• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan dari proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 1 Cimahi, SMAN 2 Cimahi, SMAN 3 Cimahi, dan SMAN 6 cimahi diantaranya ialah:

1. Perilaku Guru

Dari keempat sekolah yang peneliti temukan, sikap guru penjas yang ditunjukkan pada saat pengajaran yaitu guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan alat-alat pembelajaran untuk mengajarkan materi cabang-cabang olahraga melalui demonstrasi, ceramah, drill, dan permainan/game. Guru olahraga lebih dominan berperan dalam proses mengajar cenderung bergaya komando diikuti pengarahan dan pengendalian kepada siswa. Pembelajaran diakhiri melalui evaluasi untuk melihat ketercapaian belajar olahraga. Jadi, perilaku guru dalam proses pembelajaran penjas belum bernuansakan pendidikan.

2. Perilaku Siswa

Dari keempat sekolah yang peneliti temukan, sikap siswa yang ditunjukkan pada saatmengikuti pembelajaran penjas yaitu perilaku siswa pada awal pembelajaran hanya berganti pakaian olahraga, kemudian mengikuti instruksi dari guru. Siswa hanya berusaha melaksanakan tugas gerak yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa tidak terdidik secara jasmani.

3. Interaksi Guru dan Siswa

Dari keempat sekolah yang peneliti temukan, interaksi guru dan siswa yang ditunjukkan pada saat mengikuti pembelajaran penjas yaitu terjadinya bentuk Tanya jawab dan penugasan gerak yaitu dengan cara guru menginstruksikan

selanjutnya siswa melaksanakan tugas gerak sesuai instruksi guru. Sehingga dalam proses pembelajaran penjas tidak terjadinya siswa belajar melainkan guru hanya mengajar.

4. Aspek yang dikembangkan

Dari keempat sekolah yang peneliti temukan, bahwa aspek yang dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu, meningkatkan keterampilan dasar cabang olahraga.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang proses pembelajaran penjas di SMAN 1 Cimahi, SMAN 2 Cimahi, SMAN 3 Cimahi, dan SMAN 6 Cimahi, maka dari itu peneliti memberikan beberapa saran diantaranya:

1. Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru harus memperhatikan indikator dan tujuan dalam melaksanakan pengajaran. Indikator dan tujuan pembelajaran harus meliputi aspek psikomotor, afektif dan kognitif.

2. Guru harus memberi keleluasaan gerak kepada siswa dan memberikan kreativitas gerak agar pemahaman tentang gerak siswa dapat berkembang. 3. Siswa harus diberi banyak kesempatan untuk melakukan aktivitas belajar

yang bermakna dan sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga siswa memungkinkan dapat mengembangkan konsep geraknya serta dapat menambah kemampuan dan percaya diri dan menampilkan berbagai macam gerak.

4. Guru dalam pengajaran harus memberikan atau memperhatikan perkembangan aspek kognitif dan afektif siswa. Karena dari pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong anak untuk bertanya, mengintegrasikan, menganalisa serta mengkomunikasikan dengan demikian dapat merangsang tumbuhnya pandangan yang lebih kompleks terhadap kehidupan secara menyeluruh. Dalam pembelajaran guru harus menciptakan suasana

pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman dan perasaan puas dan senang kepada semua siswa karena siswa dapat berpartisipasi aktif dan secara teratur dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

5. Pembelajaran disesuaikan dengan tujuan dan kaidah pendidikan jasmani yang lebih menekankan pada pendidikan melalui aktivitas gerak untuk kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.

6. Interaksi yang terjadi antar guru dan siswa harus menciptakan situasi atau suasana yang akrab, supportif, humoris, membangun komunikasi terbuka dan membekali gerak yang penting bagi kehidupan untuk bekal hidup sehat sepanjang hayat.

7. Pada akhir pembelajaran guru meresume hasil belajar gerak yang telah dilaksanakan, mengkonfirmasi belajar siswa agar meyakinkan bahwa makna dan materi yang diajarkan oleh guru dapat tersampaikan dengan baik.

