• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

Jenis Pelanggaran oleh Pelaku Usaha

PENAMBAHAN KASUS COVID-19

G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

Terkait dengan pengumpulan data melalui kuesioner untuk monev PPKM Mikro II kali ini mendapatkan respon lebih sedikit daripada pengumpulan data pada monev PPKM Jilid I, yaitu 240 responden, sedangkan pada monev PPKM I sebanyak 475 responden. Hal ini disebabkan karena penyesuaian pada sasaran pemberlakuan PPKM Mikro II yaitu Satgas Jogo Tonggo dan Satgas Covid-19, sehingga pendistribusian kuesioner juga tidak sepenuhnya dilakukan secara acak melainkan lebih pada masarakat yang terlibat sebagai anggota Satgas Covid-19 maupun Satgas Jogo Tonggo menyesuaikan dengan wilayah 5 (lima) kecamatan di Surakarta. Berdasarkan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pemberlakuan PPKM Mikro II Kota Surakarta yang dilakukan serta sesuai dengan pengumpulan dan analisis data yang diperoleh dari Penegakan Disiplin oleh Satpol PP dan Penanganan Kasus Covid-19 oleh Satgas Covid-19 Kota Surakarta pada tanggal 23 Februari – 8 Maret 2021 serta data kuesioner yang disebarkan melalui daring/online sampai pada tingkat RT/RW, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

a. Data Responden

Jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki, indikator umur responden terbanyak pada umur >40 tahun, mayoritas responden berdomisili di Kota Surakarta dan tertinggi diisi oleh responden yang tinggal di Kecamatan Jebres, pendidikan responden terbanyak adalah S1, sedangkan pekerjaan responden paling banyak adalah Swasta dan pekerjaan lainnya seperti pedagang, freelance, serabutan, dsb.

b. Kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan Perseorangan

Hampir keseluruhan responden menyatakan taat dan selalu menggunakan masker saat berada di tempat umum kemudian muncul kontrapersepsi selisih 14,3% responden yang tadinya menyatakan selalu

MONEV PPKM MIKRO II KOTA SURAKARTA - 2021

taat memakai masker menjawab pernah tidak memakai masker di tempat umum, lebih dari 94% responden menyatakan selalu mencuci tangan dan menjaga jarak di tempat umum akan tetapi pada indikator kerumunan prosentase turun menjadi 80,8% yang menyatakan tidak berkerumun saat PPKM, lebih dari 97% sudah tertib PHBS dan menyediakan fasilitas kebersihan di tempat tinggal responden.

c. Protokol kesehatan di tempat umum termasuk pasar tradisional Pada indikator fasilitas kebersihan di tempat umum sudah tersedia dan telah dilakukan pemantauan dan identifikasi serta pemantauan kesehatan, kegiatan desinfeksi lingkungan sudah dilakukan dengan prosentase lebih dari 85% akan tetapi untuk indikator pengaturan jarak masih di angka 81% dan indikator fasilitasi deteksi dini masih 57%

sehingga perlu ditingkatkan lagi, untuk indikator larangan bagi anak dibawah 5 tahun, ibu hamil dan lansia memasuki pusat perbelanjaan termasuk pasar sudah mulai membaik yaitu sampai rata-rata 88%. Pada aspek ini terdapat tambahan indikator yaitu indikator terkait tingkat kejujuran responden apakah pernah mengajak anak di bawah umur 5 tahun ibu hamil dan lansia untuk memasuki mall, pusat perbelanjaan, pasar dan tempat umum lainnya dan hasilnya sudah cukup baik yaitu 93%.

d. Optimalisasi Peran Satgas Penanganan Covid-19 Tingkat Kelurahan Aspek pengukuran ini baru muncul pada pelaksanaan PPKM Mikro II gunakan untuk mengukur tingkat optimalisasi Peran Satgas Covid-19 di Tingkat Kelurahan sehingga responden yang mengisi indikator ini hanya responden yang terlibat sebagai Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo. Berdasarkan hasil kuesioner sebanyak 52% Satgas Covid-19 sudah memperoleh penatapan SK, sedangkan sisanya sekitar 48% belum memperoleh SK penetapan. Supervisi belum optimal dilaksanakan karena hanya 48% yang menjawab telah dilaksanakan supervise minimal 1 kali seminggu. Sebagian besar Satgas Jogo Tonggo 76% menyatakan sudah melaksanakan pemetaan epidemiologis, sedangkan pelaporan hasil tracing dan tracking secara rutin masih perlu ditingkatkan lagi karena hanya bisa mencapai jawaban 48%. Kendala terbanyak yang dihadapi oleh Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo adalah kesadaran masyarakat yang kurang sehingga menyulitkan kinerja satgas dalam melakukan penertiban.

e. Pengendalian Penyebaran Covid-19

Pada aspek ketaatan memakai masker di lingkungan RT/RW masih mengkhawatirkan ditunjukkan lebih dari 70% responden menyatakan di lingkungan mereka masih banyak yang tidak taat masker. Kebijakan WFH telah dilaksanakan lebih dari 70% tetapi masih terdapat 11,1% responden mengaku masih belum tahu kebijakan WFH tersebut, KBM secara daring/online sudah dilakukan oleh lebih dari 97% masyarakat, untuk indikator kapasitas pembeli makan di tempat maksimal 50% sudah baik tetapi perlu ditingkatkan lagi, penyajian makanan secara tertutup sudah banyak dilakukan di pusat makanan, masih terdapat kegiatan yang menimbulkan banyak kerumunan lebih dari 29%, dan untuk kapasitas tempat ibadah maksimal 50% sudah ditaati lebih dari 76% resonden, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi karena 20% lainnya masih belum taat mengenai kapasitas jamaah dan jaga jarak. Ketersediaan posko di tempat

MONEV PPKM MIKRO II KOTA SURAKARTA - 2021

perbelanjaan sudah tersedia lebih dari 60%, sedangkan sisanya belum menyediakan posko di tempat perbelanjaan. Selain indikator itu terdapat indikator baru yaitu terkait hajatan di tempat umum yang bukan peruntukkannya, lebih dari 75% responden sudah tidak menemui warga yang melangsungkan hajatan di tempat umum, sedangkan 17% lainnya masih menemui acara hajatan di tempat umum.

f. Peran aktif Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo sudah terlihat dalam memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan Covid-19 tetapi prosentasenya baru sampai 50-80%, sehingga dapat dikatakan bahwa masih terdapat sekitar 20% masyarakat yang belum merasakan peran Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo, perlu ditingkatkan lagi keterlibatannya secara langsung di masyarakat.

g. Pelanggaran dan sanksi

Terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan selama PPKM Mikro II di tingkat lingkungan sudah cukup baik, artinya sebagian besar responden menyatakan tidak melihat pelanggaran yang terjadi di tingkat lingkungan lebih dari 60%, Terkait dengan ada/tidaknya sanksi yang dijatuhkan lebih dari 45% responden tidak pernah melihat penjatuhan sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan, sedangkan untuk responden yang pernah melihat penerapan sanksi kepada pelanggar terbanyak berupa sanksi teguran lisan. Pada aspek ini terdapat indikator baru yaitu penerapan sanksi bagi anak kurang dari 5 tahun, ibu hamil, dan lansia, Sejumlah besar responden lebih dari 80% pernah melihat penjatuhan sanksi kepada pelanggar ana dibawah 5 tahun, ibu hamil, dan lansia yaitu berupa teguran lisan, sedangkan sanksi lainnya berupa membuat surat pernyataan dan upaya pemulangan paksa.

h. Tanggapan, masukan, kritik, dan saran

Berdasarkan data responden pada kuesioner PPKM Mikro II ini, pekerjaan responden terbanyak yaitu swasta, wirausaha dan lainnya sebesar 78%, sedangkan responden yang berprofesi PNS hanya 22%.

Hal ini akan lebih baik lagi dalam memberikan gambaran yang variatif terkait dengan pelaksanaan PPKM Mikro II, karena seperti kita ketahui bahwa warga yang paling terdampak dari pemberlakuan PPKM Mikro II ini adalah mereka yang berprofesi sebagai Non PNS. Sesuai dengan tanggapan responden bahwa mayoritas responden memberikan respon positif yaitu sebesar 161 orang terhadap pemberlakuan PPKM Mikro II oleh Pemerintah, sedangkan 71 orang responden lainnya memberikan kritikan dan masukan terhadap pemberlakuan PPKM Mikro II ini.

i. Data penegakan disiplin oleh Satpol PP

menunjukkan bahwa tingkat pelanggaran oleh masyarakat terkait razia masker monev PPKM mikro II sampai dengan tanggal 4 Maret 2021 mulai menunjukkan sedikit peningkatan lagi, dimana pada PPKM Mikro I kemarin yaitu sejumlah 201 pelanggar, sedangkan pada PPKM Mikro II ini menjadi 208 orang. Sedangkan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha mengalami penurunan yang sangat signifikan dibandingkan dengan PPKM mikro I 30 pelanggar, saat pemberlakuan PPKM Mikro II ini menjadi 140 pelanggar.

j. Pemetaan Kasus Covid-19 oleh Satgas dan Dinas Kesehatan

Dalam pemetaan kasus covid-19 di Surakarta, apabila dibandingkan dengan periode PPKM mikro I sudah mengalami penurunan yang sangat

MONEV PPKM MIKRO II KOTA SURAKARTA - 2021

baik, dimana pada periode PPKM mikro I penambahan tertinggi pada tanggal 31 Januari 2021 yaitu 148 kasus sedangkan pada periode PPKM mikro II penambahan kasus tertinggi pada tanggal 24 Februari 2021 yaitu 62 kasus. Hal ini berarti walaupun penambahan kasus masih terjadi akan tetapi kenaikannya tidak signifikan sepertihalnya pada PPKM mikro I. Hal yang menambah motivasi kita untuk segera keluar dari pandemic ini adalah peningkatan kesembuhan dari total kasus yang semakin hari semakin baik yaitu dengan prosentase kesembuhan sebesar 89,43% dari total kasus yang terjadi.

k. Pemetaan Zonasi Pengendalian Wilayah

Proses pemetaan zonasi menggunakan aplikasi “INTIP COVID-19” yang di inisiasi oleh Bapppeda Surakarta menghasilkan inovasi baru dalam pemetaan zonasi wilayah yang lebih valid dan terupdate secara real time.

Berdasarkan hasil pemetaan zonasi wilayah sudah menunjukkan penurunan pada zona kuning dimana pada PPKM I sebanyak 191 RT sedangkan pada PPKM Mikro II turun menjadi 148 RT dan zona hijau pada PPKM Mikro I sebanyak 2308 RT sedangkan pada PPKM Mikro II meningkat menjadi 2.641 RT . Pendataan maupun peningkatan validitas dan updating akan terus dilakukan oleh Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo dengan melibatkan kolaborasi seluruh pihak.

2. Masukan dan Rekomendasi

a. Berdasarkan data pelanggaran Protokol Kesehatan dalam pelaksanaan PPKM Mikro II dari razia masker dan tempat usaha sesuai dengan rekap oleh Satpol PP Kota Surakarta maka terlihat bahwa pelanggaran razia masker mulai menunjukkan kenaikan lagi sehingga perlu ditingkatkan dalam hal pengawasan dan penegakan disiplinnya, sedangkan pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha mengalami penurunan hal ini berarti kesadaran pelaku usaha sudah mulai meningkat. Hal ini dapat ditingkatkan melalui langkah-langkah yaitu: Peningkatan Pengawasan di Tingkat Lingkungan, Peningkatan level sanksi yang humanis tetapi menimbulkan efek jera, Pemberian insentif untuk stimulant kinerja Satgas Jogo Tonggo, Peningkatan peran Satgas Jogo Tonggo melalui melalui sosialisasi tentang tugas pokok dan fungsinya.

b. Data yang dirilis oleh Satgas Covid-19 Kota Surakarta tentang peningkatan kasus covid-19 dari tanggal 23 Februari – 4 Maret 2021 menunjukkan penurunan tingkat kasus yang sudah cukup baik dibandingkan pelaksanaan PPKM mikro I, akan tetapi apabila disandingkan dengan hasil kueisoner dari 240 responden masih terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian agar penurunan kasus covid-19 menjadi lebih baik lagi yaitu: perlu pemantauan pada mall atau pusat perbelanjaan serta pasar tradisional yang masih belum terdapat posko pengawasan protocol kesehatan, meningkatkan penyediaan fasilitasi deteksi dini covid-19, meningkatkan koordinasi dan kolaborasi seluruh pihak yang terlibat dalam unsur Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo.

c. Pada pelaksanaan PPKM Mikro II ini terdapat penekanan pada satu indikator yang penting yaitu Optimalisasi peran Satgas Covid-19 di Tingkat Kelurahan dan Satgas Jogo Tonggo, hal ini berarti bahwa Pemerintah menginginkan agar penekanan pengendalian covid-19 dimulai pada level dasar yaitu tingkat RT/RW, akan tetapi dalam

MONEV PPKM MIKRO II KOTA SURAKARTA - 2021

pelaksanaan tugasnya, Satgas Jogo Tonggo masih mengalami beberapa kendala sehingga memerlukan alternative solusi sebagai berikut:

1) Penegakan disiplin pada level bawah

Melihat data yang diperoleh dari kuesioner yang di distribusikan sampai dengan level RT/RW maka pelanggaran di lingkungan tempat tinggal masih cukup banyak. Untuk melakukan penegakan disiplin dapat meningkatkan leveling sanksi dari yang biasanya preventif hanya dengan teguran lisan menjadi sanksi social seperti kerja bakti di lingkungan atau bentuk sanksi lainnya yang memberikan efek jera.

2) Peningkatan Sosialisasi kepada Satgas Jogo Tonggo mengenai Tugas Pokok dan Fungsinya

Sosialisasi dan monev secara rutin terus menerus dilaksanakan untuk Satgas Jogo Tonggo dan Satgas Covid-19 mengenai tupoksi dan SOP dalam menjalankan tugasnya, ini menjadi salah satu solusi untuk lebih meningkatkan peran dan kinerja Satgas Jogo Tonggo maupun Satgas Covid-19.

3) Pelibatan Volunteer Dalam melaksanakan Pendataan dan Pemetaan Epidemiologis

Masalah yang dihadapi oleh Satgas Jogo Tonggo dan Satgas Covid-19 dalam hal melakukan pendataan maupun pemetaan epidemiologis yaitu keterbatasan SDM umum maupun SDM yang berbasis IT. Hal ini dapat ditingkatkan melalui kerjasama dengan volunteer atau mahasiswa dalam hal melakukan pendataan dan pemetaan.

d. Rekomendasi yang berasal dari Responden:

- PPKM Mikro II sudah baik

Lebih dari 100 orang responden memandang bahwa PPKM Mikro Tahap II ini sudah memberikan hasil yang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan penurunan penambahan kasus covid-19. Melalui PPKM MIkro II ini, perilaku masyarakat sudah mulai terbentuk sehingga ketaatan pada prokes meningkat. Mereka juga berharap agar PPKM MIkro II dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

- Protokol Kesehatan Perlu Ditingkatkan

Peningkatan protocol kesehatan yang dimaksud disini adalah mengenai peningkatan penegakannya, akan tetapi selain penegakan prokes, yang menjadi lebih penting yaitu pola perilaku masyarakat tidak hanya sebatas 3M tetapi meningkatkan menjadi Mengurangi Mobilitas, dan Mengurangi Kerumunan.

- Percepatan Vaksin

Pemerintah saat ini sudah berusaha dengan maksimal untuk melakukan percepatan vaksinasi kepada seluruh kalangan masyarakat, hal ini juga yang menjadi harapan responden untuk segera dilakukan penyebaran vaksinasi di seluruh masyarakat, sehingga muncul harapan untuk kembali ke kondisi normal.

- KBM Tatap Muka dilaksanakan

Selain harapan percepatan vaksinasi, sebagian responden juga berharap agar KBM tatap muka dapat segera dilaksanakan, mengingat kondisi pandemic covid-19 yang sudah berjalan satu tahun ini menurunkan minat belajar dan pemahaman anak terhadap materi pelajaran sekolah.

Dokumen terkait