• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari proses kalibrasi mikrometer, dan juga berisi saran penulis yang mungkin akan berpengaruh demi peningkatan kualitas produk di PT. Santoso Teknindo.

5 BAB II

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

2.1 Berdirinya PT Santoso Teknindo

Sejarah PT. Santoso Teknindo bermula dari bengkel bubut dan las "Santoso", yang beroperasi pada tahun 1979. Hanya bermodalkan fasilitas permesinan yang berbasis mesin-mesin manual, sejak awal PT. Santoso Teknindo telah bertekad untuk memberikan qualitas komponen dan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Akan tetapi karena keterbatasan permesinan tersebut, ragam pengerjaanyapun juga masih sebatas pembuatan komponen-komponen mesin ringan dan reparasi mesin industri ringan saja. Untuk dapat melayani kebutuhan akan komponen yang terus meningkat, perluasan dipusatkan pada PT. Santoso Teknindo yang resmi beroperasi pada 1 Juli 1990. Sejak ini PT. Santoso Teknindo mulai berkembang dengan menambah mesin-mesin produksi yang berbasis CNC. Dengan fasilitas tersebut, ragam pengerjaannyapun mulai merambah ke pembuatan precision part, serta special tools untuk industri-industri yang besar.

2.2 Ragam Pengerjaan

6  Pembuatan roda gigi

Roda gigi lurus, helix, cacing, gigi payung lurus, gigi payung spiral, sproket & spline.

 Pembuatan punch & die

Cutting die untuk besi plat, stainless steel dan plastik.  Roller & die untuk industri kabel

 Mold

Mold untuk karet, cavity mold plastik.  Pemesinan dengan tingkat presisi tinggi

Drill jig, checking jig, machining jig, timing gear, gauge.  Pembuatan Cam

Cam untuk mesin industry tekstil (rajut/weaving), cam untuk industri mur dan baut.

 Pembuatan sealer die dan rotary die

Sealer die untuk industri obat-obatan serta untuk industri pampers serta pembalut.

 Pemesinan baja berkekerasan tinggi  Pembuatan roll & shaft

Beragam roll & shaft untuk mesin industri  Pengerjaan Plat

Potong, roll, tekuk dan pon plat  Pembuatan & pengasahaan pisau

Pisau crusher plastik, pisau potong benang, plastik dan besi plat, delta drill, reaming, insert.

 Pembuatan special welding electrode untuk industri kompor gas

 Pembuatan outsole trimming blade, midsole hand grinder dan gluing pressure pad untuk industri sepatu

7

 Pembuatan stiching box untuk industri karton  Ragam Grinding

 Pembuatan mesin-mesin industri  Machine building

2.3 Penerapan Teknologi

Dalam pembuatan komponen dengan akurasi tinggi, PT. Santoso Teknindo menggunakan mesin-mesin perkakas yang berbasis komputer (CNC). Komputerisasi di PT. Santoso Teknindo telah menjadi pemicu untuk menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik. Berikut adalah fasilitas-fasilitas permesinan yang dimiliki PT Santoso Teknindo :

 Fasilitas Mesin Produksi

CNC Machining Center ( 3 axix, 4 axis, 5 axis, 6 axis)

CNC Turning Center

CNC Cylindical Grinder

CNC Tool & Cutter Grinder

CNC Wire EDM

Jig Grinding Machine

8 Precision Surface Grinder

Gear Hobbing Machine, dll

 Fasilitas Quality Assurance

ULM with 0.1 micron occuracy

CMM

CNC Optical Measuring M/C

CNC RoundnessTester

Computerize Balancing M/C

Rockwell C Hardness Tester

Surface Roughness Tester

Stereo Microscope, dll

 Fasilitas Pendukung

Heat Treatment Furnace

Black Oxide Coating

TIG Welding

Brazing

9 Hidroulic Press, dll.

2.4 Kebijakan Mutu Perusahaan

Kebijakan mutu perusahaan adalah tiada kata kompromi untuk menghasilkan mutu dan pelayanan terbaik, demi terciptanya kelangsungan usaha yang berkesinambungan.

