• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi

Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Jika variabel terikat signifikan secara statistik mempengaruhi variabel bebas, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

2. Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, yang digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel bebas yaitu laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual (perubahan piutang dagang, perubahan persediaan, perubahan utang dagang dan biaya depresiasi) dalam memprediksi variabel terikat yaitu arus kas operasi satu tahun ke depan.

Persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6

Keterangan:

Y= Arus kas operasi t +1 a = Konstanta

b = Koefisien regresi variabel bebas X1= Laba operasi

X2= Arus kas operasi t

X3= Perubahan piutang dagang X4= Perubahan persediaan X5= Perubahan utang dagang X6= Biaya depresiasi

3. Pengujian Hipotesis yang Pertama

Untuk menjawab hipotesis yang pertama dilakukan pengujian secara bersama-sama untuk mengetahui apakah variabel bebas secara berbersama-sama-bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Uji F digunakan untuk mengetahui secara bersama-sama laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual berpengaruh terhadap arus kas operasi perusahaan.

33

Langkah-langkah dalam uji F yaitu:

a. Menentukan Ho dan Ha dengan pengujian dua sisi.

Ho: b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0 Laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap arus kas operasi.

Ha: b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0 Laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual secara bersama-sama berpengaruh terhadap arus kas operasi. b. Menentukan daerah penerimaan Ho dan Ha dengan distribusi F,

alpha (α)=5% derajat kebebasan (df) sebagai berikut:

1) Derajat pembilang = k-1, yaitu jumlah variabel dikurangi satu. 2) Derajat penyebut = n-k, yaitu jumlah sampel dikurangi jumlah

variabel. c. Menentukan nilai F-hitung.

) /( ) 1 ( ) 1 /( 2 2 k n R k R F     di mana:R2

=koefisien determinasi ; n = jumlah sampel k = jumlah variabel

d. Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima :Fhitung≤F(0,05; k-1; n-k)atau nilaiFsig>α(0,05) Ho ditolak :Fhitung> F(0,05; k-1; n-k)atau nilaiFsig<α(0,05)

e. Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan Ho diterima atau ditolak dengan membandingkan nilai Fhitung dan F(0,05; k-1; n-k). Apabila Ho diterima berarti laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan. Apabila Ho ditolak berarti laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual secara bersama-sama berpengaruh terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan.

Dalam menjawab hipotesis yang pertama, selain dilakukan pengujian secara bersama-sama terhadap variabel bebas, juga dilakukan pengujian secara individu untuk mengetahui apakah variabel bebas secara sendiri berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji t digunakan untuk mengetahui secara parsial laba operasi, arus kas operasi, komponen akrual yang terdiri dari perubahan piutang dagang, perubahan persediaan, perubahan utang dagang dan biaya depresiasi berpengaruh positif atau negatif terhadap arus kas operasi perusahaan. Langkah-langkah uji t adalah:

a. Menentukan Ho dan Ha dengan pengujian satu sisi.

Ho: b1 ≤ 0 Laba operasi tidak berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

35

Ho: b2 ≤ 0 Arus kas operasi tidak berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

Ha: b2 > 0 Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

Ho: b3 ≤0 Perubahan piutang dagang tidak berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

Ha: b3 > 0 Perubahan piutang dagang berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

Ho: b4 ≤ 0 Perubahan persedian tidak berpengaruh positif terhadap arus kas operasi

Ha: b4> 0 Perubahan persediaan berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

Ho: b5 0 Perubahan utang dagang tidak berpengaruh negatif terhadap arus kas operasi.

Ha: b5 < 0 Perubahan utang dagang berpengaruh negatif terhadap arus kas operasi.

Ho: b6 ≤ 0 Biaya depresiasi tidak berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

Ha: b6 > 0 Biaya depresiasi berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

b. Menentukan daerah penerimaaan Ho dan Ha dengan distribusi t, dengan alpha (α) =5% derajat kebebasan (df) = n-k, yaitu jumlah sampel dikurangi dengan jumlah variabel.

c. Menentukan nilai t-hitung

Sb b t

dimana: b = koefisien regresi Sb = standar deviasi d. Menentukan kriteria pengujian

1) Untuk Ho:bx≤0 Variabel bebas tidak berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

Ha:bx> 0 Variabel bebas berpengaruh positif terhadap arus kas operasi.

