• Tidak ada hasil yang ditemukan

keselamatan dan kesehatan kerja docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "keselamatan dan kesehatan kerja docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah MSDM Dosen pengampu: Sri Eka Astutiningsih, SE., MM

Disusun oleh :

Mita ambarsari (1741143224)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH 3 F

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

(2)

Segala puji bagi Allah Swt. atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan tak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. kepada keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka sampai hari kiamat.

Dengan selesainya pembuatan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr.Maftuhin, M.Ag, selaku rector IAIN Tulungagung

2. Bu Sri Eka Astutiningsih, SE., MM selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

3. Serta semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan apabila ada salah kata dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya, dan mengharapkan kritik dan saran agar kekurangan dan kelemahan yang ada tidak sampai terulang dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Tulungagung, 31 Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul...

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...ii

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar belakang...1

(3)

B. Rumusan Masalah...2

C. Maksud dan Tujuan Penulisan...2

BAB 2. PEMBAHASAN A. Definisi keselamatan dan kesehatan kerja...3

B. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja...4

C. Ganagguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja...4

D. Strategi meningkatkan ualitas kerja...7

E. Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja...8

F. Pertimbangan hukum...9

BAB 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan...12

Daftar Pustaka...

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya.

Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin.

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi keselamatan dan kesehatan kerja? 2. Apa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja?

3. Apa saja gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja? 4. Bagaimana strategi meningkatkan kualitas kerja?

5. Bagaimana pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja?

6. Bagaimana pertimbangan hukum tentang kesehatan dan keselamatan kerja?

C. Maksud dan Tujuan

1. Menjelaskan definisi keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Menjelaskan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Menjelaskan gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Menjelaskan strategi meningkatkan kualitas kerja.

5. Menjelaskan pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja. 6. Menjelaskan pertimbangan hukum tentang kesehatan dan keselamatan

kerja.

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(6)

a. Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.

b. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

c. Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

d. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.1

B. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, seefektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

1 A.A. Anwar Prabu Mangku Negara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(7)

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

e. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.

f. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.

g. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.

h. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

i. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri.

j. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.2

C. Gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

Kondisi-kondisi sosio-fisikologis membawa dampak besar bagi keselamatan dan kesehatan kerja, dan perusahaan yang harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya, yaitu, misalnya para pekerja setelah jam kerja menerima petunjuk mengenai metode-metode manajemen stress. Dewasa ini, upaya-upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja tidaklah lengkap tanpa suatu strategi untuk mengurangi stress fisikologis yang berhubungan dengan pekerjaan.3

a. kecelakan - kecelakan kerja

Perusahaan-perusahaan tertentu atau depertemen tertentu cenderung mempunyai tingkat kecelakan kecelakan kerja yang tinggi daripada lainya. Beberapa krateristik dapat menjelaskan perbedaan tersebut.

1. kualitas organisasi. Tingkat kecelakaan berbeda secara substansi meburut jenis industri. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan industry konstruksi dan manufaktur mempunyai tingkat kecelakan yang lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan industri jasa, keuangan, asuransi, dan real estat. Perusahaan-perusahaan kecil dan besar (yaitu perusahaan yang mempunyai kurangdari seratus pekerja dan perusahaan yang mempunyai

2 A.A. Anwar Prabu Mangku Negara, ibid, hlm.162.

(8)

lebih dari seribu pekerja) mempunyai tingkat kecelakan yang lebih rendah daripada perusahaan-perusahaan menengah.

2. pekerja yang mudah celaka. Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku pekerja, tingkat bahaya dalam lingkungan pekerjaan dan semata-mata bernasib sial.

3. pekerja berperangai sadis. Kekerasan ditempat pekerjaan meningkat dengan pesat, dan perusahaan dianggap bertanggung-jawab terhadap hal itu. Pembunuhan adalah penyebab kematian terbesar di tempat pekerjaan saat ini.

b. Penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan

Sumber-sumber potensial penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang sama beragamnya. Beberapa badan federal secara sistematis telah mempelajari lingkungan pekerjaan, dan telah mengidentifikasi penyebab penyakit-penyakit berbahaya berasal dari ansenik, asbes, bensin, biglorometiletter, debu batu bara asap tungku batu arang, debu kapas, timah, radiasi dan vinin florida.

Para pekerja yang besar kemungkinannya terkena bahaya-bahaya itu meliputih pekerja-pekerja dipabrik kimia dan penyulingan minyak, penambang, pekerja pabrik testil dan pabrik baja, pekerja di peleburan timah, teknisi medis, tukang cat, pembuatan sepatu, dan pekerja industry plastic.riset lebih lanjut tentunya akan dapat mengungkapkan bahaya-bahaya lain yang ingin didiagnosis dan diatasi oleh perusahaan untuk kesejahteraan tenaga kerja mereka dimasa depan.

