• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN POLITIK DALAM PILGUB 2014 MENGGUNAKAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN POLITIK DALAM PILGUB 2014 MENGGUNAKAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG)"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALYSIS DETERMINATION OF POLITICAL MARKETING STRATEGY IN 2014 BY USING PILGUB ANALITICAL HIERARCY

PROCESS

By Dora Rinova

Technology has become the center of attention the wider community because the birth of the phenomenon of globalization where a political promotion no longer done traditionally but have used the mass media communication, to promote political party or a political candidate. This research used the theory of marketing mix is a collection of controllable tactical marketing tools combined company to produce the desired response from the target market. The purpose of this study was aimed to develop and recommend strategies prioritize what should the delivery of campaign whether social media, print media, electronic media and outdoor media during the campaign Election 2014. Governor of Lampung Province descriptive method in this research is the approach of AHP (Analytical Hierarchy Process). The research results obtained are some alternative strategy is that when seen from the product of political, the price of political, the promotion of political and media and a political priority is good for outdoor media. More will be of some alternative, is to do with intense and serious marketing activities through other media room.

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN POLITIK DALAM PILGUB 2014 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATANANALITYCAL

HIERARCHY PROCESS

Oleh: Dora Rinova

Teknologi kini menjadi pusat perhatian masyarakat secara luas karena melahirkan fenomena globalisasi dimana sebuah promosi politik tidak lagi dilakukan secara tradisional tetapi sudah menggunakan komunikasi media massa, untuk mempromosikan partai politik atau kandidat politik. Penelitian ini menggunakan teori bauran pemasaran yaitu kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya dari pasar sasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk menyusun dan merekomendasikan strategi apa yang harus di prioritaskan dalam penyampaian kampanye apakah media sosial, media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan selama masa kampanye PEMILU Gubernur Provinsi Lampung 2014. Metode deskriptif dalam penelitian ini adalah pendekatan AHP (Analitycal Hierarchy Process). Hasil penelitian yang diperoleh adalah beberapa alternatif strategi yaitu: apabila dilihat dari produk politik, harga politik, promosi politik dan tempat politik maka media yang baik untuk diprioritaskan adalah media luar ruangan. Dari beberapa alternatif yang lebih diprioritaskan, yaitu melakukan kegiatan pemasaran dengan intens dan serius melalui media luar ruangan.

(3)

ANALISIS PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN POLITIK DALAM PILGUB 2014 MENGGUNAKAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

(STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG)

Oleh : Dora Rinova

1326061020

(Proposal)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER SAINS (M.Si)

Pada

Program Studi Magister Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

Riwayat Hidup Penulis

Penulis Bernama Lengkap Dora Rinova dilahirkan di

Tanjung Karang Bandar Lampung pada tanggal 29 November

1990, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan

Bapak Bambang Sulistiono dan Ibu Erika Norma.

Jenjang pendidikan formal yang penulis pernah tempuh yaitu SD Negeri 2

Rajabasa Bandar Lampung pada tahun 1997-2003. Setelah itu penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Kartika II-2 Bandar Lampung pada tahun

200-2006. Pendidikan dilanjutkan ke SMA Utama 2 Pahoman Bandar Lampung pada

tahun 2006-2009.

Tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada Program

Strata Satu (S1) melalui jalur Ujian Mandiri (UM). Pada tahun 2012 penulis

berkesempatan untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tunas Jaya

Kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Pada tahun 2013 penulis berkesempatan untuk melanjutkan kuliah jenjang Strata

Dua (S2) pada Program Pascasajana Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu

(8)

Motto

“Untuk menjadikan pribadi yang hebat, dibutuhkan

Perjuangan yang disertai dengan keikhlasan

Dalam setiap proses yang di lalui. “

“Semua orang ingin bahagia, tak ada orang yang

Inginkan bersedih. Tapi kamu tak bisa melihat indahnya

Pelangi tanpa sedikitpun hujan. “

(9)

DAFTAR ISI

2.2.1. KonsepBauranPemasaran(Marketing Mix) ... 19

2.2.2. Segmentation, Targeting, danPositioning... 22

2.3Komunikasi Pemasaran ... 30

2.3.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran ... 30

2.3.2. BauranKomunikasiPemasaran ... 32

2.3.3. Proses KomunikasiPemasaran ... 37

2.3.4. Periklanan (advertising) ... 38

2.3.4.1 PengertianPeriklanan (Advertising) ... 38

2.3.4.2. TujuanatauSasaranPeriklanan ... 39

2.3.4.3. Langkah-LangkahPeriklanan ... 39

2.3.4.4. MenyusunPesanPeriklanan ... 40

2.3.4.5. Definisi Media Periklanan ... 41

2.3.4.6. Jenis-jenis Media Periklanan ... 41

2.3.5. Bentuk-BentukIklanPartaiPolitik ... 42

2.3.5.1. Media IklanPartaiPolitik ... 42

2.4.1. PengertianPemasaranPolitik ... 51

2.4.2. Komunikasi Politik ... 52

2.4.3. KonsepBauranPemasaranPolitik ... 57

2.5. KonsepMarketingdalam Domain Politik ... 60

(10)

2.6.PeneltianTerdahulu ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GambaranUmumMenyongsongPilgub Lampung ... 92

4.1.1 Sejarah Singkat Pilgub ... 95

4.1.2 Daftar Pemilih Tetap Gubernur Lampung ... 96

4.2. Strategi Pemasaran Politik ... 99

4.2.1 Bauran Pemasaran Politik ... 101

4.2.2. Segmentation, Targeting, Positioning ... 109

4.3 . Penentuan Prioritas Strategi dengan Menggunakan AHP………….. 113

4.3.1 Kriteria-Kriteria Penentuan Prioritas Strategi Pemasaran Politik . 113

4.3.2. Struktur Hirarki AHP ... 114

4.3.3. Pembobotan Kriteria Penentu Prioritas Strategi Pemasaran ... 119

4.3.3.1.Pembobotan Berdasarkan Strategi Produk, Harga, Promosi, Dan Tempat Politik ... 119

4.3.3.2.Pembobotan Berdasarkan Strategi Sub Kriteria Produk, Harga, Promosi, dan Tempat Politik ... 122

4.3.3.3.Pembobotan Berdasarkan Kriteria Media Cetak, Media Sosial, Media Elektronik, dan Media Luar Ruangan ... 132

4.4.1. Hasil Analisis Data Deskriptif Pembobotan Berdasarkan Strategi Produk, Harga, Promosi, Dan Tempat Politik ... 141

4.4.1. Hasil Analisis Data Deskriptif Pembobotan Berdasarkan Strategi Sub Kriteria Produk, Harga, Promosi, dan Tempat Politik ... 147

4.2.4.3. Hasil Analisis Data Deskriptif Pembobotan Berdasarkan Kriteria Media Cetak, Media Sosial, Media Elektronik, dan Media Luar Ruangan ... 150

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 156

5.2 Saran ... 160

(11)