Ho diterima:thitung t(α/2;n-k)atau tsig> α(0,05) Ho ditolak :thitung> t(α/2;n-k)atau tsig< α(0,05)

2) Untuk Ho: b5 ≥0 Perubahan utang dagang tidak berpengaruh negatif terhadap arus kas operasi.

Ha: b5 < 0 Perubahan utang dagang berpengaruh negatif terhadap arus kas operasi.

Ho diterima:thitung t(α/2;n-k)atau :tsig> α(0,05) Ho ditolak :thitung< t(α/2;n-k)atau :tsig< α(0,05)

37

e. Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan Ho diterima atau ditolak dengan membandingkan nilaithitungdant(α/2; n-k).

1) Apabila Ho diterima berarti variabel bebas (arus kas operasi atau laba operasi atau piutang dagang atau persediaan atau biaya depresiasi) tidak berpengaruh terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan. Apabila Ho ditolak berarti variabel bebas (arus kas operasi atau laba operasi atau piutang dagang atau persediaan atau biaya depresiasi) berpengaruh positif terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan. 2) Apabila Ho diterima berarti utang dagang tidak berpengaruh negatif

terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan. Apabila Ho ditolak berarti utang dagang berpengaruh negatif terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan.

4. Pengujian Hipotesis yang Kedua

Untuk menjawab hipotesis yang kedua, penulis menggunakan uji beda T-paired (Paired Sample T-tes). Uji ini digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata nilai arus kas dari dua sampel bebas (Nugroho, 2005 dalam Meilina, 2008). Sebelum melakukan pengujian arus kas estimasi dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda yang telah diperoleh dari hasil perhitungan program SPSS.

Langkah-langkahnya adalah: a. Menghitung d danSd d = x1- x2 n d d

1

)

(

2 2

 

n

n

d

d

Sd

Keterangan :

Sd = standar deviasi dari arus kas estimasi dengan arus kas realisasi

d = rata-rata varian arus kas estimasi dengan arus kas realisasi d = perbedaan arus kas estimasi dengan arus kas realisasi n = jumlah sampel

x1 = arus kas estimasi x2 = arus kas realisasi

b. Menentukan Ho dan Ha dengan pengujian dua sisi

Ho: µ1 = µ2 Tidak ada perbedaan antara rata-rata arus kas estimasi dan rata-rata arus kas realisasi

Ha: µ1≠ µ2Ada perbedaan antara rata-rata arus kas estimasi dan rata-rata arus kas realisasi

dimana: µ1 =rata-rata arus kas estimasi µ2 =rata-rata arus kas realisasi

39

c. Menentukan daerah penerimaan Ho dan Ha dengan distribusi t, dengan alpha (α) = 5% derajat kebebasan (df) = n-k, yaitu jumlah sampel dikurangi jumlah variabel

d. Menghitung nilai T-hitung

n Sd d t

dimana: d = rata-rata dari pebedaan arus kas estimasi dan arus kas realisasi

Sd= standar deviasi n = jumlah sampel e. Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima: - t(α/2; n-k)thitungt (α/2; n-k)ataup-valuepada kolom sig (2 tailed)>α(0,05)

Ho ditolak: thitung > t (α/2; n-k)atau p-value pada kolom sig. (2 tailed)

(0,05) f. Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan Ho diterima atau ditolak dengan membandingkan nilai t hitung dan t(α/2; n-k). Apabila Ho diterima maka tidak ada perbedaan antara arus kas estimasi dengan arus kas realisasi sehingga laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual dapat digunakan untuk memprediksi arus kas operasi satu tahun ke depan. Apabila Ho ditolak

maka terdapat perbedaan antara arus kas estimasi dengan arus kas realisasi sehingga laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual yang terdiri dari perubahan piutang dagang, perubahan persediaan, perubahan utang dagang dan biaya depresiasi tidak dapat digunakan untuk memprediksi arus kas operasi satu tahun ke depan.

