Kesiapan persalinan adalah kemampuan dalam menghadapi persalinan, baik fisik maupun psikologis. Untuk menciptakan kesiapan persalianan, ibu hamil perlu melakukan persiapan persalinan. Persiapan persalinan adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam hal menyambut kelahiran anak oleh ibu hamil. Persiapan persalinan pada trimester III meliputi faktor resiko ibu dan janin, perubahan psikologi dan fisiologi, tanda-tanda bahaya dan bagaimana meresponnya, perasaan mengenai melahirkan dan perkembangan bayi, tanda-tanda saat hendak melahirkan, respon
commit to user
33
terhadap kelahiran, ukuran-ukuran kenyamanan situasi kelahiran cesar dan perawatan yang terpusat pada keluarga (Matterson, 2001).
Kesiapan psikologis pada ibu primigravida umumnya belum mempunyai bayangan mengenai kejadian-kejadian yang akan dialami pada akhir kehamilannya saat persalinan terjadi. Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaitu menghindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang, dimana ibu hamil dapat melalui saat saat persalinan dengan baik dan lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan. Keluarga baik dari orang tua maupun suami merupakan bagian terdekat bagi calon ibu yang dapat memberikan pertimbangan serta bantuan sehingga bagi ibu yang akan melahirkan merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam menghadapi persalinan. Dalam mengatasi perasaan takut dalam persalinan, ibu dapat mengatasinya dengan meminta keluarga atau suami untuk memberikan sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa persalinan dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga untuk memberikan dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu/keluarga serta memberikan bimbingan untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan (Sjafriani, 2007).
a. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Persalinan (1) Umur
Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya. Usia yang cukup dalam mengawali atau memasuki masa
commit to user
34
perkawinan dan kehamilan akan membantu seseorang dalam kematangan dalam menghadapi persoalan atau masalah, dalam hal ini menghadapi kehamilan dan perubahan selama hamil. Demikian sebaliknya dengan usia kurang dari 20 tahun maka kemungkinan kematangan pikiran dan perilaku juga kurang terlebih menghadapi perubahan dan adaptasi selama kehamilan.
Karakteristik pada ibu hamil berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap perhatian dalam proses persalinan, dimana semakin muda umur ibu maka semakin kurang perhatian serta pengalaman yang dimiliki ibu hamil karena ketidaksiapan ibu dalam menerima sebuah kehamilan, selain itu usia yang masih muda sistem reproduksi yang belum matang, sehingga akan berisiko terjadi gangguan selama kehamilan. Hal ini akan berdampak pada persiapan persalinan yang minim dan dapat berdampak buruk selama proses persalinan berlangsung (Manuaba, 1998).
(2) Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas akan mempengaruhi ibu dalam mempersiapkan persalinan, ibu yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan lebih tahu dan paham tentang persiapan yang diperlukan dalam menghadapi persalinan (Putranti, 2014).
(3) Tingkat pendidikan
Menurut Kodyat (1999) tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang persiapan menghadapi persalinan yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga
commit to user
35
pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang lebih tanggap adanya persalinan yang bermasalah atau terjadi insiden selama proses persalinan terjadi dan keluarga dapat segera mengambil tindakan secepatnya. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai pengetahuan, demikian halnya dengan persiapan menghadapi persalinan yang mereka peroleh.
(4) Pengetahuan
Pengetahuan tentang persalinan yang dimiliki ibu hamil akan menentukan cara pikir dan cara pandangnya tentang persalinan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang persalinan akan membentuk pikiran yang positif tentang persalinan sehingga ibu lebih siap menghadapi persalinan. Ibu akan menyambut persalinan dengan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan termasuk menjaga kehamilannya dengan baik dengan melakukan pemeriksaan rutin pada tenaga kesehatan. Ibu akan mematuhi anjuran dari tenaga kesehatan. Hal ini karena ibu tahu bahwa persalinan harus disiapkan sejak masa kehamilan (Putranti, 2014).
(5) Status Pekerjaan
Banyak ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja nampaknya belum berperan sebagai timbulnya suatu masalah pada persiapan menghadapi persalinan, dimana kondisi kerja yang menonjol sebagai faktor yang mempengaruhi persiapan menghadapi persalinan karena tersitanya waktu. Pada ibu yang bekerja di luar
commit to user
36
rumah sudah membuat persiapan menghadapi persalinan meski persiapan yang dimiliki terkadang belum sesuai (Depkes RI, 2002).
