• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa selama masa kampanye berlangsung para kandidat pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Provinsi Lampung priode 2014-2019 lebih sering menggunakan media masa

dalam penyampaian informasi seperti visi dan misi kandidat, track record

kandidat, dan lain sebagai terkait pencalonan kadidat sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Adapun hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode

Analitycal Hierarchy Process adalah sebagai berikut.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian menggunakan

metode Analitycal Hierarchy Process adalah sebagai berikut :

1. Kesimpulan dari pembobotan nilai berdasarkan kriteria strategi produk,

harga, promosi, dan tempat politik. Yang menjadi alternatif strategi promosi politik pilihan dari responden ahli dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian kriteria dari pengujian alternatif strategi promosi politik ini adalah produk politik, harga politik, promosi politik dan tempat politik dan selanjutnya yang menjadi alternatif strategi promosi politik adalah media sosial, media cetak, media

157

elektronik, dan media luar ruangan. Strategi promosi politik pilihan responden ahli adalah melakukan promosi politik dengan serius dan intens melalui media cetak.

2. Kesimpulan dari pembobotan nilai berdasarkan sub-kriteria dari produk,

harga, promosi, dan tempat politik yang menjadi prioritas para responden ahli adalah sebagai berikut ini:

a. Produk Politik

Dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian

kriterianya adalah Citra partai pengusung, track record kandidat,

karateristik personal kandidat, dan lalu selanjutnya yang menjadi alternatif strategi adalah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan yang menjadi alternatif strategi pilihan responden ahli adalah melakukan strategi promosi politik dengan serius dan intes melalui media luar ruangan.

b. Harga Politik

Dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian

kriterianya adalah Biaya ekonomi, biaya psikologis, efek image

kedaerahan.,dan lalu selanjutnya yang menjadi alternatif strategi adalah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan yang menjadi alternatif strategi pilihan responden ahli adalah melakukan strategi promosi politik dengan serius dan intes melalui media luar ruangan.

158

c. Promosi Politik

Dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian

kriterianya adalah Personal selling, publik relation, event debat dan

lalu selanjutnya yang menjadi alternatif strategi adalah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan yang menjadi alternatif strategi pilihan responden ahli adalah melakukan strategi promosi politik dengan serius dan intes melalui media cetak.

d. Tempat Politik

Dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian

kriterianya adalah Local network, canvassing, leader tour dan lalu

selanjutnya yang menjadi alternatif strategi adalah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan yang menjadi alternatif strategi pilihan responden ahli adalah melakukan strategi promosi politik dengan serius dan intes melalui media cetak.

3. Kesimpulan dari pembobotan nilai berdasarkan kriteria media cetak,

media sosial, media elektronik, dan media luar ruangan. yang menjadi prioritas para responden ahli adalah sebagai berikut ini:

a. Produk Politik

Dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian kriterianya adalah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan dan lalu selanjutnya yang menjadi alternatif

strategi adalah Citra partai pengusung, track record kandidat,

159

responden ahli adalah melakukan strategi promosi politik dengan serius dan intes melalui media luar ruangan.

b. Harga Politik

Dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian kriterianya adalah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan dan lalu selanjutnya yang menjadi alternatif

strategi adalah Biaya ekonomi, biaya psikologis, efek image

kedaerahan yang menjadi alternatif strategi pilihan responden ahli

adalah melakukan strategi promosi politik dengan serius dan intes melalui media luar ruangan.

c. Promosi Politik

Dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian kriterianya adalah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan dan lalu selanjutnya yang menjadi alternatif

strategi adalah Personal selling, publik relation, event debat yang

menjadi alternatif strategi pilihan responden ahli adalah melakukan strategi promosi politik dengan serius dan intes melalui media luar ruangan.

d. Tempat Politik

Dengan melihat strategi promosi politik yang menjadi goal, kemudian kriterianya adalah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan dan lalu selanjutnya yang menjadi alternatif

160

alternatif strategi pilihan responden ahli adalah melakukan strategi promosi politik dengan serius dan intes melalui media luar ruangan. 5.2 Saran

Beberapa saran dan pertimbangan yang disajikan berdasarkan penelitian ini antara lain:

