• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM

KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Oleh :

FANDY AKHDIAR A14104101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

RINGKASAN

FANDY AKHDIAR. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).

Ada suatu fenomena di negara-negara maju bahwa sektor perdagangannya tidak lagi mengarah pada produk berupa barang (goods) tapi sudah lebih mengarah ke produk berupa jasa (services). Hal ini bisa menjadi peluang bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia untuk mengembangkan sektor jasa. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Hal ini mengingat Indonesia

Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang secara dinamis yang berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata dan sekaligus merupakan sinyal pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan atau produk pertanian yang mempunyai daya tarik tersendiri. Perubahan preferensi tersebut menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah Agrowisata Rumah Sutera Alam. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Pasir Eurih, Alam belum dapat melakukan kegiatan promosi besar-besaran, seperti penayangan iklan di media masa. Selain itu, Rumah Sutera Alam juga tidak aktif dalam mengikuti pameran-pameran yang ada hubungannya dengan persuteraan. Permasalahannya adalah karena adanya keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan promosi tersebut. Hal ini berdampak pada jumlah pengunjung Rumah Sutera Alam yang tidak mencapai target perusahaan sebanyak 4.000 pengunjung di tahun 2007, karena jumlah pengunjung yang datang tiap bulannya masih mengalami fluktuatif

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sutera Alam dan menyusun prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi Rumah Sutera Alam. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dimana sebagai kasus dipilih Rumah Sutera Alam. Data yang yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data yang diolah merupakan data primer hasil pengisian kuisioner oleh responden dari pihak Rumah Sutera Alam dengan menggunakan Metode Proses Hierarki Analisis.

(3)

sub faktor yang mempengaruhi penyusunan dari strategi bauran pemasaran Rumah Sutera Alam adalah : 1) Faktor Produk/jasa, sub faktor yang diperhatikan adalah kualitas atraksi wisata, kuantitas atraksi wisata ,keragaman produk sutera, jumlah produk sutera; 2) Faktor Harga, sub faktor yang diperhatikan adalah kesesuaian harga dengan mutu dan harga dilihat dari segmen pelanggan; 3) Faktor Promosi, dengan sub faktor iklan, promosi penjualan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat; 4) Faktor Tempat, dengan sub faktor kemudahan mencapai lokasi, udara, kenyamanan, keindahan, dan kebersihan, tempat penyediaan lokasi; 5) Faktor Orang, dengan sub faktor keramahan dan kesopanan, kompetensi dan pengetahuan karyawan, jumlah pemandu, kesigapan melayani pengunjung, keamanan; 6) Faktor Proses, dengan sub faktor tanggapan atas keluhan, kecepatan transaksi, kemudahan pembayaran; 7) Faktor Bukti fisik, sub faktor yang diperhatikan adalah desain dan layout, cottages, toilet, galeri kain sutera, musholla, fasilitas bermain, area parkir, penunjuk arah dalam lingkungan agrowisata , daftar aktifitas, dan gajebo/shelter.

Hasil pengolahan menunjukkan bahwa tujuan yang mendapat prioritas pertama adalah meningkatkan jumlah pengunjung dibandingkan dengan tujuan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Pada strategi bauran pemasaran, Strategi yang mendapat prioritas utama adalah produk/jasa dengan menggunakan strategi operasional kualitas atraksi wisata. Prioritas kedua dari bauran pemasaran adalah promosi dengan strategi operasional pemasaran langsung. Prioritas ketiga dari bauran pemasaran adalah harga dengan strategi operasional kesesuaian harga dengan mutu. Prioritas keempat dari bauran pemasaran adalah bukti fisik dengan strategi operasional galeri kain sutera. Prioritas kelima dari bauran pemasaran adalah orang dengan strategi operasional kesigapan melayani pengunjung. Prioritas keenam dari bauran pemasaran adalah tempat dengan strategi operasional tempat penyediaan informasi.Prioritas ketujuh dari bauran pemasaran adalah proses dengan strategi operasional tanggapan atas keluhan.

(4)

PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM

KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Oleh :

FANDY AKHDIAR A14104101

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(5)

2008

Judul : Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Nama : Fandy Akhdiar NRP : A14104101

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina, MSi NIP. 131 918 503

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT“ BENAR-BENAR HASIL PENELITIAN SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA TULIS ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Mei 2008

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor, 29 juli 1986 dan dibesarkan di kota Bogor sebagai anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Ir. H. Dedo Koswara dan Hj. Yeni Maryani. Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di Taman Kanak-kanak Rizki Bogor pada tahun 1990-1992, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar Rimba Putra Bogor pada tahun 1992-1998. Setelah itu penulis terdaftar di SLTP Negeri 6 Bogor pada tahun 1998-2001, lalu dilanjutkan ke SMU 5 Bogor pada tahun 2001-2004. Penulis meneruskan pendidikannya ke Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya Penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat “.

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menyusun prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh agrowisata Rumah Sutera Alam, agar segala permasalahan dapat ditangani. Skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukkan dan bahan pertimbangan bagi strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh pihak manajemen Rumah Sutera Alam.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan dukungan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, walaupun dalam penyajiannya tidak luput dari berbagai kekurangan.

Bogor, Mei 2008

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan puji dan syukur yang tak terhingga kepada yang Esa Allah SWT atas segalanya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada :

1. Dosen pembimbing skripsi, Ir. Dwi Rachmina, MSi, yang telah memberikan bimbingan, kebaikan serta kesabarannya dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Dosen penguji utama, Ir. Burhanudin, MM, yang telah memberikan arahan

dan koreksi pada penulisan skripsi ini.

3. Dosen penguji wakil departemen, Ir. Joko Purwono, MS, yang telah memberikan arahan dan koreksi pada penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan staf pegawai Departemen Agribisnis, terima kasih atas dukungan terhadap penulis.

5. Keluarga Besar H. Tatang Godzali, pemilik Agrowisata Rumah Sutera Alam, terima kasih atas dukungan selama penulis melakukan penelitian. 6. Ir. H. Dedo Koswara (papa), Hj. Yeni Maryani (mama), Johan Akhmadi

Koswara, SE (kakak), Fakhry Akhyadi (kakak), dan Denissa Aryandi Koswara (adik). Terima kasih buat keluargaku yang begitu luar biasa atas perhatian, dukungan, dan doanya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

7. Terima kasih untuk Yulita Riani Putri yang selalu menemani dan mendoakan seluruh keberhasilan penulis sampai akhir masa kuliah.

8. Seluruh teman-teman AGB 38, 39, 40, 41, 42, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

(10)

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan, dan dukungannya kepada penulis.

Bogor, Mei 2008

Penulis

(11)

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM

KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Oleh :

FANDY AKHDIAR A14104101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(12)

RINGKASAN

FANDY AKHDIAR. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).

