• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi bullying dengan intensi melakukan bullying. artinya semakin positif persepsi siswa tentang bullying

maka akan semakin tinggi intensi siswa melakukan bullying.

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi bullying dengan intensi melakukan bullying. hal ini sesuai dengan hasil statistik pada uji hipotesis yang menjelaskan (0.286) > rtabel ((Sig. 5% ; N 50 = 0.279). Maka

dapat dikatakan bahwa antara persepsi bullying terhadap intensi melakukan bullying

memiliki pengaruh yang signifikan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizi, Shahrin, dan Ibrahim (2009) di Batu Pahat, Malaysia. Dalam penelitiannya persepsi siswa untuk melakukan bullying

73

73 antara faktor-faktor yang mempengaruhi bullying dengan persepsi siswa terhadap

bullying. Di antaranya siswa melakukan bullying diantaranya karena untuk kesenangan, balas dendam, menunjukkan kekuasaan, karena diperlakukan seperti itu oleh seniornya dan juga mendapatkan kepuasan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Riauskina dkk (2005) yang menjelaskan bahwa pelaku melakukan bullying karena tradisi, balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban laki-laki), ingin menunjukkan kekuasaan, marah karena korban tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan, mendapatkan kepuasan (menurut korban perempuan), iri hati (menurut korban perempuan. Pada penelitiannya faktor-faktor tersebut diatas merupakan penyebab siswa mempunyai persepsi positif terhadap bullying. Dijelaskan pula, bahwa siswa yang mempunyai persepsi negatif tentang bullying merasa hal itu sebagai salah satu untuk mentaati peratutan sekolah.

Siswa yang melakukan bullying karena balas dendam biasanya mempunyai keinginan yang kuat untuk menampilkan perilaku itu. Keinginan dalam diri seseorang untuk menampilkan perilaku erat kaitannya dengan intensi (intention). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ajzen (1988) dengan asumsinya bahwa semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu obyek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap obyek sikap tersebut, demikian pula sebaliknya (Fisbein & Ajzen,1975). Faktor-faktor yang dapat menghambat atau mendukung munculnya perilaku menurut Fishbein dan Ajzen (1975) dapat berupa faktor kesempatan, kemampuan, ketersediaan dan halangan.

Dari ketiga aspek yang mendasari intensi tersebut, dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan aspek yang sangat erat hubungannya dengan munculnya suatu

74

tingkah laku. Hal ini disebabkan karena bahwa tingkah laku individu seringkali didahului oleh adanya niat atau intensi untuk berperilaku. (Ajzen, 1975)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadia ( Paramadina, 2008) yang mengemukakan bahwa intensi pada siswa SMP untuk melakukan bullying yang dipengaruhi oleh tiga determinan intensi, yakni attitude toward behavior, subjective norm perceived behavior control. Hasil penelitian ini mendapatkan ada hubungan yang signifikan antara intensi bullying dengan ketiga determinan intensi tersebut. Dan yang memberikan sumbangsih terbesar dalam penelitian ini ialah perceived behavior control.

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Peneliti mencoba memberikan saran dan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya.

5.3.1 Saran Teoritis

a. Untuk dapat mengungkap lebih dalam mengenai persepsi bullying berkaitan dengan aspek-aspek persepsi bullying, alasan siswa melakukan bullying, penelitian-penelitian tentang persepsi bullying dan lain-lain dapat dilakukan wawancara dengan siswa dan guru yang pernah mengalami bullying.

b. Selanjutnya dari hasil penelitian ini dapat dilakukan penelitian lanjutan yaitu analisis faktor-faktor intensi melakukan bullying.

75

75 c. Karena keterbatasan waktu dari pihak sekolah, sebaiknya pada penelitian

yang akan datang diadakan kerja sama antara pihak peneliti dan pihak sekolah agar siswa-siswa dapat memberikan respon yang kondusif dalam penelitian.

5.3.2 Saran Praktis

a. Sekolah agar lebih mensosialisasikan lagi pengetahuan tentang bullying, agar fenomena bullying ini tidak menjadi suatu tradisi yang berkepanjangan. Dan menjadikan sekolah sebagai sekolah anti-bullying.

b. Kepada pihak sekolah agar diperbanyak kegiatan ekstrakulikuler yang positif agar siswa dapat mengisi waktu kosongnya dengan hal yang bermanfaat.

c. Orang tua bekerja sama dengan sekolah agar lebih memberikan perhatian khusus kepada para siswa, agar mereka tidak melakukan pergaulan bebas di sekolah ataupun di luar sekolah tanpa kontrol orang tua.

d. Masyarakat dan lingkungan sekitar agar mendukung pihak sekolah ataupun pemerintah, jika terjadi kegiatan bullying di sekitar sekolah sehingga pihak sekolah dapat mengantisipasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 1988. Attitudes, personality, and behavior. Milton Keynes: Open University Press

Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam bullying: 3 cara efektif menanggulangi kekerasan pada Anak. Jakarta: Grasindo

Atkinson, Rita. L, Atkinson, Richard, C., & Hilgard, Ernest, R, 1988. Pengantar psikologi, terj. Nurdjannah Taufik dan Rukmini Bahana, Edisi Ke Delapan, jilid 1. Jakarta: Erlangga

Azwar. Syaifuddin. 2008. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Chaplin, J. P.2004. Kamus Lengkap psikologi, terj. Kartini-Kartono (Cetakan Ke-9). Jakarta: Raja Grafindo Persada

Davidoff, Linda. 1991. Psikologi suatu pengantar jilid 2. Jakarta: PT Erlangga Desmita. 2005. Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Fishbein, M. S & Ajzen. 1975. Beliefs, Attitude, Intention, and Behavior.

Massachussets: Addison Wesley Publishing Company

Fishbein, M. S & Ajzen. 1980. Understanding Attitude and Predicting Social Behavior. Englewood: Prentice Hall, Inc

Hasan, M. Iqbal. 2002. Metodologi penelitian dan aplikasinya (cetakan pertama). Bogor: Ghalia Indonesia

Holliday, Jennifer. 2002. Bullying: Policy, Research and influencing Unit.

Kountur, Ronny. 2007. Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis.

Jakarta: Penerbit PPM

Kuncono. 2004. Aplikasi Komputer Psikologi. Jakarta. Universitas Persada Indonesia

Monks, F. J, et al. 2002. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Olweus, Dan. 1931. Bullying at School: What we know and what we can do.

Oxford : Blackwell.

Robbins, P. Stephen. 2006. Perilaku organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia (Prentice-Hall, 2003)

Sevilla, dkk. 2000. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharnan, MS. 2006. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi

Sullivan, Keith, Mark Cleary, & Ginny Sullivan. 2004. Bullying in Secondary Schools: What it looks like and how to manage it. Corwin Press

Sullivan, Keith. 2000. The Anti-Bullying Handbook. Oxford University Press Walgito, B. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.

Yahaya, Azizi., Ramli, Jamaluddin., Hashim Shahrin., Ibrahim., Mohd. Ali., Abd. Rahman, RR. (2009). Teachers and student perception towards bullying in Batu Pahat District Secondari schools. European Journal of Social Science, Vol. 11, No. 4.

Yayasan Semai Jiwa Amini.2008. Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo

Dokumen terkait