yang tidak bisa
dilakukan di balai pengobatan, maka dokter ataupun tenaga medis yang
berjaga berkewajiban untuk membuatkan surat rujukan ke rumah sakit
commit to user 2. Pelayanan Kesehatan
a. Balai pengobatan
Dalam penyelenggaraannya P.T. Pura Barutama memiliki balai
pengobatan yang terletak pada 3 kawasan, yaitu terletak pada
Kawasan II, Kawasan IV, dan Kawasan V. Pada setiap kawasan
tersebut terdapat satu dokter jaga yang bertugas pada hari Senin,
Rabu, dan Jumat dengan jam kerja mulai dari pukul 07.30-11.30 WIB.
Adapun dokter perusahaan tersebut telah memiliki sertifikat hyperkes.
Selain itu juga terdapat paramedis yang tersebar di seluruh balai
pengobatan tersebut, paramedis tersebut berjaga setiap hari selama
jam kerja yaitu mulai pukul 07.30-15.30 WIB. Tenaga paramedis
tersebut bertugas membantu dokter perusahaan.
Perusahaan menyediakan balai pengobatan untuk membantu
para korban yang mengalami kesakitan yang masih dapat ditangani
oleh dokter perusahaan untuk dilakukan tindakan pertolongan pertama
pada kondisi gawat daruat. Balai pengobatan tidak hanya digunakan
pada kondisi darurat saja, namun balai pengobatan merupakan sarana
tempat berobat para karyawan sehari-hari.
b. Kotak P3K
Pada setiap unit P.T. Pura Barutama telah menyediakan kotak
P3K. Kotak P3K tersebut diletakkan secara terpusat pada satu titik
yang mudah dijangkau oleh karyawan di masing-masing bagian yakni
commit to user
Kotak P3K tersebut berisikan : kassa steril, perban dengan lebar 5 cm
dan 10 cm, plester, kapas, kain segitiga, gunting, peniti, sarung tangan
sekali pakai, masker, pinset, lampu senter, gelas untuk mencuci mata,
kantong plastik bersih, Aquades, Iodin, alcohol 70 %, buku panduan
P3K di tempat kerja, buku catatan, dan daftar isi kotak.
c. Pelatihan PPPK
Selain menyediakan kotak P3K, perusahaan juga menyediakan
pelatihan tentang tindakan P3K setiap setahun sekali. Setiap karyawan
baru, diberikan pelatihan tentang P3K meliputi cara pertolongan
pertama pada korban luka, pendarahan, patah tulang, pingsan, cara
pengangkatan korban, dan tata cara memberi informasi bila terjadi
kecelakaan. Adanya pelatihan dijadwalkan oleh pihak trainer
perusahaan dan dilaksanakan oleh ahli K3 perusahaan yang
sebelumnya telah dilatih oleh petugas kesehatan.
d. Pemeriksaan kesehatan
P.T. Pura Barutama juga menyediakan pemeriksaan bagi tenaga
kerja, meliputi :
1) Pemeriksaan Awal
Pemeriksaan awal dilakukan sebelum tenaga kerja di tempatkan di
tempat kerja. Pemeriksaan awal kesehatan yang dilakukan meliputi
test urine, test darah, rontgen paru, dan test buta warna. Untuk
commit to user
yang ditunjuk oleh managemen yaitu RS. Umum Daerah Kudus
dan RS. Mardirahayu.
2) Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan pada tenaga kerja yang dilakukan
minimal satu tahun sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk
memonitoring status kesehatan karyawan yang ada. Semua
karyawan yang bekerja di P.T. Pura Barutama telah melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala bekerja sama dengan Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kudus dan Rumah Sakit Mardi Rahayu.
Tenaga kerja diwajibkan memberikan surat hasil pemeriksaan
kesehatan terhadap departemen HRD bagian kesehatan. Hal ini
bertujuan apabila terdapat pekerja yang mengalami gejala penyakit
akibat kerja dapat di pindahkan ke bagian lain atau jika perlu
diberikan istirahat.
3) Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan pada tenaga kerja yang bekerja di
bagian yang mengandung potensi bahaya kesehatan, misalkan di
bagian pengeringan yang menggunakan sinar UV. selain itu
pemeriksaan khusus juga berlaku pada tenaga kerja di bagian
umum yang menderita gangguan penglihatan misalnya :
penggantian kaca mata bagi penderita Minus dan Silinder,
sebagaimana yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama
commit to user e. Rumah sakit rujukan
Selain memiliki balai pengobatan PT. Pura juga bekerja sama
dengan rumah sakit yang ada di kota Kudus sebagai rujukan apabila
fasilitas di balai pengobatan tidak memadai. Adapun rumah sakit
tersebut, antara lain : Rumah Sakit Mardi Rahayu, Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kudus, Rumah Sakit Islam (YAKKIS) dan Rumah Sakit
Kartika, Selain di Kabupaten Kudus, PT Pura Barutama juga
menyediakan fasilitas rujukan ke RS. Karyadi Semarang, Rumah Sakit
Elizabeth dan Rumah Sakit Telogorejo Semarang.
f. Jamsostek
Perusahaan menyediakan asuransi bagi karyawan. Setiap
karyawan telah didaftarkan untuk mengikuti Jamsostek. Program
jamsostek meliputi Jaminan Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari
Tua (JHT). Untuk Jaminan Kecelakaan Kerja hanya berlaku bagi
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja pada waktu berangkat
kerja, beraktivitas di tempat kerja, dan saat pulang ke rumah melewati
jalan yang wajar. Pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),
Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) hanya berlaku
bagi tenaga kerja saja, namun untuk Jaminan Kesehatan Kerja selain
tenaga kerja sendiri, pelayanan ini juga diberikan kepada keluarga dari
commit to user 3. Gizi Kerja
P.T. Pura Barutama belum mempunyai kantin khusus bagi tenaga
kerjanya. Akan tetapi tiap karyawan diberi uang makan sebagai pengganti.
Selain itu juga diberikan tambahan berupa susu sachet khususnya pada
operator. Khusus untuk shift malam, operator diberi tambahan makanan
berupa pudding.
E. Keselamatan Kerja
1. Keselamatan Kerja Boiler
Di P.T. Pura Barutama menggunakan boiler sebagai pembantu dalam
proses produksi. Penggunaan boiler yang tidak sesuai persyaratan akan
menimbulkan kerugian berupa peledakan. Untuk mencegah terjadinya
peledakan maka P.T. Pura Barutama telah melakukan berbagai upaya
antara lain :
a. Melaksanakan instruksi kerja pengoperasian boiler dengan benar
b. Mengeluarkan surat izin keselamatan kerja (safety permit) saat
pembersihan tangki boiler.
c. Melakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala terhadap suhu
dan tekanan.
d. Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran seperti : APAR, hydrant,
dan tujuh mobil pemadam kebakaran.
commit to user 2. Keselamatan Kerja Bahan Kimia
Dalam proses produksi di pabrik banyak menggunakan bahan-bahan
kimia yang berbahaya, seperti toluene, melamin, etil asetat, tinta, dan lain
sebagainya. Bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan keracunan apabila
tertelan dan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengendalian yang
telah dilakukan oleh perusahaan adalah penyediaan dan sosialisasi MSDS,
pemasangan rambu-rambu tanda bahan kimia berbahaya, serta mewajibkan
pemakaian APD berupa masker dan safety gloves.
3. Komunikasi Keselamatan dan kesehatan Kerja
Banyak tenaga kerja yang belum mengerti tentang keselamatan dan
kesehatan kerja padahal kecelakaan yang sering terjadi ditimbulkan oleh
pekerja itu sendiri. Untuk meminimalisir peristiwa tersebut maka
diperlukan peran managemen untuk mengkomunikasikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Komunikasi K3 dapat berupa :
a. Pemasangan poster atau spanduk K3
Pemasangan poster atau spanduk K3 di tempat kerja merupakan
suatu media yang komunikatif. Poster atau spanduk ini berisi himbauan
atau pesan untuk bekerja aman dan selamat. Di P.T. Pura Barutama
telah terpasang berbagai macam poster dan spanduk. Dengan adanya
poster dan spanduk diharapkan para pekerja selalu waspada terhadap
bahaya serta dapat berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. Poster dan
commit to user
apabila kondisinya sudah kotor, rusak atau tidak layak maka akan
segera diganti.
b. Induksi K3
Setiap pekerja baru, tamu, kontraktor, pelanggan maupun
pemasok yang akan memasuki wilayah P.T. Pura Barutama akan
diberikan induksi tentang peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
oleh pihak sekretaris K3 unit. Kegiatan ini dilaksanakan agar mereka
mengerti tentang bahaya yang ada di perusahaan sehingga mereka
mengetahui cara aman agar terhindar dari bahaya tersebut. Setelah
mereka mengerti akan peraturan tersebut, barulah mereka diberikan
alat pelindung diri sesuai dengan tempat yang akan mereka kunjungi.
