• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.3 Kebudayaan Masyarakat Tamil di Kota Binjai

2.3.7 Kesenian

Kebudayaan India dikenal dengan keseniannya yang kaya.Kesenian memiliki peranan penting dalam kehidupan etnik Tamil.Kesenian menjadi hal yang tidak bias dipisahkan dari kehidupannya. Bagi etnik Tamil kesenian dapat menjadi media untuk kepentingan tertentu, misalnya mereka

menanamkannilai-nilai kehidupan kepada kepada anak-anaknya melalui seni tari, seni drama, seni musik dan seni rupa.

Selain itu, kesenian tradisional ini juga berfungsi dalam berbagai pelaksanaan upacara.Dalam upacara-upacara adat maupun keagamaan, kesenian tradisional selalu ditampilkan seperti tari-tarian, serta nyanyian(Bhajan), dalam bidang seni tari, etnik tamil mengenal Bharathanatyam atau tarian sambutan, tarian ini untuk penyambutan pada acara-acara adat, maupun upacara keagamaan.

Bharathanatyam memiliki beragam versi sesuai dengan tujuan dari acaranya.

Keterangan Gambar : Salah satu Penari Bharatanatyam Sumber Gambar : Penulis

BAB III

DESKRIPSI UPACARA THAIPUSAM

3.1 Norma/ Aturan masyarakat Hindu Tamil

Upacara dalam masyarakat Hindu Tamil di Kota Medan terbagi 2 yaitu:

(1) Upacara proses daur hidup (upacara adat) yang terkait dengan kelahiran, perkawinan, dan kematian, (2) Upacara menurut hari besar atau disebut juga dengan upacara Agama (yang ditentukan oleh Panjagham).

Masyarakat Tamil memiliki serangkaian upacara sendiri untuk merayakan berbagai peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya.Upacara tersebut biasanya berhubungan dengan tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat.Upacara tersebut pada dasarnya berfungsi untuk memaparkan system atau tataran yang ada (pengetahuan local etnik Tamil yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran agama Hindu dan budaya Tamil).

3.2 Adat Istiadat Masyarakat Hindu Tamil

Thaipusam (atau Thai Poosam Kavady) merupakan perayaan religi Hindu-Tamil berasal dari India Selatan ( Tamil Nadu sekarang ),yang di perkirakan oleh para ahli telah berlangsung 2500 tahun yang lalu. Thaipusam dirayakan pada bulan Thai ( bulan dalam kalender Tamil ). Pusam mengacu pada sebuah bintang yang berada pada titik tertinggi selama perayaan berlangsung, tepatnya pada bulan purnama yang jatuh pada bulan januari – pebruari pada penanggalan kalender masehi.

Perayaan ini memperingati kemenangan Dewa Muruga ( putra bungsu dari Dewa Siwa dan Dewi Parvati ) melawan Asura (Iblis). Dimana pada saat berperang melawan Asura dewa Muruga diberikan oleh sang ibu sebuah senjata yang disebut Veel (senjata berbentuk lembing bersimbol kan love).dengan menggunakan kereta kencana Dewa Muruga melakukan pertemuran untuk menaklukan Asura tersebut dengan cinta kasih sehingga Asura dapat dikalahkan dan menjadi pengikut atau pengawal dewa muruga.

Perayaan Thaipusam melambangkan kemenangan atas diri kita dari dalam maupun luar, dari dalam, sifat-sifat yang tidak baik seperti nafsu, amarah, iri hati, cemburu, dll. Sedangkan dari luar adanya bencana-bencana alam, kekuatan maupun kejahatan-kejahatan yang dapat menghancurkan kita.sebagai wujud nyata dewa muruga melintas, akan memberikan penerangan, kesejahteraan, kemakmuran, serta kedamaian.

