• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Tabel 4.4

Sarana dan Prasarana

No. Jenis Sarana Prasarana

Jumlah Unit Menurut Kondisi Jumlah Ideal Yang Seharusnya Ada Baik Rusak 1. Kursi Siswa 320 0 320 2. Meja Siswa 160 0 160 3. Loker Siswa 0 0 320

4. Kursi Guru dalam Kelas 9 0 9

5. Meja Guru dalam Kelas 9 0 9

6. Papan Tulis 9 0 9

7. Lemari dalam Kelas 0 1 9

8. Alat Peraga PAI 0 0 1

9. Alat Peraga Fisika 0 0 1

10. Alat Peraga Biologi 0 0 1

11. Bola Sepak 2 1 10

12. Bola Voli 0 0 10

13. Bola Basket 0 2 10

14. Meja Pingpong (Tenis

Meja) 0 1 2

15. Lapangan

Sepakbola/Futsal 0 1 1

16. Lapangan Bulutangkis 0 1 1

17. Lapangan Basket 0 1 1

B.

Gambaran Kegiatan Keputrian di MTs Fajrul Islam

Keputrian merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang baru dirintis pada tahun ajaran 2015/2016. Kegiatan keputrian pada MTs Fajrul Islam bertujuan membentuk pribadi muslimah berkarakter islam dan mandiri dalam menjalankan perannya menjadi seorang muslimah sesuai dengan perintah Allah SWT.

Kegiatan yang dilaksanakan pada ekstrakurikuler keputrian membentuk para anggotanya menjadi muslimah sejati dan mampu menjalankan perintah Allah dengan sebaik-baiknya. Kegiatan keputrian ini diadakan karena melihat semakin jauhnya muslimah memahami perannya sebagai sosok muslimah yang memahami hak dan kewajibannya sesuai dengan aturan Allah.

Dengan kegiatan keputrian ini diharapkan dapat membentuk pribadi- pribadi muslimah yang berkarakter islami dan mampu mengantarkan mereka memahami amanahnya di muka bumi ini. Hanya saja, kegiatan keputrian yang dilakukan di MTs Fajrul Islam ini memang masih sangat jauh dari tujuan yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan kegiatan ekstrakurikuler keputrian baru dirintis, sehingga pelaksanaan dalam kegiatan ini belum berjalan sesuai yang diinginkan.

Kegiatan keputrian ini diadakan dikarenakan sekolah melihat pergaulan atau interaksi muslimah belum mengikuti aturan Allah dengan baik. Interaksi yang terjadipun antara siswa dengan siswa suka saling mengejek, siswa dengan guru seperti teman tanpa ada adab kepada seorang guru, serta siswa dengan petugas kebersihan dan lainnya kurang memperhatikan adabnya. Oleh karena itulah sekolah mengadakan kegiatan keputrian ini dengan harapan dapat mengubah interaksi yang terjadi menjadi lebih baik dan sesuai dengan aturan Allah SWT.

Pelaksanaan kegiatan keputrian ini dilaksanakan pada setiap hari Jum’at bertepatan dengan waktu sholat Jum’at. Adapun kegiatan yang dilaksanakan tidak selalu sama, karena kegiatan keputrian ini terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya: keislaman, kreativitas, tata boga, dan kesehatan.

Adapun alur kegiatan keputrian setiap Jum’at terdiri dari: a. Sholat dzuhur berjama’ah,

b. Membaca Al-Qur’an, c. Materi,

d. Tanya jawab, e. Penutup.

Sedangkan untuk kegiatan keputrian perbulan terdapat beberapa agenda seperti: pengajian bulan di rumah anggota keputrian secara bergilir, praktik tata boga, membuat karya dan pelatihan keterampilan.

C.

Analisis Data dan Interpretasi Data

Pada Bab III telah penulis paparkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan metode mix methods atau metode kombinasi. Dengan demikian, dalam tahapan analisis dan interpretasi data penulis merujuk parallel design sebagainama terdapat pada gambar 3.1.

