Luasan Penggunaan Lahan Risiko TInggi
5.4. Mitigasi Bencana Kekeringan
Berdasarkan hasil analisis risiko, ketiga kabupaten di Das Kariango dalam melakukan mitigasi harus saling berinteraksi dan bersinergis karena Das merupakan satu kesatuan ekologis. Dalam merumuskan mitigasi bencana prinsip yang mendasar dalam parameter bahaya adalah nilai teknis yang menggambarkan wilayah yang bahaya tinggi, sedangkan kerentanan lebih terkait pada elemen masyarakat dan kelembagaan yang meningkatkan kerawanan wilayah terhadap bencana. Maka dari itu mitigasi bencana kekeringan dirumuskan sesuai dengan prinsip diatas yang difokuskan pada wilayah yang berisiko tinggi. Berikut ini merupakan rekomendasi yang ditawarkan dalam mitigasi bencana kekeringan yaitu :
Kesiapan stok air, pangan dan penyesuaian pola tanam.
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pengolahan air laut menjadi tawar, irigasi desa, pompanisasi, pipanisasi, borisasi).
Pengolahan air laut menjadi air tawar.
Pemberian bahan organik/pupuk dan vegetasi adaptif kekeringan. Penyuluhan kepada masyarakat sebagai kawasan berisiko kekeringan. Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam tanggap darurat.
Mekanisme pengadaan dan penyaluran bantuan yang merata.
Rekomendasi di atas berdasarkan parameter teknis bahaya dan elemen masyarakat yang rentan (Tabel 18). Rekomendasi mitigasi dengan tekknis bahaya yang meningkatkan ancaman bahaya yaitu wilayah yang jumlah hujan kurang diperlukan stok air dan penyesuaian pola tanam. Sumber air dan lapisan kedalam air tanah jauh diperlukan upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pengolahan air laut menjadi tawar, irigasi desa, pompanisasi, pipanisasi, borisasi), sedangkan untuk karakteristik tanah diperlukan peningkatan kemampuan menyerap air seperti pemberian bahan organik dan vegetasi yang buruk tergantung di ganti dan ditanami dengan tanaman adaptif terhadap kekeringan. Rekomendasi mitigasi dengan elemen masyarakat rentan yaitu banyaknya keluarga miskin dan jumlah penduduk diperlukan stok air dan pangan. Kurangnya kelembagaan terlibat dan rendahnya kemampuan masyarakat
diperlukan penyuluhan dan peningkatan kapasitas masyarakat. Untuk wilayah yang tidak mendapatkan bantuan diperlukan rumusan ulang mengenai mekanisme standarisasi penerima bantuan yang tepat dan merata.
Dari beberapa desa di kecamatan lokasi penelitian beberapa desa yang direkomendasikan prioritas dilakukan mitigasi adalah desa Lero, Maccorawalie, Penrang, Baranti, Bulo Watang dan Mengkawani dengan pertimbangan tingginya kepadatan penduduk dan petani di desa tersebut. Kepadatan penduduk dan petani menjadi pertimbangan prioritas utama dilakukan mitigasi karena bencana berdampak sangat merugikan jika berefek langsung kepada masyarakat setempat.
Tabel 18. Mitigasi bencana kekeringan di lokasi penelitian yang berisiko tinggi
Wilayah Parameter Risiko Rekomendasi
Bahaya (H) Kerentanan (V)
Kecamatan Maiwa Desa Bonto Malangga, Mengkawani, Pariwang, Palakka, Limbuang, Batu Mila, Kaluppang
Jauh dari sungai
Lapisan air tanah jauh dari permukaan tanah
Karakteristik tanah menyimpan air buruk Banyaknya keluarga miskin Kemampuan dan kelembagaan masyarakat yang rendah
Bantuan dari pemerintah tidak ada
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pipanisasi)
Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin Pemberian bahan organik/pupuk
Penyuluhan kepada masyarakat sebagai kawasan berisiko kekeringan dan Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam tanggap darurat
Mekanisme pengadaan dan penyaluran bantuan yang merata
Kecamatan Patampanua Desa Macirina,
Padangloang
Jauh dari sungai
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Vegetasi penutup kurang dan buruk
Kemampuan masyarakat yang rendah
Bantuan dari pemerintah tidak ada
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pompanisasi/borisasi) Penyuluhan kepada masyarakat sebagai kawasan
berisiko kekeringan
Pemberian bahan organik/pupuk dan penanaman vegetasi adaptif kekeringan
Mekanisme pengadaan dan penyaluran bantuan yang merata
Kecamatan Paleteang Desa Mamminasae, Pacongang
Jauh dari sungai
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Vegetasi penutup kurang dan buruk
Kemampuan dan kelembagaan masyarakat yang rendah
Bantuan dari pemerintah tidak ada
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pompanisasi/borisasi) Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin
Pemberian bahan organik/pupuk dan penanaman vegetasi adaptif kekeringan
Penyuluhan kepada masyarakat sebagai kawasan berisiko kekeringan dan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam tanggap darurat
Mekanisme pengadaan dan penyaluran bantuan yang merata
Lanjutan
Wilayah Parameter Risiko Rekomendasi
Bahaya Kerentanan