Ada suatu fenomena di negara-negara maju bahwa sektor perdagangannya tidak lagi mengarah pada produk berupa barang (goods) tapi sudah lebih mengarah ke produk berupa jasa (services). Hal ini bisa menjadi peluang bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia untuk mengembangkan sektor jasa. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Hal ini mengingat Indonesia

Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang secara dinamis yang berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata dan sekaligus merupakan sinyal pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan atau produk pertanian yang mempunyai daya tarik tersendiri. Perubahan preferensi tersebut menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah Agrowisata Rumah Sutera Alam. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Pasir Eurih, Alam belum dapat melakukan kegiatan promosi besar-besaran, seperti penayangan iklan di media masa. Selain itu, Rumah Sutera Alam juga tidak aktif dalam mengikuti pameran-pameran yang ada hubungannya dengan persuteraan. Permasalahannya adalah karena adanya keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan promosi tersebut. Hal ini berdampak pada jumlah pengunjung Rumah Sutera Alam yang tidak mencapai target perusahaan sebanyak 4.000 pengunjung di tahun 2007, karena jumlah pengunjung yang datang tiap bulannya masih mengalami fluktuatif

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sutera Alam dan menyusun prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi Rumah Sutera Alam. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dimana sebagai kasus dipilih Rumah Sutera Alam. Data yang yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data yang diolah merupakan data primer hasil pengisian kuisioner oleh responden dari pihak Rumah Sutera Alam dengan menggunakan Metode Proses Hierarki Analisis.

(13)

sub faktor yang mempengaruhi penyusunan dari strategi bauran pemasaran Rumah Sutera Alam adalah : 1) Faktor Produk/jasa, sub faktor yang diperhatikan adalah kualitas atraksi wisata, kuantitas atraksi wisata ,keragaman produk sutera, jumlah produk sutera; 2) Faktor Harga, sub faktor yang diperhatikan adalah kesesuaian harga dengan mutu dan harga dilihat dari segmen pelanggan; 3) Faktor Promosi, dengan sub faktor iklan, promosi penjualan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat; 4) Faktor Tempat, dengan sub faktor kemudahan mencapai lokasi, udara, kenyamanan, keindahan, dan kebersihan, tempat penyediaan lokasi; 5) Faktor Orang, dengan sub faktor keramahan dan kesopanan, kompetensi dan pengetahuan karyawan, jumlah pemandu, kesigapan melayani pengunjung, keamanan; 6) Faktor Proses, dengan sub faktor tanggapan atas keluhan, kecepatan transaksi, kemudahan pembayaran; 7) Faktor Bukti fisik, sub faktor yang diperhatikan adalah desain dan layout, cottages, toilet, galeri kain sutera, musholla, fasilitas bermain, area parkir, penunjuk arah dalam lingkungan agrowisata , daftar aktifitas, dan gajebo/shelter.

Hasil pengolahan menunjukkan bahwa tujuan yang mendapat prioritas pertama adalah meningkatkan jumlah pengunjung dibandingkan dengan tujuan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Pada strategi bauran pemasaran, Strategi yang mendapat prioritas utama adalah produk/jasa dengan menggunakan strategi operasional kualitas atraksi wisata. Prioritas kedua dari bauran pemasaran adalah promosi dengan strategi operasional pemasaran langsung. Prioritas ketiga dari bauran pemasaran adalah harga dengan strategi operasional kesesuaian harga dengan mutu. Prioritas keempat dari bauran pemasaran adalah bukti fisik dengan strategi operasional galeri kain sutera. Prioritas kelima dari bauran pemasaran adalah orang dengan strategi operasional kesigapan melayani pengunjung. Prioritas keenam dari bauran pemasaran adalah tempat dengan strategi operasional tempat penyediaan informasi.Prioritas ketujuh dari bauran pemasaran adalah proses dengan strategi operasional tanggapan atas keluhan.

(14)

PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM

KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Oleh :

FANDY AKHDIAR A14104101

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(15)

2008

Judul : Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Nama : Fandy Akhdiar NRP : A14104101

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina, MSi NIP. 131 918 503

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT“ BENAR-BENAR HASIL PENELITIAN SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA TULIS ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Mei 2008

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor, 29 juli 1986 dan dibesarkan di kota Bogor sebagai anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Ir. H. Dedo Koswara dan Hj. Yeni Maryani. Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di Taman Kanak-kanak Rizki Bogor pada tahun 1990-1992, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar Rimba Putra Bogor pada tahun 1992-1998. Setelah itu penulis terdaftar di SLTP Negeri 6 Bogor pada tahun 1998-2001, lalu dilanjutkan ke SMU 5 Bogor pada tahun 2001-2004. Penulis meneruskan pendidikannya ke Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

(18)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya Penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat “.

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menyusun prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh agrowisata Rumah Sutera Alam, agar segala permasalahan dapat ditangani. Skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukkan dan bahan pertimbangan bagi strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh pihak manajemen Rumah Sutera Alam.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan dukungan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, walaupun dalam penyajiannya tidak luput dari berbagai kekurangan.

Bogor, Mei 2008

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan puji dan syukur yang tak terhingga kepada yang Esa Allah SWT atas segalanya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada :

1. Dosen pembimbing skripsi, Ir. Dwi Rachmina, MSi, yang telah memberikan bimbingan, kebaikan serta kesabarannya dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Dosen penguji utama, Ir. Burhanudin, MM, yang telah memberikan arahan

dan koreksi pada penulisan skripsi ini.

3. Dosen penguji wakil departemen, Ir. Joko Purwono, MS, yang telah memberikan arahan dan koreksi pada penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan staf pegawai Departemen Agribisnis, terima kasih atas dukungan terhadap penulis.

5. Keluarga Besar H. Tatang Godzali, pemilik Agrowisata Rumah Sutera Alam, terima kasih atas dukungan selama penulis melakukan penelitian. 6. Ir. H. Dedo Koswara (papa), Hj. Yeni Maryani (mama), Johan Akhmadi

Koswara, SE (kakak), Fakhry Akhyadi (kakak), dan Denissa Aryandi Koswara (adik). Terima kasih buat keluargaku yang begitu luar biasa atas perhatian, dukungan, dan doanya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

7. Terima kasih untuk Yulita Riani Putri yang selalu menemani dan mendoakan seluruh keberhasilan penulis sampai akhir masa kuliah.

8. Seluruh teman-teman AGB 38, 39, 40, 41, 42, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

(20)

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan, dan dukungannya kepada penulis.