Dalam penelitian mix methods dengan strategi triangulasi konkuren antra kualitatif dan kuantitaitf dilaksanakan sejalan, akan tetapi dalam penulisan laporan analisis dan interpretasi data yang terlebih dibahas yaitu kulitatif kemudian kuantitatif selanjutnya triangulasi dan pembahasan.

1. Analisis dan interpretasi data kualitatif

Analisis dan interpretasi data kualititatif diperoleh dari teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi serta studi dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan pembina keputrian dan anggota keputrian MTs Fajurl Islam Jakarta. Sehingga memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang peneliti inginkan.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 5 orang siswa yang menjadi anggota keputrian dan menujukan bahwa kemampuan dan gambaran interaksi sosial anggota keputrian di MTs Fajrul Islam Jakarta sebagai berikut:

a. Komunikasi sosial

Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menilai kemampuan anggota keputrian berkomunikasi sosial adalah kemampuan berbicara dan kemampuan sopan santun kepada guru, karyawan dan teman. Adapun hasil wawancaranya sebagai berikut:

Tabel 4.5

Wawancara interaksi sosial dalam unsur komunikasi sosial

No. Keterangan Responden

Hasil Wawancara

1. Pembina Keputrian

Sikap anggota keputrian ada perubahan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan keputrian, perubahannya bisa dilihat seperti selalu memberi salam dan menyapa dengan baik saat bertemu pembina. Kemudian kalau sikap terhadap guru lainnya, sikapnya tidak jauh berbeda dengan sikap anggota keputrian terhadap pembina. Melihat kepada cara mereka berbicara, selalu memberi salam dan menyapa dengan baik saat bertemu. Tidak lagi suka memotong pembicaraan serta selalu meminta izin.

Cara anggota keputrian berkomunikasi dengan karyawan, hampir sama dengan cara berkomunikasi dengan guru, karena melihat statusnya atau usianya yang berbeda. Ketika disapa menjawab dengan sapaan lagi disertai dengan senyuman, ataupun ketika meminta bantuan petugas disertai ucapan permohonan

seperti “tolong”.

Saat anggota keputrian berbicara dengan teman, sedikit berbeda dengan cara berbicara

kepada guru atau petugas. Sejauh ini mereka mengetahui bagaimana batasan utuk berbicara kepada teman seperti tidak meledek atau memberikan sebutan yang buruk dan tidak berbicara kasar.

2. Responden 1 “Cara saya berbicara biasa-biasa saja sama seperti teman yang lainnya. Kalau dengan guru sesuai dengan kebutuhan saja. Kalau bertemu guru dan karyawan biasanya saya yang menyapa terlebih dahulu, kalau dengan teman biasanya melihat usianya atau siapa saja yang mau menyapa terlebih dahulu.”

3. Responden 2 “Kalau bertemu dengan guru atau karyawan biasanya saya yang menyapa atau bersalaman terlebih dahulu, serta sekarang saya berusaha untuk tidak memotong penjelasan guru apalagi saat materi pelajarannya sulit. Kalau dengan teman biasa saja, tidak terlalu formal tapi sekarang kalau baru bertemu biasanya saya menyapa teman-teman saya.” 4. Responden 3 “Sekarang saya sudah sedikit banyak

memahami ilmunya bagaimana seharusnya kalau berbicara dengan orang yang lebih tua apalagi dengan guru harus tetap hormat kalau dengan teman harus saling sayang. Jadi kalau dengan guru dan karyawan saya yang menyapa duluan dan tidak boleh berbicara kasar. Sedangkan dengan teman harus saling saya jadi tidak mengolok-olok atau membentak.”

batasan sama tahu adab harus bicara dengan hormat kepada guru dan petugas karena lebih tua, kalau dengan teman saya biasa pakai bahasa sehari-hari saja yang penting tidak kasar.”

