• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan.

BAB II

PROFIL INSTANSI / LEMBAGA

A. Sejarah Perum BULOG Divre Sumut

Perjalanan perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No. 114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menegakkan eksistensi pemerintah baru.Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39 tahun 1969 tanggal 21 januari 1969 dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan kemudian direvisi kembali melalui Keppres No.39 tahun 1987, yang dimaksudkan untuk menyongsong tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas pangan yang multi komoditas. Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres No. 103 tahun 1993 yang memperluas tanggung jawab BULOG mencakup koordinasi pembangunan pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu ketika kepala BULOG dirangkap oleh menteri Negara urusan pangan.

Pada tahun 1995, keluar Keppres No. 50, untuk menyempurnakan struktur organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas pokok, funsi serta peran BULOG. Oleh karena itu, tanggung jawab BULOG lebih difokuskan pada peningkatan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan pangan. Tugas pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka

menjaga kestabilan harga bahan pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan kebijaksanaan umum pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan dikeluarkannya Keppres No. 45 tahun 1997, dimana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi dan tinggal beras dan gula. Kemudian melalui Keppres No. 19 tahun 1998 tanggal 21 januari 1998, pemerintah mengembalikan tugas BULOG seperti Keppres No. 39 tahun 1968. Selanjutnya melalui Keppres No. 19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas BULOG kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambil oleh pemerintah dengan pihak IMF yang tertuang dalam letter of intent.

Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya untuk menangani komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dikelola selama ini dilepaskan ke mekanisme pasar. Arah pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha mulai terlihat dengan terbitnya Keppres No. 29 tahun 2000, dimana didalamnya tersirat BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak dibidang jasa logistic disamping masih menangani tugas tradisionalnya. Pada Keppres No. 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah melaksanakan tugas pemerintah dibidang manajemen logistic melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras (mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah-HPP), serta usaha jasa logistic sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Arah perubahan tersebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No. 166 tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian diubah lagi dengan Keppres No. 03 tahun 2002 tanggal 7 januari 2002 dimana tugas pokok BULOG

masih sama dengan ketentuan dalam Keppres No. 29 tahun 2000, tetap dengan nomenklatur yang berbeda dan member waktu masa transisi sampai dengan tahun 2003. Dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah RI No. 7 tahun 2003 BULOG resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum) BULOG.

1. Visi Perum BULOG Divre Sumut

Terwujudnya perusahaan yang handal dalam pencapaian ketahanan pangan nasional.

2. Misi Perum BULOG Divre Sumut

a. Memenuhi kecukupan bahan pangan pokok secara aman, bermutu, stabil dan terjangkau.

b. Mewujudkan SDM professional, jujur, amanah dan menerapkan prinsip– prinsip Good Corporate Governance (GCG) dibidang pangan.

B. Tujuan Perum BULOG Divre Sumut

Adapun tujuan Perum BULOG Divre Sumut, yaitu :

Turut serta membangun ekonomi nasional khususnya dalam rangka pelaksanaan program pembangunan nasional di bidang pangan.

C. Jenis Usaha / Kegiatan

D. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Perum BULOG Divre Sumut adalah sebagai berikut :

Sumber :Perum BULOG Divre Sumut (2014)

Struktur Organisasi Perum BULOG Divre Sumut

KEPALA ASISTEN BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA BIDANG ADMINISTRASI DAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN PUBLIK SEKSI INDUSTRI DAN PERDAGANGAN SEKSI SDM DAN HUKUM SEKSI PENGADAAN SEKSI ANALISA HARGA DAN PASAR SEKSI JASA SEKSI TATA USAHA DAN

UMUM SEKSI

PERSEDIAAN DAN

ANGKUTAN TEKNOLOGI SEKSI

INFORMASI SEKSI HUBUNGAN MASYARAKAT SEKSI PERAWATAN KUALITAS SEKSI KEUANGAN SEKSI PENYALURAN SEKSI AKUNTANSI SUB DIVISI REGIONAL KANTOR SEKSI LOGISTIK UPT PENGOLAHAN GABAH/BERAS GUDANG