Bogor, Mei 2008

Penulis

(21)

Halaman

2.2 Studi Mengenai Proses Hierarki Analisis (PHA)... 16

III. KERANGKA PEMIKIRAN... 21

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis... 21

3.1.1 Strategi Pemasaran... 21

3.1.4 Proses Hierarki Analisis (PHA)... 33

3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual... 35

IV. METODE PENELITIAN... 40

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 40

4.2 Jenis dan Sumber Data... 40

4.3 Metode Pengumpulan Data... 41

(22)

Halaman V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 54 5.1 Gambaran Umum Rumah Sutera Alam... 54 5.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan... 54 5.1.2 Visi dan Misi Rumah Sutera Alam... 56 5.1.3 Lokasi Rumah Sutera Alam... 57 5.1.4 Struktur Organisasi... 57 5.2 Kegiatan Persuteraan Rumah Sutera Alam... 59 5.2.1 Budidaya Tanaman Murbei... 59 5.2.2 Budidaya Ulat Sutera... 62 5.2.3 Pengokonan... 64 5.2.4 Pemintalan Benang... 64 5.2.5 Penenunan Kain Sutera... 65

VI. IDENTIFIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN YANG

DIJALANKAN AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM... 66 6.1 Pengembangan Produk... 66 6.2 Promosi... 69 6.3 Penetapan Harga... 71 6.4 Sarana Fasilitas... 72

VII. ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM... 86 7.1 Analisis Identifikasi Faktor-faktor Penyusun Strategi Bauran

Pemasaran... 86 7.2 Analisis Prioritas Tujuan Strategi Pemasaran Rumah Sutera Alam... 89 7.3 Analisis Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung... 91 7.4 Analisis Tujuan Menjadikan Rumah Sutera Alam Sebagai Objek

Wisata yang Potensial... 100 7.5 Analisis Bauran Pemasaran... 109 ...

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

... 121

8.1 Kesimpulan... 121 8.2 Saran... 124

(23)

LAMPIRAN...119

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Statistik Kunjungan Wisatawan dan Sumbangan Pariwisata Terhadap

Total Ekspor (%) di Indonesia 2002-2006... 2 2. Data Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Wilayah Kabupaten

Bogor Tahun 2005-2007... 4 3. Jumlah Pengunjung Rumah Sutera Alam Dibandingkan dengan

Empat Agrowisata di Kabupaten Bogor... 8 4. Laju Persentase Perubahan Pengunjung Per Bulan serta Target 2007

Pada Rumah Sutera Alam... 9 5. Sembilan Strategi Harga-Kualitas...28 6. Jenis dan Sumber Data...40 7. Nilai Skala Banding Berpasangan...46 8. Ilustrasi Pengolahan MPB pada Langkah Pertama... 49 9. Ilustrasi MPB yang Telah Dinormalisasi... 49 10. Ilustrasi Pengolahan Matriks Normalisasi... 50 11. Ilustrasi Penentuan Eigen Value pada Dua langkah Pertama...51 12. Nilai Indeks Acak (RI) matriks berorde 1 s/d 15 dengan

sampel 100... 52 13. Jumlah Daun Murbei yang diberikan dan dicerna oleh

ulat sutera, tergantung dari tingkat petumbuhan ... 63 14. Hasil Analisis Prioritas Elemen Tujuan Pemasaran

(24)

15. Hasil Analisis Untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah

Pengunjung... 81 16. Hasil Analisis Untuk Tujuan Menjadikan Rumah Sutera

Alam sebagai objek wisata yang potensial... 91

(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Saluran Pemasaran dengan Beberapa Tingkat... 26 2. Kerangka Pemikiran Operasional... 39 3. Struktur Hierarki Analitik Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran... 44 4. Matriks Pendapat Individu (MPI)... 47 5. Matriks pendapat Gabungan (MPG)... 47 6. Struktur Organisasi Rumah Sutera Alam... 59

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Kuisioner Proses Hierarki Analitik... 119 2. Hasil Sintesis Hierarki Prioritas Strategi Bauran Pemasaran

(27)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ada suatu fenomena di negara-negara maju bahwa sektor perdagangannya tidak lagi mengarah pada produk berupa barang (goods) tapi sudah lebih mengarah ke produk berupa jasa (services). Hal ini bisa menjadi peluang bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia untuk mengembangkan sektor jasa. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Jika dari sekarang kita bisa berhasil mengembangkannya maka bukan tidak mungkin di kemudian hari usaha ini akan bisa menjadi andalan negara kita. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pariwisata berupa keindahan alam, kebudayaan, aneka kerajinan tangan serta tempat menarik lainnya bagi para wisatawan sepanjang tahun.

(28)

yang dapat dijadikan andalan bagi perekomian nasional jika dikelola dengan baik dan tepat. Selain itu, keunggulan-keunggulan tersebut merupakan suatu aset yang sangat bernilai bagi Indonesia dalam pengembangan sektor pariwisata khususnya agrowisata.

Berkaitan dengan sektor pariwisata tersebut, World Tourism Organizastion (WTO) melaporkan pada tahun belakangan ini dunia wisata cenderung mengalami pergeseran pada orientasi wisata. Wisatawan berkeinginan untuk dapat terlibat dalam bentuk aktivitas di luar lapangan, kepedulian akan persoalan ekologi dan konservasi alam. Kemajuan IPTEK dan berkeinginan untuk berinteraksi secara mendalam dengan masyarakat dan lingkungan. Pernyataan tersebut membawa angin segar pada iklim pariwisata di Indonesia, karena motivasi kunjungan wisata di Indonesia, baik asing maupun domestik sebagian adalah karena sumber daya alam. Khususnya wisatawan asing, dapat memperbaiki penerimaan negara melalui penerimaan negara yang bersumber dari devisa. Devisa negara dihasilkan dari besarnya pengeluaran wisatawan mancanegara yang Terhadap Total Ekspor (%) di Indonesia 2002-2006

Tahun Wisatawan

(29)

2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02 10,35

2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88 10,76

2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89 *

2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98 *

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2006, 2007 (diolah)

Keterangan * : Untuk data tahun 2005 dan 2006 tidak diketahui persentase berapa penghasil devisa dari pariwisata.

Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terjadi peningkatan persentase sumbangan pariwisata terhadap total ekspor yaitu dari 10,21% pada tahun 2002 dan mengalami peningkatan menjadi 10,35 % pada tahun 2003. hal yang sama juga terjadi dari tahun 2003 ke tahun 2004 yang mengalami peningkatan sebesar 0,41%.

Objek wisata di Indonesia tersebar di berbagai daerah dengan berbagai keunikkan yang dimiliki. Daerah Bogor memiliki beberapa objek wisata terkenal seperti wisata kawasan Puncak, Taman Safari Indonesia, Taman Wisata Mekarsari, Sirkuit Sentul, dan lain-lain. Daftar objek wisata beserta jumlah pengunjung yang datang disajikan pada Tabel 2.

(30)

dipercaya citranya oleh masyarakat pada umumnya dan konsumen pada khususnya. Sebaliknya apapun produk atau jasa yang dihasilkan tidak akan berguna bagi perusahaan apabila konsumen tidak mengetahui keberadaan produk atau jasa tersebut. Pemasaran penting dilakukan agar konsumen mengetahui produk atau jasa yang diinginkan atau yang dibutuhkan telah tersedia.

