• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesetiaan Terhadap Oishi Kuranosuke Yoshitaka

ANALISIS KESETIAAN 47 RONIN

3.4. Kesetiaan Terhadap Oishi Kuranosuke Yoshitaka

Oishi Kuranosuke Yoshitaka adalah kepala samurai klan Asano, ia merupakan salah satu orang kepercayaan Asano, dan kaki tangan Asano dalam menjalani tugas. Oishi adalah laki-laki tampan berumur empat puluhan dengan dahi menojol, rahang persegi serta sikapnya yang tenang dan berwibawa dalam bertindak. Sarung Hakama dan dua bilah pedang yang disandangnya, menunjukkan bahwa ia adalah samurai kelas ksatria. Oishi memiliki empat orang anak, Chikara adalah anak sulungnya yang banyak mewariskan sikap serta kepribadian seperti Ayahnya. Sikapnya ini yang kemudian menjadikan Chikara berkeinginan mengikuti jalan Ayahnya, jalan samurai, yang mengabdikan hidupnya untuk majikan.

Dalam bersikap Oishi lebih banyak mempertimbangkan sesuatu sebelum bertindak, ia dikenal anggota samurainya dengan ketenangan serta sikap tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Kedudukannya sebagai kepala samurai

menjadikan ia sebagai pemimpin yang banyak menerima perintah dari majikannya.

Sepeninggal Asano, Oishi merasakan sesuatu yang begitu berbeda dalam kehidupannya, kebiasaannya yang sering menerima perintah dari majikan, membuat ia merasa canggung ketika harus menggantikan posisi Asano dalam merumuskan tindakan apa yang akan dilakukan, ia lebih baik menjalankan perintah daripada harus memerintah. Pengabdiannya sebagai seorang samurai merupakan teladan yang begitu banyak ia contohkan kepada anak buahnya. Kesetiaannya kepada keluarga Asano melebihi nyawanya, bakti yang ia berikan untuk keluarga yang telah melindungi serta menjaganya, melebihi bakti kepada keluarganya sendiri. Ia lebih cenderung memikirkan kehidupan majikannya, dibanding kehidupan keluarganya. Bagi Oishi, ada waktu lain untuk memikirkan masa depan kehidupan keluarganya, yang terpenting adalah bagaimana mengabdikan hidup serta kesetiaan untuk menjaga nama baik majikannya.

Kesetiaan yang diberikan Oishi kepada Asano, menjadikan anak buahnya juga menjaga bentuk kesetiaan mereka kepada Oishi. Oishi berusaha untuk setia kepada Asano, begitu juga anak buah Oishi untuk setia kepada Oishi. Kesetiaan serta kepatuhan anak buah Oishi kepada dirinya, terlihat pada salah satu anak buah Oishi yaitu Hara, Hara sempat merasa kesal dengan Oishi yang terlalu lama mengambil keputusan untuk melakukan balas dendam. Hara hanya memikirkan Bagaimana melakukan balas dendam dengan cepat, berbeda dengan Oishi yang lebih tenang dalam mengambil langkah apa yang akan dilakukan. Semangat balas Dendam Hara yang berlebih ini yang menimbulkan sedikit kesalahpahaman antara Hara dan Oishi, tapi kemudian Hara merasa bersalah atas apa yang telah ia

lakukan, Ia sadar bahwa pemimpinnya pasti memikirkan langkah yang tepat untuk anak buahnya, berikut merupakan percakapan antara Hara dan Oishi yang merasa bersalah telah bertindak gegabah tanpa memperhatikan perintah dari pemimpinnya, hal 81-82 bab 4 :

Cuplikan 1 :

Hara : ” Percayalah, aku menyesal telah mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaanmu”. ” Aku memang tidak dapat menahan diri jika sedang bersemangat. Aku tahu sikapku hanya akan menimbulkan masalah, tapi aku memang selalu seperti ini dan rasanya tidak bisa berubah ”.

Oishi : (tersenyum), ” Aku cukup mengenal sifatmu itu .” ” Dan jangan khawatir dengan apa yang telah terjadi dalam pertemuan tadi. Kau mewakili satu pandangan dan aku senang kau begitu bersemangat. Kita meminta mereka menyerahkan nyawa pada keputusan kita dan mereka harus tahu betul akibat dari pilihan yang ditawarkan. Kita harus memberi mereka kesempatan untuk memutuskan agar mereka yang mengundurkan diri tak kehilangan muka di hadapan teman-teman mereka.”