DAFTAR TABLE

Tabel 2.1 Model Hierarki Tanggapan ... 35

Tabel 2.2PerbandinganKelebihan&Kekurangan Media Komunikasi ... 45

Tabel2.3.PenelitianTerdahulu ... 66

Tabel 3.1 KriteriaNarasumber / InformanAhli ... 74

Tabel 3.2 OperasionalisasiVariabel ... 79

Tabel3.3 NilaiSkalaPembandingBerpasangan ... 85

Tabel 3.4Matriks PendapatIndividu (MPI) ... 85

Tabel3.5 Matriks PendapatGabungan (MPG)... 86

Tabel 3.6 Ilustrasi Pengolahan MPB Pada Langkah Pertama……… 87

Tabel 3.7 Ilustrasi MPB yang telahDinormalisasi ... 88

Tabel 3.8 IlustrasiPengolahanMatriksNormalisasi ... 88

Tabel 3.9 IlustrasiPenentuanEigen Value padaDuaLangkahPertama ... 89

Tabel 4.1 NomorUrutKandidatGubernurdanWakilGubernur ... 94

Tabel.4.2 Jumlah DPT Provinsi Lampung ... 96

Tabel 4.3 KomposisiPendudukMenurutKelompokUmur 2012-2013 ... 97

Tabel 4.4 HasilPemilihanUmumKepala Daerah ... 98

Tabel4.5 KriteriaPenentuPrioritasStrategiPemasaran Politik... 114

Tabel 4.6 BobotPenilaianKriteria ... 119

Tabel4.7 BobotPenilaianSubkriteriaProdukPolitik ... 122

Tabel4.8 BobotPenilaianSubkriteriaHargaPolitik ... 123

Tabel4.9 BobotPenilaianSubkriteriaPromosiPolitik ... 124

Tabel4.10 BobotPenilaianSubkriteriaTempatPolitik ... 124

Tabel4.11 BobotPenilaianAlternatifProdukPolitik ... 126

Tabel4.12 BobotPenilaianAlternatifHargaPolitik ... 127

Tabel4.13 BobotPenilaianAlternatifPromosiPolitik ... 128

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Model Sederhana Proses Pemasaran ... 16

Gambar 2.2 Model Dasar Sistem Komunikasi Pemasaran ... 34

Gambar 2.3 Proses KomunikasiPemasaran ... 37

Gambar 2.4 Gambar Bagan Pandangan tradisional komunikasi politik ... 54

Gambar 2.5 Gambar bagan komunikasipolitiksaatini ... 55

Gambar 2.6 SistemInformasiPemasaranPolitik ... 63

Gambar 2.7Struktur Kerangka Berfikir ... 72

Gambar3.1 StrukturHirarkidalam AHP……… 82

(13)

Penulis Persembahkan Karya Ini Kepada

:

“ ALLAH SWT “

Kepada Papa Tercinta Bambang Sulistiono

Dan

Mamaku Tecinta Erika Norma

Kakak ku Tersayang,

Aca Farianda, S.Kom

Seluruh Keluarga Besarku

Serta Almamaterku Tercinta

(14)

SANWACANA

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan

karunia-Nya tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis dengan judul “Analisis Penentuan Strategi Pemasaran Politik Dalam

PILGUB 2014 Menggunakan Analitycal Hierarchy Process” disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sain (M.Si) di Universitas

Lampung.

Selesainya penulisan tesis ini, adalah juga berkat motivasi dan pengarahan serta

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Bambang Utoyo S., M.Si selaku Ketua Jurusan Program

Pascasarjana Jurusan Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung serta Dosen Pembimbing Utama pada

ujian Tesis. Terimakasih untuk bimbingan dan arahan selama penyusunan

(15)

4. Bapak A.Rifai, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping pada

ujian Tesis ini. Terimakasih atas segala kritik dan saran untuk perbaikan

penyusunan Tesis ini.

5. Bapak Dr. Suripto, M.AB selaku Dosen Penguji pada ujian tesis ini.

Terima kasih telah banyak memberi masukan dan saran agar tesis ini

menjadi seperti saat ini.

6. Bapak Dr. Dedy Hermawan., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

selama penulis menempuh studi di Magister Ilmu Administrasi FISIP

Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Hertanto., P.h.D. Terimakasih untuk bimbingan dan arahan

selama penyusunan tesis ini.

8. Ibu Dr. Ari Darmastuti., M.A. Terimakasih untuk bimbingan dan arahan

selama penyusunan tesis ini.

9. Bapak Dr. Nanang Trenggono., Selaku Ketua KPU Provinsi Lampung dan

Pembimbing. Terimakasih untuk bimbingan dan arahan selama

penyusunan tesis ini.

10. Ibu Dr. Baroroh Lestari, S.Sos., M.A.B. Terimakasih atas segala kritik dan

saran serta masukan untuk perbaikan penyusunan Tesis ini.

11. Bapak hiwan Indrajat., S.I.P., M.Si. Terimakasih atas segala kritik dan

saran serta masukan untuk perbaikan penyusunan Tesis ini.

12. Ibu Mila selaku staf jurusan Magister Ilmu Administrasi.

13. Seluruh dosen dan karyawan Program Pascasarjana Jurusan Magister Ilmu

(16)

14. Kedua Pembimbing Hidupku yakni Kedua orang Tua yang selalu

mendukung penuh sehingga Tesis ini dapat terselesaikan. Terima Kasih

Mama (Erika Norma) dan Papa (Bambang Sulistiono) yang tiada hentinya

mendoakan agar saya bisa sampai pada jenjang seperti saat ini.

15. Abangku Aca Farianda., S.kom, yang selalu memberikan motivasi,

semangat, kasih sayang, dan kesabaranmu dalam menghadapi keegoisan

dan kemalasanku selama ini. Jangan pernah ragu bang untuk mengejar

mimpimu.

16. Uniku. dr.Lelly Yuniarti Darwis., M.Kes. Terimakasih uni yang selalu

memberikan motivasi, semangat, kasih sayang kepadaku, yang selalu

mengingatkan kalau ngerjain tesis jangan ditinggal lama-lama nanti kalau

sudah lupa males mau memulai mengerjakannya lagi. Sukses uni untuk

kuliah S3nya doakan dora ya uni agar lekas nyusul S3 juga.hehehe

17. Sahabat terbaiku dr. Supriyadi yang selalu menghibur serta menemaniku

kemanapun disaat aku terpuruk. Terimakasih. Dokterku sayang atas

motivasi, semangat, keceriaan serta kasih sayang selama ini. Maju terus

jangan pernah ragu untuk mengejar mimpimu untuk menjadi dokter

spesialis jantung, ola percaya kamu pasti bisa, doa dan dukunganku selalu

ada buat kamu. Aamiin.

18. Sahabat Seperjuangan Satu Almamater Program Pascasarjana Magister

Ilmu Administrasi 2013 (Kak Sabique, Mbak Hani Damayanti, Diang

Adistya, Prasetya Nugeraha, Eka Rhenny, Sarastya Satiti, Mayroni, Lita

Hardiyanti, Reszetisia Intani, dan Winda Eka Marta). Terima kasih telah

(17)

terjalin. Terima kasih juga telah membuat momen spesial bersama kalian

baik secara akademik maupun non akademik.

19. Sahabat Seperjuangan Satu Almamater Program Pascasarjana Magister

Ilmu Administrasi 2013 khususnya teman-teman konsentrasi publik (Pak

pandi, Pakde Yit, Pak Wid, Ibu Sundari, Mbak Suada, Mbak Ari dan Nia,

kak Yuditya dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per

satu). Terima kasih atas pengalaman serta pembelajaran selama ini,

semoga tali silaturahmi kita terus berjalan.

20. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT berkenan memberikan imbalan pahala yang setimpal dan

semoga ilmu yang telah penulis peroleh bermanfaat adanya, Aamiin.