Perayaan Maha Puja Thaipusam di Shri Mariamman Koil Binjai tidak terlepas dari adanya penggunaan kereta kencana pembawa Dewa Muruga yang menyimbolkan kebajikan melawan keburukan. Melalui simbol kereta kencana yang turut menyertai 137 tahun Shri Mariamman Koil Binjai menjadi suatu nilai menarik tersendiri dikarenakan hingga saat ini penggunaan kereta kencana dalam perayaan Maha Puja Thaipusam hanya dilakukan dan ada di Shri Mariamman Kuil Binjai.

137 tahun usia perayaan Maha Puja Thaipusam di Shri Mariamman Kuil Binjai menjadi suatu perayaan yang berjalan lama, setidaknya memiliki rentang umur yang sama dengan usia Shri Mariamman Kuil Binjai, yaitu 137 tahun. Usia

1 abad 37 tahun tersebut memuat beragam perjalanan sejarah kehidupan, sosial dan budaya yang telah dialami. Dalam rentang waktu tersebut, kehidupan etnik Tamil memiliki beragam strategi kehidupan, proses multikulturalism ditengah-tengah kehidupan masyarakat Kota Binjai yang heterogen.

Perjalanan waktu 137 tahun telah menjalin kehidupan antar masyarakat yang kuat. Etnik Jawa, etnik Tionghoa, etnik Melayu, etnik Batak sebagai bagian komposisi masyarakat Kota Binjai telah berpengaruh dengan kehidupan masyarakat Tamil pada khususnya, kehidupan masyarakat dengan corak beragam ini turut pula memberi warna dalam kehidupan masyarakat Kota Binjai yang multikulturalis.

3.3 Tempat Pelaksanaan Upacara

Dalam membahas tempat pelakasanaan upacara Thaipusam, penulis akan menyebutkan secara detail seperti yang penulis saksikan pada saat upacara dilaksanakan. Tempat awal upacara Thaipusam dilaksanakan di dalam kuil Shri Mariammandengan posisi duduk wanita sebelah kiri pintu masuk dan laki-laki sebelah kanan pintu masuk. Dan mereka memulai upacara dengan membunyikan Lonceng terlebih dahulu.Bunyi suara lonceng menandakan puja kuil dimulai, dan mereka memulai upacara dengan ibadah yang dilakukan seprti ibadah mingguan dengan menyanyikan Bhajan yang dipimpin oleh pendeta. Setelah itu pendeta membacakan Panjagham dalam buku akan terbitan baru. Dimana isi-isibtersebut menceritakan tentang kejadian-kejadian di tahun yang akan dating, semacam ramalan misalnya fenomena alam atau bencana alam yang akan terjadi, dan biasanya itu 80% terjadi.

Pada malam harinya dilanjutkan di Aula Kuil yang berada tepat disamping kuil dengan acara Puja Maheswara sebagai pemberkatan pada makan (pemujaan nasi), Makanan (Prasadham), berbentuk buah-buahan sebagai persembahan bagi para dewa, persembahan yang paling inti berupa nasi atau neiwetiam.

Keterangan Gambar :Puja Maheswara Sumber Gambar : Penulis

Selanjutnya Puja khusus dewa muruga dengan menggunakan Tiba Aratenai ( 21 macam lampu ). Api atau Agni, merupakan sarana paling utama dalam pelaksanaan upacara dalam agama Hindu terutama pada saat pemujaan, api berfungsi bagi dewa yang paling utama, saksi dalam sumpah dan persembahyangan atau sebagai duta mendatangkan para dewa yang memberikan

perlindungan dan kesejahteraan bagi etnik Tamil.

Keterangan Gambar : Puja Dewa Murga

Sumber Gambar : Penulis

Selanjutnya Upacara pemasangan ikat kepala (Talpah) penghormatan kepada ketua kuil dan ketua panitia.Etnik Tamil mengenal pimpinan masyarakat, yaitu orang yang mengurus kegiatan yang berhubungan dengan agama, adat istiadat atau suatu perkumpulan.Pimpinan agama tersebut adalah Pinandita.