 Visi perusahaan : Menjadi pemimpin di pasar global sebagai perusahaan enginering pembuat precision mechanical components dan special cutting tools melalui implementasi teknologi tinggi dan innovasi terbaru.

 Misi perusahaan :

Secara konsisten menciptakan produk dengan kualitas diatas harapan pelanggan dengan harga yang terjangkau melalui keahlian dan implementasi teknologi.

Secara konsisten memenuhi komitmen penyelesaian dan pengiriman pesanan tepat waktu yang berfokus pada kepentingan pelanggan.

Secara konsisten memberikan pelayanan purna jual yang memuaskan. Penyelesaian masalah secara analitis dan kreatif untuk memberikan solusi yang tepat guna, atas kebutuhan pelanggan.

Secara berkala meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dari semua pemegang kepentingan guna menunjang daya saing.

Meningkatkan kompetensi dan pengembangan potensi karyawan yang tiada henti, serta tingkat pertumbuhan dan pengembalian investasi yang memuaskan bagi pemegang saham.

Dalam perusahan ini diterapkan program 5-S (menganut system jepang) untuk menunjang kelancaran dan efektifitas pada jalannya proses produksi. Adapun program 5-S itu sebagai berikut :

10 Seiri ( Ketertiban dan Pemilahan )

Yaitu memisahkan barang / peralatan yang perlu dan yang tidak perlu, barang-barang yang berada ditempat yang salah harus ditempatkan pada tempat yang benar.

Seiton ( Kerapian / Penataan )

Yaitu menata penempatan dari peralatan atau barang sehingga tersedia jika diperlukan dan mudah dicari / diambil.

Seiso ( Kebersihan )

Yaitu usaha membersihkan tempat kerja dari barang-barang yang seharusnya tidak ada.

Seiketsu ( Kelestarian / standarisasi )

Yaitu menjaga tempat kerja untuk dapat dioperasikan secara standard dan baik, melaporkan / memperbaiki segera jika ada penyimpangan standard.

Shitsuke ( Kedisiplinan )

Yaitu kebiasaan untuk selalu mengikuti aturan – aturan yang sudah ditetapkan, mengikuti aturan kerja sesuai WI (work instruction).

2.5 Kerjasama Bantuan Teknik

Selain membuat komponen-komponen permesinan yang presisi, special cutting tool serta reparasi mesin-mesin industri, PT Santoso Teknindo juga melakukan kerjasama bisnis dengan perusahaan-perusahaan besar di luar negeri dengan menjadi distributor resmi mereka. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan pelayanan serta kepuasan yang lebih bagi customer-customernya. Berikut adalah perusahaan-perusahaan mitra bisnis PT Santoso Teknindo :

 Bidang Cutting Tool for Turning & Milling, Parting & Grooving, Drilling & Taping , Auto Chamfer.

11 PT LMT PT PH HORN PT SPHINK PT HEULE PT AMEC PT Nine9

 Bidang Tool Holder System, Quick Change System, Special Hidroulic Chuck, Magnetic Chuck, Lathe Chuck, Vise, Automation Gripper.

PT SCHUNK

 Bidang Tool Measuring Machine, Tool Presetting Machine, Drill Regrinding Machine, Taping Machine, Protective Packaging

PT ZOLLER

PT METEOR PT ROSE PLASTIC

PT ROSCAMAT

 Bidang Deburing Brush, Cleaning Brush, Abrasives, Band Saw

PT WEILER

PT RONTGEN METALLSAGEN

 Bidang Safety Glass, Safety Glove, Safety Apparel, Industrial Wipes, Hand Cleaner

PT KIMBERLY- CLARK

12

 Bidang measuring manually (Caliper, Micrometer, Gauge, Dial Indicator, Dial Stand)

PT PREISSER MESSTECHNIK

PT FISSO

2.6 Divisi-Divisi di PT. Santoso Teknindo

2.6.1. Operation Engineering Department

Tugas pokok dari divisi ini adalah mendisain, membuat gambar kerja serta melakukan survei kebutuhan customer bertanggung jawab menjawab complain customer. Yang tergabung dalam divisi ini antara lain adalah Desingneer, Drafter, dan Technical support.