6. Responden 5 “Cara bicara saya ke guru dan karyawan harus sopan, tidak dengan bahasa kasar juga, intinya harus sopan santun, ketika bertemu dengan guru atau karyawan saya yang menyapa terlebih dahulu. Sedangkan dengan teman saya biasa saja, paling kalau bertemu kita menayakan kabar atau saling sapa.”

b. Tindakan sosial

Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menilai tindakan sosial anggota keputrian berkomunikasi sosial adalah kepedulian, empati dan menolong kepada guru, karyawan dan teman. Adapun hasil wawancaranya sebagai berikut:

Tabel 4.6

Wawancara interaksi sosial dalam unsur tindakan sosial

No. Keterangan Responden

Hasil Wawancara

1. Pembina Keputrian

“Melihat dari tindakan mereka kepada guru sudah sedikit peka kalau guru butuh bantuan, seperti ketika meminta tolong untuk mengambilkan buku yang tertinggal atau mengumpulkan tugas teman-temannya, mereka mau dimintai tolong. Sikap mereka kepada karyawan bisa dilihat ketika ada penjaga

kebersihan sedang bersih-bersih mereka tidak melewati lantai yang sedang di pel. Mereka juga tertib setelah selesai keputrian merapikan kursi agar mudah dibersihkan dan sudah bagus kerjasamanya dengan karyawan sekolah dalam membersihkan kelas masing-masing atuapun membantu TU untuk mengumpulkan tabuhan palajar. Tindakan sosial dengan teman bisa dilihat ketika di kelas tidak lagi mengganggu temannya yang sedang belajar, ketika temannya yang tidak mengerti dia bantu menjelaskan, kalau ada yang kesusahan mereka bantu dengan doa dan menyisihkan uang dan kalau ada yang sakit mereka jenguk.”

2. Responden 1 “Kalau di kelas, paling tidak saya tidak membuat berisik dan mengganggu saat guru menerangkan. Kalau mau bertanya izin terlebih dahulu dan tidak asal berbicara. Sekiranya guru minta tolong, saya membantunya. Dengan petugas kebersihan sekolah biasanya saya bantunya untuk angkat bangku setelah selesai belajar biar lebih mudah dibersihkan kelasnya. Bantuan atau sikap saya kepada teman yang sedang sakit biasanya dijenguk atau menanyakan kabarnya.”

3. Responden 2 “Memahami posisi harus seperti apa. Kalau guru sudah seperti orang tua jadi harus saya hormati seperti orang tua saya di rumah, kalau karyawan atau petugas sekolah saya hormati juga karna lebih tua dari saya. Sedangkan

dengan teman apalagi yang dekat dengan saya, sudah dianggap saudara. Misalkan kalau tidak ada uang biasnaya kita suka pinjam-pinjaman atau traktir-traktiran.”

4. Responden 3 “Ketika dimintai tolong saya bantu, baik itu guru, petugas sekolah atau teman. kalau tidak dimintai tolong, saya liat-liat dulu itu harus dilakukan sama orang tertentu atau boleh sama siapa saja. Kalau boleh dilakukan oleh siapa saja saya bantuin langung, seperti menggelar karpet untuk kajian keputrian atau mengambil absen atau alat tulis di kantor.”

5. Responden 4 “Kalau sikap saya kepada guru sama seperti dengan orang tua, soalnya takut dosa saya kalau melawan guru, tapi kadang-kadang masih suka keceplosan. Kalau dengan teman biasa saja seperti sama teman.”

6. Responden 5 “Sikap kepada guru ketika memerlukan bantuan saya langsung tolong, kalau sikap saya kepada petugas dengan membantu untuk memudahkan membersihkan lingkungan sekolah baik itu dengan mengangkat bangku setelah belajar selesai atau dengan memungut sampah yang tidak pada tempatnya. Dengan teman biasanya kalau minta nasihat saya kasih tahu harusnya seperti apa dan kalau kesusahan saya bantu semampu saya.”