4. Ijin Kerja
Adalah suatu izin kerja yang diberikan pada tenaga kerja pada suatu
tempat khusus yang mempunyai potensi bahaya yang tinggi sehingga
membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai skill khusus dan
membutuhkan peralatan dan standar khusus.
P.T. Pura Barutama menetapkan empat jenis pekerjaan yang
digolongkan pekerjaan yang beresiko tinggi, antara lain area mudah
terbakar, bertegangan tinggi, bekerja di ketinggian, dan bekerja di area
terbatas (kadar oksigen kurang).
Sebagai penaggungjawab pelaksanaan surat ijin keselamatan kerja
(Safety permit) sebagai berikut :
commit to user
pengamanan keselamatan operasional dan kebersihan area kerja.
b. Pimpinan unit kerja pelaksana pekerjaan bertanggung jawab terhadap
pengamanan keselamatan pelaksanaan dan kebersihan area kerja.
Penandatanganan ijin kerja (Safety Permit) dilakukan oleh manager
teknik yang bersangkutan.
5. Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi Keselamatan kerja bertujuan unruk mencari dan
menganalisa sumber yang berpotensi sebagai penyebab kecelakaan baik
yang ditimbulkan oleh kondisi dari instalasi maupun pelaksanaan kerja
yang tidak standar, sehingga dapat diambil langkah awal dalam
pengendaliannya.
Adapun jenis inspeksi keselamatan kerja yang diterapkan di P.T.
Pura Barutama adalah
a. Periodical inspection
Merupakan inspeksi berkala, yang mencakup semua aspek sesuai lokasi
yang dijadwalkan
b. Intermitten inspections
Inspeksi ini dilakukan setiap saat, serta pemilihan lokasi yang tidak
dijadwalkan.
c. Routine inspections
commit to user
d. Special inspections
Inspeksi ini dilakukan pada saat tertentu, misalkan pada saat konstruksi
baru, instalasi yang akan digunakan ataupun setelah kejadian.
e. Critical items inspections
Merupakan inspeksi instalasi kritis yang dapat berakibat masalah atau
kerusakan besar misalkan mesin, peralatan, proses dan lain-lain.
6. Investigasi kecelakaan
Kegiatan investigasi dilakukan setiap terjadi kecelakaan (accident).
Kegiatan investigasi bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya
accident. Investigasi dilakukan paling lama 2 x 24 jam dan pelaporannya
dilakukan setelah terjadi accident. Pelaksanaan investigasi dilakukan oleh
ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.
7. APD
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat keselamatan
yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan
kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secara teknis alat
pelindung diri tidaklah dapat melindungi tubuh secara sempurna terhadap
paparan potensi bahaya. Namun alat pelindung diri akan dapat mengurangi
tingkat keparahan dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau
penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).
Syarat alat pelindung diri adalah:
commit to user
terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan.
b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang berlaku.
c. Efisien, ringan dan nyaman dipakai.
d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan.
e. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.
Kelemahan-kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri :
a. Tidak enak dipakai atau kurang nyaman.
b. Sangat sensitif terhadap perubahan waktu.
c. Mempunyai masa kerja tertentu.
d. Dapat menularkan penyakit apabila digunakan secara bergantian.
Alat pelindung diri yang diwajibkan di P.T. Pura Barutama adalah
sebagai berikut :
a. Pelindung Kepala
Untuk melindungi kepala terhadap benturan kemungkinan
tertimpa benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari
kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia
yang berbahaya. Jenis-jenis alat pelindung kepala yang digunakan di
P.T. Pura Barutama terdiri dari :
(1) Safety helmet berbahan plastik. Digunakan untuk melindungi
kepala dari kejatuhan barang, safety helmet berbahan plastik
banyak digunakan di unit bangunan.
(2) Kerudung Kepala (Hood ) Digunakan untuk melindungi produk
commit to user
melindungi seluruh kepala terhadap kotoran debu yang berasal dari
debu ataupun bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun
yang dapat mengganggu kesehatan karyawan.
b. Pelindung Mata
Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata terhadap
benda yang melayang, percikan api, bahan kimia dan cahaya yang
menyilaukan. Pelindung mata yang diberikan pada pekerja berupa
safety goggles yang dipakai pada saat melakukan pekerjaan mengelas
dan daerah berdebu maupun untuk perbaikan pada alat lain yang
mengandung bahan kimia yang berbahaya.
c. Pelindung Telinga
Pelindung telinga digunakan untuk melindungi telinga terhadap
kebisingan dimana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat
menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap.