2.6.2. Production Engineering Department

Tugas pokok dari divisi ini adalah membuat perencanaan proses permesinan (process planning), pengecekan material, scheduling, perakitan (assembling), serta pengukuran hasil (inspection). Yang tergabung pada divisi ini antara lain adalah Planning Engineer, Production Scheduling, Assy Engineer, Assembly.

2.6.3. Chip Forming Production Department

Tugas pokok dari divisi ini adalah membuat benda dari material mentah row material . Jadi yang tergabung dalam divisi ini adalah CAM Programming Turning & Milling, Manual Turning & Milling, CNC Turning & Milling, Hobbing, welding, Deburing, slotting, & Sheet Metal.

13

2.6.4. Non-Chip Forming Production Department

Tugas pokok divisi ini adalah proses tahap lanjutan dari Chip Forming Production atau bisa dikatakan proses finishing . Yang tergabung dalam divisi ini adalah CAM tool Grinding, Manual Grinding, CNC Grinding, EDM , Wire Cutting & Heatreatment.

2.6.5. Quality Assurance and Calibration

Tugas pokok dari divisi ini adalah pengecekkan produk-produk yang dihasilkan sebelum dipacking untuk dikirim ke customer, dan kalibrasi untuk produk sejenis gauge maupun untuk alat ukur. Yang tergabung dalam departemen ini adalah QA precision part, QA special tools, dan Calibration.

2.6.6. Human Resources Development

Seperti tugas HRD pada umumnya, tugas pokok dari divisi ini adalah menangani permasalahan-permasalahan karyawan, pengembangan karir karyawan, menangani hubungan peridustrian, serta perekrutan karyawan baru.

14

2.7 STRUKTUR ORGANISASI PT. SANTOSO TEKNINDO

Struktur organisasi PT. Santoso Teknindo secara garis besar dapat dilihat pada diagram berikut ini :

2.7.1. Struktur Organisasi Operation Engineering

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Operation Engineering (Management PT Santoso Teknindo)

15

2.7.2. Struktur Organisasi Production Engineering

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Production Engineering (Management PT Santoso Teknindo)

16

2.7.3. Struktur Organisasi Chip Forming Production

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Chip Forming Production (Management PT Santoso Teknindo)

17

2.7.4. Struktur Organisasi Non-Chip Forming Production

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Non-Chip Forming Production (Management PT Santoso Teknindo)

18

2.7.5. Struktur Organisasi Human Resources Development

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Human Resources Development (Management PT Santoso Teknindo)

19

2.7.6. Struktur Organisasi Quality Assurance and Calibration

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Quality Assurance and Calibration (Management PT Santoso Teknindo)

Pada kegiatan praktek kerja lapangan di PT. Santoso Teknindo , penulis ditempatkan di Quality Assurance and Calibration. Pada bagian ini Penulis bertugas sebagai operator pengecekan dan kalibrasi produk-produk yang dihasilkan maupun alat ukur seperti mikrometer, kaliper, dial, macam-macam gauge.

20

- Membersihkan produk dari kotoran, chips, oli, dll agar ukuran yang dihasilkan mendekati sebenarnya.

- Cek visual dengan membandingkan gambar dengan produk dan kesalahan / proses produksi yang belum dilakukan. - Melakukan pengecekkan dan kalibrasi dengan menggunakan

alat atau aksesoris sesuai kebutuhan.

- Menganalisa hasil pengecekkan dan kalibrasi - Melaporkan kondisi produk, Not GO atau GO.

- Jika NG maka membuat Surat Catatan Permasalahan untuk di rework, restart.

- Jika GO maka membuat Inspection Report sebagai laporan untuk dokumen pelengkap pengiriman yang berisi hasil pengukuran atau kalibrasi.