1. Bagi para kandidat dan para tim sukses melihat hasil penelitian ini dapat

menentukan strategi pemasaran politik pemilih pemula pada pilgub 2014 yang tepat dalam menjalankan usahanya, dengan menjalankan alternatif strategi yang lebih diprioritaskan yaitu melakukan kegiatan pemasaran politik dengan intens dan serius melalui media cetak lokal seperti berkerjasama dengan Media cetak Radar Lampung, Radar Lamsel (Lampung Selatan), Radar Tuba (Tulang Bawang), Radar Tanggamus, Radar Lambar (Lampung Barat), Radar Lamteng (Lampung Tengah), Radar Kotabumi (Lampung Utara), Radar Metro (Kota Metro), dan Trans Lampung kemudian Lampung Newspaper dan Senator sangat membantu untuk para kandidat mempromosikan diri hingga kedaerah. Karena media cetak dapat menjangkau masyarakat sampai kedaerah-daerah terpencil dan siapa saja bisa dengan mudah memperoleh surat kabar harian.

2. Bagi para kandidat dan para tim sukses melihat hasil penelitian ini dapat

menentukan strategi pemasaran politik pada pilgub 2014 yang tepat dalam menjalankan kampanye politik, dan dengan menjalankan alternatif strategi yang lebih diprioritaskan yaitu melakukan kegiatan pemasaran politik dengan intens dan serius melalui media luar ruangan. alasan mengapa tim

161

sukses memilih billboard atau media luar ruangan sebagai media

penyebaran informasi dan promosi, alasan-alasan tersebut sebagai berikut:

a. Total Reach: Billboard memiliki jangkauan yang luas. Demikian juga

jangkauan target pasarnya. Inilah media yang paling terlihat oleh siapapun yang beraktivitas, baik ke kantor, sekolah, ataupun hanya jalan-jalan;

b. High Frequency: Penampilan billboard tidak dapat dihentikan.

Akibatnya billboard menghasilkan frekuensi yang tidak dapat

dibandingkan dengan media lainnya;

c. Target Potential: Billboard tidak hanya meraih massa secara umum,

tetapi juga dapat menyasar komunitas spesifik, grup etnis, umur, atau masyarakat dengan tingkat pendapatan tertentu;

d. Constant Exposure: Billboard dapat menghasilkan penampilan ulang

pesan secara terus menerus selama 24 jam, tujuh hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan;

e. Flexibility: Billboard dapat diletakan ditempat yang dapat menjangkau

setiap orang yang lalu-lalang di lokasi yang dipilih, atau tempat yang tepat dan daerah sasaran yang diinginkan;

f. Low Cost Per Thousand: Billboard merupakan media yang paling

murah karena dapat memberikan dampak, kesan, liputan, jangkauan, dan frekuensi yang lama.

162

3. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya melakukan penelitian yang lebih

mendalam, komprehensif dan dengan cakupan objek penelitian lebih luas, sehingga pengabdian keilmuan yang dilakukan akan lebih memiliki pengaruh yang lebih besar untuk masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin, dan Tantri, francis. 2012. Manajemen pemasaran.

Rajagrafindo Persada. Depok.

Alvi, Furwanti, Alwie, dan Gatot Wijayanto. (2012). Pengaruh Efektivitas Iklan

Televisi Yang Diukur dengan Epic Model Terhadap Sikap Penonton di

Kota Pekanbaru (Effect Of Television Advertising Efectiveness Based On

Epic Model Toward Audience Attitude At Pekanbaru.

http://repository.unri.ac.id. Diakses tanggal 06 November 2014. Pukul 20.00.

Ardial, 2010, Komunikasi Politik, Jakarta : PT. Indeks Permata Puri Media.

Butler dan Collins. 1996. Strategi Pemasaran Politik. Jakarta. Media Grup.

Cole, G. A. 1988. Textbook of Limnologi. Third Edition. Waverland Press Inc,

New York ISA.

Danial, Akhmad. (2009). Iklan Politik Televisi. yogyakarta : LKIS.

Elo S. dan Kyngäs H. (2008) “The qualitative content analysis proces.” Journal of

Advanced Nursing 62(1). 107–15.

Fananti,N.,Megasari. (2014). Twitter dan Masa Depan Politik Indonesia: Analisis

Perkembangan Komunikasi Politik Lokal Melalui Internet. Jurnal Penelitian di Universitas Brawijaya. Malang

Firmanzah. (2008). Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hsieh, H.F., & Shannon, S.E. (2005). Three approaches to qualitative

content analysis. Retrieved: November 18, 2014, from:

http://qhr.sagepub.com/content/15/9/1277.

