• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Dalam kurun waktu tiga tahun (2009-2011), ditemukan 12.987 hotspot di Provinsi Riau. Jumlah hotspot tertinggi pada tahun 2009 sebanyak 7.734 hotspot dan terendah pada tahun 2010 sebanyak 1.715 hotspot. Rataan sebaran hotspot pada tahun 2009-2011 adalah 4.329 hotspot.

b. Pada tahun 2009, sebaran hotspot tertinggi ditemukan pada bulan Juli sebanyak 2395 hotspot, sedangkan jumlah hotspot terendah pada bulan Desember, yaitu 25 hotspot. Pada tahun 2010, jumlah hotspot terbanyak pada bulan Oktober yaitu 554 hotspot dan jumlah hotspot terendah pada bulan Desember sebanyak 53 hotspot. Jumlah hotspot tertinggi pada tahun 2011 pada bulan Juli, yaitu sebanyak 852 hotspot dan pada bulan Januari adalah jumlah hotspot terendah, yaitu sebanyak 26 hotspot

c. Sebaran hotspot pada tahun 2009-2011 terbanyak ditemukan di Kabupaten Rokan Hilir (3657 hotspot) dan Kabupaten Bengkalis (2714 hotspot). Sedangkan sebaran hotspot terendah ditemukan di Kota Dumai (10 hotspot) dan Pekanbaru (28 Hotspot).

d. Berdasarkan sebaran hotspot di berbagai tipe lahan pada tahun 2009-2011 , 7.149 hotspot atau 55% ditemukan di lahan gambut, sedangkan 5.838 hotspot atau 45% dijumpai pada tanah mineral.

e. Faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau adalah perilaku pembakaran baik disengaja ataupun tidak dan didukung oleh kondisi alam. Pembakaran terhadap hutan baik di tanah bertipe gambut atau non gambut dilatarbelakangi oleh pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan HTI/HPH. Faktor alam yang mendukung kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau adalah panjangnya bulan kering, yang pada umumnya dimulai pada bulan Mei hingga Agustus.

6.2 Saran

a. Para pihak yang terkait lebih meningkatkan kinerjanya dalam pengendalian kebakaran hutan.

26

b. Penertiban terhadap praktek pemanfaatan sumberdaya lahan di Provinsi Riau untuk perkebunan kelapa sawit.

c. Menindak pihak-pihak yang telah melakukan pelanggaran hukum terhadap pembakaran hutan di Provinsi Riau, terutama di lahan gambut.

d. Meningkatkan sistem informasi terkait potensi hotspot dan kebakaran hutan sebagai sistem pencegahan secara dini.

e. Meningkatkan sosialisasi dan pendampingan terhadap masyarakat/petani terkait pembukaan lahan tanpa bakar.

Adiningsih ES, Kartodihardjo H, Murdiyarso D. 2005. Analisis kebijakan dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Jurnal Wacana Insist 20:113-132.

Adinugroho WC, Suryadiputra INN, Saharjo BH, Siboro L. 2005. Manual for the Control of Fire in Peatlands and Peatland Forest. Bogor: Wetlands International.

Anderson IP, Bowen MR. 2001. Fire Zones And The Threat To The Wetlands Of Sumatera, Indonesia. Palembang: Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Selatan.

[Anonim]. 2012. Local weather: history for Pekanbaru, Indonesia in 2009-2011. [terhubung berkala]. http://www.wunderground.com/history/airport/ WIBB/ 2012/9/18/DailyHistory.html? [3 September 2012].

Arifin, Bahri S, Sulistiono R, Haryono D, Suminarti NE, Herlina N, Azizah N. 2010. Klimatologi Dasar. Malang: Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Armi E. 2001. Penyebab dan dampak kebakaran hutan dan lahan areal rawa di Propinsi Lampung. Di dalam: Prosiding Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Aktivitas Sosial Ekonomi dalam Kaitannya Dengan Penyebab dan Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera. Bandar Lampung, 11 Oktober 2001. Bogor: CIFOR. hlm 126-132.

[Bapedal Provinsi Riau] Badan Pengendalian Lingkungan Provinsi Riau. 2009. Laporan Tahunan Bencana Provinsi Riau. Riau: Bapedal Provinsi Riau. [BBPPLP] Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. 2011. Peta Lahan Gambut Indonesia Skala 1:250.000. Jakarta: Kementerian Pertanian.

[BNPB] Badan Nasioanl Penanggulangan Bencana. 2009. Laporan harian PUSDALOPS BNPB. [terhubung berkala] http://www.bnpb.go.id/irw/ file/publikasi/163.pdf [16 Mei 2012].