Hasil-hasil yang telah penelti dapatkan dari hasil observasi dan wawancara menunjukan hasil yang tidak jauh bebeda dengan hasil dari wawancara. Melihat kepada interaksi sosial yang dilakukan oleh anggota

keputrian di lingkungan sekolah. Maka interpretasi interaksi sosial dari hasil wawancara dan observasi sebagai berikut:

a. Komunikasi sosial, dilihat dari komunikasi yang dijalankan oleh para siswa baik dengan pembina, guru atau karyawan mereka masih menggunakan interaksi yang sesuai dengan norma yang diharapkan meskipun belum sempurna seperti apa yang diajarkan dikeputrian, setidaknya sikap mereka sedikit banyak lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan keputrian. Hal ini bisa dilihat dengan cara mereka berbicara kepada guru dan karyawan yaitu menggunakan sopan santun, hormat dan tidak menempatkan guru setara dengan dirinya. Selanjutnya komunikasi sosial yang terjadi antara anggota keputrian dengan temannya. Mereka menghargai temannya seperti mereka menghargai dirinya sendiri, apabila temannya sedang berbicara berusaha untuk menyimak apa yang dibicarakan, atau apabila bertemu dengan temannya biasanya tidak lupa bertanya kabar atau menyapa. Karena mereka berada di lingkungan modern menjadikan bahasanya mengikuti lingkungan tempat tinggalnya tetapi jarang yang berbicara kasar, membentak atau mencemooh untuk menyakiti temannya.

b. Tindakan sosial, dilihat dari kepedulian, empati dan rasa menolongnya sudah dapat dikategorikan baik untuk peserta didik seusia mereka. Karena norma-norma yang dimengerti belum sepenuhnya sempurna, tetapi ketika meraka telah mengetahuinya melalui kajian rutin keputrian, maka berusaha mereka terapkan terutama di lingkungan sekolah. Seperti halnya ketika melihat guru yang memerlukan bantuan, mereka berusaha untuk membantu, baik membawa buku atau menyiapkan perlengkapan belajar atau kegiatan keputrian. Sikap atau tindakan mereka untuk membantu petugas kebersihan dengan cara tidak menginjak lantai yang sedang di pel, mengangkat bangku setelah pembelajaran selesai atau membantu TU untuk mengumpulkan tabungan pelajar. Tindakan sosial mereka kepada teman bisa dilihat

apabila temannya sedang kesulitan berusaha mereka membantunya baik dari segi finansial, nasihat, pemahaman ataupun dengan do’a. Oleh karena itu, interaksi sosial anggota keputrian di lingkungan sekolah telah berada pada tahap yang baik, meskipun belum sepenuhnya sempurna dikarenakan belum sepenuhnya memahami norma-norma yang sempurna masyarakat yang diterapkan di sekolah.

2. Analisis dan interpretasi data kuantitatif

Analisis dan interpretasi data kuantitatif diperoleh dari teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket. Angket yang disusun berdasarkan pokok penelitian yang diteliti, angket yang dibuat terdiri dari 30 pertanyaan interaksi sosial anggota keputrian dengan guru, karyawan atau staf dan temannya. Masing-masing komposisi pertanyaan interaksi sosial berupa komunikasi sosial berjumlah 12 item dan interaksi sosial berupa tindakan sosial berjumlah 18 item.

Data yang diperoleh dari angket kepada anggota keputrian diolah dengan menggunakan statistik deskriptif. rumus sebagai berikut:

P =N x F % Keterangan:

P : angka presentase F : frekuensi yang dicari

N : number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) 100% : bilangan tetap.

a. Komunikasi sosial

Tabel 4.7

Memberi salam kepada guru

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering 18 2 72% 8%

Kadang-kadang Tidak Pernah 5 0 20% 0% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu memberikan salam kepada guru sebesar 72%, dan yang menjawab sering memberi salam kepada guru sebesar 8% dan yang menjawab kadang-kadang sebesar 20% dan tidak ada yang menjawab tidak pernah memberikan salam kepada guru dengan persentase 0%. Hal ini menunjukan bahwa hampir mayoritas siswa ketika bertemu dengan guru memberikan salam dan menunjukan adanya interaksi sosial yang positif yang mengarah kepada kerja sama antara peserta didik anggota keputrian dengan guru dalam hal memberikan salam.