Pelindung telinga yang diberikan adalah ear plug dan ear muff yang
dipakai di daerah yang memiliki intensitas kebisingan yang tinggi.
d. Pelindung Pernapasan
Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi hidung
dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat membahayakan
karyawan. Masker yang diberikan berbeda sesuai dengan faktor
bahaya yang ada di lingkungan kerjanya. P.T. Pura Barutama
commit to user (1) Masker kain
Dipakai di tempat kerja dimana terdapat debu pada ukuran lebih 10
mikron.
(a) Masker dengan filter untuk debu
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan
dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 mikron
sebanyak 98%. Di pakai pada saat memasuki area yang
berdebu.
(b) Masker dan filter untuk debu dan gas
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan
gas asam, uap solvent, fumes, asap dan kabut. Di pakai pada
saat memasuki area berdebu dan mengandung gas-gas yang
dapat mengganggu kesehatan.
e. Pakaian Kerja
Pakaian kerja yang dipakai di P.T. Pura Barutama adalah jenis
apron kain yang berfungsi agar produk tetap bersih selain itu pakaian
jenis apron ini juga berfungsi untuk keamanan.
f. Pelindung Kaki
Pelindung kaki yang diberikan adalah safety shoes yang terbuat
dari karet. Pelindung kaki ini hanya digunakan di area kerja, setelah
selesai bekerja maka sepatu tersebut disimpan lagi pada tempatnya.
g. Sarung Tangan
commit to user
yang dipergunakan saat memperbaiki mesin. Dan sarung tangan kain
yang digunakan pada saat pengadukan bahan.
h. Sabuk Pengaman (safety belt)
Sabuk pengaman diberikan pada pekerja yang melakukan pekerjaan di atas
ketinggian untuk mencegah terjadinya bahaya terjatuh.
8. Sarana pemadam kebakaran
a. Mobil Pemadam Kebakaran
Untuk mengendalikan potensi bahaya kebakaran, maka PT. Pura
memiliki sarana pemadam kebakaran, yaitu sebagai berikut :
1) Mobil Pemadam Kebakaran
P.T. Pura Barutama memiliki 7 buah kendaraan pemadam
kebakaran
a) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1980 HB
kapasitas 3500 liter air.
b) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1976 JB
kapasitas 22000 liter air.
c) Kendaraan jenis Cold Diesel dengan nomor polisi K 1974 JB
kapasitas 3000 liter air.
d) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi K 1956 HB
kapasitas 3500 liter air.
e) Kendaraan jenis Bill Up dengan nomor polisi B 9693 NU
commit to user
f) Kendaraan jenis Truck dengan nomor polisi K 1973 JB
kapasitas 4000 liter air.
g) Kendaraan jenis Truck dengan nomor polisi K 1959 HB
kapasitas 5000 liter air.
b. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Alat pemadam api ringan merupakan alat pemadam yang
digunakan untuk memadamkan api ketika masih dalam skala kecil.
Kalasifikasi penggunaan APAR harus disesuaikan dengan asal
penyebab kebakaran. Misalkan kebakaran pada mesin produksi,
APAR yang digunakan tidak boleh berasal dari dry chemical karena
dry chemical bersifat korosif terhadap logam. APAR yang sesuai
yakni AF-11 yang dapat memadamkan api tanpa merusak mesin (tidak
bersifat korosif) serta penggunaannya yang tidak meninggalkan bekas
dan bersih. Di P.T. Pura Barutama telah memiliki 1537 APAR dari
berbagai jenis. Rincian jenis APAR yang dimiliki antara lain :
1) Jenis Dry Chemical Powder berjumlah 1025 buah.
2) Jenis CO2 berjumlah 9 buah.
3) Jenis AF berjumlah 428 buah.
4) Jenis foam berjumlah 11 buah.