Jelas, T and Enders, A. (2008). Strategic for e-business: Creating Value Through Elektronic and Mobile Commerce, Concept, and Case. Pretice Hall., New Jersey.

Jobber, & David. (2006). Principles and Practice of Marketing (5th ed.). Hill Higher, Education.

Kaid, Lynda Lee. 2004. Handbook of Political Communication Research. New

Jersey: Lawrence Erlbaum. Associates, Inc.

Krippendorff, Klaus. 2004, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Kotler, Philip. dan Kevin Lane Keller. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi 12.

Jilid 1. Alih Bahasa: Benyamin Molan. PT.Indeks: Jakarta.

Kotler, Philip. dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12.

Jilid 1. Alih Bahasa: Benyamin Molan. PT.Indeks: Jakarta.

Kotler, Philip. 2002. Management Pemasaran. Edisi Mellenium. PT. Prehalindo.

Jakarta.

Kotler, Philip, dan Amstrong. 2002. Prinsip-Prinsip Marketing. Edisi Ke Tujuh.

PT. Salemba Empat. Jakarta. Lampung Post Online. (2013)

http://www.Lampungpost.com/berita/regional/2013/12/02/pemilu-kepala-daerah-provinsi-lampung. Diakses Tanggal 05 November 2014. Pukul 19.00 Marissa Marlein Fennyapwain. (2013). Pengaruh Iklan Politik Dalam Pemilukada

Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula. E-Jurnal Universitas Diponegoro.

Marshment, Jennifer Lees, 2003. Political Marketing : How to Reach That Pot of

Gold. Journal Of Political Marketing. Volume 2, Issue 1 Pages 1-32.

Mirza, Aninda, Nesa. (2014). Peran Facebook Dalam Komunikasi Politik Bagi

Pemilih Pemula. Penelitian di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Yogyakarta.

Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nugroho, Andi, 2006. Periklanan, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.

Nursal, Adnan. (2004). Political Marketing : Strategi Memenangkan Pemilu.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

O”Saughnessy, Nicholas J. 2002. The Marketing of Political Marketing. Preager

Poerwanto. 2006. New Business Administration. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Riswandi, 2006, Definisi Komunikasi dan Tingkatan Proses Komunikasi, (Online)

(http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17. Diakses tanggal 07 November 2014. Pukul 19.00 ).

Rosenbery, J., dan Vicker. (2009). L. Research Methods. Aplied Mas Communi- cation Theory: A Guide for Media Practioners. New York, NY: Pearson Education, Inc.

Rozak Abdul. (2009).Iklan Politik CALEG Dalam Persepsi Pemilih Pemula.

Jurnal Penelitian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rupyanti, Rika. (2009). Pengaruh Popularitas Terhadap Pemilih Pemula .

penelitian di Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatra Utara. Medan.

Setiajid. (2011). Orientasi Politik Yang Mempengaruhi Pemilih Pemula Menggunakan Hak Pilihnya. E-Jurnal Universitas Negeri Semarang.

Syafrin, 2004, Diktat Komunikasi Pemasaran, Medan: USU

Saaty, T.L. 1993. Proses Hierarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam

Situasi Yang Kompleks (Terjemahan). PT. Pustaka Inaman Pressindo.

Jakarta.

Sugiono, Arif, 2013. Strategic Political Marketing. Ombak dua. Yogyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Suyanto, M, 2006, Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelsa Dunia, Yogyakarta

: Andi Offset.

Syafrin, 2004, Diktat Komunikasi Pemasaran, Medan: USU.

Triastari, Diajeng. (2011). Persepsi Iklan Pada Pemiih Pemula. Jurnal Penelitian

Jurnal Penelitian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Turban, Efraim, dkk. (2007). Information Tecnology For Management:

Transforming Organizations in the Digital Economy. Wiley, New Jersey.

William, Wells, dkk.. 2006. Advertising: Principles and Practice, 5th edition,

Prentice Hall, New Jersey.

Pemula Menjelang Pemilihan Umum Legislatif 2014. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang.

Modul Komisi Pemilihan Umum Pusat, 2010, Modul I Pemilu Untuk Pemilih

Pemula.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor. 10 tahun 2008 Tentang Pemilihan

Umum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum.

Undang-Undang Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Dokumen terkait