Pinandita ini mempunyai kewajiban-kewajiban seperti mengajarkan weda dan juga melaksanakan kegiatan upacara persembahan keagamaan baik itu untuk kepentingan sendiri atau untuk kepentingan orang lain. Mengajar agama , memimpin upacara keagamaan yang dilaksanakan dalam semua festival perayaan keagamaan tersebut.

Pimpinan masyarakat yang lain adalah Tawelen yaitu pemimpin kuil atau yang biasa disebut manajer kuil. Mereka ini merupakan suatu pemimpin yang dipilih oleh masyarakat banyak untuk menjalankan kepengurusan yang ada di kuil.Orang-orang yang duduk disisni harus memiliki pengetahuan yang luas, dari masalah adat istiadat, sosial, keagamaan dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat di bawah kepemimpinan mereka, seperti mengeluarkan surat perkawinan, penyedian tempat untuk penguburan dan pembakaran kepada etnik Tamil yang telah meninggal dunia.

Keterangan Gambar : Upacara pemasangan ikat kepala (Talpah) Penghormatan Sumber Gambar : Penulis

Dilanjutkan dengan ritual pemecahan kelapa 108 buah.Dalam kepercayaan masyarakat Tamil-Hindu, angka tunggal paling besar adalah 9 yang merupakan hasil penjumlahan antara angka 1, 0 dan 8, yang mana angka 1 merupakan simbol Tuhan, angka 0 adalah simbol Tuhan yang belum bermanifestasi dan angka 8 menggambarkan proses penciptaan dengan 8 unsur, yaitu bumi, air, kecepatan, ruang, udara, ego, pikiran dan kebijaksanaan. Pada bentuk lain, angka 108 berarti sebagai 12 tanda kelahiran dalam ajaran Tamil-Hindu dan 9 planet, dimana perkalian diantaranya (12X9) menghasilkan 108. Astronomi Hindu mengenal 27 konstelasi bintang-bintang yang terdiri dari 4 fase, yang mana penjumlahan diantaranya menghasilkan 108.

Keterangan Gambar : Ritual pemecahan kelapa 108 buah Sumber Gambar : Penulis

3.4 Latar Belakang dan Tujuan Pelakasanaan

Perayaan Thai Pussam, perayaan tersebut jatuh pada bulan Thai dalam hitungan kalender Tamil yang jatuh pada bulan Januari-Februari yang mana perayaan tersebut ditujukan kepada Dewa Murga yang berhasil menumpas kebajikan atau kejahatan yang dilakukan Asura dimana dewa Murga dengan menaiki kereta Kencana barhasil menumpas Asura (simbol kejahatan) oleh sebab itu perayaan Thai Pussam dengan arca Dewa Murga di atasnya diarak keliling kota menaiki kereta Kencana yang diyakini setiap daerah yang dilewati memperoleh berkat dan anugrah. Di samping itu masi bayak lagi kegiatan yang dilakukan seperti Najar (tusuk lidah) dan lain-lain yang dilakukan etnik Tamil untuk memperingati acara tersebut. Pada zaman sekarang perayaan Thai Pusam khususnya di daerah kota Medan dan sekitarnya sudah jarang melakukan ritual tusuk lidah disebabkan karena perubahan dan perkembangan zaman.

Keterangan Gambar : Kereta kencana Dewa Murugan Sumber Gambar : Penulis (Perayaan Thai Pusam)

3.5 Komponen Upacara 3.5.1 Saat Upacara

Upacara Thaipusam dilaksanakan setahun sekali pada bulan Thai (bulan dalam kalender Tamil). Dilakukan dalam dua kali kegiatan, yaitu pada pagi hari ibadah dikuil dan di malam hari sebagai perayaan.

3.5.2 Benda-benda dan Bahan-bahan Upacara

Menurut umat Hindu benda-benda yang dipakai pada saat pelaksanaan upacara Thaipusam memiliki makna dan fungsi tertentu dan dipercayai dapat menjadi sarana penyampai pesan dan maksud bagi yang mereka sembah yaitu Sang Hyang Widhi.