Tabel 4.8

Memotong Pembicaraan guru

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 0 0 11 14 0% 0% 44% 56% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu memotong pembicaraan guru sebesar 0%, yang menjawab sering memotong pembicaraan guru sebesar 0%, yang menjawab kadang-kadang memotong pembicaraan guru sebesar 44%, dan tidak pernah memotong pembicaraan guru sebesar 56%. Hal ini menunjukan interaksi sosial dalam hal cara berbicara anggota keputrian kepada guru baik dan sopan. Anggota keputrian juga cukup tahu dalam memposisikan diri untuk berbicara kepada guru diwaktu yang tepat.

Tabel 4.9

Menyapa petugas ketika tiba di sekolah

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 6 1 14 4 24% 2% 56% 16% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu menyapa petugas ketika tiba di sekolah sebesar 24%, yang menjawab sering menyapa petugas ketika tiba di sekolah sebesar 2%, yang menjawab kadang-kadang menyapa petugas ketika tiba di sekolah sebesar 56%, dan tidak pernah menyapa petugas ketika tiba di sekolah sebesar 16%. Hal ini menunjukan interaksi sosial anggota keputrian dengan petugas belum cukup baik, hal ini dikarenakan anggota keputrian masih kurang berinteraksi saat bertemu dengan petugas.

Tabel 4.10

Mendiamkan sapaan petugas

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 2 1 6 16 8% 4% 24% 64% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu mendiamkan sapaan petugas sebesar 8%, yang menjawab sering mendiamkan sapaan petugas sebesar 4%, yang menjawab kadang-kadang mendiamkan sapaan petugas sebesar 24%, dan

tidak pernah mendiamkan sapaan petugas sebesar 64%. Hal ini menunjukkan interaksi sosial anggota keputrian sopan karena anggota keputrian tidak memandang status yang bertanya.

Tabel 4.11

Bebicara dengan nada kasar kepada teman

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 0 1 17 7 0% 4% 28% 68% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu berbicara dengan nada keras kepada teman sebesar 0%, yang menjawab sering berbicara dengan nada keras kepada teman 4%, yang menjawab kadang-kadang berbicara dengan nada keras kepada teman sebesar 68%, dan tidak pernah berbicara dengan nada keras kepada teman sebesar 28%. Hal ini menunjukkan interaksi sosial anggota keputrian terhadap peserta didik lainnya baik karena sedikit yang masih tidak menghormati temannya yang berbicara.

Tabel 4.12

Mengucapkan terima kasih kepada teman

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 20 2 3 0 80% 8% 12% 0% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu mengucapkan terima kasih kepada teman sebesar 80%, yang menjawab sering mengucapkan terima kasih kepada teman sebesar 8%, yang menjawab kadang-kadang mengucapkan terima kasih kepada teman sebesar 12%, dan tidak pernah mengucapkan terima kasih kepada teman sebesar 0%. Hal ini menunjukan anggota keputrian sangat baik menerima bantuan orang lain dan membalasnya dengan kata yang santun dan tidak kasar.

Tabel 4.13

Meminta izin kepada guru ketika keluar kelas

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 19 6 0 0 76% 24% 0% 0% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu meminta izin kepada guru ketika keluar kelas sebesar 76%, yang menjawab sering meminta izin kepada guru ketika keluar kelas sebesar 24%, yang menjawab kadang-kadang meminta izin kepada guru ketika keluar kelas sebesar 0%, dan tidak pernah meminta izin kepada guru ketika keluar kelas sebesar 0%. Hal ini menunjukan anggota keputrian menghargai keberadaan gurunya, sehingga selalu meminta izin jika hendak keluar kelas.

Tabel 4.14

Tidak mengikuti perintah guru

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 1 6 18 4% 24% 72% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu tidak mengikuti perintah guru sebesar 0%, yang menjawab sering tidak mengikuti perintah guru kelas sebesar 4%, yang menjawab kadang-kadang tidak mengikuti perintah guru sebesar 24%, dan tidak pernah tidak mengikuti perintah guru sebesar 72%. Hal ini menunjukan anggota keputrian memiliki sikap kepatuhan yang baik kepada guru dengan menjalankan amanahnya.