Tabel 2. Data Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007

No Obyek Wisata

Jumlah Wisatawan (Orang) Tahun

(31)

1

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, 2007

(32)

dan kehidupan yang cenderung monoton. Kesemua itu mempunyai potensi besar bagi Indonesia untuk areal wisata agro (wisata alam).

Preferensi dan motivasi masyarakat saat ini telah mengalami perubahan dalam menikmati objek wisata ke bentuk wisata yang spesifik misalnya agrowisata, dengan memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata juga diakibatkan oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan yang mengandung unsur edukasi kepada putra-putrinya seperti memberikan pengetahuan tentang proses produksi dari hulu sampai hilir, sehingga selain mendapatkan kesenangan dalam menikmati hiburan di objek wisata, masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan baru dari objek yang mereka kunjungi.

(33)

dengan menerapkan strategi pemasaran yang baik dan tepat agar dapat bersaing dalam persaingan global.

1.2. Perumusan Masalah

Perkembangan usaha kepariwisataan menyebabkan persaingan menjadi semakin kompetitif untuk mendapatkan hati para wisatawan. Kebutuhan masyarakat akan rekreasi alam terbuka menciptakan persaingan yang tinggi pada objek wisata di daerah Bogor. Berbagai strategi dapat ditempuh para pelaku bisnis di bidang ini untuk dapat memenangkan persaingan. Berbagai objek/atraksi yang ditawarkan diharapkan mampu memuaskan kebutuhan pengunjung kawasan wisata tersebut termasuk pengunjung kawasan agrowisata.

Rumah Sutera Alam lima tahun yang lalu dikenal dengan nama Rumah Sutera. Saat itu Rumah Sutera Alam dikenal tempat aktifitas agribisnis ulat sutera yang menghasilkan produk berbasis sutera alam melalui kegiatan dalam bentuk pengembangan tanaman murbei, sarana untuk mempelajari seluk beluk budidaya ulat sutera seperti penetasan telur ulat sutera pemeliharaan ulat besar dan ulat kecil, pengetahuan tentang proses berubahnya ulat sutera menjadi kokon hidup dan kokon mati, pemintalan yang berasal kokon yang akan menghasilkan benang sutera, dan pengolahan pasca panen yaitu pencelupan benang, pengeringan benang sampai penenunan kain sutera. Kesuksesan berkebun ini kemudian membawa minat masyarakat untuk melihat dan mengetahui hasil budidaya ulat sutera yang dilakukan Rumah Sutera Alam. Rumah Sutera dengan senang membiarkan masyarakat melihat dan menikmati alam kebun Rumah Sutera Alam.

(34)

menjadi Rumah Sutera Alam yang lebih berkonotasi kepada wisata. Dalam masa perkembangannya keberadaan agrowisata Rumah Sutera Alam kurang begitu dikenal dan diketahui masyarakat, karena Rumah Sutera Alam belum dapat melakukan kegiatan promosi besar-besaran, seperti penayangan iklan di media masa. Selain itu, Rumah Sutera Alam juga tidak aktif dalam mengikuti pameran-pameran yang ada hubungannya dengan persuteraan. Permasalahannya adalah karena adanya keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan promosi tersebut. Hal ini berdampak pada jumlah pengunjung Rumah Sutera Alam dibandingkan jumlah pengunjung pada agrowisata yang berada di daerah Kabupaten Bogor seperti Taman Wisata Mekarsari, Wisata Agro Gunung Mas, Kampung Wisata Cinangneng, Kebun Wisata Pasir Mukti, jumlah pengunjung di Rumah Sutera Alam masih relatif rendah. Data jumlah pengunjung Rumah Sutera Alam dibandingkan dengan empat tempat agrowisata di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung Rumah Sutera Alam masih terlalu rendah dibanding para pesaing agrowisata lainnya. Rumah Sutera Alam merupakan agrowisata yang dikelola oleh pihak swasta, fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan belum maksimal dan masih sederhana jika dibandingkan dengan Taman Wisata Mekarsari, Wisata Agro Gunung Mas, Kampung Wisata Cinangneng, Kebun Wisata Pasir Mukti. Melihat kenyataan tersebut, Rumah Sutera Alam sebagai salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang agrowisata harus tanggap dengan keadaan ini.

(35)

No Tempat Agrowisata

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, 2007

(36)

Mei 115 326,0 122 - 49,2

Jun 115 0 424 247,5

Jul 345 200,0 194 - 54,2

Aug 107 - 69,0 143 - 26,3

Sep 633 491,6 120 - 16,1

Okt - - 154 28,3

Nov 61 - 1.347 774,7

Des 380 523,0 -

-Total 1.979 3.572

Target - 4.000

Sumber : Rumah Sutera Alam, 2007

Belum tercapainya target pengunjung sebanyak 4.000 pada tahun 2007 dan rendahnya tingkat pengunjung ke Rumah Sutera Alam serta kualitas pelayanan yang belum maksimal mengindikasikan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pihak manajemen belum dilaksanakan dengan tepat. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, penetapan strategi bauran pemasaran harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengaruhi serta dampak yang akan timbul.

Bagi Rumah Sutera Alam agar upaya pengembangan agrowisatanya dapat berhasil dengan baik diperlukan strategi yang kuat dan terintegrasi yang mencakup aspek produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Strategi bauran pemasaran mencakup kesemua aspek tersebut, sehingga penerapan suatu strategi pemasaran yang baik dapat berimplikasi menciptakan keunggulan yang bersaing yang mampu menghasilkan laba yang tinggi secara berkelanjutan (sustainable) dan akan berdampak pada keberhasilan pengembangan agrowisata.

(37)

1. Bagaimana pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh manajemen Rumah Sutera Alam selama ini ?

2. Bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh manajemen Rumah Sutera Alam berdasarkan sumber daya yang dimiliki ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Rumah Sutera Alam.

2. Menganalisis dan merumuskan prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh Rumah Sutera Alam dengan menggunakan metode Proses Hierarki Analitik (PHA).

1.4. Manfaat Penelitian

(38)

1. Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen dan pengelola Rumah Sutera Alam dalam menerapkan strategi bauran pemasaran.

2. Penulis, bagi penulis penelitian ini adalah kesempatan untuk mengamalkan ilmu yang penulis dapat di bangku kuliah dan belajar menganalisis suatu permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang tepat.

3. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai keputusan strategi pemasaran agrowisata dan menjadi acuan atau bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

(39)

Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang telah dilakukan. Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai acuan, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian-penelitian mengenai analisis strategi pemasaran yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya pada umumnya menggunakan alat analisis berupa analisis daur hidup produk, analisis IE, matriks EFE, matriks IFE, analisis SWOT, dan analisis PHA.

