2.6 Strategi Supply Chain Management .1 Elemen pada Supply Chain Management
2.6.3 Kesesuaian Antara Strategi Supply Chain dengan Kebijakan Taktis
Terdapat tiga langkah yang digunakan dalam menyesuaikan supply chain dengan strategi bisnis perusahaan (Chopra dan Meindl, p32). Ketiga langkah tersebut dilakukan sebelum masuk pada penentuan langkah kebijakan atau keputusan taktis yang mendukung strategi supply chain. Langkah pertama adalah dengan memahami pasar dimana perusahaan melayani dan meluncurkan produk. Langkah kedua adalah dengan menentukan kekuatan atau kompetensi perusahaan serta strategi perusahaan pada pasar
yang dilayani. Langkah terakhir yaitu dengan mengembangkan kemampuan supply
chain untuk mendukung strategi perusahaan yang telah ditentukan.
1. Memahami pasar perusahaan
Dimulai dengan mengetahui siapa konsumen perusahaan. Jenis konsumen seperti apa yang dilayani oleh perusahaan. Perusahaan termasuk dalam jenis supply chain yang seperti apa. Jawaban untuk pertanyaan tersebut akan mengidentifikasikan jenis supply
chain yang dilayani oleh perusahaan, apakah responsif ataukah efisiensi. Terdapat
beberapa atribut yang dapat membantu mengidentifikasi jenis konsumen yang dilayani perusahaan, yaitu sebagai berikut :
• Jumlah produk yang dipesan pada setiap kali pemesanan
• Waktu respon yang diinginkan konsumen, apakah mengharapkan kecepatan pelayanan atau masih memberi toleransi yang lebih lama terhadap waktu.
• Keragaman (variasi) produk yang diinginkan
• Tingkat pelayanan yang diinginkan, termasuk kecepatan pengiriman
• Harga jual produk, beberapa pelanggan akan membayar lebih untuk kenyamanan atau tingkat pelayanan sementara beberapa pelanggan membeli berdasarkan harga terendah yang mereka dapat.
• Tingkat inovasi produk yang diinginkan, seberapa cepat produk baru muncul di pasaran atau berapa lama umur produk yang telah tersedia.
2. Menentukan kekuatan atau kompetensi perusahaan
Langkah selanjutnya yaitu dengan menentukan strategi perusahaan pada supply
distributor, retailer ataukah penyedia jasa pelayanan. Identifikasi kekuatan yang dimiliki
perusahaan terhadap konsumen maupun anggota supply chain lainnya.
Perlu diperhatikan bahwa perusahaan dapat melayani beberapa pasar dan berpartisipasi di beberapa supply chain. Ketika melayani lebih dari satu segmen pasar, perusahaan harus mencari cara untuk meningkatkan keunggulan dan kompetensinya. 3. Mengembangkan kemampuan supply chain
Setelah jenis pasar yang dilayani telah diketahui dan strategi yang akan digunakan dalam supply chain pada pasar tersebut, maka tahap selanjutnya yaitu dengan mengembangkan kemampuan supply chain untuk mendukung strategi perusahaan. Pengembangan tersebut didasarkan pada keputusan taktis pengendali supply chain. Masing-masing pengendali tersebut dapat dikembangkan dan dikelola menuju responsif ataupun efisiensi tergantung pada kebutuhan bisnis.
Setelah ketiga langkah tersebut dilakukan, maka dilakukan penentuan keputusan taktis dan strategi supply chain. Menurut Pujawan (2005, p34) strategi supply chain harus tercermin pada kebijakan atau keputusan taktis supply chain. Kebijakan atau keputusan mengenai di mana fasilitas lokasi akan didirikan, bagaimana cara mengatur dan mengendalikan sistem produksi, bagaimana kebijakan-kebijakan tentang persediaan dan mengenai pengembangan produk harus bersinergi dengan strategi supply chain. Apabila suatu supply chain memilih efisiensi fisik sebagai strategi maka semua keputusan pada sub bidang tersebut harus mendukung. Tabel 2.2 mempresentasikan ringkasan kebijakan atau keputusan taktis yang mendukung strategi supply chain.