APAR tersebut diletakkan di seluruh area P.T. Pura Barutama
dengan jarak 15 meter antar APAR. Namun untuk area yang
mengandung potensi bahaya kebakaran tinggi misalkan pada area
commit to user
meter. Tinggi peletakan APAR juga sudah diatur yakni 125 cm dari
lantai, sehingga mudah dijangkau oleh para pekerja dengan tinggi
badan yang berbeda-beda. Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 6
bulan sekali oleh pihak ketiga yakni oleh suplayer APAR dan diawasi
oleh pihak dari P.T. Pura Barutama.
c. Hydrant
Hydrant yang dimiliki oleh P.T. Pura Barutama berjumlah 8
unit, dengan jumlah titik kran sebanyak 92 titik. Sedangkan untuk
persediaan air dibagi menjadi 2 bagian, antara lain air tandon dengan
kapasitas air 10 m3 dan dari air kolam dengan jumlah kapasitas total
sebesar 4.221 m3. Adapun pada air tandon hanya terletak pada Unit
Keuangan dengan sumber air berasal dari sumur langsung. Sedangkan
untuk air kolam dibagi menjadi beberapa titik kolam, antara lain :
a) PM 7 dan PM 8, kapasitas kolam sebesar 50 m3 dengan
pengambilan air berasal dari kolam UPL.
b) Power Plant, kapasitas kolam sebesar 1000 m3 dengan
pengambilan air berasal dari kolam RW.
c) TSS dan Indostamping kapasitas kolam sebesar 2.656 m3
dengan pengambilan air berasal dari kolam pengaman PM 10,
kapasitas kolam sebesar 96 m3 dengan pengambilan air berasal
commit to user
d. Fire Alarm
Fire alarm bekerja secara otomatis, fire alarm akan berbunyi
ketika smoke detector maupun heat detector menangkap adanya
smoke maupun heat di ruangan atau area kerja. Di P.T. Pura Barutama
pemasangan fire alarm diletakkan pada gedung atau perkantoran non
produksi. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi dipastikan
mengandung panas dari proses percetakan jadi tidak memungkinkan
untuk dipasang heat dan smoke detector. Apabila terdengar suara dari
fire alarm tenaga kerja yang bekerja di dalam ruangan berhak untuk
menghentikan pekerjaannya dan bergegas menuju ke tempat yang
aman. Dengan adanya fire alarm yang bekerja secara otomatis, sangat
membantu personel pemadam kebakaran karena kebakaran dapat
diketahui secepatnya sebelum api membesar.
9. Prosedur Tanggap Darurat
Yang dimaksud dengan keadaan darurat merupakan suatu kejadian
yang tidak diduga-duga dan tidak dapat dipastikan kapan akan terjadinya
suatu kejadian. PT Pura Barutama telah mempersiapkan prosedur tanggap
darurat untuk kejadian kebakaran, karena potensi terjadinya kebakaran di
perusahaan ini tergolong cukup besar. Kebakaran merupakan peristiwa
yang dapat menimbulkan banyak kerugian berupa hilangnya nyawa,
kerusakan fasilitas perusahaan, dan kerugian besar lainnya termasuk
kurangnya kepercayaan dari masyarakat. Untuk mencegah atau
commit to user
berbagai pihak mulai dari karyawan level bawah sampai managemen level
atas. Selain itu perusahaan juga telah menyiapkan personil yang terdiri dari
4-5 orang di setiap shift.
Untuk mendukung prosedur tanggap darurat maka P.T. Pura
Barutama memberikan fasilitas tanggap darurat antara lain :
a) Pos Darurat (emergency post)
Suatu tempat bangunan tertentu yang dipilih dan dianggap aman
yang tidak akan terpengaruh oleh kedaan darurat dan di tempat ini
juga penanggung jawab dan pimpinan penanggulangan kondisi darurat
memberikan komando-komandonya.
b) Tempat berkumpul sementara (assembly point)
Tempat berkumpul sementara merupakan tempat yang
digunakan karyawan untuk berkumpul sementara saat kondisi darurat.
Tempat berkumpul sementara harus dapat menampung semua korban
dan tempatnya harus aman dari lokasi bencana.
c) Sirene Darurat
Merupakan bunyi atau tanda terjadinya keadaan darurat.