2.1. Studi Penelitian Terdahulu mengenai Pemasaran

Penelitian tentang Analisis Strategi pemasaran “Nata de Coco” pada CV. Awal Lestari Jaya oleh Sudrajat (2001), menggunakan alat analisis SWOT. Penelitian ini membahas tentang bagaimana peluang pasar dilihat dari kondisi lingkungan pemasarannya dan bagaimana perencanaan serta prospek pemasaran “Nata de Coco” dikaitkan dengan kondisi lingkungan, serta strategi pemasarannya. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa strategi yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal CV. Awal Lestari Jaya adalah strategi penetrasi pasar. Strategi penetrasi pasar ini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih besar dari pangsa pasar yang sudah ada.

(40)

Dalam penelitiannya, Mahmud menjelaskan bahwa nilai rata-rata dari matriks EFE dan IFE menempatkan KPBS pada kuadran V. Posisi ini menggambarkan bahwa KPBS berada pada tingkat rata-rata atau sedang baik terhadap faktor internal koperasi maupun faktor eksternalnya. Alternatif strategi pemasaran berdasarkan bauran pemasaran yang lebih dominan adalah strategi produk. Diversifikasi dari segi rasa dapat memberikan alternatif pilihan rasa bagi konsumen. Selain itu, perbaikan dalam hal kemasan dibuat agar lebih menarik. Alternatif kedua yaitu strategi harga, dimana harga yang ditawarkan dapat dijangkau oleh semua kalangan. Strategi distribusi menempati prioritas ketiga dan strategi promosi di urutan keempat.

(41)

Penelitian mengenai perumusan strategi bauran pemasaran bunga potong dilakukan oleh Nurdiansah (2001). Analisis yang dilakukan analisis strategi bauran pemasaran perusahaan dengan menggunakan SWOT. Berdasarkan kondisi internal dan eksternal Koperasi Hortibumi, ditetapkan strategi pemasaran yang disusun berdasarkan bauran pemasaran. Koperasi Hortibumi akan memfokuskan untuk melayani pelanggan yang peka terhadap mutu, menetapkan harga fleksibel, meningkatkan kontinyuitas dan ketepatan waktu pengiriman, serta melakukan strategi promosi berupa peningkatan efektifitas promosi melalui partisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

Penelitian Siringoringo (2004), mengenai promosi pengembangan Kebun Raya Bogor menyimpulkan bauran promosi yang dilakukan Kebun Raya Bogor adalah hubungan masyarakat, publikasi dan promosi penjualan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SWOT untuk memperoleh strategi promosi yang tepat bagi Kebun Raya Bogor yaitu strategi pertumbuhan integrasi horisontal yang menekankan pada peningkatan jenis produk serta jasa.

(42)

MUS memilih jenis strategi W-O yaitu meminimisasi kelemahan guna memanfaatkan peluang dalam mengembangkan Taman Buah Mekarsari.

Rahayu (2004) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Wisata Agro Taman Buah Mekarsari” menggunakan IFE, EFE, IE, dan SWOT dalam penelitiannya. Berdasarkan penelitiannya, strategi yang sesuai untuk dijalankan perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar dilakukan dengan meningkatkan promosi melalui media elektronik, pemasangan billboard, bekerjasama dengan pelaku usaha dibidang agrowisata, serta melakukan persiapan untuk perkembangan strategi terutama melalui segi SDMnya. Adapun strategi pengembangan produk dilakukan dengan perbaikan sarana dan prasarana yang rusak, dan dalam jangka panjang disarankan untuk membangun fasilitas kolam renang atau taman bermain anak yang sesuai dengan keinginan konsumen, serta menjaga agar fasilitas tersebut tetap layak digunakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT membantu perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif. Analisis SWOT juga membantu perusahaan dalam mengelola sarana usaha secara lebih menarik. Akan tetapi, analisis SWOT juga memiliki kekurangan, yakni pendekatan yang digunakan cenderung ke arah kualitatif dan subjektif. Selain itu, untuk menghasilkan kajian analisis yang lebih baik, maka analisis ini juga harus diperkuat dengan ketajaman analisis dan data pendukung kuantitatif.

(43)

tentang Analisis Pengambilan Keputusan Bauran Pemasaran pada CV. Aquatic Indonesia. Pada penelitian ini strategi bauran pemasaran pada CV. Aquatic Indonesia dianalisis dengan metode PHA. Prioritas utama dari keempat strategi bauran pemasaran menempatkan pemasaran langsung pada strategi promosi sebagai prioritas pertama. Sedangkan strategi yang tepat untuk dijalankan CV. Aquatic Indonesia adalah lebih memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan dengan pemasaran langsung pada strategi promosi.

Penelitian Hermawatty (2006) mengenai Strategi Pemasaran pada PT. Sierad Produce Tbk. Bogor Jawa Barat menggunakan metode Prioritas Hierarki Analitik (PHA). Berdasarkan analisis PHA, strategi pemasaran yang dilakukan PT. Sierad Produce Tbk. Memprioritaskan pada tujuan memperluas kemitraan, dengan menekankan pada pelayanan dan kualitas produk. Kualitas mendapat prioritas utama karena kualitas sangat menentukan kepuasan konsumen sehingga menyebabkan pembelian berulang. Selanjutnya, tujuan meningkatkan penjualan berada pada prioritas kedua. Pada tujuan ini, PT. Sierad Produce Tbk. Harus lebih memperhatikan strategi promosi dan distribusi. Dengan promosi yang menarik dan distribusi yang tepat diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Prioritas ketiga dari tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Sierad Produce Tbk. adalah meningkatkan pangsa pasar.

(44)

saham. Untuk strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas utama adalah strategi distribusi, karena memegang peranan penting dalam ketersediaan produk secara kontinyu dan merata. Strategi kedua yang menunjang strategi distribusi adalah strategi produk, dengan berfokus pada kualitas produk. Strategi yang menjadi prioritas ketiga adalah strategi harga yang besarnya akan ditetapkan sama dengan pesaing, dan prioritas terakhir adalah strategi promosi.

Penelitian Nugroho (2007) mengenai Analisis Strategi Promosi Agrowisata Taman Wisata Mekarsari (TWM) dengan menggunakan metode PHA. Berdasarkan analisis PHA. Alternatif strategi promosi yang sesuai dengan faktor kendala dan pendukung perusahaan adalah melakukan promosi dengan menitikberatkan pada kegiatan personal selling dan direct marketing, karena kegiatan promosi ini merupakan hubungan dua arah antara sales-konsumen sehingga tanggapan konsumen langsung dapat direspon oleh sales. Cara ini juga merupakan satu-satunya cara promosi yang dapat menggugah hati pembeli dengan segera, serta pada tempat dan waktu itu juga diharapkan calon konsumen dapat mengambil keputusan untuk mengadakan kunjungan ke TWM. Selain itu, perusahaan juga dapat mendekatkan produk TWM secara langsung kepada para konsumennya. Oleh karena itu, strategi promosi menitikberatkan pada kegiatan

personal selling dan direct marketing digunakan untuk meningkatkan omzet dan citra TWM sebagai agrowisata yang profesional dan diimplementasikan pada target operasi promosi sekolah, dengan melakukan kegiatan roadshow agar tujuan promosi dapat tercapai.

