• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.6 Kesiapan

2.6.1 Pengertian Kesiapan

Menurut Slameto (1995:61), menyatakan kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan pekerjaan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang baik. Mengemukakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya seseorang untuk dapat berinteraksi dengan cara tertentu. Selain itu kesiapan juga diartikan keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi.

Penyesuaian pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi individu mencakup 3 aspek yaitu: (1) Kondisi fisik, mental dan emosional (2) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan (3) Keterampilan dan pengetahuan.

Kesiapan adalah setiap individu untuk dapat melakukan suatu perbuatan tertentu dengan baik, maka, individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik ataupun kesiapan secara psikologis karena kesiapan merupakan unsur yang penting.

Moeliono, dkk (1989:835), menjelaskan atau berpendapat bahwa keadaan sudah sedia atau sedia untuk digunakan, hal ini didukung oleh pendapat Chaplin yang menjelaskan kesiapan dapat diartikan sebagai keadaaan siap -siaga untuk mereaksi atau menghadapi sesuatu.

Gulo (1982:241), kesiapan adalah titik kematangan untuk dapat menerima dan mempraktekan tingkah laku tertentu. Sebelum saat ini terlewati tingkah laku tersebut tidak dapat dimiliki walaupun melalui latihan yang intensif dan bermutu. Drever (1986:394) kesiapan adalah kondisi siap untuk menanggapi atau mereaksi sedangkan Dalyono (2001: 166), mengartikan kesiapan merupakan sifat-sifat atau kekuatan pribadi yang berkembang perkembangan ini memungkinkan orang itu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu memecahkan persoalan yang di hadapinya. Sedangkan Cronbach (dalam Dalyono, 2001:66) memberikan pengertian kesiapan sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat dapat bereaksi dengan cara tertentu.

Berdasarkan definisi-definisi dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kemauan dan kemampuan yang membuat seseorang berbuat sesuatu dengan mempertimbangkan desakan-desakan lingkungan.

2.6.2 Hukum Kesiapan

Menurut Thorndike (dalam suryabrata 2004:250) terdapat tiga hukum kesiapan dalam individu berperilaku yaitu:

1) Apabila suatu unit kondusi telah siap untuk berkonduksi maka kondusi dengan unit tersebut akan membawa kepuasan, dan tidak akan ada tindakan lain lagi untuk mengubah kondusi itu.

2) Bila kondusi telah siap untuk berkondusi namun tidak berkondusi maka akan meninbulkan respon-respon yang lain untuk mengurangi atau meniadakan keputusan itu.

3) Apabila unit tidak siap berkondusi dipaksa untuk berkondusi, maka kondusi itu akan meninbulkan ketidakpuasan dan berakibat dilakukannya tindakan-tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan itu.

Kesiapan fisik dan psikologis seseorang yang di dukung oleh sarana penunjang untuk individu melakukan sesuatu, dan apabila perilaku tersebut berhasil dilakukan maka akan menghasilkan kepuasan bagi individu. Sedangkan bila individu tidak siap untuk melakukan suatu tindakan akan tetapi dipaksa untuk melakukan tindakan tersebut maka individu akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi kekecewaan ataupun frustrasinya. Selanjutnya Menurut Dalyono (2001:166), kesiapan di pengaruhi oleh:

2.6.3 Faktor-faktor Kesiapan

Faktor-faktor kesiapan Menurut Dalyono (2001:166), kesiapan di pengaruhi oleh:

1) Kematangan merupakan keadaan atau kondisi bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap atau dewasa pada suatu organisme, baik terhadap satu sifat atau pada semua sifat kematangan membentuk semua sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu. Tingkah laku apapun membutuhkan kematangan, orang tak akan dapat berbuat secara intelegen apabila kapasitas intelektualnya belum memungkinkannya untuk itu kematangan dalam struktur otak dan sistem syaraf sangat di perlukan.