Benda-benda dan bahan-bahan yang digunakan saat upacara :

1. Api atau Agni, merupakan sarana paling utama dalam pelaksanaan upacara dalam agama Hindu terutama pada saat pemujaan, api berfungsi bagi dewa yang paling utama, saksi dalam sumpah dan persembahyangan atau sebagai duta mendatangkan para dewa yang memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi etnik Tamil.

2. Air atau Tirtha, secara umum air dalam upacara ritual dipergunakan sebagai alat penyucian segala sarana upacara dalam hal ini air yang dipergunakan adalah air kelapa karena dianggap air kelapa sangat mensucikan disebabkan air pada buah kelapa muncul oleh suatu proses alamiah.

3. Biji-bijian, yang selalu dipergunakan dalam upacara adalah, terdiri dari beras, kacang-kacangan dan lain-lain. Dalam upacara biji-bijian ini digunakan untuk pemakaian sebagai lambang penyucian.

4. Wangi-wangian, sebagai perlambangan angkasa, wangi-wangian selalu dibutuhkan dalam upacara baik yang berbentuk dupa (bathi), kayu cendana atau Sandanem, minyak wangi, bunga-bunga yang wangi atau kemenyan (Shambrani).

5. Daun-daunan, yang selalu digunakan adalah daun sirih, daun wilwa, daun tulsi serta daun pisang. Daun-daun ini berfungsi sebagai alas dan juga sebagai hiasan dan simbol.

6. Bunga-bungaan (Puspam), merupakan sarana yang paling penting dari alat upacara lainnya, pemakaian bunga dipilih karena keharuman baunya. Adapun bunga yang dipergunakan dilihat dari warnanya, seperti warna merah, kuning.

Putih dan ungu.

7. Benda-benda (wastu), digunakan pada tiap upacara antara lain kayu-kayuan tertentu, perak, tembaga dan emas serta batu bata. Batu merupakan simbol keteguhan dan ketetapan iman.

8. Makan-makanan (Prasadham), berbentuk buah-buahan sebagai persembahan bagi para dewa, persembahan yang paling inti berupa nasi atau neiwetiam.

3.6 Pendukung Upacara

3.6.1 Pendeta/ Pemimpin Upacara

Pimpinan dalam tahapan-tahapan pelaksanaan upacara Thaipusam adalah seorang Aiyere Swamy (Pendeta) yaitu Pendeta Siwa Kumar. Sebagai pemimpin upacara pendetalah yang berhak dan bertugas menyampaikan Mantra atas nama seluruh Bhakta yang sedang ikut melaksanakan upacara Thiapusam. Selain itu dalam pelaksanaan upacara ini hanya pendetalah yang dapat membacakan isi

Panjagham yang mana berisikan ramalan-ramalan yang akan dating, misalnya bencana alam atau fenomena alam yang akan terjadi di muka bumi ini. Yang mana isi dari Panjagham ini 80% benar-benar terjadi.Dalam hal pakaian, pakaian yang dikenakan oleh pendeta berbeda dengan pakaian yang dikenakan oleh Bhakta. Hal ini terlihat jelas pada saat melaksanakan tugasnya dimana pendeta yang memimpin jalannya upacara memakai pakaian berpa kain yang terbuat dari sutra yang berwarna kuning keemasan dan orange.

3.6.2 Panitia

Pada upacara Thaipusam ini selain pendeta, upacara ini juga didukung oleh panitia.Upacara serta perayaan Thaipusam ini memiliki susunan kepengurusan yang diketuai oleh Ir.M.Raj Kumar Pillay dan di damping oleh Bapak Dr.M.

Nehru Pillay.

3.6.3 Bhakta/ Undangan

Selain pendeta, upacara ini juga didukung oleh panitia dan Bhakta yang hadir, baik Bhakta yang dari dalam maupun yang dari luar lingkungan kuil Shrii Mariamman. Bhakta yang mengikuti jalannya upacara ada juga umat Hindu yang berasal dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapore.Mereka sangat antusias dalam mengikuti jalannya upacara.