(45)

Inkonsistensi sebesar 0,08. dari hasil analisis didapatkan prioritas dari elemen-elemen dalam strategi bauran pemasaran, prioritas pertama pada tujuan adalah meningkatkan penjualan tiket dengan bobot 0.750 dan prioritas kedua adalah mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan, pada faktor bauran pemasaran yang mendapat prioritas pertama adalah faktor promosi dengan bobot 0.282 dengan taktik diskon 0.145, strategi kedua adalah faktor produk/jasa dengan bobot 0.201 dengan taktik kualitas atarksi wisata (0.069) untuk meningkatkan kepuasan pengunjung, strategi ketiga adalah faktor tempat dengan bobot 0.121 dengan taktik kemudahan mancapai kemudahan lokasi (0.029), strategi keempat adalah harga dengan bobot 0.119 dengan taktik penetapan harga dilihat dari biaya operasional (0.089) perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan harga agar tidak mengalami kerugian, strategi kelima adalah faktor orang dengan bobot 0.103 dengan taktik jaminan keamanan (0.038) keamanan pengunjung harus jadi prioritas utama perusahaan, karena atraksi wisata di Taman Safari Indonesia berhubungan dengan satwa liar, maka pihak perusahaan harus bisa memberikan rasa aman kepada pengunjung, strategi keenam adalah bukti fisik dengan bobot 0.101 dengan taktik fasilitas bermain, strategi ketujuh dalah proses dengan bobot 0.074 dengan taktik kemudahan pembayaran (0.031).

(46)

perusahaan dengan bobot 0.142. Dari hasil analisis dengan PHA juga dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Saung Mirwan memprioritaskan faktor harga sebagai strategi bauran pemasaran dengan bobot 0.309 dengan taktik kesesuaian mutu dengan harga (0.059). Hal tersebut disebabkan daya tarik utama produksi bunga potong harga yang kompetitif dan disesuaikan dengan mutu produk yang menyimpang dari ketetapan ASBINDO. Prioritas kedua dari pelaksanaan strategi bauran pemasaran perusahaan adalah strategi saluran distribusi dengan bobot 0.263 dengan taktik mempertahankan agar produk mudah didapatkan (0.123). Hal ini berkaitan dengan pertimbangan konsumen dalam memilih produsen bunga potong yang berdasarkan pada kemudahan mendapatkan produk serta ketersediaan produk dalam jumlah maupun jenisnya di setiap waktu. Prioritas ketiga adalah startegi promosi dengan bobot 0.225 dengan taktik strategi operasional iklan (0.095). Hal ini berkaitan dengan pentingnya menciptakan iklan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap adanya suatu produk. Prioritas keempat adalah produk dengan bobot 0.203 dengan taktik meningkatkan mutu produk. Hal ini berkaitan dengan loyalitas konsumen dan mutu produk yang membedakan produk PT. Saung Mirwan dengan yang lainnya.

(47)

aspek kuantitatif maupun aspek kualitatif, serta memberikan prioritas untuk setiap alternatif.

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Pengertian dan Konsep Strategi Pemasaran

(48)

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa proses pemasaran berawal dari identifikasi kebutuhan masyarakat sampai dengan produk atau jasa yang dihasilkan berada ditangan konsumen. Perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan terus dan persepsi konsumen terhadap perusahaan menjadi baik.

Konsep pemasaran dari suatu perusahaan dapat dimulai dari pelanggan atau calon pelanggan. Konsep ini didapat dengan cara mengidentifikasi kebutuhan dari pelanggan atau calon pelanggan dan mencoba menghasilkan produk-produk yang mereka butuhkan. Sejalan dengan perkembangannya, konsep pemasaran mulai bergeser yaitu tidak hanya berorientasi untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk tujuan organisasi adalah pada penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan pada pemberian kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien daripada para pesaing (Kotler, 1993). Sehingga secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan perusahaan.

(49)

pemasaran ini meliputi perencanaan produk, penetapan harga, distribusi dan promosi.

3.1.2. Pemasaran Jasa

Menurut Swasta (1997), jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Pada perusahaan jasa yang berperan penting adalah mutu jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Agar mutu jasa yang ditawarkan dapat memuaskan diperlukan beberapa langkah dalam mengendalikan mutu jasa. Kotler (2005) menyebutkan, kunci keberhasilan dalam persaingan jasa yaitu:

1. Kemudahan pemesanan. 2. Pengiriman.

3. Pemasangan. 4. Pemasangan.

5. Pelatihan pelanggan 6. Konsultasi pelanggan. 7. Pemeliharaan dan perbaikan.

Bahwa pada pemasaran jasa membutuhkan lima dimensi menentukan kualitas jasa (Umar, 2003) :

1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

2. Responsiveness, respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.

(50)

4. Emphathy, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan.

5. Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik.

3.1.3. Strategi Bauran Pemasaran

Salah satu unsur strategi pemasaran adalah bauran pemasaran atau yang dikenal dengan Marketing Mix. Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi (Swasta, 1997).

Umar (2003) menyatakan bahwa pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa terdapat tiga strategi tambahan pada strategi bauran pemasarannya yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses ( process).

3.1.3.1. Produk

Menurut Umar (2003) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Dalam pengertian luas, produk dapat mencakup apa saja yang bisa ditawarkan termasuk benda-benda fisik, jasa atau layanan.

(51)

dijual oleh suatu perusahaan, serta dalamnya bauran produk mengacu pada banyaknya versi yang ditawarkan untuk setiap produk dalam lini yang bersangkutan. konsistensi bauran produk mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini produk dengan pengguna akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi atau cara produk mempunyai variabel-variabel atribut, merek, kemasan dan label yang dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap produk tersebut.

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi wadah atau pembungkus suatu produk. Kemasan bisa mencakup wadah utama dari produk, kemasan sekunder yang dibuang ketika produk akan digunakan, dan kemasan pengiriman yang perlu untuk menyimpan, mengenali, dan mengirimkan produk. Disamping pengemasan, penjual juga harus memberi label pada produknya. Label berfungsi mengidentifikasi produk atau merek, menentukan kelas produk, menjelaskan produk, dan mempromosikan produk melalui gambar yang menarik.

Perencanaan produk harus memikirkan produk pada tiga tingkat (Kotler, 2005), yaitu:

a) Produk inti terdiri dari jasa untuk menyelesaikan masalah atau manfaat inti yang dicari konsumen ketika mereka membeli suatu produk

(52)

c) Produk tambahan yaitu tambahan jasa dan manfaat bagi konsumen yang diberikan di sekitar produk inti dan aktual.