E. Job Description 1. Kepala / pimpinan

a. Memimpin Divre sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku

b. Membina sumber daya Perum BULOG di lingkungan Divre

c. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelayanan publik, perencanaan dan pengembangan usaha, adminsitrasi dan keuangan

d. Melaksanakan kerja sama dengan badan usaha lain atau instansi pemerintah

2. Bidang Pelayan Publik

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengadaan gabah/beras b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pemantauan dan analisa

harga dan pasar

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan persedian dan angkutan

d. Merencankan dan mengkoordinasikan kegiatan perawatan kualitas dan pemberantasan hama serta pengelolahan komoditi pangan

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan pemerintah serta masyarakat umum dan khusus

3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan perencanaan dan pengembangan industri dan pengelolaan serta perdagangan komoditi pangan dan non pangan

b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan pengembangan usaha jasa pergudangan, angkutan dan pembongkaran, suvey dan perawatan serta usaha jasa lainnya

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan pengembangan pemeliharaan sarana dan dukungan teknologi informasi

4. Bidang Administrasi dan Keuangan

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan administrasi sumber daya manusia, urusan hokum dan klaim

b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan surat menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat, kerumahtanggaan dan pengelolaan pengadaan, pemeliharaan perlengkapan sarana kantor, rumah dinas jabatan, mess, pergudangan dan inventaris serta penghapusan

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kehumasan

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan anggaran, administrasi pembiayaan dan verifikasi

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan, neraca, laporan pertanggungjawaban keuangan dan hubungan rekening antar kantor.

F. Kinerja Usaha Terkini

Adapun kinerja usaha terkini Perum BULOG Divre Sumut adalah : 1. Melakukan impor gula untuk menjaga stabilitas harga (selain menjaga

stabilitas beras).

2. Membangun anak perusahaan JPLB (jasa prima logistik bulog). 3. Membangun usaha retail bulog mart.

G. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan BULOG mengembangkan bidang PPU (perncanaan dan pengembangan usaha).

BAB III PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI 1. Pengertian Komunikasi

Suatu alasan penting untuk mempelajari komunikasi organisasi menurut Rogers (2008:187) adalah terjadinya komunikasi sangat bergantung pada struktur organisasi. Suatu struktur organisasi cenderung mempengaruhi proses komunikasi. Dengan demikan, komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya.

Menurut Katz dan Khan (2008:185), “Komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi, atau masyarakat.

Dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa komunikasi sangat berperan di dalam suatu organisasi. Adapun organisasi itu sendiri merupakan kumpulan orang-orang yang selalu membutuhkan berkomunikasi dengan sesamanya.

2. Fungsi Komunikasi

Sofyandi dan Garniwa (2007:157) menyatakan komunikasi di dalam organisasi penting sekali dan dapat dipakai untuk melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi kontrol

Komunikasi dapat dipakai untuk mengontrol atau mengendalikan perilaku anggota organisasi dalam berbagai acara.

b. Fungsi motivasi

Komunikasi dapat dipakai sebagai cara untuk menjelaskan bagaimana pegawai seharusnya bekerja agar dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. c. Fungsi informasi

Pengambilan keputusan dalam organisasi memerlukan informasi. Komunikasi berfungsi menyediakan informasi yang berguna bagi individu atau kelompok untuk membuat keputusan yang dikehendaki.

3. Macam Komunikasi

Berdasarkan sifatnya komunikasi organisasi terbagi dua Sofyandi dan Garniwa (2007:160), yaitu :

a. Komunikasi formal

Komunikasi formal mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur organisasi.

b. Komunikasi informal

Komunikasi informal, arus informasi sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing – masing pribadi yang ada dalam organisasi tersebut. Proses hubungannya tidak mengikuti jalur struktur formal.

Proses komunikasi dalam struktur formal tersebut pada hakikatnya dapat dibedakan atas tiga dimensi, yaitu :

a. Dimensi vertikal

Dimensi vertical yaitu komunikasi yang mengalir dari atas ke bawah dan sebaliknya.

b. Dimensi horizontal

Dimensi horizontal yaitu pengiriman dan penerimaan berita atau informasi yang dilakukan antara berbagai pejabat yang mempunyai kedudukan yang sama. Komunikasi ini sebagian dapat dilakukan secara tertulis dan sebagian lain dapat dilakukan secara lisan.

c. Dimensi luar organisasi

Dimensi komunikasi ini timbul sebagai akibat dari kenyataan bahwa suatu organisasi tidak dapat hidup sendirian. Karena itu organisasi membutuhkan berkomunikasi dengan pihak luar yang berada dalam lingkungannya tersebut.