(6) Kesiapan ekonomi
Keluarga dengan ekonomi siap dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan pada tenaga kesehatan serta dapat melakukan persiapan lainnya dengan baik. Faktor ekonomi juga dapat menciptakan dampak buruk dengan rendahnya kualitas kesehatan ibu hamil bahkan sebelum kehamilan terjadi (Hasnita, 2011).
(7) Komplikasi Kehamilan
Adanya komplikasi pada masa kehamilan menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan persiapan ibu dalam menghadapi persalinan. Ibu yang mengalami komplikasi pada kehamilannya akan lebih mengusahakan persiapan persalinan untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi (Kakaire et al., 2011). Ada beberapa jenis komplikasi dalam kehamilan, yaitu komplikasi langsung, seperti perdarahan, preeklamsi/eklamsi, kelainan letak lintang atau sungsang primigravida, anak besar, hidramnion, kelainan kembar, ketuban pecah dini dalam kehamilan. Komplikasi tidak langsung, seperti penyakit jantung, hepatitis, TBC (tuberkolosis), anemia, malaria, diabetes melitus.
Komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Mochtar, 2001).
(8) Pemeriksaan Kehamilan
Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dengan rutin, diharapkan ibu hamil akan semakin mengerti dan melakukan persiapan
commit to user
37
persalinan (Hailu et al., 2011). Pemeriksaan kehamilan terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik kehamilan, untuk menghadapi persalinan. Dengan pemeriksaan kehamilan dapat diketahui berbagai komplikasi ibu yang dapat mepengaruhi kehamilan atau komplikasi hamil sehingga segera dapat diatasi (Manuaba,1998). Menurut Saifuddin (2002), setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama kehamilan, yaitu satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum minggu ke 14 ), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28), dan dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
(9) Dukungan Sosial
Menurut Dimatteo (2006) mendefinisikan dukungan sosial sebagai dukungan atau bantuan yang berasal dari orang lain seperti teman, tetangga, teman kerja dan orang-orang lainnya. Pendapat lain mengungkapkan bahwa dukungan sosial mengacu pada memberikan kenyamanan pada orang lain, merawatnya atau menghargainya (Sarafino, 2006).
Dukungan sosial yang kita terima dapat bersumber dari berbagai pihak.
Orford (2003) membagi sumber-sumber dukungan sosial menjadi 3 kategori, yaitu:
commit to user
38
1) Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang selalu ada sepanjang hidupnya, yang selalu bersama dengannya dan mendukungnya.
Misalnya keluarga dekat, pasangan (suami atau istri), dan teman dekat.
2) Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan dalam hidupnya dan cenderung mengalami perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.
3) Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah.
Meliputi dokter, tenaga ahli atau profesional, keluarga jauh.
Menurut Friedman (1998) ada beberapa bentuk dukungan sosial yang berpengaruh terhadap respon individu pada kondisi yang menekan, yaitu:
a) Dukungan praktis (tangible support) atau bantuan-bantuan yang bersifat pelayanan seperti membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun bantuan secara finansial. Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkret, diantaranya bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga dan sarana. Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau stamina dan semangat yang menurun selain itu individu merasa bahwa masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan terhadap seseorang yang sedang mengalami kesusahan atau penderitaan.
b) Dukungan informasi (appraisal support) atau suatu bentuk bantuan yang membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan dengan lebih
commit to user
39
baik serta memberikan pilihan strategi koping yang harus dilakukan guna menghadapi kejadian tersebut. Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan diseminator informasi tentang dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugestiyang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasihat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.
c) Dukungan harga diri (self esteem) atau suatu bentuk bantuan di mana individu merasakan adanya perasaan positif akan dirinya bila dibandingkan keadaan yang dimiliki dengan orang lain, yang membuat individu merasa sejajar dengan orang lain seusianya. Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber validator identitas anggota keluarga, diantaranya memberikan support, pengakuan, penghargaan dan perhatian.
d) Dukungan belonging, suatu bentuk bantuan di mana individu tahu bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin melakukan suatu kegiatan bersama dengan orang lain. Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari dukungan ini adalah secara emosionalmenjamin nilai-nilai individu (baik pria maupun wanita) akan selalu terjaga kerahasiaannya dari keingintahuan orang lain. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
commit to user
40
bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian dan mendengarkan serta didengarkan.