Acara ini juga dihadiri oleh Bapak Idaham (Walikota Binjai), Kapolres Binjai, Dandim 0203 Langkat, Ketua BKAG (Badan Kerja sama Antar Gereja), Bapak Petrus (Ketua yayasan Metodist Binjai), Bapak Isabidin Guntur (Ketua etnis Tionghoa), Kepala Kantor Kementrian Agama Binjai.

Umat Hindu yang mengikuti jalannya upacara Thaipusam dapat dikatakan sebagian besar dan hampir keseluruhan merupakan etnis Tamil, namun ada juga etnis lain yang mengikuti jalannya upacara seperti etnis Karo, Toba, dan Tionghoa dikarenakan perayaan ini dibuka untuk umum. Seluruh kalangan dapat menyaksikan berjalannya perayaan upacara tersebut.

3.6.4 Sponsor

Perayaan inin berlangsung meriah karena sebuah sponsor yang telah di siapkan oleh panitia. Sponsor datang dari kalangan India Tamil maupun diluar kalangan India Tamil. Yang menjadi sponsor perayaan Thaipusam diantaranya adalah: PEMKO Binjai, Dinas Pariwisata.

BAB IV

DESKRIPSI TARI BHARATANATYAM DAN MUSIK IRINGAN

Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari maupun dari kelompok penari bersama ,ditambah dengan penyesuaian dengan ruang, sinar, warna, dan seni sastranya, kesemuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi (Djelantik, 1990;23). Dimana koreografi ini memiliki ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pelakunya dan penontonnya.

Hal ini berarti gerakan-gerakan yang terbentuk dalam tari adalah terstruktur ataupun terpola di dalam aturan-aturan adat dan nilai keindahan setempat yang dilakukan secara simbolis serta memiliki makna-makna tersendiri.

Dimana kata struktur disini adalah bagian-bagian yang melengkapi tari Galombang dalam pertunjukannya saling berhubung satu dengan yang lain, ataupun tahapan-tahapannya.

India sangat terkenal dengan tariannya. Itu adalah salah satu ciri khas yang paling melekat pada masyarakatyang dominan beragama Hindu ini. Dari kecik mereka sudah diajarkan cara menari yang baik dan benar. Bahasa Tamil dari tarian adalah “Balle”. Gerak merupakan unsur pokok pada diri manusia dan gerak merupakan alat bantu yang paling tua dalam kehidupan manusia untuk mengemukakan keinginan atau menyatakan refleksi spontan didalam jiwa manusia. Gerak yang tercipta melalui sarana alami pada diri atau tubuh manusia

sebagai unsur pokok, merupakan suatu rangkaian atau susunan gerak.Gerakan adalah symbol ungkapan maupun ekspresi dari tari tersebut.

Masyarakat Tamil menggunakan aksesoris sebagai alat pendukung mereka dalam melakukan gerakan tari.Seperti gelang kaki, gelang tangan, anting dan lain sebagainya. Faktor pendukung lainnya adalah busana yang digunakan . Seperti yang sudah kita ketahui tentang busana khas orang india dinamakan Sari.

Menurut gerakan yang telah mereka lakukan, gerakan tari yang memperlihatkan gaya yang seimbang .Tampak pada sikap-sikap simetris pada kaki dan lengan, dengan kesan yang kuat. Tari sebagai seni pertunjukkan, kehidupannya disuatu daerah tidak tentu dengan daereah lain, tergantung kondisi daerah lain. Tarian ini memiliki banyak fungsi dan tujuannya, yaitu:

- Tari Upacara, dalam jenis tarian ini bukan keindahan semata melainkan kekuatan yang dapat mempengaruhi atau mengatur sesuai dengan maksud yang dikehendaki. Manusia berusaha untuk dapat mempengaruhi alam sekitar.

- Tari pertunjukkan juga sebagai salah satu jenis tarian yang di gunakan dalam tarian india yang ditampilkan untuk melihat dan dinikmati serta dihayati oleh orang lain.