[BPS Provinsi Riau] Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2010. Riau dalam Angka 2010. Pekanbaru: BPS Provinsi Riau.

[BPS Provinsi Riau] Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2011. Riau dalam Angka 2011. Pekanbaru: BPS Provinsi Riau.

Brown AA, Davis KP. 1973. Forest Fire Control and Use. New York, USA: McGraw-Hill Book Company.

28

Chandler C, Cheney P, Thomas P, Trabaud L, Williams D. 1983. Fire in

Forestry: Forest Fire Behavior and Effects. New York, USA: John Wiley and Sons, Inc.

DeBano LF, Neary DG, Ffollot PF. 1998. Fire’s Effect on Ecosystems. New York:

John Willey and Sons, Inc.

[Dishutbun Riau] Dinas Kehutanan dan Perkebunan Riau. 2009. Laporan Perkembangan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau. Pekanbaru: Dishutbun Riau.

Fuller M. 1991. Forest Fire: An Introduction to Wildland Fire Behaviour,

Management, Fire Fighting and Prevention. New York: JohnWiley & Sons, Inc.

Hadi M. 2006. Pemodelan spasial kerawanan kebakaran di lahan gambut: studi kasus Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hidayat AD, Kushardono W, Asriningrum, Zubaedah A, Effendy I. 2003. Laporan Verifikasi dan Validasi Metode Pemantauan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Kekeringan. Jakarta: LAPAN.

[Jikalahari] Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau. 2009. Fakta Kritis: Analisis Tata Kelola Kehutanan di Provinsi Riau. Pekanbaru: Jikalihari.

Kartodihardjo H, Jhamtani H. 2006. Politik Lingkungan dan Kerusakan di Indonesia. Jakarta: Aquinox Publishing.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2010. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Oktober 2010. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011a. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Juni 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011b. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Maret 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011c. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi April 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011d. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Mei 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011e. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Juli 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011f. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Agustus 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2012. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Januari 2012. Jakarta: LAPAN.

Muslim, Kurniawan S. 2008. Fakta Hutan Dan Kebakaran 2002-2007: Informasi Atas Perubahan Hutan Gambut/Rawa Gambut Riau, Sumatra-Indonesia. Pekanbaru: Jikalihari.

Peluso NL. 1996. Rich Forest People Poor. Toronto: Toronto University Press. [PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2012.

Dokumen Sebaran Hotspot di Indonesia tahun 2000-2011. Jakarta: PHKA, Kemenhut-RI.

Sahardjo BH. 2003. Sumber Api: Pengetahuan Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Septicorini EP. 2006. Studi penentuan tingkat kerawanan kebakaran hutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susanty SC. 2009. Potensi kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berdasarkan curah hujan dan sumber api [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Suyanto, Chokkalingam U, Wibowo P. 2003. Kebakaran di Lahan Rawa/Gambut di Sumatera: Masalah dan Solusi. Bogor: CIFOR.

Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia: Perilaku Api, Penyebab, dan Dampak Kebakaran. Malang: Bayu Media.

Tacconi L. 2003. Kebakaran Hutan di Indonesia: Penyebab, Biaya, dan Implementasi Kebijakan. Bogor: CIFOR.

