• Tidak ada hasil yang ditemukan

Luasan Penggunaan Lahan Risiko TInggi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Indeks Bahaya Kekeringan Agro-Hidrologi di DAS Kariango adalah Ibk = (0.33CH) + (0.27KAT) + (0.20SA) + (0.13T) + (0.06WSVI) yang menggambarkan kemiripan di lapangan dengan validasi titik di lapangan Hal ini menunjukkan konsep rumusan Effendy yang dijadikan rujukan dalam perumusan indeks bahaya Agro-Hidrologi dapat digunakan dalam analisis sebaran bahaya kekeringan.

2. Wilayah yang mempunyai kelas kerentanan tinggi terdapat di 5 Kecamatan antara lain Kecamatan Suppa, Watang Pulu, Kulo, Patampanua dan Maiwa. Kerentanan kekeringan beberapa desa di 5 Kecamatan tersebut menggambarkan pemicu dalam menaikkan risiko kekeringan.

3. Sebaran risiko kekeringan di DAS Kariango memiliki nilai risiko tinggi dengan luasan 12.442,71 ha. Dari sebaran risiko tinggi penggunaan lahan sawah di lokasi penelitian yang paling luas dengan 5.087,04 ha atau sekitar 40.98 %. Hal ini menunjukkan perlu perhatian khusus dalam merumuskan mitigasi sedini mungkin, karena lahan sawah tersebut terdapat di daerah sentral produksi beras di Sulawesi Selatan.

4. Rumusan mitigasi bencana kekeringan didasarkan pada nilai teknis bahaya dan kerentanan elemen dan kelembagaan masyarakat. Desa Lero, Maccorawalie, Penrang, Baranti, Bulo Watang, dan Mengkawani merupakan desa yang memiliki kepadatan penduduk dan petani yang tinggi. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa desa tersebut menjadi prioritas dilakukan mitigasi bencana kekeringan.

6.2. Saran

1) Indeks agro-hidrologi yang dirumuskan dapat digunakan sebagai zonasi bahaya kekeringan di DAS sejenisnya.

2) Perlu kajian nilai standar kelas bahaya kekeringan yang sesuai dengan persepsi masyarakat, petani, pemerintah dan kajian kerentanan spasial yang detail terkait parameter dan nilai kerentanannya.

Daftar Pustaka

Abbott, M.B., 1979. Computational Hydraulic ; Element of the Theory of Free Surface Flow, Pitman, London.

Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Asian Disaster Preparedness Center. 2010. Developing a National Risk Profile for Lao PDR. UNDP.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2011. Kekeringan Picu Krisis Pangan. http://www.bnpb.go.id/website/asp/berita_list.asp. Akses 29 Januari 2012. Badan Penyuluhan Kecamatan (BPK) Patampanua, 2011. Laporan Perkembangan

Intensifikasi Tanaman Padi Musim Tanam April-September 2011 Kumulatif sampai 30 September 2011 Kecamatan Patampanua.

Barus, B. 2011. Manajemen Risiko Bencana. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya lahan. Institut Pertanian Bogor.

Berger Sina, Jung Eunyong, Kopp Julia, Kang Hojeong, Gebauer Gerhard, 2012. Monsoon rains, drought periods and soil texture as drivers of soil N20 fluxes. Soil Biology and Biochemistry. Science direct. Soil Biology and Biochemistry 57: 273-281.

Birkmann, J. 2006. Measuring vulnerability to promote disaster-resilient societies: Conceptual frameworks and definitions. www.iagwestbengal.org.in/downloads/archives/Research_Documents/Vul nerability_Conceptual_frameworks_and_Definitions.pdf. Akses 04 November 2012.

Blaikie, Piers, Terry Cannon, Ian Davis, and Ben Wisner (1994) At Risk: Natural Hazards, People’s Vulnerability, and Disasters. London: Routledge. Bollin, C., Camilo C., H. Hahn, Krishna S. Vatsa. 2003. Disaster Risk

Management By Communities And Local Government. Inter-American Development Bank. Regional Policy Dialogue.