(9)

kerusakan sistim saraf pusat; dan kelainan-kelainan reproduksi (misalnya kemandulan, kerusakan genetic, keguguran, dan cacat pada waktu lahir.

c. Kehidupan kerja berkualitas rendah

Bagi banyak pekerja, kehidupan kerja berkualitas rendah disebabkan oleh kondisi tempat kerja yang gagal untuk memenuhi freferensi-freferensi dan minat-minat tertentu serti rasa tanggung jawab, keingina akan pemberdayaan dan keterlibatan dalam pekerjaan, tantangan, harga diri, pengendalian diri, penghargaan, prestasi, keadilan, kemanan, dan kepastian.

d. Stres pekerjaan

Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor (atasan), salary (gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai sejumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab untama stress yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor.

Gaji adalah penyebab stress bila dianggap tidak diberikan secara adil. Para pekerja mengalami stress ketika merasa tidak pasti apakah mereka tetap mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan besok. Bagi banyak pekerja, rendahnya keamanan kerja bahkan lebih menimbulkan stress dan rendahnya keselamatan kerja-paling tidak, dengan pekerjaan dimana tigkat keselamatan kerja rendah, mereka mengetahui risikonya, sementara dengan pekerja yang tidak aman mere akan terus berada dalam keadaan tidak pasti.

e. Kelelahan kerja (job burnot)

Kelelahan kerja (job burnout) adalah sejinis stress yang banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan, seperti karyawan kesehatan, pendidikan, kepolisian, keagamaan, dan sebagainya. Jenis reaksi terhadap pekerjaan ini meliputih reaksi-reaksi sikap dan emosional sebagai akibat pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan.

(10)

memburuknya hubungan si pekerja dengan rekan kerjanya yang lain. Selain membawa kepada prilaku yang mempunyai dampak negative terhadap kwalitas kehidupan kerja seseorang, kelelahan kerja juga dapat mendorong terciptanya tingkah laku yang menyebabkan menurunnya kwalitas hidup rumah tangga seseorang.akhirnya. kelelahan kerja akan menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah kesehatan.

D. Strategi meningkatkan kualitas kerja

Bila penyebab sudah diidentifikasi, strategi-strategi dapat dikembangkan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja. Untuk menentukan apakah suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden, kegawatan, dan frekuensi penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut diberlakukan.

1. Memantau tingkat kesehatan dan keselamatan kerja

Mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk menyimpan catatan insiden-insiden kecelakaan dan kasus penyakit yang terjadi dalam perusahaan. Perusahaan juga mencatat tingkat kegawatan dan frekuensi setiap kecelakaan atau kasus penyakit tersebut.

2. Mengendalikan stress dan kelelahan kerja

Semakin banyak perusahaan memberikan program pelatihan yang dirancang untuk membantu para pekerja mengatasi stres yang diakibatkan oleh pekerjaan.

3. Mengembangkan kebijakan-kebijakan kesehatan kerja

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya tanggung jawab, semakin banyak perusahaan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kebijakan yang menangkut bahaya-bahaya. Pertanyaan-pertanyaan ini berkembang dari satu kepedulia bahwa perusahaan-perusahaan harus pro aktif mengenai masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

4. Menciptakan program-program kebugaran.

(11)

kebugaran dan kelihatannya program-program tersebut memberikan hasil yang mengembirakan.4

E. Pendekatan Sistem pada Manajemen Keselamatan Kerja

Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik, dan peralatan yang digunakan, proses produk, dan perencanaan tempat kerja. Tujuan keselamatan harus sama menyatu dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan kerja. Begitu pula peranan bagian kepegawaian sangat penting dalam mengaplikasikan pendekatan sistem pada keselamatan perusahaan.

a. Penetapan indikator sistem

Tahap dasar dalam implementasi sistem keselamatan kerja adalah menetapkan metode untuk mengukur pengaruh pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan, dan kesejahteraan pegawai.

b. Melibatkan para pengawas dalam sistem pelaporan

Apabila terjadi sebuah kecelakaan harus dilaporkan kepada pengawas langsung dari bagian kerusakan, dan laporan harus pula mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan. Hal ini agar pengawas tersebut dapat mudah mengadakan perbaikan dan mengadakan upaya preventif untuk masa selanjutnya.

c. Mengembangkan prosedur manajemenkeselamatan kerja

Pendekatan sistem yang esensi adalah menetapkan sistem komunikasi secara teratur dan tindak lanjut pada setiap kecelakaa pegawai. Kemudian mengadakan penelitian terhadap penyebab terjadinya kecelakaan dan mempertimbangkan kebijakan yang telah ditetapkan untuk diadakan perubahan seperlunya sesuai dengan keperluan pada saat itu.

d. Menjadikan keselamatan kerja sebagai bagian dari tujuan kerja

Membuat kartu penilaian keselamatan kerja. Setiap kesalahan yang dilakukan pegawai dicatat oleh pengawas dan dipertanggungjawabkan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian prestasi kerja pada pegawai yang bersangkutan.

e. Melatih pegawai-pegawai dan pengawasan dalam manajemen keselamatan kerja

4https://www.google.com/search?q=http%3A%2F%2Fjurnalsdm.blogspot.com

(12)

Melatih pegawai-pegawai untuk dapat menggunakan peralatan kerja dengan baik. Begitu pula pegawai-pegawai dilatih untuk dapat menggunakan alat pengaman jika terjadi kecelakaan di tempat kerja.5

F. Pertimbangan hukum

Perangkat kerja hukum bagi keselamatan dan kesehatan kerja dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Occupational Safety And Health Administration

Occupational Safety And Health Administration (OSHA) mengharuskan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja tanpa memandang ukuran perusahaan, pelaporan oleh perusahaan, dan penyelidikan terhadap kecelakaan kerja.