Bandar Lampung, 01 Juli 2015 Penulis

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perhatian terhadap perkembangan ilmu adminstrasi niaga atau bisnis pada

akhir-akhir ini meningkat dengan pesat. Perkembangan bisnis yang dipacu oleh

kemajuan ilmu, pengetahuan, dan teknologi kini menjadi pusat perhatian

masyarakat secara luas karena melahirkan fenomena globalisasi dimana

kepentingan in dividu dan kelompok bahkan Negara yang dibawah kepentingan

dunia secara menyeluruh. Bisnis telah menjadi sebuah kekuatan yang mampu

mengubah tatanan dunia mulai dari tingkat kesejahteraan masyarakat, struktur

demografi, politik, sosial, budaya, ekonomi, dan komunikasi sampai pada

kekuasaan. Akibatnya struktur politik dan kekuasaan kini sulit untuk dipisahkan

dari kegiatan bisnis.

Menurut Prajudi (1982) menjelaskan bahwa “Ilmu Administrasi Niaga atau

Administrasi Bisnis” adalah cabang ilmu administrasi yang secara khas

mempelajari administrasi daripada dan terdapat di dalam organisasi-organisasi

bisnis, dengan pengertian bahwa yang dimaksud dengan bisnis hanyalah bisnis

yang mengejar laba (profit, winst), atau yang mempergunakan laba sebagai

(19)

2

organisasi-organisasi niaga tersebut merupakan perusahaan. Sedangkan menurut

Purwanto (2006) berpendapat bahwa Administrasi Bisnis adalah memproduksi

barang atau kerjasama dalam memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan dan

yang diinginkan pelanggan hingga penyampaian barang atau jasa tersebut kepada

pelanggan dengan memperoleh dan memberikan keuntungan secara seimbang

bertanggung jawab dan berkelanjutan. Salah satu mata kuliah kosentrasi dalam

ilmu administrasi bisnis adalah manajemen pemasaran berikut dibawah ini akan

kita bahas lebih lanjut tentang manajemen pemasaran.

Selama ini pemasaran sering kali hanya dimaknai dengan sekedar penjualan atau

promosi, hal ini tidak mengherankan karena hampir disetiap kehidupan kita telah

disodorkan dengan periklanan di televisi, radio, internet, media cetak dan

lain-lain, hal inilah yang membuat persepsi banyak orang menjadikan pemasaran

sesempit itu.Padahal sesungguhnya makna dari pemasaran lebih luas dari sekedar

penjualan dan promosi semata. Penjualan dan promosi hanyalah sebagian dari

beberapa fungsi pemasaran. Ada perbedaan yang jelas antara penjualan dan

pemasaran, konsep penjualan mengambil sudut-pandang dari dalam ke keluar

(inside-outside perspective).

Konsep ini dimulai dengan perusahaan, memusatkan perhatian pada produk

perusahaan yang ada, dan melakukan penjualan serta promosi secara

besar-besaran untuk mencapai penjualan yang menguntungkan. Sedangkan pemasaran

mengambil sudut-pandang dari luar ke dalam (outside-in perspective). Konsep ini

(20)

3

kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemasaran yang

mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan menciptakan kepuasan

pelanggan (Kotler dan Amstrong, 1997). Menurut Kotler dan Armstrong (1997),

pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang dengannya

individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk

dan nilai satu sama lain. Sedangkan Menurut Brech dalam Tjiptono (2008),

pemasaran adalah proses mementukan permintaan konsumen atas sebuah produk

atau jasa, memotivasi penjualan produk/jasa tersebut dan mendistribusikannya

pada konsumen akhir dengan memperoleh laba.

Dalam perspektif marketing, ada hal yang menarik dalam proses pilkada, adalah

berlaku strategi pemasaran dalam dunia politik. Bertumpu pada lahan demokrasi

yang merupakan syarat utama adanya kebebasan dalam berkompetisi yang cukup

sportif diantara para kandidat. Penggunaan ilmu marketing dalam bidang politik

dikenal sebagai political marketing (pemasaran politik). Dalam political

marketing yang ditekankan adalah penggunaan pendekatan dan metode marketing

untuk membantu politikus (dalam hal ini calon kepala daerah dan wakil kepala

daerah) dan partai politik agar lebih efisien serta efektif dalam membantu

hubungan dua arah dengan konstituen dan masyarakat. Political marketing

memiliki peran untuk menentukan proses demokratisasi. Para anggota tim

pemenangan pemilihan mengarahkan kemampuan marketing mereka untuk

(21)

4

dengan berbagai cara, yang seringkali kita rasakan tak ada bedanya dengan

mengiklankan dan mempromosikan produk di media.

Pemilihan kepala daerah secara langsung yang digelar di tanah air sejak tahun

2005, memberikan kesempatan yang luas bagi pemilih untuk menentukan

pilihannya sesuai keinginan dan hati nurani dalam pemilihan kepala daerah yang

ada di daerah masing-masing. Setiap pilkada langsung digelar hampir selalu

dimenangkan pasangan kandidat incumbent. Kesuksesan pasangan kandidat

incumbent merupakan fenomena terkini yang terjadi dalam era pesta demokrasi

lokal di berbagai daerah, baik tingkat provinsi, maupun kabupaten maupun kota

se-Indonesia. Kehadiran pasangan kandidat incumbent dalam proses

demokratisasi yang digulirkan pasca krisis moneter pada tahun 1997/1998,

menorehkan sejarah tersendiri dalam perjalanan kepemimpinan di daerah

masing-masing.

Menurut Adman (2004) dalam berkampanye, media memiliki dua peran penting

dalam politik. Pertama, media adalah sumber informasi penting bagi partai politik.

Kedua, media dapat mengajak bahkan mempengaruhi keputusan pemilih secara

langsung melalui dukungan. Media dapat pula berperan sebagai kendaraan bagi

partai politik maupun kandidat dalam menyampaikan produk politik dari partai

tersebut. Menurut Kaid (2004) menjelaskan, ada tiga pengaruh iklan televisi

terhadap pemilih, yakni pengetahuan pemilih, persepsi terhadap kontestan, dan

preferensi pada pilihan. Iklan dapat didefenisikan sebagai sebuah pengiriman

(22)

5

merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan mempengaruhi setiap lapisan atau

anggota masyarakat (Firmanzah, 2008:321). Menurut Institut Praktisi Periklanan

Inggris, iklan adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan

kepada para calon pembeli yang paling potensial terhadap produk barang atau jasa

tertentu. penyewaan ruang dan waktu yang penyajiannya secara nonpersonal

untuk keperluan promosi tentang ide, barang, atau jasa oleh sponsor (Nugroho,

2006:10).

Iklan politik dapat diartikan (political advertising) sebagai kegiatan periklanan

yang dilakukan oleh partai-partai politik dalam rangka kegiatan pemilu. Menurut

(Syafrin, 2004:40) iklan politik itu bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat

agar memilih partai yang beriklan tersebut. Iklan politik bertujuan untuk

menekankan soal kontrol pesan politik kepada masyarakat dan partisipan melalui

media sebagai saluran pesan politik (Danial, 2009:93). Nursal (2004:32)

mengemukakan bahwa iklan politik di media massa sifatnya memang satu arah

dan layaknya produksi di media massa, iklan politik dibentuk sedemikian rupa

untuk menampilkan pencitraan kandidat dengan narasi dan ilustrasi yang dibuat

secara menarik dan seolah-olah dekat dengan masyarakat yang juga diikutsertakan

dalam iklan kampanye politik tersebut serta peduli dengan isu-isu yang dijadikan

andalan meskipun pada kenyataan masih dipertanyakan.