3.1.3.2. Distribusi/Tempat

Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial (Umar, 2003).

Menurut Kotler (2005), saluran pemasaran adalah rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.

(53)

Tingkat

Gambar 1. Saluran Pemasaran dengan Beberapa Tingkat

Sumber : Umar, 2003

Pola saluran pemasaran diatas pada umumnya ditemui untuk barang industri dan barang atau komoditi pertanian (Umar, 2003) :

a) Saluran nol tingkat (zero level channel) atau dinamakan juga sebagai saluran pemasaran langsung, adalah saluran dimana produsen atau pabrikan secara langsung menjual produknya kepada konsumen. Tiga cara utama dalam penjualan langsung adalah door-to-door, mail order, dan toko milik pabrikan sendiri.

b) Saluran satu tingkat (one-level-channel), adalah saluran yang menggunakan perantara. Dalam pasar konsumsi perantara ini adalah pengecer, dalam pasar industrial perantara tersebut adalah agen penjualan atau pialang.

c) Saluran dua tingkat (two-level-channel) mencakup dua perantara. Dalam pasar konsumsi mereka ini adalah grosir dan pengecer, sedangkan dalam pasar industrial perantara tersebut adalah distributor dan dealer industrial.

d) Saluran tiga tingkat (three-level-channel) terdapat tiga perantara, selain grosir dan pengecer ditemui pula pedagang pemborong atau jobber. Pemborong tersebut membeli barang dari pedagang grosir dan menjualnya ke pedagang pengecer kecil, yang pada umumnya tidak dapat dilayani oleh pedagang grosir.

3.1.3.3. Harga

(54)

sementara elemen lainya menimbulkan biaya. Harga berperan sebagai salah satu unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan (Umar, 2003).

Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru (Kotler, 2005). Pendekatan umum dalam penetapan harga ada tiga macam yaitu:

a) Pendekatan berdasarkan pada biaya yaitu penetapan harga cost-plus dan penetapan harga titik impas. Penetapan harga cost-plus adalah penetapan dengan menambahkan angka standar pada biaya produk, sedangkan penetapan harga titik impas adalah penetapan yang impas dengan biaya membuat dan memasarkan produk.

b) Pendekatan berdasarkan pada pembeli yaitu penetapan harga berdasarkan nilai yaitu menetapkan harga berdasarkan pada persepsi pembeli mengenai nilai dan bukannya pada biaya penjual.

(55)

Dalam menetapkan harga, perusahaan dapat membuat strategi yang berdasarkan segmen harga-kualitas. Adapun berbagai strategi harga kualitas dapat ditunjukkan pada Tabel 5.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa strategi premium, strategi nilai-menengah, dan strategi ekonomis dapat hidup bersama dalam pasar yang sama. Satu perusahaan menawarkan produk bermutu tinggi dengan harga tinggi, perusahaan lain menawarkan produk bermutu menengah dengan harga menengah, dan perusahaan lain lagi menawarkan produk bermutu rendah dengan harga rendah. Ketiga pesaing tersebut dapat hidup bersama selama pasar terdiri dari tiga kelompok pembeli, yaitu pembeli yang mementingkan mutu, yang mementingkan harga, dan yang mementingkan keseimbangan antara keduanya.

(56)

Strategi terlalu mahal, strategi penipuan, dan strategi palsu menetapkan harga yang terlalu tinggi dibandingkan dengan mutunya. Pelanggan akan merasa dirugikan dan menceritakan hal-hal buruk mengenai perusahaan. Pemasar profesional harus menghindari strategi tersebut.

3.1.3.4. Promosi

Promosi adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Strategi promosi adalah tindakan perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan dan audiens sasaran lainnya.

Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi utama (Kotler, 2005) yaitu:

a) Periklanan, yaitu semua penyajian dan promosi tidak langsung atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu. Dalam periklanan terdapat sifat-sifat yang dapat diperhatikan yaitu presentasi umum, tersebar luas, ekspresi yang lebih kuat dan tidak bersifat pribadi.

b) Promosi penjualan, yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Walaupun alat promosi penjualan sangat beragam, semuanya memberikan tiga manfaat yang berbeda :

(57)

2) Insentif, promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan, atau kontribusi yang memberikan nilai bagi konsumen.

3) Ajakan, promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi. c) Hubungan masyarakat dan publisitas yaitu berbagai program untuk

mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu kredibilitas yang tinggi, kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya, dramatisasi.

d) Penjualan pribadi, yaitu interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. Penjualan personal memiliki tiga ciri khusus yaitu konfrontasi personal, memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan dan penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.

e) Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. Pemasaran langsung bersifat :

1) nonpublik yaitu pesan biasanya ditujukan kepada orang tertentu.

2) disesuaikan yaitu pesan dapat disiapkan untuk menarik orang yang dituju. 3) terbaru yaitu pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat.

(58)

3.1.3.5. Orang

Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi pelatihan, motivasi, dan manajemen sumberdaya manusia, terlepas dari apakah karyawan adalah profesional yang sangat terampil atau karyawan yang memiliki keterampilan rendah. Idealnya, karyawan seharusnya memperlihatkan kompetensi, sikap kepedulian, sikap tanggap, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah, dan niat baik.

Kesan dari usaha jasa khususnya tempat wisata, diukur dari orang-orang yang memberikan pelayanan kepada pengunjung atau pelanggan. Salah satu cara perusahaan mempertahankan pelanggannya adalah dengan meluncurkan serangkaian program yang khusus pada orang-orang di dalam organisasi.

Para karyawan dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan tersebut ingin memuaskan pelanggan. Pentingnya strategi orang dalam pemasaran yaitu mengarahkan minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih, dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

3.1.3.6. Proses

(59)

pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi proses ini merupakan penggabungan dari beberapa dimensi yaitu :

1. Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan.

2. Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.

3. Pemahaman pada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

3.1.3.7. Bukti fisik

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan lay-out bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir, dan sebagainya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. Bila fasilitas yang dibutuhkan konsumen di tempat wisata telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat. Selain itu, perusahaan-perusahaan juga akan mencoba mutu jasanya melalui buktu fisik atau penyajian. Kotler dalam buku Marketing Plus lebih sering menyebut bukti fisik sebagai presentation.

(60)

Metode Proses Hierarki Analitik (PHA) pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli matematika dari University of Pitsburgh, amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Proses Hierarki Analitik (PHA) adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan.

Hasil yang diharapkan akan lebih mencerminkan efisiensi, baik itu efisiensi waktu dan tenaga dalam pengambilan keputusan nantinya. Menurut Saaty (1993), ada dua fokus untuk memecahkan permasalahan:

a) Ancangan deduktif, memfokuskan pada bagian-bagian.

b) Ancangan sistem yang memutuskan pada bekerjanya sistem secara keseluruhan.