4. Hambatan dalam komunikasi

Menurut Robbins (2007:164) ada beberapa hambatan dalam komunikasi, antara lain :

a. Penyaringan (filtering)

Yaitu komunikasi yang dimanipulasi oleh pengirim sehingga terlihat lebih bersifat menyenangkan si penerima.

b. Persepsi selektif

Yaitu keadaan dimana penerima pesan di dalam proses komunikasi melihat dan mendengar atas dasar keperluan, motivasi, latar belakang pengalaman, dan ciri-ciri pribadi lainnya.

c. Bahasa

Kata-kata memiliki makna yang berbeda antara seseorang dengan orang lain. Umur, pendidikan, lingkungan kerja, dan budaya adalah hal-hal yang secara nyata dapat mempengaruhi bahasa yang dipakai oleh seseorang.

Jenis-jenis komunikasi yang terdapat di Perum BULOG Divre Sumut yaitu:

a. Komunikasi internal

Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor atau organisasi. Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan atasan dengan atasan. Komunikasi internal dibagi menjadi dua yaitu :

1.1.Komunikasi formal

Komunikasi formal adalah komunikasi yang terdiri dari memorandum, nota intern, surat, fax, email dan komunikasi yang dilakukan pada saat rapat.

1.2. Komunikasi informal

Komunikasi informal adalah komunikasi yang terdiri dari komunikasi yang dilakukan secara langsung terhadap atasan kepada bawahan, bisa melalui telpon maupun sms.

b. Komunikasi eksternal

Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang berlangsung antara pemimpin atau orang maupun kelompok yang mewakilinya dengan publik sasaran yang meliputi masyarakat sekitar, organisasi, instansi pemerintah, konsumen, dan pelanggan. Komunikasi eksternal dapat dilakukan melalui konferensi pers, dan surat resmi yang akan dikirimkan keperusahaan lainnya.

B. BUDAYA ORGANISASI 1. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi menurut (Robbins:2008:256-266). Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif.

2. Karakteristik Budaya Organisasi

Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi menurut (Robbins:2007:256:257).

a. Inovasi dan keberanian mengambil resiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan mengambil resiko.

b. Perhatian dalam hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, perhatian pada hal-hal detail.

c. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

d. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.

e. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada invidu-individu.

f. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.

g. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan oraganisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

3. Fungsi-fungsi Budaya

Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi menurut (Robbins: 2008:226).

a. Batas

Budaya berperan sebagai penentu batas-batas. Artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.

b. Identitas

Budaya memuat rasa identitas suatau organisasi. c. Komitmen

Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada kepentingan individu.

d. Stabilitas

Budaya meningkatkan stabilitas system social karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara

menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.

e. Pembentukan sikap dan perilaku

Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.

4. Tipe-tipe Budaya Organisasi

Tipe budaya organisasi menurut Kreitner dan Kinicki (2006:85) mengemukakan adanya tiga tipe umum budaya organisasi yaitu:

a. Constructive culture

Dimana pekerja didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan bekerja pada tugas dan proyek dengan cara y6ang akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyakinan normatif terkait dengan prestasi, aktualisasi diri, dorongan kemanusiaan, dan afiliasi.

b. Passive-defensive culture

Mempunyai karakteristik menolak keyakinan bahwa pekerja harus berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang tidak menantang keamanan kerja mereka senidiri. Budaya ini memperkuat keyakinan normatif dikaitkan dengan penilaian, kebiasaan, ketergantungan dan penghindaran.

c. Aggressive-defensive culture

Mendorong pekerja mendekati tugas dengan cara memaksa dengan maksud melindungi status dan keamanan kerja mereka. Tipe budaya ini lebih mempunyai karakteristik keyakinan normatif mencerminkan oposisi, kekuatan, kompetitif dan perfeksionis.

Perum BULOG Divre Sumut memiliki tipe budaya organisasi yaitu Constructive culture yaitu dimana pekerja didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan bekerja pada tugas dan proyek dengan cara yang akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya organisasi ini sering disebut budaya organisasi bisnis atau perusahaan.