2) Kesiapan Psikologis

Kesiapan psikologis mempunyai makna segenap sifat-sifat yang dimiliki individu yang digunakan untuk mereaksi suatu situasi tertentu. Kesiapan psikologi seseorang dipengaruhi oleh dua hal yaitu:

a. Motivasi individu untuk melakukan tindakan tertentu. Adanya dorongan atau motivasi dalam diri individu akan mendorong timbulnya kesiapan dalam diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan dan ketika seseorang siap untuk melakukan sebuah tindakan maka individu tersebut akan melakukan tindakan untuk memenuhi dorongan tersebut

b. Pengalaman yang diperoleh individu sebelumnya, pengalaman yang diperolah mengenai sesuatu perilaku tertentu akan mempertinggi kesiapan individu untuk melakukan tindakan selanjutnya. Pengalaman yang

diperolah akan membantu individu untuk melakukan tindakan yang tepat untuk merespon stimulus yang datan. Hal ini dikarenakan pengalaman mengenai suatu tindakan tertentu telah tersimpan dalam memori dan ketika individu menghadapi sebuah situasi yang sama atau yang hampir sama maka pengalaman yang telah tersimpan di recall sehingga individu siap untuk merespon suatu situasi.

3) Kesiapan Sosial

Selain kesiapan psikologi untuk menghadapi perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini perlu adanya kesiapan sosial karena linkungan sosial merupakan tempat bagi perilaku orangtua sebagai makhluk sosial. Kesiapan sosial merupakan kemampuan lingkungan untuk berelasi dengan individu yang datang ke lingkungan tersebut.

2.6.4 Prinsip-prinsip kesiapan

Prinsip kesiapan menurut Slameto (1995: 117) adalah semua aspek perkembangan ini berinteraksi (saling mempengaruhi). Kematangan jasmani dan Rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat pengalaman. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan di masa perkembangan.

Proses belajar yang di pengaruhi kesiapan yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar, berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa, yang

termasuk kesiapan ini adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman hasil belajar yang baru motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.

Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

1) Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang di berikan kepadanya erat hubungan dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya.

2) Kesiapan tentang belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.

3) Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas kemudian tugas itu ditunda sampai dapat di kembangkan kesiapan itu atau guru sengaja menata tuagas itu sesuai dengan kesiapan siswa.

4) Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.

2.6.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan

Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang sebelum melakukan sesuatu, dimana kesiapan ini dapat dipengaruhi oleh dirinya sendiri atau oleh pihak luar yaitu:

2.6.5.1Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian yaitu jasmani dan rohani (psikologis), dimana keduanya mempengaruhi individu menjadi terampil. Yang termasuk faktor jasmani adalah bagaimana kondisi fisiknya dan panca indra. Sedangkan kondisi psikologisnya adalah minat tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan

kognitif.semua ini akan berpengaruh pada kesiapan seorang individu. Aspek-aspek

psikologi yang mempengaruhi kesiapan adalah: 1) Kematangan

Kematangan adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan.

2) Kecerdasan

Kecerdasan adalah daya pikir merupakan salah satu aspek penentu keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan

3) Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan psikomotorik yang merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat mengembangkan dirinya yang lebih kreatif dalam segala hal.

4) Kemampuan

Kemampuan merupakan aspek yang harus memiliki seseorang, karena itu sebagai guru harus mengetahui dan menyadari kemampuan yang ada dalam dirinya terhadap sesuatu yang dilakukan.

5) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

6) Kesehatan

Kesehatan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugasnya dengan baik.

2.6.5.2Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang di sebabkan karena orangtua yang salah dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan dan adanya anak emas di antara anak yang lain. Menurut Keyla (2008:26), ada banyak faktor yang berperan dalam kejadian Sibling Rivalry yaitu:

1) Adanya keinginan anak untuk menggambarkan siapa dirinya, bakat, aktifitas dan minat mereka ingin menunjukkan bahwa mereka berbeda dari saudara kandungnya.

2) Perhatian, disiplin dan kemampuan reaksi orangtua yang berkurang terhadap dirinya.

3) Adanya Anggapan bahwa kedatangan adik baru merupakan ancaman bagi mereka

4) Tahap perkembangan dari anak itu sendiri berhubungan dengan perhatian orangtua yang terbagi serta bagaimana mereka mendapat perhatian itu dengan adil satu dengan yang lainnya.

5) Kekurangpahaman dari anak bagaimana cara mendapatnya perhatian dari saudara kandungnya sehingga menggunakan perkelahian untuk mendapatkan perhatian.

6) Perlakuan orangtua terhadap anak

7) Kurangnya peran dari orangtua untuk memberikan penjelasan bahwa perkelahian bukan salah satu cara yang baik yang biasa diterima untuk menyelesaikan masalah.

8) Tidak adanya waktu yang cukup dari otang tua untuk bersama dengan anak. 9) Bagaimana orangtua memeperlakukan anak dan bereaksi terhadap persaingan

yang terjadi.

Dokumen terkait