41 BAB IV STATISTIK DATA

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2003-2007. Data perusahaan diperoleh dari Pojok BEI Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dan www.idx.co.id yang diakses pada bulan Maret 2009 dengan membuka file Issuer/ Financial Report/ Soft Copy Laporan Keuangan. Cara penarikan sampel dilakukan dengan metode penarikan sampel purposif (purposive sampling). Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya, perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:

 Rata-rata jumlah populasi perusahaan manufaktur

selama tahun 2004-2006 150

 Perusahaan manufaktur yang melaporkan laba operasi

bernilai negatif (rugi) selama tahun 2004-2006 (92)  Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan

keuangan yang memuat komponen akrual selama tahun

2003-2006 (4)

 Jumlah perusahaan manufaktur yang masuk kriteria

Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel sebanyak 54 perusahaan. Namun tidak semua data tersebut baik dan layak digunakan karena data tidak berdistribusi normal. Hal ini diduga karena selisih data antar sampel perusahaan sangat besar. Agar data berdistribusi normal maka penulis memperkecil selisih tersebut dengan cara mengeluarkan data terbesar dan terkecil yang dianggap ekstrim, kemudian menetapkan batas atas yaitumean + (standar deviasi × 3) dan batas bawah mean + (standar deviasi × 3) masing-masing variabel dan mengeluarkan data yang tidak berada pada batas tersebut sehingga perusahaan yang menjadi sampel penelitian menjadi 34 perusahaan. Sampel data dalam penelitian ini dari tahun 2003-2007 dengan periode pengamatan dari tahun 2004-2006, sehingga jumlah observasi di dalam penelitian ini adalah 3 tahun × 34 perusahaan yaitu 102 tahun perusahaan. (Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada lampiran 1).

C. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran variabel. Statistik deskriptif untuk variabel terikat yaitu arus kas operasi satu tahun ke depan dan variabel bebas yaitu laba operasi, arus kas operasi, perubahan piutang dagang, perubahan persediaan, perubahan utang dagang dan biaya depresiasi disajikan dalam tabel 2.

43

Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif (dalam ribuan rupiah)

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation AKOt+1 102 -152,054,144 227,271,000 33,812,118 56,720,608 Laba Operasi 102 1,196,472 147,214,006 47,000,295 39,097,413 AKOt 102 -152,054,144 176,195,813 33,033,339 52,763,478 Δ Piutang Dagang 102 -50,286,000 85,263,560 14,639,395 22,063,067 Δ Persediaan 102 -83,375,231 106,717,372 11,635,838 27,896,037 Δ Utang Dagang 102 -53,249,635 69,547,850 5,657,752 20,238,613 Biaya Depresiasi 102 83,008 8,348,089 2,601,169 2,205,475 Valid N (listwise) 102

(Sumber: Data yang diolah, Maret 2009)

1. Deskripsi Variabel Arus Kas Operasi satu tahun ke depan (AKOt+1) Arus kas operasi satu tahun ke depan dilambangkan dengan AKO t+1. Pada penelitian ini, dari 102 data AKO t+1, terdapat 25 data AKO t+1 yang bernilai negatif. AKOt+1yang memiliki nilai negatif berarti pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional lebih besar dibandingkan penerimaan yang diperoleh perusahaan terkait dengan kegiatan operasionalnya.

Hasil analisis deskriptif pada variabel AKO t+1 menunjukkan nilai minimum (Rp152.054.144,00), nilai maksimum Rp227.271.000,00 dan nilai rata-rata Rp33.812.118,00 dengan standar deviasi Rp56.720.608,00. Berarti rata-rata arus kas operasi satu tahun ke depan sampel perusahaan pada periode berjalan adalah Rp33.812.118,00. Sedangkan nilai standar deviasi yang besar dan melebihi nilai rata-rata menunjukkan bahwa selisih AKO t+1 sampel perusahaan yang satu dengan yang lainnya sangat besar.

Laba pada perusahaan manufaktur menggambarkan efisiensi manejer dalam menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan produk. Laba operasi didapatkan dari selisih antara laba kotor dengan biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang sering terjadi dalam perusahaan dan sifat operatifnya memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Penulis beranggapan bahwa nilai laba operasi lebih mampu menggambarkan operasi perusahaan dibandingkan dengan laba kotor, karena telah dikurangi dengan biaya operasi. Sedangkan laba bersih nilainya dianggap dipengaruhi oleh hal lain di luar kendali manajemen. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan angka laba operasi. Pada penelitian ini tidak terdapat data laba operasi yang bernilai negatif karena apabila laba operasi bernilai negatif, data tersebut dikategorikan sebagai rugi operasi.