4.1 Deskripsi Tari Bharatanatyam

Bharatanatyam adalah salah satu tarian klasik India yang berasal dari wilayah Tamil Nadu India Selatan dan dikenal sebagai tarian keagamaan India pada abad ke-20. Tarian ini merupakan salah satu tarian klasik yang sangat tua di India, karena tarian ini dulunya diciptakan oleh Dewa Shiwa, dan hingga sekarang

tarian ini menjadi populer dikalangan masyarakat Hindu Tamil di seluruh dunia, terkhusus di Binjai Sumatera Utara yang digunakan dalam mengisi upacara-upacara besar umat Hindu Tamil. Secara tradisionalnya, tarian ini di persembahkan secara solo oleh seorang penari wanita.

Bharatanatyam adalah salah satu bentuk tari klasik India yang paling terkenal yang dibuat berdasarkan Natya Sastra, berbagai natya yoga yang mengungkapkan spiritual melalui tubuh baik fisik dan emosional. Ini adalah yang paling populer dari bentuk-bentuk tari klasik India di India Selatan terkhusus Tamil Nadu, dan tari yang paling kuno dari semua India klasik, tarian ini secara umum berisi tentang cerita dan sebagian besar diambil dari epic dan mytologi hindu. Para penarinya menggunakan gerakan-gerakan, ekspresi wajah, dan gerakan tangan untuk menyampaikan sebuah cerita kepada para penonton.

Tarian ini mengkombinasikan unsur feminitas dan maskulinitas dan memiliki beberapa teknik yang digunakan secara dominan dalam tarian ini diantaranya adalah:

- Abhinaya atau Natya

- Nritya (gerakan dengan ritme visual) - Karanas (gerakan dan gerakan static)

- Hasta (gerakan tangan sebagai cara berkomunikasi) - Adavus ( irama kaki dan gerakan mata )

Secara umum istilah Bharatanatyam memiliki dua makna –pertama, Bharata merupakan nama seorang Rsi agung yang menulis kitab pertama tentang teater, music dan tari, yang disebut Natya Shastra, sedangkan arti kedua yaitu

membagi kata Bharata menjadi tiga bagian suku kata yang pertama adalah bha untuk bhava yang berarti emosi, ra untuk raga yang berarti music dan ta untuk tala yang berarti ritem. Istilah Natyam memiliki makna teater, namun dalam perkembangannya istilah Bharatanatyam saat ini banyak dipahami sebagai system tari klasik yang berasal dari negara-negara selatan Tamil Nadu dan Karnataka.

Dinamai Bhartanatyam dikarenakan banyak gerakan-gerakan tarian tersebut yang menyerupai gerakan patung Dewa India.

4.2 Penari Bharatanatyam

Penari menjadi pusat perhatian penonton, sehingga diperlukan penari yang memiliki kecakapan dan kemampuan yang mahir.Untuk di Binjai sendiri hanya satu orang yang bisa menarikan Bharatanatyam ini dan terkadang tarian ini juga dilakukan oleh orang Malaysia suku Tamil yang bersekolah di Medan sebagai sumbangan pada acara yang dilakukan.

Dalam penyajian tari Bharatanatyam ini secara umum ditarikan secar tunggal oleh penari pria.Pemilihan penari Bharatanatyam ini penulis dapatkan langsung dari lapangan merupakan salah satu penari professional yang ada di Binjai yang bersuku Tamil asli orang Binjai yaitu penari tunggal dengan sistem pembelajarannya secara otodidak tanpa memiliki sanggar dan pelatih.