8. Untuk lembaga yang menghasilkan calon guru penjas, dalam masa pendidikan para calon guru penjasnya lebih diajarkan bagaimana calon guru penjas tersebut bisa mengajar bukan bisa melakukan berbagai teknik-teknik kecabangan. Agar pada saat turun ke lapangan lulusan penjas dapat mengajar penjas dengan baik yang sesuai dengan fungsi atau tujuan penjas itu sendiri. 9. Untuk dinas pendidikan agar mengkaji program-program peningkatan

kualitas guru penjas seperti Uji Kompetensi Guru (UKG) dan sertifikasi yang telah dibuat dengan meninjau kembali kualitas para guru penjas yang telah mengikuti program-program tersebut.

Astri Muharohmah, 2013

Analisis Pedagogis Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press

Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Adisasmita, Y. (1989). Prinsip-Prinsip Pendidikan Jasmani: Hakekat, Filsafat, dan Peranan Pendidikan Jasmani Dalam Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Budiman, D. Pedagogi Olahraga. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1

97409072001121-DIDIN_BUDIMAN/pedagogi_olahraga/Peran_Guru_Penjas.pdf. [1 Maret 2013 pukul 17:01]

Carapedia. Pengertian Definisi Guru. [Online]. Tersedia:http://carapedia.com/pengertian_definisi_guru_info2159.html [1 Maret 2013 pukul 18:02]

Effendi.(2012). Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:http://effendi-dmth.blogspot.com/2012/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html#.UTCITlKpm00 [1 Maret 2013 pukul 17:57]

Fauzi, H. (2011). Proses Pembelajaran Penjas di Madrasah Aliyah. Skripsi pada UPI Bandung

Fibrian Dwi M. (2012). Studi Deskriptif Tentang Tujuan, Materi, Metode dan Evaluasi Pendidikan Jasmani Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darul Hikam. Skripsi pada UPI Bandung.

Irfan.(2009). Hakikat Pendidikan Jasmani. [Online].

Tersedia:http://teknopenjasirfan.blogspot.com/2009/12/hakikat-pendidikan-jasmani.html . [26 Februari 2013 Pukul 16:01]

Juliantine, T., dkk. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI

Astri Muharohmah, 2013

Analisis Pedagogis Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

M. Asrori Ardiansyah.(2011). Hakikat Pembelajaran. [Online]. Tersedia:http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/artikel-pendidikan-hakikat-pembelajaran.html . [26 Februari 2013 Pukul 16:09]

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: UPI Bandung

Mahendra, A. Isu Kurikulum Penjas SMU. [Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1

96308241989031-AGUS_MAHENDRA/SBMPenjasSMU-Agus_Mahendra/BAB2.pdf. [1 Maret 2013 pukul 16:45]

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda

Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offet Bandung

Moleong, L. (2007). Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mosston, M. (1994). Teaching Physical Education. New York: Macmillan College

Murdiansyah. (2011). Profil Kompetensi Pedagogis Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMPN Se-Kota Cirebon. Skripsi pada UPI Bandung

Nugraha, E., dkk. (2010). Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung: FPOK UPI

Ruswandi, F. (2011). Profil Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Skripsi pada UPI Bandung

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sardiman, A.M. (2010). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Astri Muharohmah, 2013

Analisis Pedagogis Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman , A. (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Suherman, A & Mahendra, A. (2001). Menuju Perkembangan Menyeluruh (Menyiasati Kurikulum Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Umum). Depdiknas. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Dirjen Olahraga

Suksesbosss. (2011). Definisi Siswa. [Online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134628-definisi-siswa/#ixzz2MHuTTv6k [1 Maret 2013 pukul 18:50]

Surakhmad. (1998). Pengantar Interaksi Mengajar Belajar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito

Susilana, R., dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI

Tinning, R. (1987). Improving Teaching In Physical Education. Victoria: Deakin University

Junaidi, W. (2011). Pengertian Mengajar. [Online]. Tersedia:http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/pengertian-mengajar.html. [1 Maret 2013 pukul 17:37]

Wikipedia. (2012). Pengertian Pedagogi. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi. [26 Februari 2013 Pukul 15:55]

. Definisi guru. [Online]. Tersedia:http://definisimu.blogspot.com/2012/09/definisi-guru.html [19 Februari 2013]

. Definisi Pedagogi Olahraga. [Online]. Tersedia:http://aszat.blogspot.com/2009/06/pedagogi-olahraga.html [20 Febrari 2013]

.(2013). Undang-undang olahraga. [Online]. Tersedia:http://www.dpr.go.id/uu/uu2005/UU_2005_3.pdf [25 Maret 2013 pukul 23.03]

Dokumen terkait