Hasil analisis deskriptif pada variabel laba operasi menunjukkan nilai minimum sebesar Rp1.196.472,00, nilai maksimum Rp147.214.006,00 dan nilai rata-rata Rp47.000.295,00 dengan standar deviasi Rp39.097.413,00. Berarti rata-rata laba operasi sampel perusahaan pada periode berjalan adalah Rp33.812.118,00. Sedangkan nilai standar deviasi yang besar dan mendekati nilai rata-rata menunjukkan bahwa selisih laba operasi yang dihasilkan oleh sampel perusahaan yang satu dengan yang lainnya sangat besar. Hal ini dikarenakan tingkat profitabilitas perusahaan sampel yang berbeda-beda tergantung pada kinerja perusahaan, ukuran perusahaan dan faktor lainnya.

45

3. Deskripsi Variabel Arus Kas Operasi (AKO).

Arus Kas Operasi dilambangkan dengan AKO. Pada penelitian ini, dari 102 data AKO, terdapat 27 data AKO yang bernilai negatif dan jika dibandingkan antara arus kas operasi periode berjalan dan arus kas operasi satu tahun ke depan tidak mengalami perubahan yang ekstrim. Ini dapat dilihat dari nilai rata-ratanya. Berarti terdapat kestabilan dalam menghasilkan arus kas operasi pada periode berjalan dengan periode berikutnya.

Hasil analisis deskriptif pada variabel AKO menunjukkan nilai minimum (Rp152.054.144,00), nilai maksimum (Rp176.195.813,00) dan nilai rata-rata Rp33.033.339,00 dengan standar deviasi Rp52.763.478,00. Berarti rata-rata arus kas operasi sampel perusahaan pada periode berjalan adalah Rp33.033.339,00. Sedangkan nilai standar deviasi yang besar dan melebihi nilai rata-rata menunjukkan bahwa selisih AKO sampel perusahaan yang satu dengan yang lainnya sangat besar.

4. Deskripsi Variabel Perubahan Piutang Dagang

Piutang dagang yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari piutang dagang pada pihak ketiga dan piutang dagang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Nilai perubahan piutang dagang didapatkan melalui pengurangan piutang dagang pada tahun berjalan dengan piutang dagang tahun sebelumnya. Pada penelitian ini, dari 102 data perubahan piutang dagang, terdapat 20 data perubahan piutang dagang yang bernilai negatif.

penurunan nilai piutang dagang sampel perusahaan pada tahun berjalan. Hasil analisis deskriptif pada variabel perubahan piutang dagang menunjukkan nilai minimum (Rp50.286.000,00), nilai maksimum Rp85.263.560,00 dan nilai rata-rata Rp14.639.395,00 dengan standar deviasi Rp22.063.067. Berarti rata-rata perubahan piutang dagang sampel perusahaan pada periode berjalan adalah Rp14.639.395,00. Sedangkan nilai standar deviasi yang besar dan melebihi nilai rata-rata menunjukkan bahwa selisih perubahan piutang dagang sampel perusahaan yang satu dengan yang lainnya sangat besar.

5. Deskripsi Variabel Perubahan Persediaan.

Nilai perubahan persediaan didapatkan melalui pengurangan persediaan pada tahun berjalan dengan persediaan tahun sebelumnya. Pada penelitian ini, dari 102 data perubahan persediaan, terdapat 22 data perubahan persediaan yang bernilai negatif. Perubahan persediaan yang bernilai negatif menandakan terdapat penurunan nilai persediaan sampel perusahaan pada tahun berjalan.

Hasil analisis deskriptif pada variabel perubahan piutang dagang menunjukkan nilai minimum (Rp83.375.231,00), nilai maksimum Rp106.717.372,00 dan nilai rata-rata Rp11.635.838,00 dengan standar deviasi Rp27.896.037,00. Berarti rata-rata perubahan persediaan sampel perusahaan pada periode berjalan adalah Rp11.635.838,00. Sedangkan nilai standar deviasi yang besar dan melebihi nilai rata-rata menunjukkan bahwa selisih

47

perubahan persediaan sampel perusahaan yang satu dengan yang lainnya sangat besar. Persediaan dalam jumlah besar biasanya dimiliki oleh perusahaan yang berukuran besar begitu juga sebaliknya. Berarti terdapat perusahaan yang ukurannya besar dan perusahaan yang ukurannya kecil. 6. Deskripsi Variabel Perubahan Utang Dagang

Utang Dagang yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari utang dagang pada pihak ketiga dan utang dagang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Nilai perubahan utang dagang didapatkan melalui pengurangan utang dagang pada tahun berjalan dengan utang dagang tahun sebelumnya. Pada penelitian ini, dari 102 data perubahan utang dagang, terdapat 39 data perubahan utang dagang yang bernilai negatif. Perubahan utang dagang yang bernilai negatif menandakan terdapat penurunan nilai utang dagang sampel perusahaan pada tahun berjalan.