[WWF Indonesia] World Wildlife Fund Indonesia. 2010. Fire Bulletin in Year

2009. Buletin WWF Indonesia (5): 2-4. [terhubung berkala]. http://wwf.

cadownloads/fire_bulletin_special_edition_end_of_year_2010_28_jan_11.pdf

30

[WWF Indonesia] World Wildlife Fund Indonesia. 2011. Fire Bulletin in Year

2010. Buletin WWF Indonesia (6): 2-5. [terhubung berkala]. http://wwf.

cadownloads/fire_bulletin_special_edition_end_of_year_2010_28_jan_11.pdf

Lampiran 1 Sebaran hotspot tahun 2009-2011 di Provinsi Riau

Kab./ Kota Tahun Hotspot pada bulan Total

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Bengkalis 2009 615 268 49 19 57 122 292 184 32 8 17 9 1672 2010 53 81 31 6 27 27 8 9 14 167 22 4 449 2011 6 71 33 27 83 65 149 120 17 16 2 4 593 Kota Dumai 2009 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 0 4 2010 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 0 4 2011 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 Indragiri Hilir 2009 65 34 10 3 9 30 74 103 7 13 69 2 419 2010 9 14 13 1 14 7 8 0 2 24 3 8 103 2011 1 37 11 13 9 2 24 67 87 4 0 5 260 Indragiri Hulu 2009 10 14 5 13 34 77 231 308 60 20 45 0 817 2010 0 0 5 1 18 4 6 9 26 33 7 5 114 2011 3 26 12 18 19 18 61 79 93 9 7 3 348 Kampar 2009 0 5 4 1 64 48 64 17 6 10 6 0 225 2010 0 2 1 7 19 14 10 13 28 31 14 8 147 2011 0 10 5 22 31 15 84 44 13 19 7 3 253 Kuantan Singingi 2009 1 1 3 0 36 33 39 26 39 12 12 0 202 2010 0 1 0 2 12 5 5 5 7 19 7 3 66 2011 4 13 8 9 27 13 32 39 41 23 2 3 214 Pekanbaru 2009 0 0 11 0 1 1 0 1 0 0 0 0 14 2010 0 0 0 1 5 0 0 1 0 1 0 0 8 2011 0 0 0 1 5 0 0 1 0 1 0 0 8 Pelalawan 2009 177 42 15 9 184 258 283 210 20 23 1 9 1231 2010 19 10 14 5 34 13 17 18 21 48 18 10 227 2011 3 31 22 21 68 37 127 117 80 24 6 11 547 Rokan Hilir 2009 29 150 21 24 539 224 1198 170 43 12 7 2 2419 2010 7 27 18 12 5 11 19 30 62 165 26 5 387 2011 7 29 20 88 119 165 265 116 22 14 2 2 849

Kab./ Kota Tahun Hotspot pada bulan Total Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

Rokan Hulu 2009 4 65 3 20 41 63 95 50 7 7 4 0 359 2010 0 1 0 1 7 10 5 28 15 43 9 6 125 2011 2 11 4 12 20 34 70 71 11 13 4 0 252 Siak 2009 41 47 13 0 4 35 118 95 8 5 1 3 370 2010 5 9 10 3 5 6 1 8 7 21 6 4 85 2011 0 21 8 6 21 33 39 55 21 4 1 5 214 TOTAL 1061 1021 349 345 1517 1373 3324 1996 789 793 305 114 12987

Sumber: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kemenhut-RI

Lampiran 2 Sebaran bulan kering tahun 2009-2011 (www.wunderground.com)

Tahun Bulan (hari) Total

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

2009 19 21 4 12 23 20 17 18 15 15 14 4 182

2010 11 17 9 7 13 15 15 17 10 21 14 11 160

2011 7 13 11 8 20 18 23 24 15 8 10 11 168

RATAAN 12.33 17.00 8.00 9.00 18.67 17.67 18.33 19.67 13.33 14.67 12.67 8.67 170.00

Lampiran 3 Curah hujan Provinsi Riau pada tahun 2009-2011 (www.wunderground.com)

Tahun Curah hujan pada bulan (mm) TOTA

L

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

2009 5.13 2.15 9.81 8.64 3.23 3.54 0.99 4.73 5.62 8.30 7.10 13.99 73.23

2010 6.24 5.02 9.79 10.63 8.04 7.09 10.55 5.63 11.00 8.55 5.25 4.52 92.33

2011 6.24 2.49 3.83 8.21 2.40 0.97 0.84 35.11 4.82 5.62 1.24 - 71.79

RATAAN 5.87 3.22 7.81 9.16 4.56 3.87 4.13 15.16 7.15 7.49 4.53 6.17 79.12

(Januari) (Februari) (Maret)

(April) (Mei) (Juni)

Tahun 2009

Legenda:

 Titik panas (Hotspot)  Lahan gambut Lahan mineral

(Oktober) (November) (Desember)

(Juli) (Agustus) (September)

Lanjutan lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2009 Legenda:

 Titik panas (Hotspot)  Lahan gambut Lahan mineral

(Januari) (Februari) (Maret)

(April) (Mei) (Juni)

Tahun 2010

Legenda:

 Titik panas (Hotspot)  Lahan gambut Lahan mineral

(Oktober) (November) (Desember)

Lanjutan lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2010

(Juli) (Agustus) (September)

Legenda:

 Titik panas (Hotspot)  Lahan gambut Lahan mineral

(Januari) (Februari) (Maret)

(April) (Mei) (Juni)

Tahun 2011

Legenda:

 Titik panas (Hotspot)  Lahan gambut Lahan mineral

(Juli) (Agustus) (September)

(Oktober) (November) (Desember)

Lanjutan lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2011

Legenda:

 Titik panas (Hotspot)  Lahan gambut Lahan mineral

PENDAHULUAN

Dokumen terkait