OSHA bertanggung jawab untuk menetapkan dan pemberlakuan strandar keselamtan dan kesehatan kerja, serta memeriksa dan menerbitkan surat panggilan kepada perusahaan yang melanggar starndar tersebut. Tanpa memandang apakah akandiperiksa oleh OSHA perusahaan-perusahaan tetap harus mamiliki catatan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik, sehingga OSHA dapat memperoleh statistic yang akurat mengenai kecelakaan-kecelakaan dan kasus yang berhubungan dengan pekerjaan.

2. Pogram-program kompensasi pekerjaan

Sementara OSHA diciptakan untuk memberikan perlindungan terhadap kecelakaan dan penyekit yang dialami pekerja dalam pekerjaan, kompensasi pekerja diciptakan untuk memberikan bantuan keuangan bagi para pekerja akibat keselakaan kerja dan penyekit tersebut. Pembayaran kompensasi pekerja dalam kasus-kasus kecemasan, depresi, dan kelainan mental yang berhubungan dengan pekerja.

3. Common-Law Doctrine Of Torts

Hukum ini terdiri dari putusan-putusan pengadilan yang berkenaan dengan tidakan-tindakan pelanggaran seperti cedera ang dialami seorang pekerja akibat tindakannya sendiri atau akibat perbuatan lainnya, atau bahkan konsumen, dan menyebabkan tuntunan hokum kepada perusahaan.

Pekerja dan konsumen dapat memperoleh ganti rugi kerusakan jika mereka dapat menunjukan bahwa perusahaan telah bertindak ceroboh, atau dengan sengaja menimbulkan kesusahan dengan maksud merendahkan atau

(13)

menghina. Hanya beberapa kasus yang berhasil, mungkin sebagai karena program kompensasi pekerja dirancang untuk menghindarkan kecelakaan-kecelakaan kerja dan tuntunan hokum selama ini kasus-kasus yang berhasal mengajukan perusahaan kepengadilan adalah kasus-kasus khusus karena melibatkan biaya yang besar.

4. Inisiatif-Inisiatif Lokal

Perusahaan-perusahaan perlu memperhatikan perturan-peraturan local. Kadang-kadang inisiativ-inisiativ local ini memberikan sekilas tentang petunjuk yang akan dilakukan ileh pemerintah daerah lainnya atau bahkan pemerintah pusat yang akan datang.

5. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Indonesia mempunyai kerangka hukum K3 yang ekstensif, sebagaimana terlihat pada daftar peraturan perundang-undangan K3 yang terdapat dalam Lampiran II. undang K3 yang terutama di Indonesia adalah Undang-Undang No. 1/ 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang-undang ini meliputi semua tempat kerja dan menekankan pentingnya upaya atau tindakan pencegahan primer.

Undang-Undang No. 23/ 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja.

6. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(14)

Audit K3 secara sistematis, yang dianjurkan Pemerintah, diperlukan untuk mengukur praktik sistem manajemen K3. Perusahaan yang mendapat sertifikat sistem manajemen K3 adalah perusahaan yang telah mematuhi sekurang-kurangnya 60 persen dari 12 elemen utama, atau 166 kriteria.6

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.

Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya, mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya, menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja, memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri, mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.

Gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja yaitu: kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan, kehidupan kerja berkualitas rendah, stress pekerjaan, kelelahan kerja.

6https://www.google.com/search?q=http%3A%2F%2Fjurnalsdm.blogspot.com

(15)

Bila penyebab sudah diidentifikasi, strategi-strategi dapat dikembangkan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja. Untuk menentukan apakah suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden, kegawatan, dan frekuensi penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut diberlakukan.

Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik, dan peralatan yang digunakan, proses produk, dan perencanaan tempat kerja. Tujuan keselamatan harus sama menyatu dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan kerja. Begitu pula peranan bagian kepegawaian sangat penting dalam mengaplikasikan pendekatan sistem pada keselamatan perusahaan.

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

https://www.google.com/search?q=http%3A%2F

%2Fjurnalsdm.blogspot.com%2F2009%2F10%2Fkesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html&ie=utf-8&oe=utf-8.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien.. Bekerja tanpa menggunakan prosedur

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Perusahaan yang

Dari penelitian mengenai penerapan dan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi yang telah

Bahasan berikut akan mencakup berbagai ha1 yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja dan pada bagian akhir akan dibicarakan secara ringkas bentuk-bentuk

Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan pekerja guna meningkatkan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, demi mencegah

Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 tentang sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang

Menurut Permenkes No 50 tahun 2012 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan tenaga kerja