Pemilu 2014 merupakan pemilu kesepuluh di Indonesia. Pemilu yang

dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, dan pemilihan Gubernur

Provinsi Lampung secara langsung baru tiga kali diselenggarakan. Persoalan

(23)

6

banyak pihak. Menjelang Pemilu 2014, KPU menyatakan bahwa tingkat

partisipasi masyarakat juga diperkirakan menurun seperti pemilu–pemilu

sebelumnya. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) jumlah

penurunan partisipasi pemilih diketahui pada tiga kali pemilu legislatif

sebelumnya menunjukan kecenderungan penurunan. Pada tahun 1999, partisipasi

politik sebesar 92,70 persen, tahun 2004 sebesar 84,07 persen, tahun 2009 sebesar

71,00 persen. Penurunan partisipasi tersebut juga terlihat pada pemilihan gubernur

(Pilgub) dalam periode waktu 2012-2013. Terlihat tingkat partisipasi pemilih

secara rata-rata berada pada kisaran 68,00 persen. Pilgub tersebut meliputi 11

provinsi yaitu Papua Barat, Aceh, Sulawesi Barat, Bangka Belitung, Banten, DKI

Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Papua, Jawa Barat dan Sumatera

Utara. Dari 11 provinsi tersebut, rekor tertinggi pemilih yang tidak menggunakan

haknya dipegang Sumatera Utara, yakni mencapai 51,42 persen.

Berbagai jenis dan keunggulan media pada saat ini dinilai cukup efektif dalam

mengkampanyekan suatu informasi tertentu. Seperti halnya upaya yang dilakukan

KPU dalam mengurangi jumlah penurunan partisipasi pemilih, KPU

menggunakan berbagai jenis media sebagai alat kampanye terkait informasi

pemilu dalam bentuk iklan layanan masyarakat (ILM). Kampanye ILM pemilu

2014 melalui berbagai media seperti televisi, radio, poster dan juga media internet

diharapkan mampu menimbulkan kesadaran masyarakat khususnya para pemilih

pemula terkait keterlibatan dalam pemilu 2014 mendatang. Mengingat pemilih

pemula merupakan anggota masyarakat madani dan agen perubahan yang penting

(24)

7

merupakan aset masa depan yang harus disiapkan dalam mewujudkan demokrasi

bernegara yang juga akan menjadi subyek pembangunan nasional di massa depan.

Dari data yang dirilis KPU, bahwa jumlah total pemilih yang telah terdaftar untuk

pemilu tahun 2014 adalah sejumlah 186.612.255 penduduk Indonesia. Dari

jumlah pemilih tersebut 20-30% nya merupakan pemilih pemula. Untuk itu

pemilih pemula juga dijadikan sasaran utama pada kampanye pemilu legislatif dan

PILGUP 2014. Berdasarkan data dibawah ini pemilih tetap yang terdaftar KPU

untuk pemilu 2014 di Provinsi Lampung adalah sebagai berikut ini :

Tabel 1.1 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur 2012-2013

Tabel dibawah ini adalah tabel daftar pemilih tetap Provinsi Lampung

berdasarkan usia pemilih dari tahun 2012 sampai tahun 2013.

Kelompok Umur

2012 2013

Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

(25)

8

Sumber: Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung.

Berdasarkan data tabel dari KPU Provinsi Lampung menyatakan, pemilih pemula

diKota Bandar Lampung yang berusia 20-24 tahun adalah 650.578 orang dari

634.061orang. Yang Dari jumlah yang ditunjukkan teryanta tidak sedikit pemilih

yang ada di Kota Bandar Lampung berasal dari pemilih pemula. Untuk itu perlu

adanya sosialisasi dari kalangan partai politik atau calon kepala daerah untuk

menarik simpatisan sebanyak-banyaknya dari pemilih pemula tersebut. Penelitian

ini memfokuskan bagaimana peran media sosial, media cetak, media elektronik,

dan media luar ruangan bagi masa depan komunikasi politik di Indonesia.

Penelitian ini sekaligus melihat sejauh mana peran media social, media cetak,

media elektronik, dan media luar ruangan dalam meningkatkan partisipasi politik

pemilih pemula di daerah Bandar Lampung.

Menyadari pentingnya pemilih pemula dalam Pemilu, selain jumlahnya yang akan

terus bertambah dari tahun ke tahun, potensi daya kritis mereka dapat menentukan

hasil pemilu karena pada keadaan seperti ini, pemilih pemula masih labil dan

sangat mudah untuk diberikan wawasan politik dan demokrasi secara benar baik

dari suprastruktur politik maupun infrastruktur politik. Untuk itu, perlu adanya

pendidikan politik baik dari bangku sekolah, kuliah, dan dari para aktivis-aktivis

politik sehingga pemilih pemula tidak dipandang lagi sebagai objek Pemilu tetapi

sebagai subjek dalam Pemilu karena partisipasi mereka ikut menentukan arah

(26)

9

Para pemilih pemula yang kebanyakan dari siswa/siswi sekolah menengah atas

serta mahasiswa/mahasiswi yang baru mamasuki usia hak pilih pastilah belum

memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan ke mana mereka harus

memilih. Sehingga, terkadang apa yang mereka pilih tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Dalam hal ini, dikatakan sebagai objek jika pemilih pemula tersebut

hanya dipandang sebagai penderita/korban yang akan dijadikan dan dipengaruhi

untuk menambah suara saja, sedangkan dikatakan sebagai subjek karena pemilih

pemula tersebut ikut terlibat langsung dalam menentukan pilihannya secara

rasional karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih untuk menilai dan

menganalisis perilaku-perilaku politik para kandidat dengan melihat citra partai

pengusung, track record kandidat, karakteristik personal kandidat, dan efek

image kedaerahan melalui media sosial, media cetak, media elektronik, dan media

luar ruangan yang akan mengikuti pemilu sehingga mereka dapat memilih

berdasarkan ketentuan pilihan mereka sendiri.

Strategi kampanye politik yang efektif dan cerdas di era globalisasi saat ini

terletak pada penggunaan media massa sebagai sarana kampanye, dan bukan pada

cara-cara konvensional seperti mobilisasi massa, rapat umum maupun parade

kendaraan bermotor. Pada dasarnya semua media, baik cetak maupun elektronik

sangat efektif sebagai sarana kampanye. Namun kalau dikerucutkan lagi tinggal

tersisa tiga media yang kita anggap paling efektif, yaitu televisi, internet (virtual)

dan mobile media atau short message service (SMS). Ada beberapa alasan yang

bisa dikemukakan. Pertama, media televisi hingga hari ini masih menjadi tempat

(27)

10

dibandingkan media lain seperti koran, majalah, tabloid, radio, bahkan bioskop

dan outdoor (media luar ruang). Data Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia

menyebutkan, televisi menyerap 61,1% iklan nasional, sedang surat kabar hanya

25,9%, radio 5,3%, majalah 4,2%, outdoor 2,2%, dan tabloid 1,3%.

Penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Triastari (2011) yang

berjudul “Persepsi Iklan Pada Pemilih Pemula”. Penelitian sebelumnya

menyimpulkan bahwa Berdasarkan data analisis wawancara diperoleh simpulan

bahwa persepsi mengenai iklan politik yang dimiliki oleh pemilih pemula

bervariasi. Kecenderungan persepsi pemilih pemula visi misi dan latar belakang

figur kanidat. Dalam perkembangan jenis iklan yang ada pada pemilu 2009 yaitu

munculnya iklan politik negatif (bersifat menyerang lawan politik), dtemukan

pula kecenderungan bahwa iklan politik negatif membuat persepsi pemilih pemula

lebih rasional dibanding dengan iklan politik yang bersifat positif. Asepek-asepek

track record kinerja para kanidat lebih dikedepankan dan tidak menerima secara

pasif kelebihan-kelebihan kanidat yang disodorkan oleh iklan politik yang positif.