Adapun pembentuk budaya organisasi yang diterapkan pada Perum BULOG Divre Sumut adalah :

a. Struktur organisasi berbentuk lini dimana bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.

b. Logo organisasi mempunyai filosofi dan arti tersendiri yang dapat menjadi ciri organisasi.

c. Bentuk gedung, bentuk gedung bebas namun terdapat logo sebagai identitas organisasi.

d. Pakaian dinas, karena merupakan BUMN maka bentuk dan model relatif sama yang membedakan hanya loga dan nama instansi di pakaian tersebut. e. Kegiatan utama perum bulog adalah pengadaan dan penyaluran beras

f. Perum Bulog menyediakan stok beras berupa CBP yaitu cadangan beras pemerintah untuk penanggulangan keadaan darurat.

g. Tujuan perum bulog sebagai buffer stock agar harga beras stabil.

C. KEPUASAN KERJA 1. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan atau pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting Luthans (2006:243). Ada 6 dimensi yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, antara lain pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan, kelompok kerja, dan kondisi kerja.

Kepuasan kerja adalah “sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima”. Robbins Wibowo (2007:299).

Kepuasan kerja (job satisfication) menurut Sunyoto (2012:26) adalah “keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana karyawan memandang pekerjaannya”.

Artinya, kepuasan kerja merupakan cerminan perasaan karyawan terhadap pekerjaannya. Gaji yang berdasarkan upah layak, promosi yang adil, pengawasan, kelompok kerja dan kondisi kerja berdampak terhadap tingkat capaian kepuasan kerja yang dirasakan seseorang.

1. Teori Kepuasan Kerja

Jika dilihat dari teori kepuasan kerja, dibedakan menjadi: 1) Teori ketidaksesuaian (discrepancy theory), 2) Teori keadilan (equity theory), dan 3) teori dua faktor (two factor theory). Rivai dan Sagala (2009 : l856-857).

Teori ketidaksesuaian (discrepancy theory), pertama sekali di pelopori oleh Porter (1961). Rivai dan Sagala (2009:856). Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga apabila kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka orang yang akan lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy yang positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.

Kepuasan kerja karyawan dilihat dari teori keadilan (equity theory), dikembangkan oleh Adams (1963), Zalzenik (1958), dan Locke (1969). Rivai dan Sagala (2009:856), prinsip teori ini adalah bahwa :

“Orang akan merasa puas tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity). Perasaan adil (equity) dan ketidak adilan (inequity) atas situai, diperoleh dengan cara mwmbandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, dan pemerintah dipengerahui oleh motivasi”.

Di dalam diri seseorang, ia memiliki kepuasan dan ketidakpuasan dalam pekerjaan, dua variabel yang tidak terjadi terus menerus, akan tetapi saling menekan satu dengan yang lainnya, jika kepuasan meningkat, maka nilai ketidakpuasan menurun, demikian sebaliknya.

Menurut Rivai dan Sagala (2009:856) menyatakan bahwa aspek kepuasan kerja terdiri dari :

a. Kepuasan kerja adalah kepuasan terhadap setiap perlakuan ysng mereka terima ditempat kerja, termasuk kepuasan terhadap evaluasi pekerjaan, seleksi, pemberian fasilitas dan tunjangan, insentif atau pemberhentian. b. Kepuasan kerja bukan merupakan konsep yang berdimensi tunggal,

melainkan yang satu, namun tidak puas dengan dimensinya yang lain. Dengan demikian, usaha untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi sumber kepuasan kerja akan berpengaruh pada kondisi-kondisi tertentu, termasuk perlakuan yang diterima di tempat kerja, juga evaluasi kerja, seleksi, dan pemberian fasilitas kerja, disertai tunjangan dan insentif bagi karyawan.

Hal-hal yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Perum BULOG Divre Sumut

1. Dari struktur organisasi yang tidak rumit.

2. Budaya organisasi tidak menyulitkan karyawan diperusahaan. 3. Aturan – aturan yang dibuat oleh perusahaan jelas.

4. Sistem kerja yang sudah tersistematis sehingga karyawan mudah melakukan pekerjaan.

5. Kesejahteraan dan kesehatan karyawan sangat diperhatikan oleh perusahaan.

Data yang di ambil dari hasil wawancara untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan Perum BULOG Divre Sumut. Hasil wawancara pada 10 orang

karyawan BULOG dari berbagai tingkat jabatan, sebagian besar menjawab mereka puas dikarenakan pelaksanaan pemberian kompensasi dan lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