Kecamatan Mattiro Bulu Desa Padakkalawa, Bunga, Maranu, Pananrang, Makkawaru, Alitta
Jumlah hujan kurang Jauh dari sumber air
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Vegetasi penutup kurang dan buruk
Keluarga miskin banyak Kelembagaan masyarakat
rendah
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pipanisasi, pompanisasi dan borisasi)
Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin
Pemberian bahan organik/pupuk dan penanaman vegetasi adaptif kekeringan
Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam tanggap darurat
Mekanisme pengadaan dan penyaluran bantuan yang merata
Kecamatan Watang Sawitto Penrang, Sawitto,
Maccorawalie
Jauh dari sungai
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Konsumen dan keluarga miskin banyak
Bantuan tidak ada
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pipanisasi dan pompanisasi )
Pemberian bahan organik/pupuk
Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin
Penyuluhan kepada masyarakat sebagai kawasan berisiko kekeringan Kecamatan Lanrisang Desa Barangpalie, Samaulue, Ammassangeng, Malongilongi
Jumlah hujan kurang Jauh dari sumber air
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Vegetasi penutup kurang dan buruk
Konsumen dan keluarga miskin banyak
Kemampuan masyarakat yang rendah
Bantuan tidak ada
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pipanisasi, perbaikan jaringan irigasi)
Pemberian bahan organik/pupuk dan penanaman vegetasi adaptif kekeringan
Pengolahan air laut menjadi air tawar Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin
Penyuluhan kepada masyarakat sebagai kawasan berisiko kekeringan dan
Lanjutan
Wilayah Parameter Risiko Rekomendasi
Bahaya Kerentanan
Kecamatan Watang Pulu Desa Uluale, Bangkai, Arawa,Lainungan
Lapisan air tanah jauh dari permukaan tanah
Jauh dari sumber air
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Vegetasi penutup kurang dan buruk
Konsumen dan keluarga miskin banyak
Kemampuan masyarakat yang rendah
Bantuan tidak ada
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pipanisasi, borisasi)
Pemberian bahan organik/pupuk dan penanaman vegetasi adaptif kekeringan
Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin
Penyuluhan kepada masyarakat sebagai kawasan berisiko kekeringan
Mekanisme pengadaan dan penyaluran bantuan yang merata
Kecamatan Baranti Desa Paseno, Manisa, Panreng, Tonronge, Baranti,
Jauh dari sumber air Lapisan air tanah jauh dari
permukaan tanah
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Vegetasi penutup kurang dan buruk
Konsumen dan keluarga miskin banyak
Kelembagaan masyarakat yang rendah
Bantuan tidak merata
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pompanisasi, borisasi) Pemberian bahan organik/pupuk dan penanaman
vegetasi adaptif kekeringan
Pengolahan air laut menjadi air tawar Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin
Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam tanggap darurat
Kecamatan Pancarijang Desa Lalebata,
Rappang, Macorawalie, Cipotakari, Bulo watang
Jauh dari sumber air Lapisan air tanah jauh dari
permukaan tanah
Karakteristik tanah menyimpain air sangat buruk
Vegetasi penutup kurang dan buruk
Konsumen dan keluarga miskin banyak
Kelembagaan masyarakat yang rendah
Bantuan tidak ada
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pompanisasi, borisasi) Pemberian bahan organik/pupuk dan penanaman
vegetasi adaptif kekeringan
Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin
Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam tanggap darurat
Mekanisme pengadaan dan penyaluran bantuan yang merata
Lanjutan
Wilayah Parameter Risiko Rekomendasi
Bahaya Kerentanan
Kecamatan Kulo Desa Bina Baru, Madendra,
Abbokongeng, Kulo
Jauh dari sumber air
Lapisan air tanah jauh dari permukaan tanah
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Konsumen dan keluarga miskin banyak
Kelembagaan masyarakat yang rendah
Bantuan tidak merata
Kesiapan stok pangan dan penyesuaian pola tanam Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki
air, penampungan air hujan, pipanisasi, borisasi) Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam tanggap
darurat
Mekanisme pengadaan & penyaluran bantuan merata Kecamatan Suppa Desa Lotangsalo, Polewali, Wt.Pulu, Wt.Suppa, Tasiwalie, Wiringtasi, Ujunglabuang, Lero
Jumlah hujan kurang Jauh dari sumber air
Karakteristik tanah menyimpain air buruk
Vegetasi penutup kurang dan buruk
Keluarga miskin banyak Kemampuan masyarakat
yang rendah Bantuan tidak ada
Upaya untuk penyediaan air (sumur dalam, tangki air, penampungan air hujan, pipanisasi)
Pengolahan air laut menjadi air tawar Kesiapan stok pangan bagi keluarga miskin
Penyuluhan kepada masyarakat sebagai kawasan berisiko kekeringan
Mekanisme pengadaan & penyaluran bantuan merata