21 BAB III

PENGENALAN DAN KALIBRASI MIKROMETER

3.1 Pengenalan Mikrometer

Gambar 3.1. Mikrometer (Sumber : http://www.micro-meter.net)

Mikrometer merupakan salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk pengukuran dimensi yang presisi, baik untuk pengukuran diameter luar, diameter dalam, maupun untuk pengukuran kedalaman (depth). Mikrometer termasuk alat ukur yang lebih baik ketelitiannya dari pada jangka sorong (kaliper). Menurut cara membacanya, mikrometer ada 2 jenis yaitu mikrometer skala nonius (analog) dan mikrometer digital. Komponen terpenting dari mikrometer adalah ulir utama dengan

22

memutar poros ukur sebanyak satu putaran akan menggerakkannya 0,5 mm, sesuai dengan besarnya pitch pada ulir.

3.2 Bagian-bagian Mikrometer

Gambar 3.2. Bagian-bagian Mikrometer Luar (Sumber : Puslit KIM LIPI “Petunjuk Kalibrasi Mikrometer”)

3.3 Jenis-jenis dan Fungsi Mikrometer

Berdasarkan fungsinya, Mikrometer dapat digolongkan menjadi beberapa jenis antara lain :

1. Mikrometer Luar (Outside Micrometer) 2. Mikrometer Dalam (Inside Micrometer) 3. Mikrometer Kedalaman (Depth Micrometer)

23

3.3.1. Mikrometer Luar (Outside Micrometer)

Gambar 3.3. Analog Outside Micrometer (Sumber : http://www.nano-machinery.com)

Jenis mikrometer luar ini berfungsi untuk mengukur diamter luar dan ketebalan seperti poros, plat presisi dll. Pada umumnya mempunyai range 0-25 mm, 25-50 mm, 50-75 mm, dan seterusnya.

3.3.2. Mikrometer Dalam (Inside Micrometer)

Gambar 3.4. Analag Inside Micrometer (Sumber : http://kangidosidodo.blogspot.com)

24

Mikrometer dalam berfungsi untuk pengukuran sisi bagian dalam benda, seperti lubang rumah piston, lebar slot, dll. Seperti pada mikrometer jenis lain, mikrometer ini mempunyai range pengukuran tertentu untuk meminimalisir kesalahan atau batang ulir penggerak yang bengkok akibat terlalu panjang.

3.3.3. Mikrometer Kedalaman (Depth Micrometer)

Gambar 3.5. Analog Depth Micrometer (Sumber : http://www. gagewebsite.com)

Mikrometer ini biasanya digunakan untuk pengukuran kedalaman suatu benda seperti kedalam slot.

3.4 Prinsip Dasar dan Teknik Kalibrasi

Metrologi Dimensi adalah kegiatan untuk menentukan karakteristik geometrik suatu produk/komponen dengan alat dan metode yang tepat, sehingga hasil ukur dapat dianggap mendekati kebenaran dengan geometri sesungguhnya dari produk tersebut. Metrologi dimensi melibatkan pengukuran besaran panjang serta

besaran-25

besaran turunannya. Dalam Sistem Internasional Satuan (SI), besaran panjang merupakan salah satu besaran yang diukur dalam satuan meter (m).

3.4.1. Prinsip Dasar Kalibrasi Dimensional

Kalibrasi adalah suatu kegiatan membandingkan nilai penunjukan suatu alat ukur atau nilai bahan ukur terhadap suatu standar ukur yang menjadi acuan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai ukur yang sesuai dengan nilai besaran yang sebenarnya. Untuk itu setiap alat ukur harus dikalibrasi terhadap suatu standar ukur. Standar ukur itu juga harus dikalibrasi standar yang lebih tinggi. Demikian seterusnya, setiap standar dikalibrasi terhadap standar yang lebih tinggi, kecuali standar yang tertinggi. Standar yang tertinggi ini disebut standar primer dan dianggap mempunyai nilai sejati.

Dengan adanya proses kalibrasi secara berantai dari alat ukur hingga standar yang tertinggi, maka hasil ukur yang dilakukan dengan alat ukur itu disebut tertelusur secara metrologis. ketertelusuran hasil pengukuran dan kalibrasi merupakan syarat mutlak dalam kegiatan metrologi pada umumnya, termasuk dalam metrologi dimensi. Dengan adanya jaminan ketertelusuran hasil pengukuran, maka dapat dipastikan bahwa hasil pengukuran mempunyai kesesuaian dengan standar yang diakui secara global, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat diterima oleh semua pihak.

