• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kesimpulan

Setiap kebudayaan memiliki tradisi sendiri-sendiri dalam mengungkapkan rasa syukurnya dan memohonkan pengharapan kepada Yang Maha Kuasa. Daerah pantai dan daerah pegunungan memiliki cara sendiri-sendiri dalam mengungkapkan eksistensinya. Akan tetapi di atas semua itu ada hal yang bisa dikatakan memiliki persamaan yaitu sistem simbol yang selalu ada di dalam setiap upacara yang dilaksanakan. Setelah melihat pembahasan dalam bab-bab di atas, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah :

1. Tradisi bersih Desa (Ceprotan) berfungsi sebagai pengatur perilaku antar individu dan masyarakat. Berfungsi pula sebagai penata hubungan manusia dengan alam lingkungan, terutama pada yang Maha Tinggi. Tradisi bersih Desa (Ceprotan) berfungsi sebagai media sosial yang dapat digunakan sebagai alat atau sarana mengutarakan pikiran, emosional, kepentingan dan kebutuhan yang menjadi hajat hidup orang banyak.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan Tradisi bersih Desa (Ceprotan), yaitu intensitas keterlibatan warga masyarakat dalam pelaksanaan tradisi bersih Desa (Ceprotan) dari sebelum pelaksanaan tradisi, prosesi tradisi, hingga akhir tradisi serta dapat melestarikan dan mengembangkan tradisi bersih Desa (Ceprotan).

3. Aspek pendidikan moral (nilai) dari pelaksanaan tradisi bersih Desa (Ceprotan). Adalah mengenai ritual yang dilaksanakan. Ritual dalam pelaksanaan tradisi bersih Desa (Ceprotan) ini adalah pada saat melafalkan doa-doa yang dilakukan secara individu dan bersama-sama. Hal yang dapat dijadikan pelajaran dari pelaksanaan upacara ini adalah adanya kebersamaan tanpa memandang status sosial setiap individu, karena dihadapan Tuhan YME semua manusia sama. Suatu sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sebuah sistem budaya tidak pernah berhenti. Sistem budaya juga mengalami perubahan dan perkembangan, baik karena dorongan dalam maupun dorongan luar. Interaksi antara komponen-komponen budaya dapat melahirkan bentuk-bentuk simbol baru.

B. Implikasi

Tradisi bersih Desa (Ceprotan) merupakan kepercayaan warga masyarakat Sekar yang dilaksanakan setiap tahun. tradisi Bersih Desa (Ceprotan). Tradisi Bersih Desa (Ceprotan) merupakan peninggalan budaya para leluhur masyarakat Sekar. Warga masyarakat Sekar melaksanakan tradisi Bersih Desa (Ceprotan) dengan maksud, untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberi berkat dan kelimpahan pada tahun yang lalu, dan permohonan berkat dan pertolongan Tuhan pada tahun yang akan datang.

Tradisi Bersih Desa (Ceprotan) di Desa Sekar Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur mempunyai dampak positif dan dampak

negatif bagi warga masyarakat. Dampak positifnya adalah untuk memetri adat kebiasaan orang-orang tua yang sudah turun-temurun sebagai ucapan terima kasih, atas karunia-Nya sehingga pada tahun yang akan datang lebih baik daripada tahun ini. Dampak negatifnya apabila dijumpai masyarakat yang kurang memahami adanya pelaksanaan tradisi bersih Desa (Ceprotan) dikhawatirkan warga masyarakat mencampuradukkan agama dengan adat, sehingga keyakinan masyarakat terhadap agama akan pudar. Untuk itu dalam rangka menghindari pengaruh negatif. Warga masyarakat perlu membentengi diri dengan keimanan yang kuat serta mengembangkan kemampuan wawasan beragama, sehingga diperoleh hasil yang baik dalam pemaknaan sebuah ritual ataupun tradisi keagamaan.

Implikasi nilai pendidikan adalah dengan pelaksanaan tradisi bersih Desa (Ceprotan) di Desa Sekar Kecamatan Donorojo Jabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur diharapkan agar warga masyarakat Sekar lebih kritis dalam memahami tradisi Bersih Desa (Ceprotan) sehingga bisa menjadi suatu aset budaya yang dapat dilestarikan untuk memperkaya budaya bangsa Indonesia. Untuk melestarikan budaya hendaknya warga masyarakat Sekar kaum tua mensosialisasikannya kepada generasi muda yang merupakan generasi penerus, pergantian generasi nilai-nilai dasar yang menjiwai dan mengatur kehidupan berbangsa sebagai nilai vital yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh warga masyarakat.

C. Saran-saran

1. Prosesi pelaksanaan tradisi Bersih Desa (Ceprotan), hendaknya tetap dilestarikan untuk memperkaya budaya nasional.

2. Pemerintah daerah bersama warga masyarakat diharapkan terus melestarikan kebiasaan orang-orang tua yang sudah turun-temurun sebagai sarana yang efektif bagi pendukungnya untuk berinteraksi dan berkomunikasi sehingga menimbulkan kesatuan.

3. Pelaksanaan tradisi Bersih Desa (Ceprotan), bukan dilaksanakan guna menyekutukan Tuhan, melainkan sebagai sarana untuk mensyukuri nikmat pemberian Tuhan. Oleh karena itu warga masyarakat Sekar khususnya diharapkan mampu mengambil nilai-nilai positif yang terdapat dalam tradisi Bersih Desa (Ceprotan) tersebut.

