• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

5. KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan

Karakter histologis pada semanggi terdiri dari bagian daun, tangkai, batang, dan akar. Karakteristik histologis pada daun meliputi epidermis yang tersusun rapat, dengan bentuk tidak beraturan, dimana stomata hanya terlihat di epidermis atas saja. Pada jaringan pengangkut floem terletak mengelilingi xilem. Selain itu terdapat palisade, bunga karang dan rongga-rongga. Bagian tangkai terdiri dari jaringan epidermis, aerenchym, ruang interseluler, korteks, endodermis dan jaringan pengangkut. Terdapat banyak ruang interseluler pada tangkai yang menyebabkan tangkai dapat mengapung di air. Bagian batang terdiri dari epidermis, aerenchym, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. Bagian

akar terdiri dari epidermis, sel interseluler, endodermis, floem dan xilem. Jaringan pengangkut tersusun atas floem yang mengelilingi xilem, dengan ukuran xilem yang lebih besar.

Komposisi proksimat dari daun dan tangkai semanggi meliputi kadar air, abu, protein, lemak, dan serat. Kadar air, abu, protein, lemak, dan serat mengalami perubahan setelah mengalami proses pengukusan. Kadar air pada saat segar sebesar 89,02% berubah menjadi 87,92%. Kadar abu pada saat segar 24,59% berubah menjadi 4,39%. Kadar protein pada saat segar sebesar 39,62 % berubah menjadi 26,74%. Kadar lemak segar sebesar 2,45% berubah menjadi 2,48%. Serat kasar pada saat segar sebesar 20,77% berubah menjadi 9,27%.

Kandungan mineral pada daun dan tangkai semanggi mengalami perubahan setelah proses pengukusan. Kandungan fosfor pada daun dan tangkai

semanggi sebesar 142,8 mg/100 g, kalsium 69,05 mg/100 g, kalium 937,56 mg/100 g, natrium 69,6 mg/100 g, besi 108,3 mg/100 g, tembaga

5,19 mg/100 g, seng 7,58 mg/100 g. Kandungan mineral pada tanaman semanggi seperti fosfor dan kalium cukup tinggi apabila dibandingkan dengan sayuran lain. Bahkan mempunyai kandungan yang sangat tinggi pada mineral logam seperti besi, tembaga dan seng. Sedangkan kalsium dan natriumnya cenderung lebih rendah daripada jenis sayuran lain.

5.2 Saran

Perlu adanya uji kelarutan dan bioavailabilitas kandungan gizi pada tanaman semanggi terutama kandungan mineralnya. Perlu adanya pengujian dan perhatian terhadap lingkungan tempat tumbuh semanggi air terutama untuk keperluan konsumsi, perlakuan suhu dan lamanya pengukusan pada pengolahan daun dan tangkai semanggi air serta penelitian pada komoditas tanaman air yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Afriastini JJ. 2003. Marsilea crenata C.Presl. Di dalam: de Winter WP, Amoroso VB, editor. Cryptograms: Ferns and fern allies. Bogor : LIPI

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Gramedia.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemist. Virginia USA: Association of Official Analytical Chemist Inc. Arlington.

[AOCS] American Oil Chemists' Society. 2006. Official Methods of Analysis of the American Oil Chemists' Society. Urbana: American Oil Chemists' Society.

Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Analisis Pangan. Bogor: IPB Press.

Azizah et al. 2009. Effect of boiling and stir frying on total phenolics, carotenoids and radical scavenging activity of pumpkin (Cucurbita moschato). J. Int Food Resr. 16:45-51.

Bastin S. 2000. Vegetable preparation for the family. J. Agricultural Departement Kentucky State University.

Bold HC, Alexopoulos C, Delevoras T. 1980. Morphology of Plants and Fungi. New York: Harper and Row Publisher.

Bourne GH. 1985. Mineral in Food and Nutritional Topics. Grenada: St. Georges University School of Medicine.

Brune W, Leman A dan Taubert H. 2007. Pflanzen-anatomisches Praktikum I. Spektrum Akademischer Verlag.

Champion PD, Clayton JS. 2001. Border control for potential aquatic weeds. New Zealand : Departemen Conversation.

Chapin S. 2008. The mineral nutrition on wild plant. Annual review journals of ecology and systematic. (11):233-260.

Departemen Biologi Universitas Indonesia. 2007. Panduan mata kuliah keanekaragaman hayati. http://www.biologyuiblogspot.com

Dierenfeld ES, McCann CM. 1999. Nutrient composition of selected plant species consumed by semi free-ranging Lion-Tailed Macaques (Macaca silenus) and Ring-Tailed Lemurs (Lemur catta) on St. Catherines Island, Georgia. U.S.A. Zoo Bio. 18:481 – 494.

Frohne S. 1985. Anatomisch-mikrochemische. Drogenanalyse. Georg Thieme

Gaman PM, Sherrington KB. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Gardjito et al, penerjemah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: The Science of food, an introduction to food science, nutrition and microbiology. Second edition.

Gilbert FA. 1957. Mineral Nutrition and the Balance of Life. Oklahoma: University of Oklahoma Press.

Guthrie HA. 1975. Introductory Nutrition. The CV Mosby Company : Pennssylvania.