Kedua fokus tersebut tergabung dalam Proses Hierarki Analitik. Keuntungan menggunakan Proses Hierarki Analitik adalah:

a) Memberi suatu model tunggal yang sangat mudah untuk dimengerti dan luwes terhadap segala permasalahan.

b) Memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan permasalahan yang kompleks.

c) Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. d) Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam

menetapkan berbagai prioritas.

(61)

f) Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan tujuan utama yang ingin dicapai.

g) Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

Kelemahan metode Proses Hierarki Analitik, yaitu:

a) Jika rasio inkonsistensi lebih besar dari sepuluh persen, maka mutu informasi harus diperbaiki dengan memperbaiki penggunaan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan dan atau melakukan pengisian ulang kuisioner. b) Responden adalah yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambian

kebijakan perusahaan atau mengetahui informasi yang dibutuhkan.

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Rumah Sutera Alam sebagai salah satu objek agrowisata di Indonesia khususnya di Kota Bogor memiliki prospek perkembangan yang cukup cerah. Hal ini, dikarenakan Rumah Sutera Alam merupakan satu-satunya agrowisata yang membudidayakan agribisnis ulat sutera dalam bentuk tanaman murbei, kokon yang akan menghasilkan benang sutera dan sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk budidaya ulat sutera. Namun, dalam perkembangannya Rumah Sutera Alam sebagai tempat agrowisata kurang dikenal oleh masyarakat.

(62)

agrowisata lain, jumlah pengunjung Rumah Sutera Alam belum bisa mencapai target perusahaan yang menetapkan target pada tahun 2007 sebesar 4.000 pengunjung. Sedangkan pengunjung pada tahun 2007 sebanyak 3.572 pengunjung dengan laju pertumbuhan per bulan sebesar 164,75 %.. Permasalahan yang ada membuat pihak manajemen Rumah Sutera Alam menentukan strategi-strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tepat tersebut diambil agar perusahaan dapat terus bertahan dan juga mengembangkan usaha dalam perindustrian jasa yang semakin kompetitif.

(63)

persoalan-persoalan tersebut, diperlukan penyusunan peringkat (prioritas) bagi setiap perusahaan, sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama (prioritas)

tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu. Selain itu, kevalidan dari data dapat dipertanggungjawabkan dengan rasio konsistensi.

Penyusunan hierarki dimulai dari menentukan fokus yaitu memilih strategi bauran pemasaran Rumah Sutera Alam yang tepat. Hierarki selanjutnya adalah tujuannya, pada hierarki tujuan terdapat dari dua bagian, yaitu meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Kedua tujuan tersebut merupakan alternatif pilihan yang diajukan Rumah Sutera Alam untuk dipilih mana yang menjadi prioritas utamanya.

(64)

keamanan; 6) Faktor Proses, sub faktor yang diperhatikan adalah tanggapan atas keluhan, kecepatan transaksi, kemudahan pembayaran; 8) Faktor Bukti fisik, sub faktor yang diperhatikan adalah desain dan layout, cottages, toilet, galeri kain sutera, musholla, fasilitas bermain, area parkir, penunjuk arah dalam lingkungan agrowisata, daftar aktifitas dan gajebo/shelter. Sub faktor dari 7P merupakan variabel-variabel yang dipilih dan mendapatkan perhatian khusus pihak manajemen Rumah Sutera Alam untuk mencapai tujuan pemasaran.

Keseluruhan variabel yang diambil untuk strategi bauran pemasaran dapat sebagai pengendali dalam melakukan pemasaran. Selain itu, dapat juga digunakan pihak manajemen Rumah Sutera Alam untuk dapat meningkatkan jumlah pengunjung, mengejar target pengunjung dan dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Sehingga strategi pemasaran dapat dilakukan sebagai suatu acuan dalam memilih dan mengambil keputusan startegi yang tepat. Hasil dari pemilihan strategi bauran pemasaran yang paling tepat, akan direkomendasikan kepada pihak manajemen Rumah Sutera Alam dan bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan.

Dunia pariwisata yang terus berkembang dan prospek agrowisata yang cerah akibat perubahan preferensi masyarakat dalam

menikmati objek wisata

Tingkat kunjungan Rumah Sutera Alam yang relatif rendah

Strategi Pemasaran yang dilakukan Rumah Sutera Alam

(65)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah agrowisata Rumah Alam Sutera yang terletak di

Jalan Raya Ciapus No 100 Km 8 Rt/Rw 05/07 Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Rumah Sutera alam merupakan salah satu objek agrowisata di Bogor yang memiliki tingkat kunjungan yang relatif rendah dan kurang dikenal masyarakat sebagai sebuah agrowisata. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data Sumber Data Bentuk Data

Produk Harga Tempat Promosi Orang Proses Bukti

Fisik

Alternatif Skenario Strategi Bauran Pemasaran dan Pemilihan Alternatif Startegi Bauran Pemasaran

(66)

1 Data primer Manajemen Rumah

- Perkembangan agrowisata saat ini, dll

Data primer dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam memasarkan Rumah Sutera Alam. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yaitu data yang didapat dari literatur dan instansi terkait.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan panduan kuisioner, serta wawancara dengan pihak manajemen Rumah Sutera Alam yang terkait langsung dan mengetahui secara benar kegiatan pemasaran di Rumah Sutera Alam. Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan bauran pemasaran Rumah Sutera Alam, tujuan dari berdirinya Rumah Sutera Alam, tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan dan pemilihan alternatif strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan dari Rumah Sutera Alam.

Gambar

Tabel 1. Statistik  Kunjungan  Wisatawan  dan  Sumbangan  Pariwisata
Tabel 2.  Data  Kunjungan  Wisatawan  ke  Objek  Wisata  di  Wilayah
Tabel  4.Tabel 4. Laju  Persentase  Perubahan  Pengunjung  Per Bulan  serta  Target
Tabel 5 . Sembilan Strategi Harga-Kualitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Association analyses showed that the g.565G>A GHR locus polymorphism had significant effect on chicken carcass components, but no significant associations

tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran hari ini dan menjelaskan pembelajaran hari ini adalah mengamati video dan mencari informasi menggunakan media cetak tahap 1 Guru

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak pemaparan Cr (VI) terhadap organ-organ internal larva ikan nilem

Emboss adalah proses memberikan kesan hasil cetak dengan tulisan atau gambar dimana kesan tersebut berbentuk timbul atau tenggelam akibat press dari klise.. (cetakan

[r]

bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 6 ayat (1) dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku

We develop and test seven indices on three Colorado cities to measure the relationship between the distribution of environmental hazards and minority and poverty-stricken

Islam Negeri Alauddin Makassar dengan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Bimbingan Belajar Fisika Terhadap Kecakapan Vokasional dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas. XII IPA