Borger, Bert H. 2001. Climate Assessment and Drought: The Occurrence and Severity of Droughts in South Sumatra and the El-Nino Southern Oscillation Index in Forest Fire Prevention and Control Project. www.fire.uni-freiburg.de/se_asia/projects/ffpcp/FFPCP-20-Fire.

Management Expert Final Report.pdf.

Cannon, T. (1993): A hazard need not a disaster make: vulnerability and the causes of ‘natural’ disaster. in : Merriman, P. A. & Browitt, C. W. A. (Eds.) Natural Hazards, Thomas Telford, London, pp 92 – 105.

Carter, W.N. 1992. Disaster Management: A Disaster manager’s Handbook. Asian Development Bank. Manila.

Dahuri, R. 1995. Analisis Sistem dan Pemodelan dalam Pengelolaan Lingkungan. IPB. Bogor.

Davidson, Rachel. A and Shah, Haresh. C. 1997. An Urban Earthquake Disaster Risk Index. Departement of Civil and Environmental Engineering. Stanford University.

Dhamayanthy N. Yulita., 2003. Penilaian Bahaya Kebakaran Hutan Jati di KPH Semarang Berdasarkan Indeks Kekeringan Keetch Byram. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Dileep K. Panda, A. Mishra, S.K. Jena, B.K. James, A. Kumar, 2007 The influence of drought and anthropogenic effects on groundwater levels in Orissa, India. Science Direct. www.elsevier.com/locate/hydrol. Jurnal of Hydrology. 343: 140-153.

Effendy, S. 2011. Geo Indikator Untuk Kekeringan. Workshp Pengembangan Indikator Geo untuk Pengelolaan Risiko Bencana Di Indonesia. P4W-LPPM IPB dan Kementrian Negara Riset dan Teknologi.

ESRI. 2010. ArcGIS Resources : On map scale and raster resolution. blogs.esri.com/esri/arcgis/2010/12/12/on-map-scale-and-raster-resolution/. Akses 8 Januari 2013.

Folke, C., Hahn, T., Olsson, P. and Norberg, J. 2005. 'Adaptive Governance of Social-Ecological Systems', Annu. Rev. Environ. Resour, 30 : 441–73. Garatwa, W., and Bollin, C. 2001. Disaster Risk Management. Working Concept.

GTZ Eschborn. www.gtz.de/de/dokumente/en-working-concept.pdf. Hall, C.A.S., J.W. Day. 1997. Ecosystem Modelling in theory and practice. An

Introduction with case histories. John Willey and Sons. New York.

Handoko, 1994. Dasar penyusunan dan aplikasi model simulasi komputer untuk pertanian. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-IPB. Bogor.

Hilhorst, D. and G. Bankoff (2004) “Introduction: Mapping VulnerabilityIn G. Bankoff, G. Frerks and D. Hilhorst, eds, Mapping Vulnerability: Disaster, Development and People, London: Earthscan.

Hounam, C.E., Burgos, J.J., Kalik, M.S., Palmer, W.C., dan Rodda, J. 1975. Drought and Agriculture. Technical Note No.138. World Meteorological Organization.

Indarto, 2010. Hidrologi. Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Jenks, George F., and Fred C. Caspall (1971). Error on choroplethic maps: Definition, measurement, reductions. Annals of the Association of American Geographers,61 (2) : 217 – 244.

Jeyaseelan, A. T. 2002. Droughts and Floods Assessment and Monitoring Using Remote Sensing and GIS. Crop Inventory and Drought Assessment Division, National Remote Sensing Agency, Department of Space, Govt. of India, Hyderabad.

Kompas, 2011. Sentra Beras Sulsel Terancam Kekeringan. http://regional. kompas.com /read/2011/07/25/03304343. Akses 28 Januari 2012.