Semua bahan ukur, alat ukur dan standar ukur dimensional harus tertelusur ke standar acuan yang lebih tinggi kelasnya. Secara umum standar-standar tersebut dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :

 Standar Kerja (Working Standard), digunakan di industri sebagai acuan untuk mengecek kebenaran alat ukur

 Standar Acuan (Reference Standard), digunakan di laboratorium kalibrasi (khususnya yang terakreditasi) untuk mengkalibrasi alat ukur maupun standar kerja

26

 Standar Nasional (National Standard), standar tertinggi yang ada di suatu negara, digunakan di lembaga metrologi nasional (National Metrology institute, NMI) untuk mengkalibrasi standar-standar acuan  Standar internasional (International Standard), standar yang lebih tinggi

daripada standar-standar nasional, disimpan di BIPM (Biro Internasional Timbangan dan Takaran). Saat ini, hanya besaran massa yang masih menganut konsep standar internasional, besaran-besaran lain direalisasikan dari standar primer yang tersebar di lembaga-lembaga metrologi nasional.

3.4.2. Teknik Kalibrasi Mikrometer

Metode Acuan : ISO 3611, DIN 863, JIS B 7502. Mikrometer luar yang akan dikalibrasi :

 Rentang ukur 0-25 mm.

 Daya baca : 0.001 mm (digital) Perlengkapan kalibrasi :

 Gauge Block set grade 1  Mikrometer stand

 Optical Parallel, untuk memastikan permukaan anvil rata dan sejajar.  Wash bensin, untuk pembersih permukaan.

 Sarung tangan khusus tanpa serat. Persyaratan kalibrasi :

 Suhu ruang kalibrasi 20° C ± 1° C  Humudity (kelembaban) 55% ± 5%

 Mikrometer dan Gauge Block dikondisikan diruangan bersuhu 20° C. Untuk pemeriksaan kebenaran penunjukan hasil ukuran mikrometer, hasil pengukuran yang muncul pada layar mikrometer dibandingkan dengan gauge block yang mempunyai panjang nominal 2,5; 5,1; 7,7; 10,3; 12,9; 15,0;

27

17,6; 20,2; 22,8; dan 25,0 mm. Nilai-nilai ukur tersebut dipilih agar silinder putar tidak selalu diputar pada skala penuh, sehingga penunjukkan skala juga akan pada posisi beda. Kesalahan penunjukan dihitung dari selisih penunjukan dan nilai balok ukur.

Kesalahan alat = Penunjukan alat – Nilai balok acuan

Seperti halnya pada saat sebelum pemakaian, pemeriksaan posisi nol dari alat ukur mutlak perlu dilakukan. Kalibrasi dilakukan tiga kali di tiap-tiap titik ukur dan diambil rata-ratanya untuk mengetahui penyimpangannya.

Langkah-langkah (SOP) kalibrasi :

 Ambil Micrometer yang akan dikalibrasi.

(Sumber : Instruksi Kerja Kalibrasi PT. Santoso Teknindo)

 Letakkan optical parallel pada permukaan ukur micrometer (gambar 3.5) lalu perhatikan, apakah terdapat garis merah pada optical parallel tersebut. Setiap garis diasumsikan terdapat penyimpangan sebesar 0,3m.

 Ulangi langkah diatas pada optical parallel berikutnya. Ambil salah satu dari optical parallel yang paling banyak terdapat garis sebagai nilai dari penyimpangan.

 Tentukan titik ukur yang akan digunakan. Gambar 3.6 Optical Parallel Gambar 3.7 Optical Parallel Gauge block Optical Parallel

28

Untuk micrometer dengan kapasitas (0 - 25) mm mengunakan titik-titik ukur, yaitu 2.5 mm, 5.1 mm, 7.7 mm, 10.3 mm, 12.9 mm, 15 mm, 17.6 mm, 20.2 mm, 22.8 mm dan 25 mm.