Tabel 4.15

Mengucapkan kata “tolong” ketika meminta bantuan

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 14 5 4 2 56% 20% 16% 8% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik

anggota keputrian yang selalu mengucapkan kata “tolong” ketika meminta

bantuan sebesar 56%, yang menjawab sering mengucapkan kata “tolong” ketika meminta bantuan sebesar 20%, yang menjawab kadang-kadang

mengucapkan kata “tolong” ketika meminta bantuan sebesar 16%, dan tidak pernah mengucapkan kata “tolong” ketika meminta bantuan sebesar 8%. Hal ini menunjukan anggota keputrian memiliki sikap kesopanan dalam berbicara kepada teman khususnya saat meminta pertolongan.

Hanya saja, ada beberapa anggota keputrian yang masih belum berbahasa

dengan kata “tolong” saat meminta bantuan. Tabel 4.16

Memberikan senyum kepada petugas

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 9 4 9 3 36% 16% 36% 12% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu memberikan senyum kepada petugas sebesar 36%, yang menjawab sering memberikan senyum kepada petugas sebesar 16%, yang menjawab kadang-kadang memberikan senyum kepada petugas sebesar 36%, dan tidak pernah memberikan senyum kepada petugas sebesar 12%. Hal ini menunjukan anggota keputrian belum memiliki kesopanan yang cukup baik. Ini dapat dilihat dari nilai persentase selalu dan kadang-kadang yang memiliki persentase sama. Sehingga, dapat dikatakan bahwa anggota keputrian cukup baik dalam berinteraksi sosial kepada petugas sekolah.

Tabel 4.17

Menyimak cerita teman

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 9 5 11 0 36% 20% 44% 0%

N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu menyimak cerita teman sebesar 36%, yang menjawab sering menyimak cerita teman sebesar 20%, yang menjawab kadang-kadang menyimak cerita teman sebesar 44%, dan tidak pernah menyimak cerita teman sebesar 0%. Hal ini menunjukan kesopanan dalam interaksi anggota keputrian dengan temannya belum cukup baik dilihat dari persentase kadang-kadang yang cukup besar menandakan anggota keputrian terkadang cukup acuh dengan temannya dikarenakan berada dalam status yang sama.

Tabel 4.18

Mengacuhkan teman yang bertanya

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 1 2 11 11 4% 8% 44% 44% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu mengacuhkan teman yang bertanya sebesar 4%, yang menjawab sering mengacuhkan teman yang bertanya sebesar 8%, yang menjawab kadang-kadang mengacuhkan teman yang bertanya sebesar 44%, dan tidak pernah mengacuhkan teman yang bertanya sebesar 44%. Hal ini menunjukan kondisi anggota keputrian belum memiliki kepribadian baik karena masih ada yang mengacuhkan temannya saat berbicara.

b. Tindakan sosial

Tabel 4.19

Menanyakan kabar guru saat bertemu

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 5 2 17 1 20% 8% 68% 4% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu menanyakan kabar guru saat bertemu sebesar 20%, yang menjawab sering menanyakan kabar guru saat bertemu sebesar 8%, yang menjawab kadang-kadang menanyakan kabar guru saat bertemu sebesar 68%, dan tidak pernah menanyakan kabar guru saat bertemu sebesar 4%. Hal ini menunjukan kepedulian anggota keputrian kepada guru baik sekali.

Tabel 4.20

Membantu guru membawa buku pelajaran

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 4 1 17 3 16% 4% 68% 12% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu membantu guru membawa buku pelajaran sebesar 16%, yang menjawab sering membantu guru membawa buku pelajaran sebesar 4%, yang menjawab kadang-kadang membantu guru

membawa buku pelajaran sebesar 68%, dan tidak pernah membantu guru membawa buku pelajaran sebesar 12%. Hal ini menunjukan kepedulian anggota keputrian kepada guru masih belum terjadi secara refleks. Ini disebabkan presentase kadang-kadang cukup besar.

Tabel 4.21

Tidak membuang sampah pada tempatnya

Pertanyaan Frekuensi Presentase

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 1 0 6 18 4% 0% 24% 72% N 25 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta didik anggota keputrian yang selalu tidak membuang sampah pada tempatnya sebesar 4%, yang menjawab sering tidak membuang sampah pada

Dokumen terkait