4. Kewajiban bagi setiap generasi adalah untuk mempersiapkan generasi penerus lebih berkualitas, dan pada saatnya nanti generasi penerus benar-benar siap mengambil alih dan meneruskan tugas serta peranan generasi sebelumnya dan dengan demikian terjalinlah kelangsungan hidup dan eksistensi bangsa dari masa ke masa.

5. Saran kepada peneliti lain yang hendak meneliti obyek yang sama yaitu tradisi Bersih Desa (Ceprotan), supaya mengambil tema yang lain agar lebih inovatif sekaligus menambah khasanah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dhavamony, Mariasusai. 1995. Fenomelogi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakata: Gadjah Mada University Pers.

Fowler, James W. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMMP Press.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Kamadi. 1995. Upacara Bersih Desa di Donorojo (Kajaian Sosiologis Anropologis). (Skripsi Sarjana S1). Madiun: IKIP PGRI.

Koentjaraningrat. 1979. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. Koenjarningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Djambatan.

Marimba, Ahmad. D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al Ma`arif

Miles, B. Mathew, dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP.

Moleong, Lexy, J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

Mulder, Niels. 1983. Jawa – Thailand Beberapa Perbandingan Sosial Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ndraha, Taliziduhu. 1997. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka cipta.

R.I. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Sujarwa, 1998. Manusia dan Fenomena Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sumaryono. 2003. Upacara Bersih Desa di Desa Sekar Kecamatan Donorojo

Kabupaten Pacitan Berdasarkan Tinjauan Sosiologis Antropologis. (Skripsi Sarjana S1). Pacitan: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI.

Surakhmad, Winarno. 1985. Penelitian Ilmiah Dasar Metoda dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Sutrisno, Slamet. 1989. Sedikit Tentang Strategi Kebudayaan Nasional Indonesia. Yogyakarta: Liberty.

Sutopo, Heribertus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta: Pusat Penelitian Universitas Sebelas Maret.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax : 715 448 Surakarta 57102

Nomor : 342/FKIP/A6-II/II/2008 Surakarta, 25 Februari 2008 Lamp : -

Hal : Permohonan Menjadi Konsultan

Kepada : Yth. Dra. Sundari, SH. MH. Dosen FKIP UMS

Di Surakarta

Assalamu’alaikum Wr. WB.

Dengan ini Pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitan Muhammadiyah Surakarta, setelah mempelajari usul permohonan JUDUL SKRIPSI yang diajukan oleh :

Nama : Tri Utomo NIM : A 220 040 006 NIRM :-

Jurusan : Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : ASPEK PENDIDIKAN NILAI DALAM ELAKSAANAAN TRADISI BERSIH DESA (CEPROTAN) STUDI KASUS DI DESA SEKAR KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN TAHUN 2008.

Memandang perlu untuk menerima usul tersebut dengan maksud bahwa dalam rangka penyusunan , kami mohon dengan hormat Bapak/Ibu menjadi konsultan dengan catatan judul tersebut dapat direvisi.

Atas ketersediaannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Drs. H. Maryadi, M. A NIP. 131 602 728

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax : 715 448 Surakarta 57102

Nomor : 342/FKIP/A6-II/II/2008 Surakarta, 25 Februari 2008 Lamp : -

Hal : Permohonan Menjadi Konsultan

Kepada : Yth. Dra. Sri Arfiahi, SH. M. Pd. Dosen FKIP UMS

Di Surakarta

Assalamu’alaikum Wr. WB.

Dengan ini Pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitan Muhammadiyah Surakarta, setelah mempelajari usul permohonan JUDUL SKRIPSI yang diajukan oleh :

Nama : Tri Utomo NIM : A 220 040 006 NIRM :-

Jurusan : Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : ASPEK PENDIDIKAN NILAI DALAM ELAKSAANAAN TRADISI BERSIH DESA (CEPROTAN) STUDI KASUS DI DESA SEKAR KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN TAHUN 2008.

Memandang perlu untuk menerima usul tersebut dengan maksud bahwa dalam rangka penyusunan , kami mohon dengan hormat Bapak/Ibu menjadi konsultan dengan catatan judul tersebut dapat direvisi.

Atas ketersediaannya diucapkan terima kasih.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PACITAN KECAMATAN DONOROJO

DESA SEKAR

SURAT KETERANGAN

N o : 4 6 0 / 2 8 / 4 0 8 . 6 1 1 0 / 2 0 0 8

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, menerangkan bahwa

Nama : TRI UTOMO

NIM : A.220040006

Jurusan : PKn

Fakultas : FKIP

Universitas : Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Benar-benar telah mengadakan penelitian di Desa Sekar, dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul "Aspek Pendidikan Nilai Dalam Pelaksanaan Tradisi Bersih Desa (Ceprotan) Studi Kasus di Desa Sekar Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun 2008".

FOTO PELAKSANAAN TRADISI BERSIH DESA (CEPROTAN)

Gambar 1

Sambutan Kapala desa Sekar dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Gambar 2

Gambar 3

Tempat Sesaji dan Juru Kunci Tradisi Bersih Desa (Ceprotan)

Gambar 4

Buah Kelapa Muda yang Digunakan Untuk Melempar Dalam Tradisi Bersih Desa (Ceprotan)

Gambar 5

Para Pemuda Desa Sekar yang Saling Melempar Buah Kelapa Muda Dalam Tradisi Bersih Desa (Ceprotan)

Gambar 6

Para Pedagang, Penonton dan Sesepuh Desa Sekar Memasuki Arena Upacara

Gambar 7

Dokumen terkait