 Ambil gauge block dengan sarung tangan terutama permukaan ukurnya, bersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan wash bensin.  Perhatikan permukaan ukur gauge block harus bersih seperti cermin,

jika belum maka ulangi langkah diatas.

 Periksa dan catat temperatur dan kelembaban udara pada ruang kerja.  Lakukan setting nol pada micrometer tersebut dengan menggunakan

kunci khusus yang telah tersedia. Lakukan pada lubang yang terdapat pada pangkal satchet (Gambar 3.7).

 Untuk micrometer yang kapasitasnya lebih dari 25 mm, setting nol dilakukan dengan menggunakan gauge block

 Letakkan mikrometer dengan dijepit oleh mikrometer stand, posisikan sedemikan rupa hingga memudahkan pembacaan.

(Sumber : Instruksi Kerja Kalibrasi PT. Santoso Teknindo)

 Gunakan salah satu gauge block, sisipkan diantara kedua permukaan ukurnya.

 Katupkan permukaan ukur tepat di titik tengah gauge block, baca penunjuk micrometer dan catat datanya.

Thimble

Gambar 3.8 Satchet Lubang untuk

29

 Analisa hasil ketidakpastian pengukuran.

3.5 Perhitungan Ketidakpastian Kalibrasi

Ketidakpastian adalah suatu parameter berupa rentang kumpulan nilai-nilai yang dapat dianggap mencakup nilai pengukuran. Ketidakpastian harus dihitung agar dapat memperhitungkan pengaruh ketidakpastian dalam suatu pengukuran, terhadap pengukuran lain yang berkaitan dengan pengukuran tersebut.

Sumber-sumber ketidakpastian :  Standar atau acuan

Standar atau acuan sebagai pembanding alat yang dikalibrasi memiliki ketidakpastian sendiri.

 Benda ukur

Besaran ukur merupakan suatu karakteristik benda ukur yang ingin diketahui. Tingkat ketelitian penentuan besaran ukur dengan demikian bergantung sekali pada mutu benda ukurnya.

 Peralatan

Cara pemakaian alat bisa mengubah nilai besaran ukur, ketidak linieran residual, pergeseran titik nol, histerisis.

 Metode

Pendekatan dan asumsi yang terkandung dalam metode pengukuran dan pengambilan contoh yang kurang mewakili.

 Lingkungan

Lingkungan pengukuran merupakan sumber besaran-besaran berpengaruh yang paling umum. Parameter yang paling berpengaruh adalah suhu.

30  Personil

Sumber ini mencakup kesalahan pembacaan skala, pengesetan titik nol indikator.

ISO Guide mendefinisikan dua jenis atau kategori komponen ketidakpastian, tipe A dan tipe B, yang dibedakan menurut metode evaluasinya.

 Tipe A dievalusi dengan menggunakan metode statistik yang baku untuk menganalisis satu himpunan atau sejumlah himpunan pengukuran dan mencakup jenis kesalahan yang disebut kesalahan-kesalahan acak. Kesalahan-kesalahan-kesalahan ini dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan derajat kebebasan.  Tipe B dievalusi dengan cara selain analisis statistik pada sejumlah

pengamatan. Ketidakpastian ini mencakup kesalahn yang disebut kesalahan-kesalahan sistematik.

- Menaksir sebaran pengukuran jika pengukuran hanya dilakukan satu kali (tidak dilakukan pengukuran berulang) - Resolusi pembacaan alat

- Histerisis

- Batas kepresisian aritmetik dan pembulatan angka nilai yang dilaporkan

- Koreksi residual, misalnya karena suhu atau pengaruh lingkungan lainnya

- Koreksi kecil yang tidak diterapkan - Pengaruh metode pengukuran - Ketidakpastian kalibrasi alat ukur.

31 3.5.1.Model Matematis

Model dasar : E = L – Ls

Model dengan memperhitungkan faktor – faktor lain yang berpengaruh : E = L(1 + ) – Ls(1 + ss) – Ldrift – Lw + F

Persamaan ketidakpastian :

uc2(E) = u2(L) + u2(Ls) + Ls2.s2.u2() + Ls2.s2.u2() + u2(Ldrift) + d.u2(Lw) + u2(F) Komponen Simbol Koef.