Hasil analisis deskriptif pada variabel perubahan utang dagang menunjukkan nilai minimum (Rp53.249.635,00), nilai maksimum Rp69.547.850,00 dan nilai rata-rata Rp5.657.752,00 dengan standar deviasi Rp20.238.613. Berarti rata-rata perubahan utang dagang sampel perusahaan pada periode berjalan adalah Rp5.657.752,00. Sedangkan nilai standar deviasi yang besar dan jauh melebihi nilai rata-rata menunjukkan bahwa selisih perubahan utang dagang sampel perusahaan yang satu dengan yang lainnya sangat besar. Hal ini dapat dikarenakan perbedaan tingkat likuiditas, ukuran perusahaan dan faktor lainnya antar sampel perusahaan.

Biaya depresiasi merupakan biaya penyusutan aktiva tetap yang dialokasikan selama umur manfaat ekonomisnya sehingga nilainya tidak ada yang negatif. Dalam penelitian ini, pendekatan biaya depresiasi yang digunakan adalah jumlah biaya depresiasi yang tercantum dalam catatan atas laporan keuangan yang dibebankan pada periode berjalan bagian aktiva tetap yang dialokasikan untuk biaya usaha, biasanya meliputi biaya penjualan dan biaya adminitrasi dan umum. Pendekatan ini diambil karena biaya depresiasi tidak dicantumkan dalam laporan keuangan dan agar diperoleh biaya depresiasi yang diambil dari komponen yang seragam.

Hasil analisis deskriptif pada variabel biaya depresiasi menunjukkan nilai minimum Rp83.008,00, nilai maksimum Rp8.348.089,00 dan nilai rata-rata Rp2.601.169,00 dengan standar deviasi Rp2.205.475,00. Berarti rata-rata-rata-rata biaya depresiasi sampel perusahaan pada periode berjalan adalah Rp2.601.169,00. Sedangkan nilai standar deviasi yang mendekati nilai rata-rata menunjukkan bahwa selisih perubahan utang dagang sampel perusahaan yang satu dengan yang lainnya cukup besar. Hal ini dapat dikarenakan perbedaan penggunaan aktiva tetap dan metode penyusutan aktiva tetap antar sampel perusahaan.

49 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data

Penghitungan statistik dalam analisis ini dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 17 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan Uji Asumsi Klasik

Untuk memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Limited) dilakukan pengujian agar model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias.

a. Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai Toleranceyang kurang dari 0,1 danVariance Inflation Factor(VIF) yang lebih dari 10 pada tabel 3. Untuk hasil yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 3 Ringkasan Hasil Pengujian Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF Laba Operasi

AKO

Perubahan Piutang Dagang Perubahan Persediaan Perubahan Utang Dagang Biaya Depresiasi 0,351 0,351 0,683 0,533 0,743 0,782 2,852 2,852 1,464 1,878 1,345 1,278 (Sumber: Data yang diolah, Maret 2009)

Pada tabel 3, nilai Tolerancedan VIF masing-masing variabel bebas tidak kurang dari 0,10 dan tidak lebih dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi linier terbebas dari multikolinieritas.

Gejala autokorelasi dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Pengujian Autokorelasi

Model Summaryb Model R R Squa re Adj. R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson RS. Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .697a .486 .454 4.193E10 .486 14.978 6 95 .000 1.900 a. Predictors: (Constant), Biaya_Depresiasi, Piutang_Dagang, Persediaan,

Utang_Dagang, AKO, Laba_Operasi b. Dependent Variable: AKOmasa_depan

Tabel 5 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Durbin Watson Kesimpulan

< 1,550 Ada autokorelasi 1,550 – 1,803 Tanpa kesimpulan 1,804 – 2,196 Tidak ada autokorelasi

2,197– 2,445 Tanpa kesimpulan > 2,445 Ada autokorelasi (Sumber: Data yang diolah, Maret 2009)

Berdasarkan hasil uji Durbin Watson, didapatkan nilai DW sebesar 1,900. Dengan jumlah variabel bebas (k) = 6 dan sampel (n) = 102 tahun perusahaan, didapatkan nilai dl sebesar 1,550 dan du sebesar 1,803 dimana 1,900 terletak diantara 1,804 – 2,196 (tabel 5) sehingga diperoleh keputusan tidak ada autokorelasi dalam model regresi.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui perbedaan variance dan residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Adapun hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat tabel 6.