Kenapa televisi menjadi favorit? Karena budaya membaca masyarakat kita mulai

bergeser ke budaya menonton televisi. Tontonan televisi dianggap lebih menarik

karena disajikan dalam bentuk gambar bergerak, sementara surat kabar atau

majalah lebih banyak menampilkan kata-kata yang harus dibaca jika ingin

mengetahui isinya. Dalam kaitannya diatas, peneliti mengambil topik tentang

strategi marketing politik dimedia sosial, media elektronik, media masa, dan

(28)

11

pemula karena pemilih pemula pada umumnya belum memiliki pengalaman

politik yang cukup dan pengetahuan politiknya masih cenderung rendah.

Seperti yang disampaikan oleh Kaid (2004) pemilih yang memiliki ketertarikan

dan keterlibatan yang kurang terhadap kampanye politik, akan menjadikan iklan

politik sebagai sumber informasi mereka tentang kandidat. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Analitycal Hierarchy Process. Menurut

Saaty (1993) Analitycal Hierarchy Process adalah membuat struktur hirarki dari

sudut padang manajemen secara menyeluruh. Hirarki merupakan abstraksi

membuat bentuk yang berkaitan, tersusun dari susun dari sasaran utama, criteria

dalam mencapai sasaran utam, sub-sub dari criteria dan yang terakhir adalah

alternative strategi. Berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penentuan Strategi Pemasaran

Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilu Gubernur Provinsi Lampung 2014

Menggunakan Pendekatan Analitycal Hierarchy Process (Studi Pada

Mahasiswa Universitas Lampung)”.

1.2 Rumusan Masalah

Mengingat meningkatnya ketersediaan berita dan konten berorientasi politik

dengan menguji apa efek dari menggunakan media sebagai bentuk komunikasi

informasi politik, dan bagaimana media sosial, media cetak, media elektronik, dan

media luar ruangan mungkin mempengaruhi keberhasilan politik pemilih pemula

pengetahuan politik, dan diskusi politik, terutama selama pemilihan Gubernur

(29)

12

menunjukkan bahwa strategi pemasaran politik apa yang harus di prioritaskan

dalam penyampaian kampanye para PEMILU Gubernur Provinsi Lampung 2014?.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan merekomendasikan strategi apakah

yang harus di prioritaskan dalam penyampaian kampanye apakah media sosial,

media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan selama masa kampanye

PEMILU Gubernur Provinsi Lampung 2014.

1.4 Manfaat Penelitiaan

Hasil penelitian ini diharapakan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi pemilih pemula.para generasi muda mengetahui pentingnya

partisipasi mereka dalam PILGUB 2014 yang demokratis.

b. Bagi partivis partai politik dan tokoh politik, agar mereka lebih

meningkatkan peran serta pemilih pemula pada kegiatan partai politik

pada masa yang akan datang.

c. Bagi peneliti, hasil penelitiaan ini dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana partisipasi politik pemilih pemula pada PILGUB 2014.

2. Manfaat teoritis

a. Hasil dari penulisan penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan

merekomendasikan strategi apakah yang harus di prioritaskan dalam

penyampaian kampanye para kandidat PEMILU Gubernur Provinsi

(30)

13

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan

informasi yang berguna bagi ilmu pengetahuan mengenai segala sesuatu

yang berhubungan dengan marketing politik.

c. Bagi civitas akademika, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam menjalankan

perusahaan pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Begitu pentingnya peran

pemasaran bagi perusahaan sehingga membuat perusahaan merasa bahwa

pemasaran merupakan tolak ukur dari keberhasilan strateginya dalam menjual

barang atau jasa yang diproduksi. Pemasaran pada dasarnya mencakup semua

kegiatan yang berkaitan dengan pasar dalam berusaha mencapai suatu pertukan

yang potensial. Menurut Kotler (2007), pemasaran adalah suatu proses sosial

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sedangkan menurut Abdullah (2012) Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan

bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang dapat memuaskan keinginan

dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Konsep

pemasaran menganggap bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan adalah

(32)

15

2.1.1. Pengertian Pemasaran

Di bawah ini beberapa pengertian pemasaran dari beberapa para ahli, yaitu:

1. Menurut Kotler dan Armstrong (1997), pemasaran adalah sebuah proses sosial

dan manajerial yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan

menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama

lain.

2. Menurut Brech dalam Tjiptono (2008), pemasaran adalah proses mementukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan

produk/jasa tersebut dan mendistribusikannya pada konsumen akhir dengan

memperoleh laba.

3. Menurut Vankatesh & Penaloza dalam Tjiptono (2008), pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulasi

permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual dan

disampaikan kepada para pelanggan.

4. Menurut American Marketing Association dalam Tjiptono (2008), pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga,

promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

yang memuaskan tujuan individual dan organisasional.

Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa pemasaran tidak hanya

terbatas pada kegiatan penjualan dan promosi saja, melainkan dimulai sejak

merencanakan produk yang akan dipasarkan sampai pada cara pendistribusiannya

(33)

16

Proses pemasaran secara sederhana digambarkan kedalam lima langkah seperti

terlihat pada Gambar 2.1. Empat langkah pertama, perusahaan bekerja untuk

memahami pelanggan, menciptakan nilai bagi pelanggan, dan membangun

hubungan yang kuat dengan pelanggan. Langkah kedua, perusahaan menuai hasil

dari menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Dengan menciptakan nilai bagi

pelanggan, sebagai imbalannya perusahaan menangkap nilai dari pelanggannya

dalam bentuk penjualan, laba, dan ekuitas pelanggan dalam jangka panjang

(Kotler dan Armstrong, 2008).

Menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan pelanggan

Menangkap kembali nilai pelanggan

Gambar 2.1Model Sederhana Proses Pemasaran Sumber: Kotler dan Armstrong (2008)

Fokus utama proses pemasaran adalah untuk menciptakan serta menangkap

kembali nilai pelanggan. Hal ini sejalan dengan konsep pemasaran yang

berpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada

kemampuan perusahaan (organisasi) dalam menciptakan, memberikan, dan

mengomunikasikan nilai pelanggan (customer value) kepada pasar yang dituju

Menangkap nilai dari

pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas

(34)

17

secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing. Definisi nilai pelanggan adalah

rasio antara apa yang diperoleh pelanggan dan apa yang ia berikan (Tjiptono

2008).

2.2. Strategi Pemasaran

Pengertian strategi pemasaran menurut Tjiptono (2008) strategi pemasaran

merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari

berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini

produknya di pasar sasaran tertentu. Program pemasaran meliputi

tindakan-tindakan pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk,

diantaranya dalam hal mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan,

merancang promosi khusus, menentukan pilihan saluran distribusi, dan lain-lain.

Lebih lanjut strategi pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah

logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan

dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan memutuskan

pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target) dan

bagaimana cara perusahaan melayaninya (diferensiasi dan positioning).

Menurut Assauri (1987) strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang

menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan

panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan

pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain strategi pemasaran adalah

serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah pada

(35)

18

tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan

dalam menghadapi lingkungan dan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena

itu penentuan strategis pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan

eksternal dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan

perusahaan, serta analisa kesempatan atau peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan dari lingkungannya. Namun hal ini tidak habis disini saja, strategi

pemasaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan, tetap harus dinilai atau

dievaluasi kembali, karena keadaan dan kondisi yang sangat dinamis bisa saja

membuat strategi yang telah ditetapkan dan dijalankan menjadi strategi yang tidak

sesuai lagi untuk menjadi langkah berikutnya bagi perusahaan.