Sensitivitas

Panduan penentuan nilai U (Ketidakpastian terentang)

1. Repeatability U(L1) 1 Bisa Tipe A atau B

2. Readability

UUT (resolusi) U(L2) 1 Gunakan U = + ½ resolusi

3. Koreksi standar

(sertifikat) U(Ls1) 1

Diambil dari sertifikat; k=2 kecuali jika dinyatakan lain

4. Readability

standar U(Ls2) 1

Jika standar berupa alat ukur, gunakan U = + ½ resolusi standar

5. Selisih koef.

Muai U() Ls.s

Estimasi U = + 1e-6 /C untuk s, gunakan suhu rata-rata yang dapat dicapai lab. (s = 20 – suhu ruang).

6. Selisih suhu

UUT & standar U() Ls.s

Estimasi U = + 0.1C. untuk s gunakan 11,5e-6/C; kecuali ada referensi lain

7. Drift Standar U(Ldrift) 1

Jika tidak ada data lain, gunakan U = + y.(0.05-0.5e-6.L)m; y=rentang kalibrasi standar (tahun); L=panjang balok dalam mm. –

32

0.05 m / tahun 8. Lapisan

wringing U(Lw) d

Jika wringing baik, gunakan U = + 0.05 m d = jumlah balok yang diwringing dikurangi 1

9. Kesalahan

geometris U(F) 1

Estimasi U = + 0.2 m dari ketidakrataan muka ukur

3.5.2.Contoh Verifikasi Kalibrasi Mikrometer

Nama Alat/ Instrument Name : Digimatic Micrometer

Nama Pembuat/ Maker : Mitutoyo

Type & No Seri/ Serial Number : 193-111/ 0751831

Kapasitas/ Range : 0-25 mm

: 0,001mm Tanggal Kalibrasi/ Calibration Date : 03-05-2011

Tempat Kalibrasi/ Calibration Place : PT. Santoso Teknindo, Tangerang Suhu ruang/ Room Temperature : (20 ± 1)°C

Kelembaban/ Humidity : ( 55 ± 5)%

Nama standar/ Instrument Name : Gauge Block, kelas 1, Merk Frank

Nama Pembuat/ Maker : Frank

Type & No Seri/ Serial Number : 3249

Kapasitas/ Range : 0-100 mm

Resolusi/ Resolution : -

33 Pengambilan Data

Kerataan permukaan Anvil dan spindel : 1 μm

Keparalelan permukaan Anvil dan spindel : 1 μm

Panjang Nominal GAUGE BLOCK

DATA HASIL PENGUKURAN

Rata-rata Koreksi Std Dev

mm (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) µm 1 2 3 4 5 0,0 0,00000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00000 0,000 2,5 2,50009 2,499 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 0,000 0,00045 0,447 5,1 5,10004 5,100 5,100 5,101 5,100 5,100 5,100 0,000 0,00049 0,492 7,7 7,70002 7,700 7,699 7,700 7,700 7,701 7,700 0,000 0,00071 0,707 10,3 10,30009 10,299 10,301 10,300 10,300 10,301 10,300 0,000 0,00084 0,837 12,9 12,90006 12,901 12,900 12,901 12,900 12,898 12,900 0,000 0,00122 1,225 15,0 15,00002 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 0,000 0,00000 0,000 17,6 17,60002 17,601 17,600 17,600 17,600 17,601 17,600 0,000 0,00055 0,548 20,2 20,20009 20,201 20,200 20,200 20,199 20,200 20,200 0,000 0,00071 0,707 22,8 22,80018 22,799 22,799 22,800 22,800 22,801 22,800 0,000 0,00084 0,837 25,0 25,00003 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 0,000 0,00000 0,000 Maks StDev 1,22474