51

Tabel 6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.964E10 4.970E9 3.952 .000

Laba_Operasi .234 .119 .308 1.960 .055 AKO .094 .088 .167 1.059 .292 Piutang_Dagang -.023 .152 -.017 -.152 .880 Persediaan .004 .136 .004 .030 .976 Utang_Dagang -.303 .158 -.207 -1.913 .059 Biaya_Depresiasi -1.572 1.417 -.117 -1.109 .270 a. Dependent Variable: Abs_Ut

(Sumber: Data yang diolah, Maret 2009)

Berdasarkan hasil uji Glejser, menunjukkan bahwa nilai t sig masing-masing variabel bebas lebih besar dari α (0,05). Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, dilakukan regresi linier berganda. Adapun hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Hasil Ringkasan Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error Sig (Constant) X1(Laba Operasi) X2(AKO) X3(ΔPiutang Dagang) X4(ΔPersediaan) X5(Δ Utang Dagang) X6(Biaya Depresiasi) -16.750.000.000 0,365 0,363 0,066 0,713 -0,280 5.280 7.499.000.000 0,180 0,134 0,229 0,205 0,239 2.138 0,028 0,045 0,008 0,775 0,001 0,244 0,015 (Sumber: Data yang diolah, Maret 2009)

Y = -16.750.000.000 + 0,365 X1+ 0,363 X2+ 0,066X3+ 0,713 X4– 0,280 X5+ 5.280 X6

3. Pengujian Hipotesis yang Pertama

Pengujian ini dilakukan untuk menjawab hipotesis yang pertama yaitu apakah laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual berpengaruh terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan. Untuk mengetahui apakah laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual secara bersama-sama berpengaruh terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan, dapat dilihat dari uji signifikansinya melalui uji F pada tabel 8.

Tabel 8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.580E23 6 2.633E22 14.978 .000a

Residual 1.670E23 95 1.758E21

Total 3.249E23 101

a. Predictors: (Constant), Biaya_Depresiasi, Piutang_Dagang, Persediaan, Utang_Dagang, AKO, Laba_Operasi

b. Dependent Variable: AKOmasa_depan

(Sumber: Data sekunder yang diolah, Maret 2009)

Pada tabel 8, nilaiFhitungadalah 14,978 pada tingkat signifikansi 0,000. F(α;

k-1; n-k)denganα: 0,05 dan d.f derajat pembilang: 7-1 = 6, derajat penyebut: 102-7 = 95 adalah 2,18 maka Fhitung(14,978)> F (0,05; 6;95)(2,18) atau nilai Fsig

(0,000) < α (0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan.

53

Selain dilakukan pengujian secara bersama-sama terhadap variabel bebas, juga dilakukan pengujian secara individu. Untuk mengetahui apakah laba operasi, arus kas operasi dan komponen akrual yang terdiri dari perubahan piutang dagang, perubahan persediaan, perubahan utang dagang dan biaya depresiasi secara sendiri (parsial) berpengaruh terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan dapat dilihat dari uji signifikansinya melalui uji t. Adapun hasil uji t dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9 Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.675E10 7.499E9 -2.234 .028

Laba_Operasi .365 .180 .252 2.027 .045 AKO .363 .134 .338 2.720 .008 Piutang_Dagang .066 .229 .025 .286 .775 Persediaan .713 .205 .351 3.478 .001 Utang_Dagang -.280 .239 -.100 -1.173 .244 Biaya_Depresiasi 5.280 2.138 .205 2.469 .015 a. Dependent Variable: AKOmasa_depan

(Sumber: Data sekunder yang diolah, Maret 2009) Nilait(α/2; n-k)denganα: 0,025 dan d.f.: 102-6 = 96 adalah 1,980. Tabel tersebut menunjukkan bahwa:

a. Untuk variabel bebas laba operasi, nilai t hitung(2,027) > t (0,025;96)(1,980) dantsig(0,045) < α(0,05) sehingga Ho ditolak.Hal ini berarti laba operasi berpengaruh positif signifikan terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan.

(1,980) dantsig(0,008) <α(0,05) sehingga Ho ditolak.Hal ini berarti arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan.

Dokumen terkait