• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) maka dapat ditentukan sektor-sektor yang basis pada Kabupaten Sumenep dan Pamekasan, yaitu:

• Kabupaten Sumenep

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan dari tahun 2009-2012 sektor-sektor yang termasuk basis adalah sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.

• Kabupaten Pamekasan

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 sektor –sektor basis adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. Sedangkan pada tahun 2010-2012 sektor-sektor yang termasuk basis adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa.

2. Dengan menggunakan Indeks Fungsi Sektoral

• Kabupaten Sumenep, sektor-sektor unggulan antara lain : Sektor pertanian

• Kabupaten Pamekasan, sektor-sektor unggulan antara lain : Sektor Pertanian.

3. Dengan menggunakan teknik analisis Shift Share dan perhitungan rumus Potensi Regional (PR) maka dapat ditentukan sektor-sektor yang pertumbuhannya cenderung untuk mempercepat laju pertumbuhan PDRB Jawa Timur. Berikut ini adalah kesimpulan dari perhitungan Potensi Regional (PR) pada Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Pamekasan :

• Kabupaten Sumenep

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan pada tahun 2009-2010 kabupaten sampang memiliki sektor-sektor yang pertumbuhannya cenderung untuk mempercepat laju pertumbuhan PDRB di Jawa Timur, yaitu sektor-sektor yang nilai Potensi Regionalnya lebih kecil dari ∆Q. Sektor-sektor tersebut antara lain : sektor kontruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan dan jasa. Sedangkan pada tahun 2011-2012 sektor-sektor yang memiliki nilai Potensi Regional lebih kecil dari ∆Q adalah sektor industri pengolahan; sektor kontruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan dan jasa.

• Kabupaten Pamekasan

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009-2009 kabupaten pamekasan memiliki sektor-sektor yang

pertumbuhannya cenderung untuk mempercepat laju pertumbuhan PDRB di Jawa Timur, yaitu sektor-sektor yang nilai Potensi Regionalnya lebih kecil dari ∆Q. Sektor-sektor tersebut antara lain : sektor perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan pada tahun 2011-2012 sektor-sektor yang nilai Potensi Regionalnya lebih kecil dari ∆Q yaitu : sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

4. Berdasarkan Propotional Shift (PS) maka dapat ditentukan sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat di Jawa Timur. Berikut ini rincian kesimpulan dari perhitungan Propotional Shift pada Kabupaten Sumenep dan Pamekasan:

• Kabupaten Sumenep

Dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa tahun 2009-2010 kabupaten sumenep memiliki sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat ditingkat propinsi, yaitu sektor yang nilai Propotional Shiftnya memiliki nilai yang lebih besar dari nol atau bernilai positif. Sektor-sektor tersebut antara lain : sektor pertambangan dan penggalian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan dan jasa. Sedangkan pada tahun 2011-2012 sektor yang memiliki nilai Propotional Shift lebih besar dari nol

atau positif adalah sektor perdagangan,hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan dan jasa.

• Kabupaten Pamekasan

Dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa tahun 2009-2010 kabupaten Pamekasan memiliki sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat ditingkat propinsi, yaitu sektor yang nilai Propotional Shiftnya memiliki nilai yang lebih besar dari nol atau bernilai positif. Sektor-sektor tersebut antara lain : sektor pertambangan dan penggalian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan dan jasa. Sedangkan pada tahun 2011-2012 sektor yang memiliki nilai Propotional Shift lebih besar dari nol atau positif adalah sektor perdagangan,hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan dan jasa.

5. Dengan menggunakan analisis Differential Shift (DS) maka dapat ditentukan sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama didaerah lain (kabupaten lain) di propinsi yang sama (Jawa Timur). Berikut ini rincian kesimpulan dari perhitungan Differential Shift pada Kabupaten Sumenep dan Pamekasan:

• Kabupaten Sumenep

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009-2012 kesembilan sektor pada Kabupaten Sumenep memiliki nilai Differential Shiftnya lebih besar dari nol atau positif. Artinya sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama didaerah lain. Nilai Differential Shift tertinggi selama empat tahun terakhir adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.

• Kabupaten Pamekasan

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009-2012 kabupaten pamekasan memiliki sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama didaerah lain, yaitu sektor-sektor yang nilai Differential Shiftnya lebih besar dari nol atau positif antara lain sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor kontruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa; serta sektor jasa-jasa. Dan terdapat dua Nilai Differential Shift tertinggi yaitu sektor pertanian pada tahun 2009-2010 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahn 2011-2012. 6. Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Kabupaten Sumenep pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik dan daerahnya lebih maju dari pada Kabupaten Pamekasan. Hal tersebut

dilihat dari total PDRB Kabupaten Sumenep jauh lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Pamekasan. Total PDRB untuk Kabupaten Sumenep Rp. 5.937.681,10 sedangkan Kabupaten Pamekasan memiliki total Rp. 2.453.150,29 pada tahun 2012. Sedangkan dengan menggunakan analisis Locationt Quotient (LQ) Sektor Pertanian pada Kabupaten Sumenep memiliki nilai lebih tinggi dibanding Kabupaten Pamekasan, namun pada tahun 2012 kedua Kabupaten tersebut memiliki nilai yang sama sebesar 3,33. Dan dengan menggunakan analisis Differential Shift kesembilan sektor pada kabupaten sumenep memiliki nilai lebih dari nol atau bernilai positif, sedangkan kabupaten pamekasan hanya delapan sektor yang bernilai positif. Sektor yang paling menonjol pada Kabupaten Sumenep selama empat tahun adalah Sektor Perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai 106.475 pada tahun 2009-2010, tahun 2011-2011 dengan nilai 100.389,19.Sedangkan untuk Kabupaten Pamekasan Sektor yang paling menonjol pada tahun 2009-2010 adalah sektor pertanian dengan nilai 24.002,85, pada tahun 2011-2012 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai 23.198,41.

5.2 Sar an

1. Sangatlah penting didalam melakukan perencanaan pembangunan suatu daerah, pemerintah hendaknya juga memperhatian potensi dan ondisi regional suatu daerah, karena masing – masing daerah mempunyai keunggulan yang tidak sama. Dengan demikian penerapan teori basis ekonomi yang menekankan agar pembangunan suatu daerah dapat diprioriotaskan pada sektor – sektor yang potensial merupakan salah satu alternatif untuk pengembangan sektor yang ada.

2. Dengan pengidentifikasian sektor-sektor baik yang dominan atau mendorong maupun yang cenderung menghambat pembangunan di suatu daerah, maka akan mempermudah dalam pelaksanaan strategi pembangunan khususnya di Kabupaten Sumenep dan Pamekasan dan pada propinsi Jawa Timur pada umumnya atau paling tidak hal ini akan memperjelas struktur perekonomian di daerah tersebut.

3. Pemerintah dan instansi terkait harus lebih peka terhadap potensi yang dimiliki oleh suatu daerah dan kekurangan yang tidak dimiliki di daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Raharjo, 2010, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, Graha Puastaka, Yogyakarta

Adhitama, Rifki, 2012, Jurnal “ Pengembangan Sektor- Sektor Ekonomi di Tiap Kecamatan di Kabupaten Bangkalan”, Universitas Negeri Semarang, Semarang

Aditya, Agung, 2010, Analisis Ekonomi Regional Pada Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) II Provinsi Jawa Timur (Kab, Sampang, Kab, Pamekasan, Kab, Sumenep), Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur, Surabaya

Anonim, 2004, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009, Lembaga Penerbit Sinar Grafika, Jakarta

Anonim, 2012, PDRB Kabupaten Sumenep ,Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Surabaya

________, 2012, PDRB Kabupaten Pamekasan, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Surabaya

_______, 2013, PDRB Provinsi Jawa Timur, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Surabaya

Arsyad, Lincolin, 1999, “Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah”, BPFE, Yogyakarta

Bachtiar, Arief, M, 2008, “Analisis Skala Prioritas Pembangunan Sektoral Kabupaten Bangkalan Periode 2000-2005”, Skripsi FE-Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan

Glasson, John, 1977, Pengantar Perencanaan Ekonomi Regional, Terjemahan Jakarta : Lembaga penerbit FE- UI

Husen, Sharifuddin, 2011, Jurnal “ Pengaruh Pengeluaran Agregat Dalam Mendorong Pertumbuhan Produk Domestik Bruto dan implikasinya pada Kesejahteraan Sosial”, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya, Jakarta

Jhingan, M,L, 2004, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta : Penerbit PT, Raja Grafindo Persada

Karyadi, Setya, 2005, Analisis Perencanaan Sektor Ekonomi Kabupaten Pamekasan, Skripsi FE-Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan

Sukirno, Sadono, 1985, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Kebijakan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Bina Grafika, Jakarta ______________, 2001, Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan dan Otonomi

Daerah, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Susilo, Joko, Catur, Subekti, 1998, Analisis Ekonomi Regional Terhadap Kawasan Segitiga Joglo Smar (Jogjakarta-Solo-Semarang Pralelisasi) Dalam Struktur Perekonomian Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi FE-Universitas Airlangga, Surabaya

Tambunan, Tulus T,H, 2001, Perekonomian Indonesia Teori dan Temuan Empiris, Lembaga Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

__________________, 1976, Transformasi Ekonomi Indonesia, Lembaga Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Tarigan, Robinson, 2005, Ekonomi Regional, PT Bumi Aksara, Jakarta

Tjokroamidjojo, Bintoro, 1995, Perencanaan Pembangunan, PT. Toko Gunung Agung, Jakarta

Todaro, Michael,P dan Stepen C, Smith ,2004, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Buku Kesatu, Penerbit Erlangga, Jakarta

Wijaya, Bayu dan Atmanti, Dwi, Hastarini, 2006, Jurnal “Analisis Pengembangan Wilayah Dan Sektor Potensial Guna Mendorong Pembangunan Di Kota Salatiga”, Universitas Diponegoro, Semarang

Dokumen terkait