34 Pengolahan Data

Komponen Satuan Distribusi U Pembagi vi ui ci uici (uici)2 (uici)4/vi

Gauge Block µm Normal 0,24 2 60 0,12 1,00 0,117686 0,01385 3,20E-06

Perbedaan Muai thermal oC-1 rect 2,00,E-06 1,73 1,00E+10 1,15E-06 10000,0 0,011547 0,000133333 1,78E-18

Perbedaan temperatur oC rect 0,2 1,73 1,25,E-01 0,12 0,12 0,013856 0,000192 2,95E-07

Driff standar µm - 0,024 1,73 1,13,E+00 0,01 1,12 0,01522 0,000231646 4,77E-08

Koreksi Geometrik µm rect 0,5 1,73 2,0,E+00 0,29 1,00 0,288675 0,083333333 3,47E-03

Daya baca µm rect 0,1 1,73 1,00,E+10 0,06 1,00 0,057735 0,003333333 1,11E-15

Daya Ulang µm rect 1,22474 2,24 1,00,E+10 0,55 1,00 0,547723 0,3 9,00E-12

Sums 4,01E-01 3,48E-03

Ketidakpastian baku gabungan, uc, mm 0,633

Derajat Kebebasan efektif, veff 166

Faktor cakupan, k-student's for v eff and CL 95% 2

35 Pelaporan Hasil

Nama Alat/ Instrument Name : Digimatic Micrometer

Nama Pembuat/ Maker : Mitutoyo

Type & No Seri/ Serial Number : 193-111/ 0751831

Kapasitas/ Range : 0- 25 mm

Resolusi/ Resolution : 0,001mm

Tanggal Kalibrasi/ Calibration Date : 03-05-2011

Tempat Kalibrasi/ Calibration Place : PT. Santoso Teknindo, Tangerang Suhu ruang/ Room Temperature : (20 ± 1)°C

Kelembaban/ Humidity : ( 55 ± 5)%

HASIL KALIBRASI/ CALIBRATION RESULT Nominal Panjang Koreksi

Nominal Length Correction

mm mm 0,0 0,000 2,5 0,000 5,1 0,000 7,7 0,000 10,3 0,000 12,9 0,000 15,0 0,000 17,6 0,000 20,2 0,000 22,8 0,000 25,0 0,000

*Kerataan Anvil dan spindel/ Flatness of Anvil and spindel : 1,0 µm *Keparalellan Anvil dan spindel/ Paralellism of Anvil and spindel : 1,0 µm * Ketidakpastian pengukuran/ Uncertainty of measurement : ±1,3 µm

Catatan/ Notes: Standar Kalibrasi/ Reference Standard : Gauge Block, Grade 1, Frank 3249 Tertelusur ke SI melalui/ Traceable to SI through : Puslit KIM LIPI, Indonesia

36

Dokumen Acuan/ Reference Documen : IK.BK-DM02 and JIS. B.7502 Ketidakpastian pengukuran dinyatakan pada tingkat kepercayaan tidak kurang- dari 95 % dengan faktor cakupan k = 2 Uncertainty of measurement is expressed at a confidence Level of no less than 95 %

with coverage factor k = 2

Akhir dari sertifikat/ End of Certificate

Dikalibrasi oleh. Diperiksa

37 BAB 1V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang menerangkan tentang proses kalibrasi mikrometer, serta dari analisa perhitungan ketidakpastiannya di PT. Santoso Teknindo, maka penulis bisa membuat kesimpulan secara umum, sebagai berikut :

1. Untuk melakukan kalibrasi, suhu merupakan parameter yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan data.

2. Ketidakpastian dihitung dari beberapa sumber, ini memungkinkan ada sumber-sumber lain.

3. Standar yang digunakan untuk kalibrasi harus tertelusur ke standar internasional.

4.2 Saran

Untuk memastikan keakuratan data dan analisa hasil kalibrasi, penulis mencoba memberikan saran – saran sebagai berikut :

1. Sistem mutu kalibrasi harus di akreditasikan oleh KAN .

2. Perlunya laboratorium khusus kalibrasi agar suhu dan kondisi ruangan tetap terkontrol.

3. Mengkalibrasikan ulang standar-standar yang dipakai agar nilai koreksi

Dokumen terkait