National Drought Mitigation Center. 2006. What Is Drought. USA: Quick Link. http://www.drought.unl.edu.

Pare pos, 2010. Kondisi Hutan dan DAS Saddang Ternyata Memprihatinkan. http://beta. parepos.co.id/read/33679/51/. Rabu, 30 November 2010. Akses 22 januari 2012.

Pramudia, A. 2002. Analisis Sensitivitas Tingkat Kerawanan Produksi Padi di Pantai Utara Jawa Barat Terhadap Kekeringan dan El Nino. [Thesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Raharjo, P. D. 2010. Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Identifikasi Potensi Kekeringan. Makara, Teknologi, 14 (2) : 97-105. SAARC, 2010. SAARC Workshop on Drought Risk Management in South Asia.

SAARC Disaster Management Centre, New Delhi in collaboration with Afganistan National Disaster Management Authority. 8 – 9 August, 2010, Kabul, Afganistan.

Sitanggang G., 2008. Teknik dan Metode Fusi (Pansharpening) Data ALOS (AVNIR-2 dan PRISM) untuk Identifikasi Penutup Lahan/Tanaman pertanian Sawah. Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara. 3 (1) : 33-49. Spiegel M.R. 1961. Theory and Problems of Statistics. McGraw-Hill International

Book Company. New York.

Shofiyati, R. dan Dwi Kuncoro, D., 2007. Inderaja untuk Mengkaji Kekeringan di Lahan Pertanian. http://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/vol-16-1. Informatika Pertanian. 16, 1. Juli 2007. Balai Besar Penelitian Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian.

Wisner, B., Blaikie P., Cannon T., Davis I. 2004. At Risk: natural hazards, people’s vulnerability and disasters. Second edition. London: Routledge. UNDP/UNDRO, 1992. Introduction to Hazard 1nd Edition. Disaster Management

Training Programme. University Wisconsin, US.

USDA Natural Resources Conservation Service, 2008. Available Water Capacity. Soil Quality Indicators. Soils.usda.gov/sqi/assessment/files/available_ water_capacity _sq_ physical_indicator_sheet.pdf. Akses 22 Januari 2013.

USGS. 2003. Landsat 7 science data users handbook.

http://ltpwww.gsfc.nasa.gov/IAS/ handbook_htmls. Akses agustus 2012. Weng, Q. 2001. A remote Sensing – Gis evaluation of urban expansion and its

impact on surface temperature in the Zhujiang Delta. Int. J. Remote sensing, 22 (10) : 1999-2014.

Van Westen 1993. Aplication of Geographic Information System to Landslide Hazard Zonation. Part 1 : Theory International Institute for Aerospace Survey and Earth Science (ITC).

Yan, J. 2010.Disaster Risk Assessment : Disaster Risk Mapping. Training Workshop on Drought Risk Assessment for the Agricultural Sector – Ljubijana. Sept 20-24, 2011.

Yanxia Zhao, Sanmei Li, Yeping Zhang, 2005. Early Detection and Monitoring of Drought and Flood in hina Using Remote Sensing and GIS. In : Sivakumar, M.V.K., Motha, R.P., Das.P, Natural Disasters and Extreme Events in Agriculture. Springer, pp 308-309.

Lampiran 1

Citra Landsat ETM7 (SCL-OFF) akuisisi 3 Juli 2011 Citra Landsat ETM7 (SLC-OFF) akuisisi 05 September 2011

Citra Landsat ETM7 (SCL-OFF) akuisisi 21 September 2011 Hasil Penambalan striping citra landsat akuisisi 3 Juli 2011 (penambal), 05 September (penambal) 2011 dan 21 September 2011 (ditambal)

Lampiran 2

Hasil analisis pan-sharpening citra landsat ETM 7 Band 321

Band 321 Band 432 Band 543

Dokumen terkait