Penilaian atau evaluasi ini menggunakan analisis keunggulan, kelemahan,

kesempatan dan ancaman. Hasil dari penilaian atau evaluasi inilah yang

digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang

dijalankan oleh perusahaan perlu diubah atau tidak, dan sekaligus digunakan

untuk landasan menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan pada

massa yang akan datang. Faktor lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan

srategi pemasaran adalah keadaan pasar atau persaingan, perkembangan

teknologi, keadaan sosial budaya dan keadaan politik. Masing-masing faktor ini

dapat menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman/hambatan bagi pemasaran

produk suatu perusahaan.

Faktor internal perusahaan yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran

(36)

19

keuangan/pembelanjaan, pemasaran, produksi serta organisasi dan sumber daya

manusia. Masing-masing faktor internal yang terkait dengan fungsi perusahaan

tersebut dapat merupakan hal yang menunjukan adanya keunggulan-keunggulan

atau kelemahan perusahaan. Khusus dalam bidang pemasaran, faktor-faktor

lingkungan atau eksternal seperti yang telah diuraikan di atas, merupakan faktor

yang tidak dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan (uncontrollable factors). Sedangkan faktor internal dalam bidang pemasaran adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan umumnya dan pimpinan pemasaran

khususnya (controllable factors), yang terdiri dari produk, harga, penyaluran/distribusi , promosi, dan pelayanan (service).

2.2.1. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering dikenal

dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2008) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang

diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok

variabel yang disebut “empat P”, yaitu:

1. Product (Produk)

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada

pasar sasaran. Elemen-elemn yang termasuk dalam bauran produk antara lain

ragam produk, kualitas, design, fitur, nama merek, kemasan, serta layanan. Menurut Kotler (2005) produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

(37)

20

a. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

penggunaan.

b. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama

pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi,

mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak dari

penjual.

c. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu,

kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.

Produk-produk jasa oleh perusahaan haruslah disesuaikan dengan tujuan dari

perusahaan, sehingga produk jasa yang ditawarkan dapat memuaskan

konsumen.

2. Price (Harga)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh

produk. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya.

Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan

membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan produk, saluran distribusi,

bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga memposisikan

nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya

(38)

21

3. Place (Tempat)

Tempat atau saluran pemasaran meliputi kegiatan perusahaan yang membuat

produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran pemasaran adalah rangkaian

organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan

suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran

dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang

mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa

tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen

(Kotler, 2005).

4. Promotion (Promosi)

Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan membujuk pelanggan

untuk membelinya. Definisi promosi menurut Kotler (2005) adalah berbagai

kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengomunikasikan manfaat dari

produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli

produk tersebut. Secara rinci tujuan promosi menurut Tjiptono (2008) adalah

sebagai berikut:

1. Menginformasikan, dapat berupa:

a. menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru,

b. memperkenalkan cara pemakaian yang baru suatu produk,

c. menyampaikan perubahan harga kepada pasar,

d. menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan,

e. meluruskan kesan yang keliru,

f. mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, dan

(39)

22

2. Membujuk pelanggan sasaran untuk:

a. membentuk pilihan merek,

b. mengalihkan pilihan merek ke merek tertentu,

c. mengubah persepsi pelanggan tersebut atribut produk,

d. mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga, dan

e. mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga.

3. Mengingatkan, dapat terdiri atas:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam

waktu dekat.

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan.

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, menjaga

agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

2.2.2. Segmentation, Targeting, dan Positioning

Pasar terdapat beragam jenis konsumen dengan beragam kebutuhan dan

keinginan. Tentu untuk bisa memenuhi semua kebutuhan dan keinginan

konsumen, perusahaan akan sedikit kewalahan, maka sebagian besar perusahaan

berada dalam posisi untuk melayani beberapa kebutuhan dan keinginan (segmen)

konsumen dengan lebih baik dari pada segmen lainnya. Sehingga masing-masing

perusahaan harus membagi keseluruhan pasar, memilih segmen terbaik, dan

merancang strategi untuk melayani segmen terpilih dengan baik (Kotler dan

(40)

23

targeting (penetapan target pasar), dan positioning. Pengertian STP tersebut adalah:

A. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokan pasar

keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen

yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, prilaku dan/atau respon

terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar merupakan konsep pokok

yang mendasari strategi pemasaran perusahaan dan pengalokasian sumber daya

yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program pemasaran.

Dalam rangka merealisasikan manfaat potensial segmentasi pasar. Perusahaan

membutuhkan studi yang empiris mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen,

serta sistem manajemen yang dapat menyesuaikan proses bisnis dengan kebutuhan

dan keinginan tersebut (Tjiptono, 2008).

Menurut Kotler dan Amstrong (1997) ada beberapa variabel segmentasi yang

utama untuk pasar konsumen, diantaranya:

a. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis menghendaki pembagian pasar ke dalam unit-unit

geografis seperti negara, negara bagian, wilayah regional, kabupaten, kota,

atau lingkungan perumahan. Sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk

beroperasi pada satu atau beberapa area geografis dalam kebutuhan dan

(41)

24

b. Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok

berdasarkan variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga,

daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, penndidikan, agama, ras, dan

kebangsaan.faktor-faktor demografi merupakan dasar segmentasi

kelompok-kelompok konsumen yang terpenting. Salah satunya alasan adalah bahwa

kebutuhan, keinginan dan tingat penggunaan konsumen sangat berhubungan

erat dengan variabe-variabel demografis. Alasan lainnya adalah karena

variabel demografis lebih mudah di ukur dibandingan variabel kebanyakan

lainnya. Sekalipun segmen pasar terutama didefinisikan menggunakan dasar

yang lainnya, seperti kepribadian dan prilaku, karakteristik demografis

mereka harus diketahui untuk menilai ukuran pasar sasaran dan untuk dapat

mencapai mereka secara efisien.

c. Segmentasi Psikografis

Dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi ke dalam kelompok-kelompok

yang berbeda berdasarkan kelas, gaya hidup, atau karakter kepribadian.

Orang-orang dalam kelomok demografis yang sama sangat mungkin memiliki

wajah psikografis yang berbeda. Berdasarkan segmentasi psikografis dapat

dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu kelas sosial, gaya hidup, dan

konsep diri.

1) Kelas Sosial. Hampir setiap masyarakat memilki beberapa bentuk struktur

kelas sosial. Kelas sosial merupakan bagian-bagian yang relatif permanen dan

tersusun di dalam masyarakat yang anggota-anggotanya memiliki nilai,

(42)

25

oleh sebuah faktor tunnggal saja seperti penghasilan atau pekerjaan, tetapi

sebagai suatu kombinasi dari pendidikan, penghasilan, pekerjaan, kekayaan

dan variabel-variabel lainnya. Kelas-kelas sosial menunjukan prefensi produk

dan merek yang berbeda, misalnya dalam hal pakaian, perabot rumah tangga,

kegiatan waktu senggang, mobil dan lain-lain.

2) Gaya Hidup. Orang-orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan

bahkan pekerjaan yang sama bisa saja memiliki gaya hidup yang berbeda.

Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang sebagaimana tercemin dalam

aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup lebih banyak menjelaskan sesuatu

ketimbang kepribadian dan kelas sosial seseorang. Gaya hidup

menggambarkan pola tindakan dan interaksi seseorang secara menyeluruh.

Gaya hidup juga mempengaruhi ketertarikan orang terhadap aneka barang

atau produk yang kemudian barang atau produk tersebut mengekspresikan

gaya hidup orang tersebut. Sebagai contoh sebuah iklan produk minuman

yang menggunakan iklan di televisi, memaparkan keunggulan dari produk

minuman tersebut, bahwa produk tersebut merupakan produk minuman yang

sehat, maka bagi individu yang memiliki gaya hidup seht akan merasa tertarik

dengan produk tersebut, karena sesuai dengan gaya hidup sehatnya.

3) Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian setiap orang akan mempengaruhi

prilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis

unik yang mengarah secara relatif pada tanggapan yang konsisten dan abadi

pada lingkungan yang dimilki seseorang. Kepribadian biasanya digambarkan

berkaitan dengan sifat-sifat seperti Kepercayaan diri, Dominasi, Otonomi,

(43)

26

Daya tahan, Afiliasi, Keagresifan, Stabilisasi emosi, Pencapaian, Perintah,

Kemampuan adaptasi, dan Kreativitas.

Banyak pemasar menggunakan sebuah konsep yang berhubungan dengan

kepribadian manusia (disebut pula citra-diri). Alasan dasarnya adalah identitasnya

yaitu “kami apa yang kami miliki”. Jadi, dalam rangka memahami prilaku

konsumen, pemasar harus memahami hubungan antara konsep-diri dan

kepemilkan konsumen. Kita semua memilki gambaran mental yang kompleks di

dalam diri kita sendiri. Sebagai contoh, seorang individu merasa dirinya sebagai

individu yang aktif dan kreatif, oleh karena itu dia akan munyukai produk yang

memproyeksikan kualitas yang sama dengan kepribadiannya. Jika sebuah

perusahaan mempromosikan sebuah produk dengan menanamkan citra produk

tersebut untuk orang yang aktif dan kreatif. Maka citra produk tersebut akan

cocok denga citra individu tersebut.

d. Segmentasi Prilaku

Dalam segmentasi prilaku, pembeli dibagi ke dalam kelompok-keompok

menurut pengetahun, sikap, penggunaan dan respon mereka terhadap sebuah

produk.

B. Targeting

Penetapan target pasar melibatkan evaluasi terhadap setiap daya tarik segmen

pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Perusahaan harus

menargetkan daya tarik segmen dimana perusahaan dapat menghasilkan nilai

(44)

27

dengan keputusan perusahaan dalam memutuskan segmen pasar mana yang

memberikan peluang terbesar.

C. Positioning

Menurut Tjiptono (2008) yang dimaksud dengan posisi dalam konteks pemasaran

adalah cara produk, merek atau organisasi perusahaan dipersepsikan secara relatif

dibandingkan dengan produk, merek atau organisasi para pesaing oleh pelanggan

saat ini maupun calon pelanggan. Dalam arti kata istilah positioning mengandung makna sebagai “tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan dalam

rangka meraih tempat khusus dan unik dalam benak pasar sasaran dengan

sedemikian rupa sehingga dipersepsikan lebih unggul dibanding para pesaing”.

Dalam rangka menciptakan positioning yang tepat untuk suatu produk, pemasaran harus mengkomunikasikan dan memberikan manfaat-manfaat tertentu yang

dibutuhkan oleh pasar sasaran. Secara garis besar, implementasi positioning terdiri dari tiga langkah utama yang saling berkaitan erat yaitu sebagai berikut:

1. Memilih konsep positioning

Dalam rangka memposisikan sebuah produk atau organisasi, pemasar harus

mengidentifikasi apa yang penting bagi pasar sasaran. Setelah itu pemasar

dapat melakukan studi positioning untuk menentukan persepsi pasar sasaran terhadap berbagai produk atau produsen/pemasok berdasarkan dimensi atau

atribut penting yag digunakan.

2. Merancang dimensi atau fitur yang paling efektif dalam mengomunikasikan

(45)

28

Sebuah posisi bila dikomunikasikan dengan nama merek, slogan, penampilan

atau fitur produk lainnya, tempat penjualan produk, penampilan karyawan,

dan cara-cara lainnya. Namun keterbatasan sumber daya membuat pemasar

harus cermat dalam memutuskan cara terbaik untuk mengomunikasikan

konsep positioning sebagaimana diharapkan. Salah satu faktor pertimbangan yang perlu dipikirkan secara matang adalah mencari deferensiasi yang paling

efektif. Setiap pemasar dapat mendiferensiasi penawarannya berdasarkan

lima dimensi: produk, jasa/layanan, personalia, saluran distribusi, dan citra.

Pemilihan masing-masng dimensi tersebut didasarkan pada sejumlah kriteria,

diantaranya:

a. Important: Variabel diferensiasi yang dipilih meberikan manfaat yang sangat bernilai bagi pelanggan sasaran,

b. Distinctive: Variabel diferensiasi disampaikan dengan cara yang unik/khas,

c. Superior: Variabel diferensiasi lebih superior dibandingkan cara-cara lain untuk mendapatkan manfaat yang sama,

d. Preemtive: Variabel diferensiasi tidak dapat ditiru dengan mudah oleh para pesaing,

e. Affordable: Pembeli mampu membayar diferensiasi yang diberikan perusahaan,

f. Profitable: Perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari upaya mengintrodksi diferensiasi yang dimaksud.

3. Mengoordinasikan komponen bauran pemasaran untuk menyampaikan

(46)

29

Walaupun satu atau dua dimensi/atribut merupakan komunikator posisi

utama, semua elemen bauran pemasaran harus mendukung posisi yang

diharapkan. Banyak positioning produk yang gagal akibat adanya inkonsistensi yang membingungkan pelanggan selain itu positiong dapat mengalami erosi dikarenakan kurangnya perhatian, adanya perubahan selera

atau kebutuhan konsumen, adanya perubahan teknologi, atribut/dimensi yang

ditonjolkan tidak lagi menarik bagi konsumen serta adanya pesaing-pesaing

yang merebut posisi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus secara

rutin memantau posisinya dan bilamana perlu melakukan repositioning agar perusahaan dapat memprtahankan persepsi unik dan superior di benak

konsumen. Umumnya, strategi positioning yang dapat dipilih setiap perusahaan meliputi:

a) Attribute positioning: Perusahaan memosisikan dirinya berdasarkan atribut atau ftur spesifik, misalnya ukuran, keamanan, komposisi, bahan,

pegalaman dalam bidang yang digeluti dan lain-lain,

b) Benefit positioning: Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam manfaat tertentu,

c) Use or application positioning: Produk diposisikan sebagai alternatif terbaik untuk situasi pemakaian atau aplikasi tertentu,

d) Competitor positioning: Klaim produk duhubungkan dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama,

(47)

30

f) Quality or price positioning: Perusahaan berusaha menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi lewat harga premium atau sebaliknya menekankan harga

murah sebagai indikator nilai,

g) Parentage positioning: Didasarkan pada siapa produsennya,

h) Manufacturing process positioning: Menekankan kecanggihan, ketelitian, dan kesempurnaan proses manufaktur,

i) Ingredient positioning: Konsep yang menekankan kualitas bahan, unsur dasar, atau komponen yang digunakan,

j) Endorsement positioning: Menekankan dukungan dari para pakar atau selebriti,

k) Proenvironment positioning: Konsep ini berusaha menggambarkan perusahaan sebagai good citizen,

l) Country positioning: menekankan citra positif negara atau kawasan asal berkaitan dengan produk yang bersangkutan.

2.3 Komunikasi Pemasaran

2.3.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Promosi merupakan salah satu factor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

mendengar dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna atau tidak bagi

mereka, maka mereka akan ragu untuk membelinya atau tidak sama sekali

membeli. Dalam hal ini perusahaan melakukan komunikasi pemasaran untuk

mendukung promosi dalam penyampaian kepada masyarakat. Menurut Basu

(48)

31

yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang

membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan

pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk

berbuat lebih baik”.