Tabel 2.2 Keputusan Taktis dan Strategi Supply Chain Keputusan
taktis Efisien Responsif
Lokasi fasilitas
Tempatkan pabrik di negara yang ongkos tenaga kerjanya murah
Cari lokasi yang dekat pasar, punya akses tenaga terampil dan teknologi yang memadai
Sistem produksi
Tingkat utilitas sistem produksi harus tinggi
Sistem produksi harus fleksibel dan ada kapasitas ekstra
Persediaan Perlu upaya meminimasi
tingkat persediaan
Diperlukan persediaan pengaman yang cukup di lokasi yang tepat
Transpor-tasi
Pengiriman truck load /
container load atau
subkontrakkan ke pihak ketiga
Diperlukan transportasi cepat. Bila perlu tetapkan less than truck load / less than
container load
Pasokan Pilih supplier dengan harga dan kualitas sebagai kriteria utama
Pilih supplier berdasarkan kecepatan, fleksibilitas, dan kualitas
Pengem-bangan produk
Fokus ke minimasi ongkos
Gunakan modular design dan tunda diferensiasi produk sebisa mungkin (postponement)
Sumber : Supply Chain Management, I Nyoman Pujawan
Kebijakan tentang lokasi fasilitas berpengaruh besar terhadap ongkos-ongkos fisik maupun kecepatan respon suatu supply chain. Oleh karena itu kebijakan lokasi tentu berbeda pada supply chain yang memilih strategi efisiensi fisik dengan supply
chain yang fokusnya pada responsiveness. Supply chain yang mementingkan efisiensi
fisik akan memilih mendirikan pabrik di tempat-tempat yang tenaga kerjanya murah atau dekat dengan bahan baku. Model focused factory (pemusatan kegiatan produksi ke satu wilayah) juga sering diasosiasikan dengan strategi efisiensi.
Konfigurasi dan pengelolaan sistem produksi juga menentukan efisiensi maupun kecepatan respon suatu supply chain. Sistem produksi yang memiliki konfigurasi relatif tetap, diatur dengan tipe product layout, memiliki fasilitas-fasilitas yang spesialis akan mudah mendukung strategi untuk efisiensi fisik, tetapi tidak akan mendukung strategi
responsiveness. Kecepatan respon akan dicapai kalau sistem produksinya fleksibel.
seperti lean manufacturing dan just in time (JIT) akan sangat relevan untuk menciptakan efisiensi di lantai produksi. Produksi dapat menjadi sangat responsif dengan mengelola pabrik sehingga memiliki kapasitas produksi yang besar dan teknik manufaktur yang fleksibel untuk memproduksi produk yang beragam. Untuk lebih responsif, perusahaan dapat melakukan produksinya dengan mendirikan banyak pabrik-pabrik yang lebih kecil namun tersebar, sehingga waktu pengiriman akan lebih singkat. Jika efisiensi yang diutamakan, maka perusahaan dapat melakukan fokus pada kapasitas pabrik yang besar dan memiliki produksi optimal dengan keragaman produk terbatas.
Strategi persediaan juga sangat besar pengaruhnya terhadap efisiensi fisik dan kecepatan merespon pasar. Efisiensi pada supply chain bisa dicapai apabila ada upaya untuk meminimumkan persediaan secara terus menerus. Salah satu ukuran kinerja yang penting diukur adalah tingkat perputaran persediaan (inventory turn over rate). Sebaliknya, perubahan permintaan yang terjadi secara tiba-tiba pada produk-produk inovatif membutuhkan supply chain untuk menyimpan cadangan persediaan ekstra di tempat-tempat tertentu. Dimana dan dalam bentuk apa persediaan pada suatu supply
chain harus disimpan untuk menciptakan kecepatan merespon pasar dengan optimal
adalah dua masalah pokok yang membutuhkan analisis seksama pada setiap supply
chain. Responsif bisa didapatkan dengan cara menyimpan persediaan yang tinggi untuk
beragam produk. Cara lain yaitu dengan menyediakan persediaan secara tersebar di beberapa lokasi sehingga persediaan dapat dengan segera dikirim ke konsumen. Sedangkan efisiensi dalam manajemen persediaan berarti mengurangi biaya persediaan secara maksimal, juga dengan menyimpan persediaan pada satu lokasi sehingga biaya dapat diminimalkan.
Keputusan lain pada supply chain terkait dengan transportasi. Keputusan tentang alat transportasi (transportation mode) yang akan digunakan dan cara pengirimannya berpengaruh langsung terhadap efisiensi maupun kecepatan respon pada supply chain. Demikian juga halnya dengan keputusan untuk melakukan sendiri kegiatan transportasi atau mensubkontrakkannya ke pihak ketiga. Sering kali perusahaan jasa logistik bisa melakukan pengiriman dengan lebih murah karena mereka bisa menggabungkan beban dari beberapa pelanggan dalam satu kontainer atau satu truk mereka. Responsif dapat dicapai dengan metode transportasi yang cepat dan fleksibel. Sedangkan efisiensi dapat dicapai dengan melakukan pengiriman dengan kapasitas muatan yang besar dan aktivitas pengiriman muatan diatur agar tidak sering terjadi (banyak tujuan dalam sekali pengiriman).
Dalam memilih supplier, strategi efisiensi harus didukung dengan melihat ongkos sebagai kriteria utama dalam memilih maupun mengevaluasi kinerja supplier. Sebaliknya, kalau supply chain ingin responsif terhadap pasar, memilih supplier yang paling murah tidak akan menciptakan sinergi. Di sini, kriteria fleksibilitas dan kecepatan harus diberikan prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kriteria harga. Oleh karena itu, untuk menciptakan sinergi, fokus pengembangan produk pada supply chain yang ingin responsif harus didukung dengan kemampuan ini.