4.3 Kostum dan Aksesoris Penari

Kostum yang dipakai oleh penari Bharatanatyam adalah pakaian Khas India yang biasa dinamakan Saree. Bharatanatyam merupakan sebuah bentuk seni

yang sangat menuntut pose yang berkarakter, gerak kaki ritmis, gerakan tangan dan gerakan mata yang rumit. Biasanya penari wanita mengenakan beberapa aksesoris seperti kerincing di sekitar pergelangan kaki mereka untuk aksen gerakan kaki, mengenakan perhiasan dikepala, dipinggang dan leher, namun pada penari pria tidak mengenakan banyak aksesoris, hanya mengenakan kerincing di sekitar pergelangan kaki. Kostum penari dirancang untuk kebebasan bergerak dan untuk menampilkan pose gerakan setengah duduk (aria mandi atau ardhamandal) sehingga karakteristik dari gerakan tari Bharatanatyam terlihat jelas. Biasanya kostum yang dipakai pada bagian bawah atau seperti celana longgar dinamakan Paijama atau Dhoti yang terbuat dari sutra ini membuat penari lebih luwes melakukan gerakan tarian ini.

Bindia

Choli

Paijama/Dhoti

Anneaheira

Keterangan Gambar : Konstum Penari Bharatanatyam

Sumber Gambar : Penulis

Keterangan gambar :

- Bindia adalah titik permata yang berada di tengah-tengah kening dekat alis yang mana umat Hindu mempercayainya sebagai mata ketiga.

- Paijama/Dhoti adalah kostum khas penari india yang terbuat dari kain sutra.

- Choli atau ikat pinggang ini selain sebagai hiasan baju juga bermanfaat sebagai kemben atau pengikat perut agar terlihat lebih langsing.

- Anneaheira atau gelang kaki yang memiliki kerincing, apabila sudah memakai gelang kaki tidak boleh memakai sendal maupun alas kaki lainnya yang telah diajarkan dewi Sarasvati.

4.4 Ragam Pola Gerak dan Musik Iringan

No Ragam dan Gambar Hitunga

n dan Tempo

Deskripsi Gerak Tarian / Musik Iringan

1 2 X 8

Tempo:

Lambat dengan irigan Sitar

Keterangan Gerak :

Gerakan ini dimulai dengan duduk bersila menghadap penonton dengan kaki kiri setengah naik, tangan seperti memainkan sitar dengan tangan kanan kebawah seperti memetik dawai dan tangan kiri seperti menekan dawai, proses menekan dawai dari atas kebawah, gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Makna gerak : (Dewi Saraswati yang sedang memainkan sitar).

2 2 X 8 Tempo:

Lambat dengan iringan sitar yang mulai menurun

Keterangan Gerak :

Dengan hitungan 1x8 penari secara perlahan mengembangkan kedua tangan ke atas sampai kedua telapak tangan bertemu (gerakan hormat), penari mengambil aba-aba untuk berdiri dengan hitungan 1x8

Makna Gerak : Memberi salam (hormat).

3 2 X 8 Tempo:

Lambat dengan irigan Gendang

Keterangan Gerak :

Dengan posisi berdiri, tangan kiri di paha dan tangan kanan seperti menggenggam wel, kaki dihentak secara bergantian 1x4 kearah kiri dan 1x4 kearah kanan dengan posisi kaki kiri kedepan dan kaki kanan dijinjit dibelakang.

Makna Gerak : Dewa Murga yang memegang senjatanya (wel).

Tabla

4 2 X 8 dengan diagram yang sama dengan kedua kaki di jinjit sebagain tumpuan dengan tempo gerakan 1x 8. Kemudian diteruskan dengan tangan kiri di ayunkan ke samping kiri di sertai dengan gereakan kaki dengan irama yang sama disertai dengan ayunan tubuh dan permainnan kepala serta mata yang selalu mengikuti irama ayunan kaki dan tangan dengan tempo gerakan 1x4, kemudian

4 2 X 8 dengan diagram yang sama dengan kedua kaki di jinjit sebagain tumpuan dengan tempo gerakan 1x 8. Kemudian diteruskan dengan tangan kiri di ayunkan ke samping kiri di sertai dengan gereakan kaki dengan irama yang sama disertai dengan ayunan tubuh dan permainnan kepala serta mata yang selalu mengikuti irama ayunan kaki dan tangan dengan tempo gerakan 1x4, kemudian

Dokumen terkait