Tabel : 3.1

Jenis dan Waktu Pemberian Imbalan Karyawan BULOG Terima

No Tengah Bulan Akhir Bulan Tahunan Sekali Selama Bekerja 1 Tunjangan Kerja

BULOG (TKB)

Gaji Pokok Insentif Kinerja - 2 Tunjangan Operasional Tunjangan keluarga - - 3 - Tunjangan Jabatan - -

Sumber : Perum BULOG Divre Sumut

Dan sebagian kecil menjawab kurang puas karena faktor kepemimpinan, jika pimpinan bagus tingkat kepuasan mereka juga tinggi. Kalau pimpinan tersebut mendukung mereka, maka mereka akan merasa nyaman bekerja di perusahaan tersbut.

Tingkat kepuasan kerja tersebut dilihat dari faktor jabatan, pimpinan dan lingkungan kerja, semakin tinggi tingkat jabatan semakin tinggi tingkat kepuasan, pimpinan yang baik akan memberikan kepuasan kerja karyawan dan akan lebih memberikan kenyamanan.

D. ANALISIS DAN EVALUASI

1. Analisis Terhadap Sistem Komunikasi

Untuk menciptakan komunikasi, pihak organisasi selalu menekankan pelaksanaan komunikasi untuk saling tukar menukar informasi pada setiap

kejujuran, dan itikad baik dalam menciptakan informasi yang dianggap merupakan modal dasar dan modal utama untuk membina hubungan komunikasi yang baik.

Jenis komunikasi di Perum BULOG Divre Sumut terbagi dua, yaitu : a. Komunikasi internal

Komunikasi internal terbagi menjadi dua, yaitu :

Komunikasi formal dan informal. Di dalam perusahaan Perum BULOG Divre Sumut komunikasi formal terdiri dari memorandum, nota intern, surat, fax, email, dan komunikasi yang dilakukan pada saat rapat. Sedangkan komunikasi informal terdiri dari komunikasi yang dilakukan secara langsung terhadap atasan kepada bawahan, bisa melalui telepon maupun sms.

b. Komunikasi eksternal

Di dalam perusahaan Perum BULOG komunikasi eskternal dapat dilakukan melalui konferensi pers, dan surat resmi yang akan dikirimkan keperusahaan lain.

2. Analisis Terhadap Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna tersebut adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Perum BULOG Divre Sumut memiliki tipe budaya organisasi Constructive culture yaitu tipe organisasi ini sering disebut organisasi bisnis atau perusahaan. Dalam organisasi bisnis,

pemilik menerima keuntungan dan ekonomi terbesar. Adapun contoh yang dapat di ambil adalah, perdagangan, penyaluran, dan jasa.

3. Analisis Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan kerja merupakan hasil dari persepsi karyawan atau pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan mereka dan memberikan hal yang bernilai penting. Hubungan antara komunikasi dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja yaitu terletak pada cara atau metode yang dilakukan pemimpin dalam berkomunikasi terhadap bawahannya. Komunikasi yang dibangun secara fleksibel dan dinamika memberikan kenyamanan dan mengurangi tekanan bagi karyawan, dengan demikian visi misi perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan perusahaan.

Memberikan kenyamanan terhadap bawahan itu sangat berpengaruh terhadap kepuasan dan produktivitas kerja karyawan. Saat ini di Perum BULOG Divre Sumut dipimpin oleh seseorang yang memiliki metode atau cara khusus untuk menjangkau seluruh bawahannya. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan melakukan olahraga bersama yaitu sepak bola. Sepak bola adalah olahraga universal yang bisa mempersatukan semua karyawan. Dengan demikian komunikasi antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, atau bawahan dengan bawahan akan terjadi dengan mudah dan kondisi ini akan mempersatukan seluruh karyawan Perum BULOG Divre Sumut.

karyawannya. Sehingga karyawan merasa puas untuk bekerja diperusahaan tersebut. Jika pelaksanaan pemberian kompensasi dan lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, maka diharapkan kepada perusahaan agar dapat mempertahankan sekaligus meningkatkan posisi ynag baik tersebut.

Mengingat bahwa kompensasi yamg layak dan lingkungan kerja yang kondusif sangat berpengaruh kepada kepuasan kerja karyawan, maka perusahaan tidak boleh lengah dalam mengontrol segala kebutuhan dan semua hal yang berhubungan dengan karyawan. Hal ini dimaksudkan agar semangat

Dokumen terkait