Hara menatapnya dengan rasa hormat. Dia terkesan pada atasannya yang memiliki otak sekaligus semangat untuk berjuang.

Hara : ” Pasti berat sekali untukmu,” ” Untuk mempertimbangkan semua pendapat... Kau bisa mengandalkan diriku untuk melaksanakan perintah-perintahmu.”

Oishi : (tersenyum), ” Terima kasih, teman. Aku tahu kalau aku dapat mengandalkan dirimu dalam setiap kesulitan.”

Analisis :

Kepatuhan Hara kepada Oishi terlihat dengan kemauanya untuk mengikuti perintah Oishi, bukan bertindak sendiri tanpa memperhatikan keberadaan pemimpinnya. Oishi yang merupakan kepala samurai, adalah pengganti Asano dalam menjalankan kehidupan dalam klan Asano. Oishi memimpin para samurai juga memipin dalam pembalasan dendam untuk Asano. Sebagai pemimpin samurai klan Asano, para samurai yang lain juga memiliki pengabdian kesetiaan yang diberikan untuk Oishi. Para anak buah Oishi, patuh pada Oishi karena keterikatan mereka pada satu majikan yang sama yaitu Asano. Kepatuhan pada majikan yang sama ini, yang kemudian menjadikan samurai yang lain patuh kepada Oishi untuk menghormati majikan mereka Asano yang telah meninggal. untuk menghormati majikan mereka Kesetiaan dan patuh kepada pemimpin juga ditunjukkan oleh anak buah yang lainnya, pada hal 86-87 jilid 4, ketika petisi yang mereka ajukan ditolak Shogun, anak buah Oishi tetap patuh untuk menerima perintah darinya dan kemungkinan hal apa yang akan mereka lakukan.

Berikut cuplikan perintah Oishi kepada anak buahnya :

Cuplikan 2 :

Oishi : ” Nah jika petisi ini diterima, tak ada yang perlu dicemaskan. Sebaiknya, bila ditolak, maka kita harus memutuskan tindakan selanjutnya. Kita hanya punya dua pilihan : berlutut di depan kastil dan melakukan seppuku sebagai bentuk protes, atau menyerahkan kastil ini secara damai.... dan setelah itu kita berpisah sambil menunggu waktu yang tepat untuk balas dendam pada Kira !”

Hara yang berdiri dan berteriak untuk pilihan kedua dan yang lain langsung mengikuti. Oishi tersenyum atas semangat mereka, dan mengangkat tangan dengan raut wajah yang lebih serius.

Oishi : ” Kalian harus tahu bahwa betapa pun menariknya tindakan itu bagi ksatria seperti kalian, namun balas dendam bertentangan dengan Undang-Undang. Jadi, ada baiknya kita ingat bahwa seandainya kita berhasil, kita akan dihukum karena telah melanggar hukum. Harus kutambahkan bahwa hukuman atas tindakan ini adalah mati. Jangan kalian lupa itu. Apakah kita melakukan seppuku atau digantung para algojo, akhir dari perjuangan kita adalah kematian. Ini akan menjadi kematian bagi kita semua, tapi dengan terhormat !”

Analisis :

Ucapan Oishi di atas adalah pandangan, tentang apa yang akan terjadi pada mereka atas apa yang mereka lakukan. Segala resiko yang akan terjadi pada anak buah Oishi tidak menjadikan semangat mereka berkurang, anak buah Oishi tetap memberikan kepatuhan dan kesetiaan terhadap segala perintah yang diberikan pemimpin mereka.

Kesetiaan terhadap Oishi adalah contoh kesetiaan yang diberikan anak buahnya dalam berbagai perilaku yang ditunjukkan mereka dalam mematuhi segala perintah Oishi, walaupun majikan mereka, Asano, telah meninggal namun mereka tetap memberikan pengabdian kepada Oishi yang menjadi pemimpin mereka selanjutnya dalam melakukan penyerangan. Bentuk kesetiaan secara vertikal ini tersusun dari kesetiaan anak buah kepada pemimpin kelompok mereka

Oishi, kepada majikan utama mereka Asano lalu kesetiaan yang diberikan kepada Shogun. Kepatuhan kepada atasan ini atas dasar keinginan, tidak ingin nama majikan mereka tercoreng, maka kesetiaan ini, diberikan secara menurun dari satu pemimpin ke pemimpin berikutnya.

Dokumen terkait