Karyawan diwajibkan meninggalkan area kerja dan segera menuju ke
tempat berkumpul sementara apabila mendengar suara sirine darurat.
d) Eye Wash Fountain
Digunakan untuk mencuci mata yang terkena bahan kimia
berbahaya, sementara ini fasilitas Eye Wash hanya terdapat di
commit to user e) Ambulans
Fasilitas ambulans digunakan untuk mengevakuasi karyawan
yang menjadi korban pada saat kejadian darurat. Perusahaan telah
menyediakan 2 mobil ambulans untuk seluruh unit. Untuk jalur
evakuasi dapat dilihat pada lampiran16
F. Ergonomi
1. Sistem Kerja
Berdasarkan waktu kerja, sistem kerja karyawan dibedakan menjadi 2
yaitu :
a. Bagian staff dan administrasi kantor
Karyawan yang bekerja di bagian staff dan administrasi kantor,
memperoleh ketentuan waktu kerja sebagai berikut:
1) Senin s/d kamis : 07.30 - 15.30 WIB
Istirahat : 11.30 - 12.30 WIB
2) Jum’at : 07.30 - 16.00 WIB
Istirahat : 11.30 - 13.00 WIB
3) Sabtu : 07.30 - 12.30 WIB
Untuk hari Sabtu tidak ada waktu istirahat.
b. Waktu Kerja Bergilir Bagian Produksi, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
1) Shift pertama (pagi) berlaku waktu kerja : 06.30-14.30 WIB
commit to user
3) Shift ketiga (malam) berlaku waktu kerja : 22.30-06.30 WIB
2. Sikap Kerja
Sikap kerja yang dilakukan karyawan dalam melaksanakan tugasnya
adalah dengan sikap kerja duduk, berdiri, bergerak, atau berpindah tempat,
berada di ketinggian, mengangkat dan mengangkut sesuai dengan
keperluan dari masing–masing pekerjaan tenaga kerja itu sendiri
3. Alat Angkat dan Angkut
Alat angkat dan angkut digunakan sebagai alat bantu dalam
transportasi, alat tersebut berupa : forklift, hand pallet, dan lift barang. Alat
angkat angkut digunakan diarea dalam dan luar pabrik untuk mengangkut
bahan baku dan produk. Operator yang bertugas menjalankan pesawat
angkat dan angkut telah mendapatkan surat ijin operasi dan sudah
mengikuti pelatihan sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1985 pasal 4.
G. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
P.T. Pura Barutama merupakan produsen Paper Making, Paper
Converting, Printing-Packaging, Holography, Enggenering, Total Security
System, dan Smart Tecnology. Penyediaan barang yang berkualitas sesuai
permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan
sistem manajemen mutu yang ramah lingkungan dan berbudaya K3 serta
penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan.
Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi
commit to user
dan norma-norma K3 serta peraturan perundangan yang ada. Seluruh
karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya
meningkatkan keterampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan
jasa yang berkualitas. Pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan
K3 serta menjunjung tinggi integritas merupakan hal yang terus dilakukan di
P.T. Pura Barutama.
1. Kebijakan Manajemen K3
Kebijakan Manajemen K3 di P.T. Pura Barutama adalah sebagai berikut :
Bahwa Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan salah satu
faktor penting dalam menunjang kelancaran dan proses produksi. Oleh
karena itu semua pekerjaan yang berada di lingkungan kerja maupun
berada di luar lingkungan kerja harus memahami dan aktif ikut serta dalam
segala kegiatan yang berwawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kami selaku Pimpinan bertanggung jawab atas pelaksanaan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan perusahaan Pura Group
dan untuk ini perusahaan akan melaksanakan :
a. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan menciptakan mekanisme serta prosedur
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di setiap lini bidang pekerjaan,
b. Komitmen managemen yang sadar akan pentingnya
memasyarakatkan dan memperlihatkan Kinerja Kesehatan dan
commit to user
c. Perencanaan di dalam merancang dan membangun kegiatan kegiatan
usaha, perusahaan selalu berorientasi kepada Kesehatan dan
Keselamatan kerja.
d. Peningkatan kualitas Sumber daya manusia melalui pendidikan dan
pelatihan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, terutama di
dalam memotivasi tanggung jawab individu di dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
e. Pembinaan hubungan kerja sama, bersama instansi lain di dalam
melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
f. Penyelesaian semua masalah yang ditimbulkan dan menciptakan
cara-cara penanganan yang efektif terhadap kemungkinan timbulnya
bahaya di masing-masing tempat kerja.
g. Kepastian bahwa kebijakan dan Komitmen ini dilaksanakan melalui
pelaksanaan menyeluruh atas kegiatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di seluruh unit kerja dan mensosialisasikan kepada rekanan,
pelanggan serta tamu yang berhubungan dengan perusahaan.
Mengingat Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan tugas kita
bersama (baik pekerja, pengusaha maupun pemerintah). Maka perlu
dibudayakan agar tercipta iklim kerja yang kondusif demi tercapainya
efisiensi dan Produktivitas Nasional.
2. Organisasi K3
Agar pelaksanaan K3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan