• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

PENAMBAHAN KASUS COVID-19

G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

LAWEYAN BUMI 7 28 7 21 7 0 0 100% 100% JAJAR 8 45 8 44 1 0 0 100% 100% KARANGASEM 9 36 9 35 1 0 0 100% 100% KERTEN 13 48 13 43 5 0 0 100% 100% LAWEYAN 3 10 3 10 2 0 0 100% 120% PAJANG 16 88 16 74 14 0 0 100% 100% PANULARAN 8 48 8 43 5 0 0 100% 100% PENUMPING 6 28 6 27 1 0 0 100% 100% PURWOSARI 14 51 14 50 2 0 0 100% 102% SONDAKAN 15 51 15 48 3 0 0 100% 100% SRIWEDARI 6 25 6 25 0 0 0 100% 100%

PASAR KLIWON BALUWARTI 12 38 12 36 2 0 0 100% 100%

GAJAHAN 9 31 9 31 1 0 0 100% 103% JOYOSURAN 12 55 12 55 0 0 0 100% 100% KAMPUNGBARU 6 21 6 19 2 0 0 100% 100% KAUMAN 6 22 6 20 2 0 0 100% 100% KEDUNGLUMBU 7 30 7 30 0 0 0 100% 100% MOJO 8 58 8 56 2 0 0 100% 100% PASARKLIWON 12 36 12 33 3 0 0 100% 100% SANGKRAH 13 58 13 55 3 0 0 100% 100% SEMANGGI 16 87 16 59 30 0 0 100% 102% SERENGAN DANUKUSUMAN 15 58 15 55 3 0 0 100% 100% JAYENGAN 9 30 9 29 1 0 0 100% 100% JOYOTAKAN 6 32 6 33 0 0 0 100% 103% KEMLAYAN 6 24 6 24 0 0 0 100% 100% KRATONAN 6 35 6 34 1 0 0 100% 100% SERENGAN 15 64 15 60 4 0 0 100% 100% TIPES 15 69 15 64 2 0 0 100% 96%

TOTAL KASUS TERKONFIRMASI 626 2784 590 2308 191 0 0 94% 90%

Melihat data tabel diatas yang telah diinput dalam aplikasi Satgas Jogo Tonggo Provinsi Jawa Tengah, maka dapat dijelaskan bahwa penyebaran covid-19 di wilayah Kota Surakarta sudah cukup menurun, hal itu dibuktikan bahwa sudah tidak ada lagi zona oranye ((6-10 rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam 1 RT selama 7 hari terakhir) dan zona merah (lebih dari 10 rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam 1 RT selama 7 hari terakhir). Total zona hijau yang terkonfirmasi tidak ada kasus covid-19 sama sekali yaitu sebanyak 2308 RT dan zona kuning sebanyak 191 RT. Data tersebut baru bisa terkumpul 90% dari target jumlah keseluruhan RT disebabkan beberap faktor. Misalkan pada Kelurahan Mojosongo dengan jumlah RT sebanyak 191 baru terinput 19 RT, sedangkan di Kelurahan Setabelan dengan 31 RT belum terinput sama sekali.

G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

Terkait dengan pengumpulan data melalui kuesioner untuk monev PPKM Mikro kali ini mendapatkan respon lebih sedikit daripada pengumpulan data pada monev PPKM Jilid I dan II, yaitu 475 responden, sedangkan pada monev PPKM I dan II sebanyak 705 responden. Hal ini disebabkan karena penyesuaian pada sasaran pemberlakuan PPKM mikro yaitu masyarakat pada tingkat RT/RW, sehingga pendistribusian kuesioner juga tidak sepenuhnya dilakukan secara acak melainkan menyesuaikan dengan wilayah 5 (lima)

MONEV PPKM MIKRO KOTA SURAKARTA - 2021

kecamatan di Surakarta. Berdasarkan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pemberlakuan PPKM Mikro Kota Surakarta yang dilakukan serta sesuai dengan pengumpulan dan analisis data yang diperoleh dari Penegakan Disiplin oleh Satpol PP dan Penanganan Kasus Covid-19 oleh Satgas Covid-19 Kota Surakarta pada tanggal 09 - 18 Februari 2021 serta data kuesioner yang disebarkan melalui daring/online sampai pada tingkat RT/RW, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

a. Data Responden

Jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki, indikator umur responden terbanyak pada umur >40 tahun, mayoritas responden berdomisili di Kota Surakarta dan tertinggi diisi oleh responden yang tinggal di Kecamatan Laweyan, sedangkan pekerjaan responden paling banyak adalah Swasta dan pekerjaan lainnya seperti pedagang, freelance, serabutan, dsb.

b. Kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan Perseorangan

Hampir keseluruhan responden menyatakan taat dan selalu menggunakan masker saat berada di tempat umum kemudian muncul kontrapersepsi selisih 13,9% responden yang tadinya menyatakan selalu taat memakai masker menjawab pernah tidak memakai masker di tempat umum, lebih dari 90% responden menyatakan selalu mencuci tangan dan menjaga jarak di tempat umum akan tetapi pada indikator kerumunan prosentase turun menjadi 80,3% yang menyatakan tidak berkerumun saat PPKM, lebih dari 95% sudah tertib PHBS dan menyediakan fasilitas kebersihan di tempat tinggal responden.

c. Protokol kesehatan di tempat umum termasuk pasar tradisional Pada indikator fasilitas kebersihan di tempat umum sudah tersedia dan telah dilakukan pemantauan dan identifikasi serta pemantauan kesehatan, kegiatan desinfeksi lingkungan sudah dilakukan dengan prosentase lebih dari 90% akan tetapi untuk indikator pengaturan jarak dan indikator sosialisasi/edukasi masih 80% sehingga perlu ditingkatkan lagi, untuk indikator larangan bagi anak dibawah 5 tahun, ibu hamil dan lansia memasuki pusat perbelanjaan termasuk pasar perlu mendapat perhatian lebih, sedangkan untuk indikator fasilitasi deteksi dini perlu mendapat perhatian lebih karena hanya 48,5% responden yang pernah menerima fasilitasi deteksi dini. Pada aspek ini terdapat tambahan indikator yaitu indikator terkait tingkat kejujuran responden apakah pernah mengajak anak di bawah umur 5 tahun ibu hamil dan lansia untuk memasuki mall, pusat perbelanjaan, pasar dan tempat umum lainnya dan hasilnya sudah cukup baik yaitu 92,6%.

d. Pelaksanaan PPKM Mikro

Hal ini menjadi aspek baru dalam monitoring dan evaluasi PPKM mikro kali ini, karena aspek ini tidak muncul pada monev PPKM jilid I dan II. Terkait dengan zona pengendalian wilayah, terbanyak dijawab responden dengan zona hijau diikuti zona kuning, zona merah, dan zona oranye. Koordinasi Satgas Jogo Tonggo dengan Satgas Covid-19 sudah cukup baik lebih dari 70% akan tetapi perlu ditingkatkan lagi intensitasnya. Posko tingkat Kelurahan dan Kecamatan juga sudah berdiri dan telah melibatkan unsur satlinmas dan unsur lainnya dalam pengawasan PPKM mikro yaitu sebesar 75%.

MONEV PPKM MIKRO KOTA SURAKARTA - 2021 e. Pengendalian Penyebaran Covid-19

Menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah taat memakai masker di lingkungan mereka, walaupun jumlahnya masih belum cukup banyak yaitu 65%. Kebijakan WFH telah dilaksanakan lebih dari 65% tetapi masih terdapat 23,9% responden mengaku masih belum tahu kebijakan WFH tersebut, KBM secara daring/online sudah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat, untuk indikator kapasitas pembeli makan di tempat maksimal 50% sudah baik tetapi perlu ditingkatkan lagi, penyajian makanan secara tertutup sudah banyak dilakukan di pusat makanan, masih terdapat kegiatan yang menimbulkan banyak kerumunan lebih dari 30%, dan untuk kapasitas tempat ibadah maksimal 50% sudah ditaati lebih dari 80% resonden, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi karena 20% lainnya masih belum taat mengenai kapasitas jamaah dan jaga jarak. Ketersediaan posko di tempat perbelanjaan baru tersedia lebih dari 50%, sedangkan sisanya belum menyediakan posko di tempat perbelanjaan. Selain indikator itu terdapat indikator baru yaitu terkait hajatan di tempat umum, lebih dari 70% responden sudah tidak menemui warga yang melangsungkan hajatan di tempat umum, sedangkan 18% lainnya masih menemui acara hajatan di tempat umum.

f. Peran aktif Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo sudah terlihat dalam memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan Covid-19 tetapi prosentasenya baru sampai 60-70%, sehingga dapat dikatakan bahwa masih terdapat sekitar 30% masyarakat yang belum merasakan peran Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo, perlu ditingkatkan lagi keterlibatannya secara langsung di masyarakat. g. Pelanggaran dan sanksi

Terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan selama PPKM mikro di tingkat lingkungan sudah cukup baik, artinya sebagian besar responden menyatakan tidak melihat pelanggaran yang terjadi di tingkat lingkungan lebih dari 50%, Terkait dengan ada/tidaknya sanksi yang dijatuhkan lebih dari 38% responden tidak pernah melihat penjatuhan sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan, sedangkan untuk responden yang pernah melihat penerapan sanksi kepada pelanggar terbanyak berupa sanksi teguran lisan. Pada aspek ini terdapat indikator baru yaitu penerapan sanksi bagi anak kurang dari 5 tahun, ibu hamil, dan lansia, Sejumlah besar responden lebih dari 80% pernah melihat penjatuhan sanksi kepada pelanggar ana dibawah 5 tahun, ibu hamil, dan lansia yaitu berupa teguran lisan, sedangkan sanksi lainnya berupa membuat surat pernyataan dan upaya pemulangan paksa.

h. Tanggapan, masukan, kritik, dan saran

Berdasarkan data responden pada kuesioner PPKM Mikro ini, pekerjaan responden terbanyak yaitu swasta, wirausaha dan lainnya sebesar 86%, sedangkan responden yang berprofesi PNS hanya 14%. Hal ini akan lebih baik lagi dalam memberikan gambaran yang variatif terkait dengan pelaksanaan PPKM mikro, karena seperti kita ketahui bahwa warga yang paling terdampak dari pemberlakuan PPKM Mikro ini adalah mereka yang berprofesi sebagai Non PNS. Sesuai dengan tanggapan responden bahwa mayoritas responden memberikan respon positif yaitu sebesar 291 orang terhadap pemberlakuan PPKM mikro oleh Pemerintah, sedangkan

MONEV PPKM MIKRO KOTA SURAKARTA - 2021

156 orang responden lainnya memberikan kritikan dan masukan terhadap pemberlakuan PPKM mikro ini.

i. Data penegakan disiplin oleh Satpol PP menunjukkan bahwa tingkat pelanggaran oleh masyarakat terkait razia masker sudah mulai turun dibandingkan dengan hasil monev PPKM I dan II sampai dengan tanggal 31 Januari 2021 kemarin yaitu sejumlah 467 pelanggar, sedangkan pada PPKM mikro ini menjadi 201 orang. Sedangkan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha mengalami penurunan yang sangat signifikan dibandingkan dengan PPKM I dan II yang diisi oleh 183 pelanggar, saat pemberlakuan PPKM mikro ini menjadi 30 pelanggar dan ada 3 tempat usaha yang ditutup.

j. Pemetaan Kasus Covid-19 oleh Satgas dan Dinas Kesehatan

Dalam pemetaan kasus covid-19 di Surakarta, apabila dibandingkan dengan periode PPKM I dan II sudah mengalami penurunan yang sangat baik, dimana pada periode PPKM I penambahan tertinggi pada tanggal 13 Januari 2021 yaitu sebanyak 300 kasus, dan pada PPKM II penambahan tertinggi di tanggal 31 Januari 2021 yaitu 148 kasus. Sedangkan apabila kita melihat pada periode PPKM Mikro ini penambahan kasus tertinggi pada tanggal 11 Februari 2021 yaitu 69 kasus. Hal ini berarti walaupun penambahan kasus masih terjadi akan tetapi kenaikannya tidak signifikan sepertihalnya pada PPKM I dan II. Hal yang menambah motivasi kita untuk segera keluar dari pandemic ini adalah peningkatan kesembuhan dari total kasus yang semakin hari semakin baik yaitu dengan prosentase kesembuhan sebesar 84,74% dari total kasus yang terjadi.

k. Pendataan Zonasi Pengendalian Wilayah

Proses pendataan zonasi pengendalian wilayah yang bekerjasama dengan Satgas Jogo Tonggo, Satlinmas, Babinkamtimbas, Satgas Covid-19, dan unsur lainnya menghasilkan rekapitulasi data yang diolah oleh Bapppeda Kota Surakarta dalam sebuah peta zonasi sebanyak 90% data yang masuk, dimana hasilnya menunjukkan sudah tidak adanya lagi zona oranye dan merah. Yang tersisa adalah zona kuning yaitu sebanyak 191 RT dan zona hijau sebanyak 2308 RT. Pendataan maupun peningkatan validitas dan updating akan terus dilakukan oleh Satgas Covid-19 dan Satgas Jogo Tonggo dengan melibatkan kolaborasi seluruh pihak.

2. Masukan dan Rekomendasi

a. Berdasarkan data pelanggaran Protokol Kesehatan dalam pelaksanaan PPKM mikro dari razia masker dan tempat usaha sesuai dengan rekap oleh Satpol PP Kota Surakarta maka terlihat bahwa pelanggaran mulai turun hari demi hari, hal ini berarti Penegakan DIsiplin dan Perilaku Masyarakat sudah mulai membaik. Hal ini dapat ditingkatkan lagi melalui langkah-langkah sebagai berikut: Operasi atau Inspeksi Mendadak (Sidak) berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 maupun Satgas Jogo Tonggo lebih dalam lagi sampai dengan tingkat RT/RW, Pengetatan operasi tidak hanya pada pusat perbelanjaan, tempat hiburan maupun rumah makan tetapi juga merambah pada tempat wedangan atau HIK yang masih menimbulkan kerumunan dan tidak menjaga jarak, perlu perhatian lagi pada tempat-tempat ibadah yang mulai mengendorkan aturan dengan tidak menjaga jarak maupun kelonggaran tidak memakai masker, dan yang paling penting adalah meningkatkan edukasi dan sosialisasi mengenai pencegahan dan

MONEV PPKM MIKRO KOTA SURAKARTA - 2021

pengendalian covid-19 kepada masyarakat sampai dengan tingkat RT/RW.

b. Data yang dirilis oleh Satgas Covid-19 Kota Surakarta tentang peningkatan kasus covid-19 dari tanggal 09 – 18 Februari 2021 menunjukkan penurunan tingkat kasus yang sudah cukup baik dibandingkan pelaksanaan PPKM I dan II, akan tetapi apabila disandingkan dengan hasil kueisoner dari 475 responden masih terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian agar penurunan kasus covid-19 menjadi lebih baik lagi yaitu: perlu pemantauan pada mall atau pusat perbelanjaan serta pasar tradisional yang masih belum terdapat posko pengawasan protocol kesehatan, meningkatkan penyediaan fasilitasi deteksi dini covid-19, meningkatkan koordinasi dengan Satgas Jogo Tonggo di tingkat kelurahan maupun RT/RW terkait pendataan kasus covid-19 secara real time.

c. Tidak hanya mengatur tentang pengadaan Posko Pengawasan Protokol Kesehatan saja, tetapi ada satu hal lagi yang membedakan PPKM Mikro dengan PPKM I dan II yaitu terkait pembagian zonasi wilayah pengendalian covid-19. Untuk melakukan pembagian zonasi wilayah hijau, kuning, oranye, dan merah memerlukan pengumpulan data sampai dengan tingkat RT dengan melibatkan seluruh unsur seperti Ketua RT/RW, Lurah, Camat, Satlinmas, Babinkamtibmas, Posyandu, dan unsur lainnya. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut masih muncul beberapa kendala sehingga perlu dicari solusi permasalahannya dengan beberapa langkah sebagai berikut:

1) Keseragaman format collecting data

Format pengumpulan data yang seragam menjadi solusi agar data dapat tersaji dengan baik. Artinya Petugas/Satgas dalam melakukan collecting data sampai dengan tingkat RT memiliki pegangan form yang sama, baik data tersebut sebagai bahan konsumsi kelurahan, kecamatan, kepolisian, maupun provinsi. Seperti halnya yang dilakukan oleh Bapppeda Kota Surakarta dalam melakukan pemetaan zonasi wilayah menjadi peta menggunakan data yang dikoordinir oleh Polsek, karena dalam penyajian data tersebut lebih rigid sampai dengan data rumah, RT, dan RW akan tetapi dalam analisis datanya juga masih perlu dilakukan sinkronisasi lagi dengan data yang dikoordinir oleh DPPAPM Kota Surakarta.

2) Integrasi data antara Satgas Jogo Tonggo, Puskesmas, Kepolisian, dan Pemangku Wilayah (Kecamatan dan Kelurahan) Untuk mewujudkan data yang valid maka perlu adanya integrasi data antara pengumpul data satu dengan lainnya, dalam hal ini Satgas Jogo Tonggo, Puskesmas, Kepolisian, maupun pemangku wilayah (Kecamatan dan Kelurahan). Untuk melakukan integrasi data dapat dilakukan langkah yaitu dari level paling bawah, Ketua RT/RW menjadi ujung tombak dalam pengumpulan data ke warga di lingkungannya, data yang terkumpul dari RT/RW tersebut dilaporkan pada Satgas Jogo Tonggo, dan selanjutnya dilakukan kroscek dengan puskesmas maupun kepolisian dengan dikoordinir oleh Kelurahan dan Kecamatan sebagai supervisinya untuk memperoleh data yang valid. Kunci dari integrasi data disini adalah koordinasi dan transparansi seluruh pihak yang memiliki kewenangan.

MONEV PPKM MIKRO KOTA SURAKARTA - 2021 3) Updating data secara real time

Untuk melakukan updating data secara real time diperlukan satu kesatuan jadwal updating dan SDM yang memiliki kompetensi dalam hal olah data maupun IT. Jadi perlu keseragaman aturan atau instruksi serta waktu dalam updating data tiap harinya. Misalkan: data harus disetorkan melalui Kelurahan ke Kecamatan paling lambat pukul 13:00 WIB setiap hari atau dua hari sekali. Selain keseragaman jadwal, keterlibatan SDM yang memiliki kompetensi dalam hal olah data maupun IT juga sangat mempengaruhi updating data yang tersaji secara real time.

4) Insentif Petugas Collecting Data

Dalam pelaksanaan PPKM Mikro ini melibatkan cukup banyak unsur dan personil, sampai dengan tingkatan RT/RW untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan ketentuan zonasi pengendalian wilayah. Sebagai bentuk stimulant untuk para petugas yang melakukan collecting data untuk kompensasi tersitanya tenaga dan waktu yang lebih besar karena pendataan zonasi yang lebih berat, maka perlu disediakan insentif untuk petugas collecting data, karena pada kenyataannya dalam situasi pandemic seperti ini sangat sulit untuk melibatkan volunteer atau karangtaruna dalam melakukan pendataan wilayah.

d. Rekomendasi yang berasal dari Responden: - PPKM Mikro Sudah Baik

Sebagian besar responden memberikan respon positif bahwa PPKM mikro sudah lebih baik dibandingkan PPKM I dan II hal ini dilihat dari meningkatnya ketaatan masyarakat terhadap protocol kesehatan dan peningkatan kasus covid-19 yang menurun, sehingga PPKM mikro dapat dilanjutkan ke tahapan selanjutnya.

- Kolaborasi Wilayah dan Stakeholder ditingkatkan

Kolaborasi menjadi perhatian sejumlah responden yang menyatakan bahwa kunci dari terselenggaranya PPKM yang baik adalah kolaborasi seluruh pihak, karena Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri sehingga perlu keterlibatan sektor-sektor yang lebih memahami kondisi kewilayahan.

- Percepatan Vaksinasi

Banyak responden yang menginginkan adanya percepatan vaksinasi, karena sebagian besar dari mereka sudah jenuh dengan kondisi pandemic saat ini, dan mereka berharap untuk dapat kembali ke kondisi normal.

- Memperhatikan Kebutuhan Ekonomi Masyarakat Saat PPKM Kebutuhan ekonomi menjadi masalah utama bagi masyarakat yang memiliki profesi mata pencaharian harian, karena pada dasarnya mereka sangat mendukung PPKM mikro ini tetapi juga mohon kepada Pemerintah untuk memberikan kebijakan yang mendukung perekonomian mereka.

- Mempertimbangkan Pembelajaran Tatap Muka

Mayoritas responden juga mengharapkan agar pembelajaran tatap muka segera dilangsungkan, karena pembelajaran daring dinilai masih kurang efektif dalam memberikan pemahaman kepada anak.

Dokumen terkait