Harris RS, Karmas E. 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan. Suminar Achmadi, penerjemah. Bandung: Penerbit ITB Bandung. Terjemahan dari: Nutritional evaluation of food processing.

Holttum RE. 1930. Fern of Malaya. Singapura : Government Printing Office.

Huyghebaert A, Paquot M, Vansant G. 2003. Food nutrition evaluation. Brussel : Institute of Public Health.

Johansen 1940. Plant Microtechnique. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Johnson S, Uriu K. 1990. Mineral nutrion. J. Nutrition Plant 7(3):101-104.

Kiernan. 1988. Histological and Histochemical Methods. Kanada: Pergamon Press.

Kück U. dan Wolff G. 2009. Botanisches Grundpraktikum. Springer.

Lehninger AL. 1990. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Luh BS, Woodroof JG. 1987. Commercial Vegetable Processing. New York : Van Nostrand Reinhold.

Mehdi SM, Abbas G, Sarfraz M, Abbas ST, Hassan G. 2003. Effect of industrial effluents on mineral nutrition of rice ang soil health. Pakistan journal of applied sciences (6):462-473.

Morris A, Barnett A, Burrows OJ. 2004. Effect of processing on nutrient content of foods. J. Cajournal 37(3):160-164.

Muchtadi D. 2001. Pangan dan Gizi. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Novary EW. 1999. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Jakarta : Penebar Swadaya.

Reitz LL, Smith WH, Plumlee MP. 1987. A Simple Wet Oxidation Procedure for Biological Materials. West Lafayee: Animal Science Purdue University.

Rustiawan A, Ekayanti I, Riani T. 1993. Kandungan logam berat timah hitam pada sayuran di sekitar lokasi pembuanagn sampah akhir Cengkareng Jakarta [Laporan Penelitian]. Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.

Sastrapradja S, Afriastini JJ. 1985. Kerabat Paku. Bogor: Lembaga Biologi Nasional LIPI.

Soelistijani DA. 2005. Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta : Trubus Agriwidya.

Suhardjo, Kusharto CM. 1988. Prinsip Prinsip Ilmu Gizi. Bogor: Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor.

Tjitrosoepomo G. 1987. Taksonomi Tumbuhan. Jogjakarta : Gajah Mada University Press.

Trigiano et al. 2005. Histological Techniques. Di dalam : Trigiano RN, Gray DJ, editor. Plant Development and Biotechnology. London: CRC Press.

Utama IMS, Nocianitri KA, Pudja IARP. 2007. Pengaruh suhu air dan lama waktu perendaman beberapa jenis sayuran daun pada proses crisping. Journal Agritrop 26(3):117-123.

Widowati W, Sastiono A, Rumampuk RJ. 2008. Efek Toksik Logam. Jogjakarta: Andi

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia.

Wirakusumah ES. 2007. Kandungan Gizi Buah dan Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Yunizal et al. 1998. Prosedur Analisa Kimia dan Produk Olahan Hasil Perikanan. Jakarta : BRKP DKP RI.

Lampiran 2. Tempat tumbuh semanggi air di Surabaya

Daerah persawahan tempat tumbuhnya semanggi air Lampiran 3. Jaringan pada daun

Jaringan epidermis Jaringan palisade Jaringan pengangkut Lampiran 4. Jaringan pada tangkai

Jaringan epidermis Korteks Ruang interselular

Jaringan pengangkut Trakea xilem Lampiran 5. Jaringan pada batang

Korteks Jaringan epidermis Jaringan pengangkut

Sentral Parenkim

Lampiran 6. Jaringan pada akar

Jaringan epidermis Korteks

Jaringan pengangkut

Lampiran 7. Histogram sebaran ukuran panjang dan lebar tebal daun semanggi Histogram panjang daun

Histogram lebar daun

Lampiran 8. Histogram sebaran panjang dan tebal tangkai semanggi

Histogram panjang tangkai Histogram tebal tangkai 1

Histogram tebal tangkai 2 Histogram tebal tangkai 3

30 25 20 15 10 Panjang daun (mm) 25 20 15 10 5 0 Ju m lah 30 25 20 15 10 Lebar daun (mm) 20 15 10 5 0 Ju m lah 300 250 200 150 100 Panjang tangkai (mm) 12 10 8 5 2 0 Ju m lah

Lampiran 9. Contoh perhitungan mineral

Kadar kalsium Ca setelah pengukusan

Absorbansi Ca Ppm Ca 0 0 0,1032 0,5 0,2056 1 0,4117 2 0,6122 3 0,8057 4 0,9588 5 Ulangan 1 Ulangan 2 Ppm solution 0,65425 0,6235 Ppm sample 651,3191 621,1397 % Ca 0,065132 0,062114 Ulangan 1 Ppm solution = 5,125X– 0,053 5,125*0,138–0,053 0,65425 = 651,3191 = 0,065132 y = 5.125x - 0.053 R² = 0.998 -1 0 1 2 3 4 5 6 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Lampiran 10. Contoh alat yang dipergunakan dalam penelitian

Mikrotom Yamato Mikroskop Olympus CH20 Kamera Mikroskop

Olympus RV-240

DP12

Dokumen terkait