Menurut Basu (1999: 236) da tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi

pemasaran sebagai berikut :

1. Pelaku Komunikasi

Yang terdiri dari pengiriman (sender) atau komunikator yang menyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikasi pesan

2. Material Komunikasi

Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting yaitu :

a. Gagasan yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim

b. Pesan yaitu himpunan berbagai symbol (oral, verbal, atau non verbal) dari

suatu gagasan.

c. Media yaitu pembawa pesan komunikasi

d. Response yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima.

e. Feed-back yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh penerima.

f. Gangguan yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran

(49)

32

3. Proses Komunikasi

Proses penyampaian pesan dari pengirim kepada konsumen maupun

pengiriman kembali respon dari penerima kepada pengirim memerlukan dua

kegiatan yaitu:

a. Encoding adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima.

b. Decoding adalah proses menguraikan atau mengartikan symbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami.

2.3.2 Bauran Komunikasi Pemasaran

Bauran komunikasi pemasaran, menurut Kotller (2005:249) merupakan

penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu :

a. Iklan : Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi

gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan

b. Promosi Penjualan : Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong

orang mencoba atau membeli produk atau jasa.

c. Hubungan masyarakat dan pemberitaan : Berbagai program yang dirancang

untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing

produknya

d. Penjualan pribadi : Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon

pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan,

(50)

33

e. Pemasaran langsung dan interaktif : Penggunaan surat, telepon ,

faksimili,e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan

atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian sejumlah

pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama keberhasilan dari

sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun

berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa

(awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan

produk (interest), samapai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan. Dalam

kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action). Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan seperti, perubahan pengetahuan (knowledge change), perubahan sikap (attitude change), perubahan perilaku (behaviour change) dan perubahan masyarakat (social change) (Soemanagara, 2006: 3).

Menurut Nickles dalam Dharmmesta (1990: 56) komunikasi pemasaran

merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang

sangat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta

mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua

pihak untuk berbuat lebih baik. Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi

pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau

lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat akan

(51)

34

memuaskan. Unsur-unsur dari komunikasi pemasaran dapat dilihat pada gambar 2

di bawah ini :

Berita

mendengarkan-bereaksi-menanggapi-mendengarkan

kebutuhan dan keinginan

informasi persuasi

negoisasi

Berita

Gambar 2.2 Model Dasar Sistem Komunikasi Pemasaran

Sumber : Nickels dalam Dharmmesta (1990)

Dalam upaya memasarkan produk, perusahaan perlu menjalin komunikasi yang

baik dengan konsumen dan perantara melalui komunikasi pemasaran. Seorang

pemasar suatu produk harus memahami bagaimana komunikasi itu berlangsung.

Secara umum, suatu model komunikasi pemasaran akan menjawab beberapa hal

yang meliputi siapa pengirimnya, apa yang akan dikatakan (dikirimkan), saluran

komunikasi atau media apa yang akan digunakan, ditujukan untuk siapa dan apa

akibat yang akan ditimbulkannya. Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang

pengirim (komunikator) adalah berusaha agar pesanpesannya dapat diterima oleh

penerima sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi dapat

memberi gambaran kepada pemasar bagaimana mempengaruhi atau mengubah

sikap konsumen melalui disain, implementasi dan komunikasi yang bersifat

persuasif (Kotler, 2005 : 250).

Sumber Penerimaan

PENJUAL PEMBELI

Penerimaan

(52)

35

Kotler (2005:250), mengembangkan delapan langkah dalam program komunikasi

dan promosi total yang efektif. Dimana komunikator pemasaran harus:

mengidentifikasikan audiensnya; menentukan tujuan komunikasi; merancang isi

pesan; memilih saluran komunikasi; menentukan anggaran promosi; membuat

keputusan atas bauran pemasaran; mengukur hasil promosi tersebut; dan

mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi pemasaran yang terintegrasi.

Dari tahapan tersebut, diharapkan bahwa tanggapan terakhir dari audiens adalah

berupa pembelian, kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut yang baik.

Ada empat model hierarki tanggapan audiens yang paling terkenal, yaitu model

model AIDA, Hierarki Efek, model Inovasi Adopsi dan model Komunikasi

(Kotler, 2005 : 253). Model tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Model Hierarki Tanggapan

(53)

36

Model hierarki tanggapan dari komunikasi pemasaran berkosentrasi pada

tanggapan spesifik konsumen untuk berkomunikasi. Tabel merangkum empat

model hierarki tanggapan klasik. Semua model ini mengandaikan bahwa pembeli

melewati tahap kognitif, efektif, dan perilaku dalam urutan itu. Urutan

“belajar-merasakan-bertindak” ini mereupakan pendekatan audiens memiliki keterlibatan

tinggi, seperti dengan satu katagori produk yang dirasakan memiliki difrensiasi

yang tinggi, seperti dalam membeli mobil atau rumah urutan alternatif

“bertindak-merasakan-belajar” itu relevan ketika audies memiliki keterlibatan yang tinggi

tetapi sedikit atau tidak merasakan diferensiasi dalam katagori produk, seperti

dalam membeli pesawat udara atau komputer pribadi urutan ketiga

“belajar-bertindak-merasakan” itu relevan bila audies memiliki keterlibatan rendah dan

merasakan sedikit diferensiasi dalam katagori produk, seperti dalam membeli

garam dan baterei. Dengan memilih urutan yang tepat, pemasaran dapat

melakukan pekerjaan yang baik untuk merencanakan komunikasi.

Ke empat model tersebut mengasumsikan bahwa pembelian melewati tahapan

kognitif, pengaruh dan perilaku secara berturut-turut. Urutan “

mempelajari-merasakan-melakukan” dikatakan sebagai urutan yang dianggap tepat apabila

pendengar tersebut mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan kategori produk

yang dianggap memiliki perbedaan yang tinggi. Urutan alternatifnya

“melakukan-merasakan-mempelajari” akan relevan jika pendengar tersebut memiliki

keterlibatan yang tinggi tetapi memahami hanya sedikit atau tidak ada perbedaan

Gambar

Tabel dibawah ini adalah tabel daftar pemilih tetap Provinsi Lampung
Gambar 2.1 Model Sederhana Proses Pemasaran Sumber: Kotler dan Armstrong (2008)
Gambar 2.2 Model Dasar Sistem Komunikasi Pemasaran
Tabel 2.1 Model Hierarki Tanggapan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Obligasi : Berarti surat utang yang dikeluarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi dengan nama Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap III Tahun 2018

a) bersihkan dengan cermat saluran pengambilan contoh , tampung 1 liter amoniak cair ke dalam suatu labu didih yang kering dan bersih, dan kemudian pindahkan dengan

 pada setiap contoh soal dan latihan soal didasari dengan pendekatan matematika realistik..  dalam uraian materi dan contoh soal diperjelas dengan menggunakan software Geometers

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara bobot tubuh dan panjang total pada ikan layang jantan dan betina, baik yang tertangkap di perairan

Adapun cakupan materi pendidikan akhlak secara umum meliputi pendidikan keimanan, pendidikan moral/akhlak, pendidikan fisik/jasmani, pendidikan rasio, pendidikan

maupun dari Kerajaan Belanda. Angkatang perang RIS adalah angkatan perang nasional dan Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS. Pembentukan angkatan

Gambang Camar 9..  0lat musik ini terbuat dari kayu dan logam. +ambang 2amar termasuk jenis alat musik silofon, yang terdiri dari enam bilah kayu hitam yang ditempatkan pada rak